AnK SMU Binal

Itubandar.Com-Cerita Skandal 2017

Ketika itu saya masih berumur 16 tahun dan sedang duduk di bangku SMU swasta di kota Yogyakarta. Pada saat itu sekolah akan mengadakan camping bersama di daerah “P” yg merupakan hutan yg sangat lebat.
Singkat cerita setelah segala sesuatunya beres, kami segara berangkat pada jam 7 pagi. Setibanya di sana kami segera mendirikan tenda dan tentu saja saya ikut kelompok putri. Pak Candra yg merupakan pembina Pramuka di sekolahku keliling untuk mengecek ke tenda para siswa untuk memastikan lebih lanjut. jam 3 sore kami mengadakan upacara pembukaan yg dihadiri oleh kepala sekolah. Pembukaan itu berlangsung dgn meriah. Pada hari kedua acaranya adalah pengembaraan. Kami segera bersiap-siap untuk mengikuti acara tersebut. Selain route yg kami tempuh cukup jauh, pengembaraan itu pun dilakukan pada malam hari dan berakhir di sebuah tanah pemakaman. Katanya sich untuk pengetesan mental, ah.. saya tdk tahu lah.
Regu kami pun berangkat dgn berbekal senter, makanan sebagai bekal, serta baju hangat karena hawa disana sangat dingin sekali. Kami telah tiba di sebuah tanah pemakaman yg sangat luas dibanding tanah pemakaman yg ada di kota Yogyakarta. Pemakaman itu sampai memenuhi beberapa bukit saking luasnya. Disana kami disuruh masuk satu-persatu. Rasa takut kamudian menguasai diri saya, karena selain saya perempuan, pekuburan itu sudah sangat tua.
Setelah berjalan beberapa puluh meter, tiba-tiba sebuah tangan yg sangat kekar menarik tubuh saya dan yg satunya mendekap mulut saya, sehingga saya tdk dapat berteriak sedikit pun. Saya tdk dapat melihat sosok yg mendekap saya karena malam sudah terlalu gelap kecuali sinar temaram bulan purnama. Waktu itu waktu sudah sekitar jam 2 pagi. Saya dibawa jauh sekali hingga sampai ke sungai.
Tangan kekar itu lalu mengikat tangan saya dan menutup mata saya dgn kain. Saya mencoba berteriak, namun derasnya sungai membuat suara saya hampir tdk terdengar. Saya merasakan baju saya dibuka perlahan. Saya hanya dapat menangis tdk mampu berbuat apa-apa. Kemudian tangan kekar itu mulai membuka rok, membuat hawa dingin langsung menyergap tubuh saya dan saya langsung menggigil. Kemudian saya merasakan bibir saya dicium dam dilumat. Dalam keadaan panik seperti itu saya hanya dapat terdiam menangis dalam hati mengutuk keadaan yg membuat saya seperti ini.
Namun saya mulai berhenti menangis dan mulai merasakan kenikmatan ketika buah dada saya yg masih terbungkus BH diusap-usap dgn lembut, sementara bibir masih dilumat. Akhirnya libido saya mulai naik, saya mulai mengeluarkan lenguhan-lenguhan tertahan. Akhirnya ikatan tangan pun dilepaskan. Saya hanya dapat meraba tubuh yg kekar sedang menikmati tubuh saya.
“mmmpphhhh.. oh..!” hanya itu yg dapat keluar dari mulut saya ketika tangan itu mengusap memek yg masih tersembunyi di balik celana saya dalam dgn lembut.
Akhirnya penutup mata dibuka setelah saya mulai ‘jinak’. Namun alangkah kagetnya saya ketika saya ketahui kalau orang itu adalah Pak Candra, pembina Pramuka di sekolah kami.
“Pak..?” kata saya ketakutan.
“Tenang Sayang.. Bapak akan membawamu ke puncak kenikmatan yg belum pernah kau rasakan..!” kata Pak Candra mulai melepas kaitan BH.
Karena nafsu sudah merasuki tubuh ini, saya tdk menolak bahkan mulai melepas celana Pak Candra. Bagai tahanan yg sudah lama terpenjara, anunya Pak Candra tiba-tiba melonjak seakan hendak menghirup angin segar.
Pak Candra mulai mengelus payudara saya dgn mencubit puntingnya, kontan gairah saya langsung memuncak. Namun Pak Candra begitu pandai memainkan perasaan seorang wanita. Dia mulai menjilati payudara saya hingga saya kelojotan.
“mmmpphhhh.. Pak.. oh..!” hanya itu yg dapat keluar dari mulut ini, sementara tubuh saya mulai belingsatan.
Saya hanya mencengkram semak belukar karena tdk kuat menahan rasa geli dan nikmat yg tiada tara.
Pak Candra kemudian menarik celana dalam saya hingga saya sudah bugil total. Perlahan diusapnya memek saya yg mulai ditumbuhi bulu itu dgn lembut sekali.
“ooooggghhhh.., Pak.. nikmat Pak. Terusin Pak..!” kata saya yg ditanggapi Pak Candra dgn tersenyum menatap saya.

