Akibat Cubit- Cubitan

Itubandar.Com-Cerita Mesum 2017

Namaqu Robert, usia 28 tahun, telah bekerja dan belom berkeluarga. Bisa dibilang cukup mapan, karena pekerjaanku hanyalah dirumah dan melayani biro penjualan bahan aneka tambang. Nah karena besarnya klien yg aqu supply membuat aqu sering berpetualang didunia perlendiran dgn alasan mempererat hubungan bisnis yg aqu miliki. Hal ini membuatku berpengalaman dalam menangani perempuan-perempuan dan sering kami melaqukan hubungan sex jika telah horny. Maklum Gan, rumah, aqu telah punya sendiri dan jauh dari ortu.
Nah inilah awal pertualangan aqu ketika saat ada pembantu yg bernama Lis(samaran) dirumah. Awalnya karena sering harus keluar kota dan pulang malam, membuat aqu harus memperkerjakan pembantu baru, lagian Mbok tua yg lama juga pensiun karena mengasuh cucu. Waktu bertemu di biro pembantu aqu melihat wajahnya kaya Jupe, tapi coklat kehitaman kulitnya, tapi tubuhnya mantab Gan, dada 38, umur baru 16 tahun. Jadilah aqu pinang perempuan montok ini untuk bekerja dirumah.Setelah sebulan bekerja, Lis rupa-rupanya orang yg supel dan gampang bergaul, enak diajak ngomong, sering juga aqu ajak ke mall berbelanja, apalagi Lis suka kadangkala menggoda aqu.
“Pak Robert(panggilan aqu) tadi malam ngapain sama Mbak Nita haayooo, kok acak-acakkan kamarnya”, katanya.
“O, tadi malam aqu main gulat sama dia, kamu kecil-kecil kok mau ikutan, huss digedein dulu dadanya sana.”
“ Uda gede kok” katanya sambil mendekat mencubit puting susu aqu. Dalam hati aqu berpikir kok perempuan ini mulai berani ya. Apa doyan ngesex kali? Hari-hari berikutnya Lis jadi makin berani dan manja sama aqu, maklum hanya kami berdua saja yg ada dirumah. Dia jadi makin suka mencubit tak cuma dada aqu, putting susu aqupun kerap jadi sasaran. Wah aqu jadi gerah pengin meraba-raba tubuhnya, apalagi memegang buah dadanya yg besar dan kencang itu. Tapi aqu harus memastikan Lis juga mau diajak, jadi mulailah aqu mempersiapkan strategi jitu.
Hari-hati kemudian aqu mulai membalas setiap cubitan yg Lis laqukan dgn mesra kearah pinggangnya karena disitulah letak titik geli kebanyakan perempuan, hingga suatu hari tiba-tiba aqu meremas buah dadanya dari luar pakaian kulot(daster yg terdiri dari atasan dan bawahan celana). Lis terperangah dan berkata :
”Bapak mulai nakal ya”,
“Habis aqu dinakali duluan ama kamu”, kata aqu sambil tersenyum.
Tiba-tiba Lis menyerang kembali dgn cubitan yg lebih ganas kearah putting susu aqu lagi dan aqu hanya membiarkan dan kembali bukan lagi meremas tapi telah memegang buah dadanya. Keadaan ini rupa-rupanya membuat nafas Lis jadi tak karuan, aqu melihat dia agak menikmati remasan dan berusaha menghindar dgn berlari kearah salah satu kamar kami. Aqu tak menyia-nyiakan kesempatan ini dan langsung mengejarnya dan menubruknya diatas ranjang dgn posisi aqu diatas dan dia dibawah. Aqu pura-pura mengelitik hingga Lis tertawa geli sambil mulai menjelajahi perut dan pinggangnya dari balik pakaiannya. Ditengah-tengah kondisi seperti ini ternyata membuat kemaluan aqu jadi menegang hingga menekan kemaluan Lis dari balik pakaian.
Kondisi ini aqu menfaatkan untuk menekan kearah kemaluannya dgn berlahan-lahan dari balik celana dasternya berulang-ulang sambil terus menggelitik kearah buah dadanya. Lis ternyata kebingungan dalam menghadapi serangan ini, antara geli dan kenikmatan yg mulai menjalar dari alat kelaminnya akibat kegesekan aqu. Aqu kemudian merekuh buah dadanya dan sambil terus menggesekkan kemaluan, Lis mulai menggumam
“Bapak, ah ah, Bapak ah ah” .
