Karena periode kepulangan suamiku dari tempatnya bekerja, membuat hubunganku dengan Budi agak terganggu. Otomatis selama 2 minggu lebih kami tidak melakukan pertemuan sejak hubungan sex pertama yg kami lakukan. Memang pernah sekali dia datang ke rumahku tapi itu hanya untuk menemani Santi adikku yg juga pacarnya.Selama 2 minggu itu, saya selalu terbayang-bayang bagaimana perkasanya Budi saat sedang menggauliku malam itu, bahkan saat sedang bercinta dengan suamiku, yg kubayangkan saat sedang menusukan penisnya ke memekku adalah Budi. Dan siang itu, setelah suamiku kembali ketempat dia bekerja, saya mendapat SMS dari Budi yg mengatakan bahwa dia sangat kangen padaku dan ingin bertemu di sebuah mall di kota kami. saya segera bergegas bersiap sambil mengkhayalkan apa yg akan kami lakukan siang ini.

Setelah turun taksi, saya segera menuju ke dalam mall yg cukup besar itu. Lalu saya menunggu di suatu tempat yg mana dari tempat itu kita akan bisa melihat hampir ke seluruh sudut ruangan. Saat sedang asyik memperhatikan orang-orang yg berlalu-lalang, ada tangan yg merangkul pinggangku dan disertai sebuah kecupan di pipi.
“Halo Kak Mia.. Apa Kabar aku kangen banget loh..” sapanya sopan.
“Baik.. Kangen ketemu.. Atau kangen yg lainya.. ” godaku.
“Ah kakak.. tau aja..” sahut Budi sambil meremas pelan bokongku.
Kemudian kami ngobrol-ngobrol sebentar untuk menghilangkan kekakuan. Berulang kali Budi memuji penampilanku saat itu yg katanya sperti anak-anak remaja, tetapi lebih mirip seorang perawan yg minta diperawani. saya tersipu malu dan langsung mencubit pinggangnya sehingga dia berteriak dan membuat beberapa orang yg lewat melihat ke kami.
Lalu Budi menarik pinggulku untuk segera beranjak pergi dari sana. Dengan mesra kulingkarkan tanganku ke pinggang Budi, sementara tangan Budi semakin sering meremas-remas sepasang bokongku yg terlihat kencang dibalut celana kain yg ketat. saya menunggu sebentar di luar mall, tak berapa lama kemudian Budi datang dengan motornya.
Lalu saya membonceng ke motor itu dan kedua tanganku melingkar ke pinggangnya sementara sepasang toketku menempel di punggung Budi yg lebar. Sepanjang di perjalanan, Budi terus bercerita bagaimana dia sangat ingin bertemu lagi denganku, sementara saya hanya berdiam menempelkan dadaku ke punggungnya. Begitu sampai di rumah kostnya, Budi memintaku naik duluan karena Budi masih harus memarkirkan motor. Beberapa pasang mata mengawasiku saat melangkahkan kaki ke kamar Budi, entah karena penampilanku atau karena saya pernah bermalam di sini. Setelah membuka pintu saya masuk dan menutupnya lagi, kuperhatikan seisi kamar masih rapi seperti terakhir kali saat saya berkunjung dan ngesex di sini.
Tak lama kemudian saya mendengar suara pintu dibuka lalu ditutup lagi, kemudian ada suara langkah kaki yg mendekat ke arahku. Kemudian sepasang tangan yg kokoh merangkul pinggangku, dan sebuah ciuman lembut mendarat di leherku. Kuletakkan tanganku di kedua tangan Budi yg sedang merangkulku, kemudian ciuman bibirnya bergerak ke arah sisi lain leherku. Perlahan tapi pasti rangsangan itu mulai merasuk ke tubuhku, ini kurasakan dari toketku yg mulai mengeras dan lubang memekku yg mulai basah.

“Buka matanya dong sayang..” bisiknya halus di telingaku.
Perlahan-lahan saya membuka kedua mataku, dan entah kapan ternyata Budi telah memindahkan posisiku yg kini menghadap ke arah cermin lemari pakaiannya. Di cermin itu saya menyaksikan bahwa tangan Budi telah sampai ke toketku, sementara baju yg kukenakan sudah tersingkap setengahnya. Lalu kedua tangan Budi mulai meremas-remas lembut sepasang toketku yg masih tertutup BH, mataku menyipit dan dari bibirku keluar suara desisan yg halus menikmati remasan tangannya pada toketku.