Gairah yg telah meledak ini membuat saya kehilangan akal sehat. Saya pun merasakan kenikmatan yg tiada tara ketika ada cairan kental mendesak keluar dari rahim saya. Mungkin itulah yg kata orang disebut orgasme. Ah.., saya tdk perduli, intinya saya langsung lemas bagai tdk bertulang.
Saya masih lemas ketika Pak Candra menyodorkan kemaluannya ke arah mulut saya. Dgn penuh nafsu saya mulai menjilati kemaluannya yg kira-kira panjangnya 21 cm dan berdiameter 5 cm itu. Otomatis gairah saya langsung naik, apalagi ketika Pak Candra menjilati memek saya. Kami sempat melakukan posisi 69.
“Ohh.., kau hebat Ra.. yaaa.., ouccch..!” desahnya.
“Bapak Ju.. ju.. ga he.. bat..! Uhh..!” balas saya.
“Bapak mau keluar Raya. Jangan dilepas ya..?” pRayaya sambil tetap melakukan kegiatannya pada kemaluan saya.
“Hh.., iya Pak.., Raya juga mau.. kel.. aahh..! Creettt.. creetttt..!” saya kembali mengalami orgasme untuk yg kedua kalinya bersamaan dgn Pak Candra.
Saat itu mulut saya serasa dipenuhi sperma Pak Candra yg terasa manis. Langsung saya telan saja semua sprema itu tanpa tersisa.
Pak Candra berbaring di samping tubuh saya sambil meremas kedua payudara saya. Kami berdua sama-sama lemas. Tapi belaian Pak Candra kembali membangkitkan gairah saya. Tangan saya perlahan mulai mengocok k0ntol Pak Candra yg mulai tegak. Kini kami sudah sama-sama bergairah kembali. Pak Candra membantu merenggangkan paha saya yg sudah pasrah menerima agresi kenikmatan Pak Candra.
“Tahan ya Sayang..! Mungkin ini agak sakit..,” kata Pak Candra menghibur saya.
“Udah Pak.., masukin saja..! Raya sudah nggak tahan nich..!” pinta saya tdk sabaran.
Perlahan Pak Candra mulai menyerang saya. Rasa sakit dan perih saya caba tahan dgn sedemikian rupa, tapi,
“Aawww.., Pak..! Sa.. kit..!”
Pak Candra kemudian menghentikan serangannya untuk memberikan kesempatan kepada saya untuk menarik napas sebentar.
Tiba-tiba,
“Zleebbb..! Aauwww..!” pekik saya.
Seluruh k0ntol Pak Candra telah menembus keperawanan saya, rasanya nyeri sekali.
Perlahan-lahan Pak Candra mulai mengayunkan kemaluannya dgn teratur.
“Pak.., sakit..!” kata saya sambil menggigit jari.
Namun Pak Candra seakan tdk mendengarkan perkataan saya, dia terus saja menggenjot kemaluan saya yg kesakitan. Namun setelah agak lama, saya tdk lagi merasa sakit karena telah berganti dgn rasa nikmat.
“Ohh.., Pak. Nikmat Pak..! Terus Pak..! Ohh..!” hanya itu yg dapat saya ucapkan karena kenikmatan telah menguasai diri saya malam itu.
Tiba-tiba saya merasakan dorongan yg mendesak dari dalam rahim saya ini. Rupanya saya akan orgasme lagi.
“Pak.., Raya mau keluar nih..!” kata saya memelas.
Tapi Pak Candra tdk menggubris saya, dia terus menggenjot pantatnya hingga saya mengalami orgasme yg ketiga kalinya. Kaki saya melingkar di pinggang Pak Candra memaksanya menghentikan kegiatannya.
Hingga ketika saya mulai melemaskan kaki ini, Pak Candra kembali melaksanakan kegiatannya. Rupanya dia belum Orgasme. Dia terus menggenjot tubuh saya hingga saya belingsatan bagai cacing kepanasan.
“Oh.., terus Pak..! Nikmat sekali..!” ceracau saya yg membuat Pak Candra tambah bergairah.
“Raya.. Bapak mau keluar nich..! Dikeluarin di dalam.., atau di luar saja..?”
“Oh.., di dalam saja Pak.., Raya juga mau keluar nih..!”
Pak Candra semakin mempercepat genjotannya, sedang saya menggoyang-goyangkan pantat ini di atas batu sugai dgn gerakan memutar.
Hingga akhirnya,
“Pak.., Raya mau keluar..!”
“Bapak juga Sayang..!” kata Pak Candra sambil mempercepat ayunan pantatnya.
Tangannya meremas payudara saya dgn keras membuat saya tambah belingsatan.
“Creettt.., crettt..!” kami orgasme lagi dalam waktu yg bersamaan.
Terasa hangat sperma Pak Candra di dalam memek saya. Kemudian tanpa mengeluarkan kemaluannya, Pak Candra terbaring lemas menindih tubuh saya yg bersimbah keringat. Udara pagi yg dingin telah kalah oleh gairah tubuh yg membara. Pak Candra mencium bibir saya lagi.
“Hosh.. hosh.. kamu hebat Sayang. Hosh-hosh..!” kata Pak Candra memeluk tubuh yg mungil ini.
“Bapak juga hebat.” kata saya membalas ciuman Pak Candra.
Pada saat itu saya baru menyadari kalau saya sudah tdk perawan lagi. Tapi toh saya tdk menyesal bercumbu dgn Pak Candra. Dia memang laki-laki yg perkasa.
Tdk terasa waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi. Saya mandi bersama Pak Candra di sungai yg dingin. Pak Candra masih sempat membuat saya orgasme sekali sebelum kami pulang ke bumi perkemahan.
 Sejak saat itu setiap ada kesempatan, saya dan Pak Candra pasti melakukannya lagi. Saya benar-benar ketagihan. Itulah pengalaman saya yg tdk akan pernah saya lupakan. Hingga saat ini pun saya dgn pacar saya sering melakukan hubungan badan.