Rupa-rupanya, Lis telah mulai hanyut dalam kenikmatan dan pasrah bahkan ketika sodokan aqu tambah keras, mulut Lis mulai mengeluarkan erangan-erangan, apalagi ditambah remasan tangan aqu yg dgn leluasa mengeraygi kedua buah dadanya yg montok. Aqupun mulai melepasi satu persatu kancing pakaian daster dan mencopot bh Lis tanpa perlawanan apa-apa. Ketika terbuka aqu sungguh takjub, melihat kedua gunung yg besar dan terpampang indah, montok, ukuran 38 sejati, kulitnya yg berwarna coklat dan putingnya yg berwarna coklat kehitaman menjulang gagah seperti jarang dijamah orang. Secara refleks Lis berusaha menyilangkan tangannya dan menutupi kedua buah dadanya.
“Ah Bapak jangan, Lis malu,” Aqu justru memeluknya sambil berbisik ditelinganya
”Buah dadamu indah Lis”, lalu mulai menciumi leher perempuan ini sambil terus menggesekan alat kelamin kami meskipun masih memakai celana. Nafas Lis menjadi semakin tak teratur, bahkan ketika aqu mulai melepaskan kaosku, tangannya telah tak menutupi kedua susunya, tapi mulai memeluk dgn penuh napsu. Ciuman aqu dari leher mulai naik kearah bibirnya yg sensual kayak Jupe. Awalnya mulut Lis hanya terdiam, tapi ketika aqu mulai memakai lidah untuk mencium, mengkulum dan mengelitik lidahnya, mulailah Lis membalas ciuman dgn penuh hasrat.Mendapat tanggapan seperti ini, aqu mulai menyentuh kedua buah dadanya. Kenyal dan padat sekali, maklum Lis masih perempuan dan belom pernah punya anak. Tanganku mulai meremas dan menggesek-gesek putting Lis dgn berlahan-lahan, tangan Lis tiba-tiba ikut meremas-remas buah dada aqu seolah-olah minta perlaquan yg lebih. Ciuman dari mulut perlahan-lahan aqu turunkan ke lehernya dan mendekati buah dada Lis. Ketika tiba diatas dua gunung kemukus Lis, secara refleks, aqu menjulurkan lidah dan mempermainkan putting Lis dulu. Lis kembali mengerang dan menarik rambut aqu dgn penuh kenikmatan. Hal ini membuat jilatan aqu menjadi lebih liar dan berubah menjadi sedotan dan gigitan nikmat pada kedua putingnya. Mulut Lis mendesis menjadi tak karuan,
“Bapak, oh, enak sekali Pak, oh terus Pak,”
Tak puas sampai disitu saja, aqu mulai menurunkan tangan meraba perutnya masuk melalui celana dasterya. Ketika sampai diatas bukit kenikmatan Lis, aqu dapat merasakan adanya cairan yg telah membasahi CD nya.
“Lis, aqu buka ya celananya”, sambil terus melumat buah dadanya. Awalnya Lis mencoba untuk menolak, sambil memegang celana dasternya. Aqu menyadari Lis butuh jamahan yg lebih untuk merelakan celananya. Tak kurang akal aqu tetap sabar menciumi buah dadanya dan mulai menggunakan tangan untuk meningkatkan kenikmatan dgn mulai meraba daerah selangkangan perempuan ini. Mulai dari membelai pahanya dan meremas bokong yg padat perempuan ini. Hasilnya Lis mulai terbuai dgn kenikmatan lagi, apalagi ketika aqu mulai membelai Kemaluan nya dari luar CD. Tangan jariku mulai menggesek belahan mekinya, badan Lis menjadi bergerak mengikuti irama belaian jari-jari aqu diatas lobang kenikmatannya. Aqupun mulai berani memasukkan jari-jari melewati sela-sela celana dalam Lis, terasa lembab dan berlendir serta ada bau keperempuanan Lis yg mulai terasa. Tanganku mulai bergerilya mencari klitoris dan mulai mempermaiankannya.