Lalu Budi melepaskan baju kaus yg masih menggantung di leherku sehingga kini tubuh atasku hanya mengenakan BH hitam yg kontras dengan warna kulitku yg putih kekuning-kuningan. saya merasakan di punggungku ada benda hangat yg bergerak turun dengan perlahan. Dengan giginya Budi membuka kaitan pada bagian belakang BH-ku, dan dengan gerakan yg halus akhirnya BH hitam itu lepas melayang jatuh ke lantai. Seperti dikomando, semua aktivitas Budi di tubuhku berhenti serempak.
“Kakak punya sepasang toket yg indah..” bisiknya di telingaku.saya melihat ke arah cermin dan bola mata Budi tampak sangat bersinar terbakar oleh kobaran api birahi.
“saya nggak Budi.. dan tak akan pernah bosan melihat.. menikmatinya..” bisik Budi sambil mencium pipiku.saya menjadi terharu mendengar perkataannya hingga rasa sayang dan hasrat birahiku semakin menjadi-jadi padanya.
saya bisa merasakan nafasnya mulai memburu. Dengan pasti bibir kami saling bertemu, pertama-tama hanya ciuman ringan. Kemudian mulai menjadi liar tak terkendali lagi, mataku kembali terpejam menikmati setiap sensasi-sensasi yg kualami. Kusambut serangan lidah Budi yg bergerak-gerak liar di dalam rongga mulutku. Selama beberapa saat lidahku dan lidah Budi bergulat bagai 2 naga langit yg sedang bertarung. Secara tiba-tiba Budi mencengkeram kedua toketku dengan keras hingga membuatku melenguh keras dan kakiku limbung seolah tanpa pijakan.
Entah mengapa ia melakukannya tapi itu memberikan sensasi luar biasa pada diriku. saya hanya bisa pasrah sambil tanganku meremas rambut Budi. Selama beberapa detik ia menahan posisi itu sehingga membuat nafasku mulai menjadi sesak, lalu secara perlahan dia melepas cengkeraman tangannya dan saya segera menghirup udara segar sepuas-puasnya. tangan Budi kembali bekerja dengan lembut di kedua buah toketku. Sesekali tangan nakal itu memilin-milin puting toketku kemudian meremasnya lagi dengan lembut, lalu puting toketku ditekan dan ditarik sampai membuatku menjerit pelan karena sensasi nikmat yg ditimbulkannya.
Sambil duduk di tepi kasur Budi memutar tubuhku hingga kini kami saling berhadapan, sementara kepalanya tepat berada di depan toketku yg telah mengeras dengan putingnya yg telah memerah. Sebuah senyum simpul terlukis di wajahnya, lalu dia membenamkan wajahnya di belahan kedua toketku. saya bisa merasakan hembusan nafasnya yg hangat di sana, kemudian seperti seekor anjing yg sedang mengendus bebauan, hidung Budi bergerak mengitari kedua toketku, ini menambah rasa geli dan nikmat yg kurasakan.
Akhirnya mulutnya memangsa salah satu puting toketku yg telah memerah dan mengeras. Di dalam mulutnya putingku mendapat serangan yg teramat dahsyat, lidah itu bergerak melingkar-lingkar di putingku sementara giginya menggigit-gigit halus toketku. Budi melakukannya bergantian pada kedua toketku. Dan ini sangat menyiksa batinku hingga kulampiaskan dengan menjambak rambut Budi yg gondrong ikal itu.
Kedua tangan Budi mulai turun ke arah bokongku dan mulai meremasnya dengan lembut. Hisapan, jilatan dan gigitan pada toketku, dan remasan pada sepasang bokongku yg kencang membuatku semakin tak dapat mengontrol diri. saya bisa merasakan bagaimana selangkanganku sudah sangat basah dan lembab, sementara belum ada tanda-tanda bahwa Budi akan segera menyelesaikan permainannya pada bagian-bagian sensitif pada tubuhku. Tangannya tetap asyik bekerja di bokongku dan mulutnya terus aktif memangsa sepasang toketku.
Ada rasa lega saat Budi mulai membuka resleting celanaku, dan saat ia memerosotkannya ke bawah tampaklah pemandangan yg pasti akan membuat setiap lelaki akan lupa diri jika melihatnya. CD putih yg kukenakan sudah sangat basah sehingga mencetak jelas apa yg ditampungnya di sana. Rambut memekku yg tebal karena belum sempat dicukur sudah basah oleh lendir yg keluar dari memekku dan mengeluarkan bau khusus yg merangsang.
“Wah sudah basah banget nih Kak.. Gimana dong.. ” godanya nakal.
“Kamu sich nakal.. Bikin kakak terangsang hebat.. Pokoknya kamu harus tanggung jawab San” bentakku pura-pura dongkol.