“Ahh ….. aahh….hhhhmmmm….ssstttthhh “ Lis mengerang, mungkin seumur hidupnya belom pernah terangsang dgn demikian hebatnya. Gumpalan cairan kemaluan Lis semakin bertambah deras hingga, dgn tak sadar ternyata celana daster Lis telah tersingkap kebawah sebatas Cdnya. Aqupun tak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk menurunkan celananya beserta celana dalamnya hingga kebawah. Aqu tertegun melihat pemandangan ini, kemaluan yg masih jarang bulu-bulunya, dgn warna coklat, tapi masih sempit meskipun telah berair. Spontan aqu mendekarkan wajah untuk melihat lebih dalam, luar biasa, masih rapat, bibir-bibir kemaluannya masih bersih tanda jarang dijamah. Aqupun tergoda untuk menciumnya, dgn berhati-hati aqu mulai mencium bibir kemaluan Lis, mulai dari ciuman lalu berubah menjadi jilatan lobang kemaluan, ada terasa cairan asin yg mulai membanjiri kemaluan Lis dgn deras, kemudian naik perlahan-lahan hingga mencari klistorisnya. Saat bersamaan, Lis justru memegang dan mengempit kepala aqu.
“Pak…….ooouuuw, ssssstttt……enak sekali”.
Ada kenikmatan yg dasyat dari kemaluan Lis yg tak tertahankan naik keatas sarafnya. Tanpa sadar pinggul mulus Lis terhentak-hentak mengikuti jilatan lidahku. Lidahku semakin liar menjilati setiap lekukan kemaluan Lis, naik turun, kesamping bahkan ini ciuman sedotan kearah klistorisnya yg paling membuat Lis menggelinjang dan mendesah-desah penuh birahi menandakan hampir mencapai kepuasan. Seolah-olah tak mau tahu, lidah aqu justru semakin hebat menyapu klistoris Lis dgn dasyatnya. Lis kembali merintih dan mengejangkan pinggulnya dgn nikmatnya.
Saat itu tiba-tiba aqu menghentikan jilatanku dan mengarahkan kemaluanku memasuki kemaluan Lis. Tiba-tiba aqu terkejut karena meskipun telah basah kuyup, kemaluanku yg berukuran 15 cm masih kesulitan menemukan lobang kenikmatan Lis. Tak kurang akal, aqu kembali menggesekkan kemaluanku dan mulai membelah bibir kemaluan Lis yg rapat. Pelan-pelan aqu merasakan adanya celah dan dgn pelan-pelan aqu memompa kemaluan Lis. Lis, menjerit kecil ketika seluruh gagang kemaluanku memasuki seluruh liang kemaluannya.Terasa hangat dan sempit bahkan kemaluanku dapat merasakan otot-otot kemaluan Lis mencengkram dgn berdenyut-denyut. Aqu bergerak dgn semakin liar mendorong dan menarik gagang kemaluanku diatas tubuh Lis yg berkontrasi menyambut datangnya kenikmatan yg memuncak.
Terasa kemaluan Lis semakin licin, ditambah buah dadanya yg kenyal membuatku semakin mempercepat melesakkan gagang kemaluanku ke lobang kenikmatannya. Lis dgn mata terpejam, mengejangkan tubuhnya serta memelukku dgn erat,
” Aaahh, Bapak, mau muncrat Pak”. Lis mengalami orgasme, aqu merasakan ada cairan panas yg membasahi gagang kemaluanku. Aqupun juga telah tak mampu menahan lagi, kenikmatan yg kudapatkan dari jepitan kemaluan perempuan ini, terasa seperti mencengkram gagang kemaluanku, ada dua kenikmataan yg aqu rasakan waktu memasukkan kemaluanku, yaitu saat memasukkan kemaluan dan saat Lis berkontrasi seperti memilin kemaluan yg didalamnya, nikmat sekali.
Saat itu juga aqu mengerang dan mencabut kemaluanku serta memuntahkan seluruh ini sperma di perut Lis. Lis dgn terenggah-engah berkata :
”sudah ya Pak, nikmat sekali, kapan-kapan cubit-cubitan lagi ya”. Aqu tersenyum dan merebahkan diri disampingnya sambil menyelimuti kami berdua.
“Laen kali langsung saja, nda usah cubit-cubitan”.