Budi hanya tersenyum mendengar jawabanku, dengan sekali sentak saya merasa melayg dan saat tersadar, tubuhku sudah terbaring di kasur tanpa ada benang yg melekat pada tubuhku. Lalu Budi naik ke atas kasur dan langsung menindih tubuhku. Dengan nakal dia mencium bibirku lembut dan saat saya ingin membalasnya, bibirnya sudah bergerak turun ke arah leher sampai akhirnya mendarat di dadaku. Di sini bibir itu berhenti sejenak untuk menetek pada sepasang toketku, setelah puas di sana bibir itu kembali bergerak turun. Dan ketika mulai menyentuh rambut kemaluanku, bibir itu kembali berhenti dan menjulurkan lidahnya untuk menjilat perbatasan antara bagian yg berambut dan yg tidak.
saya yg benar-benar telah terbakar oleh birahi jadi tak sabar. Kujambak rambut Budi dan kuarahkan kepalanya ke arah pangkal pahaku. Sebuah lenguhan panjang keluar dari sepasang bibirku saat lidah Budi menyentuh bibir memekku.
“Kakak cantik dan seksi sekali, Sayang..” katanya dngan suara parau pertanda bahwa dia juga sudah sangat terangsang.
Setelah itu Budi membentangkan kedua belah pahaku lebih lebar, kemudian kepalanya kembali tenggelam di selangkanganku. Tanpa membuang waktu, bibir Budi mulai melumat bibir kemaluanku yg sudah sangat basah. Tubuhku menggelinjang hebat, sementara kedua tangannya merayap ke atas dan langsung meremas-remas kedua buah toketku.
Bagaikan seekor singa buas ia menjilati memekku dan meremas toketku yg kenyal dan putih ini. Lidahnya yg hangat mulai menyusup ke dalam memekku. Tubuhku terlonjak dan bokongku terangkat ke atas saat lidahnya mulai mengais-ngais bibir memekku. Diringi desahan dan erangan dari bibirku, tanganku menarik kepala Budi lebih ketat agar lebih kuat menekan selangkanganku, sedangkan bokongku selalu terangkat seolah menyambut wajah Budi yg masih tenggelam di selangkanganku.
saya semakin megap-megap dan mengerang karena kenikmatan yg amat sangat dan sulit dilukiskan dengan kata-kata. saya menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan karena rasa geli dan nikmat ketika bibir dan lidah Budi menjilat dan melumat bibir kemaluanku. saya semakin melayg dan seolah terhempas ke tempat yg kosong. Tubuhku bergetar dan mengejang bagaikan tersengat aliran listrik. saya mengejat-ngejat dan menggelepar saat bibir Budi menyedot klitorisku dan lidahnya mengais-ngais dan menggelitik klitorisku.
“Akhh.. Akhh.. Ohh..” Dengan diiringi jeritan panjang akhirnya saya merasakan orgasme yg teramat nikmat.
Benar-benar pandai memainkan lidah si Budi ini, pikirku, hingga bokongku secara otomatis terangkat dan wajah Budi semakin ketat membenam di antara selangkanganku yg terkangkang lebar. Napasku tersengal-sengal setelah mengalami orgasme yg sangat hebat tadi. Lalu dengan tenang Budi membersihkan cairan kenikmatan yg masih terus mengalir keluar dari memekku, sementara saya masih menetralisir aliran nafasku yg tersengal-sengal setelah mencapai puncak orgasme yg luar biasa. Rasanya seluruh tubuhku remuk dan pegal, kemudian Budi pamit ke kamar mandi untuk berkumur sebentar.
Beberapa saat kemudian dia kembali sudah dalam keadaan telanjang bulat dan langsung berdiri di samping kepalaku dengan penisnya berdiri tegak menantang ke arahku. saya merinding melihat besarnya batang pelir milik Budi dan saat membayangkan bagaimana rasanya saat batang penis yg besar itu memasuki liang memekku. Hasrat yg sempat turun itu mulai naik lagi. Saat tanganku hendak memegangnya, Budi bergerak mundur hingga membuatku menjadi bingung.
“Hari ini biarkan saya saja yg muasin Kakak ya..” ucap Budi sambil duduk di tepi kasur.
“Maksud kamu.. Kakak nggak ngerti Bud.. ” tanyaku bingung.
“Hari ini saya pengen sepuasnya menikmati setiap inci tubuh Kakak” katanya tersenyum sambil membelai rambutku yg awut-awutan.
“Hari ini saya pengen membuat kakak mencapai kenikmatan.. Boleh ya Kak.. ” pintanya memelas.
“Ya udah.. Terserah kamu aja..” jawabku, walaupun sebenarnya saya tidak begitu paham dengan apa yg dia inginkan.
Kemudian dengan tersenyum Budi mencium keningku yg dilanjutkannya dengan mencium kedua mataku, lalu bibirnya mengecup hidung dan kedua pipiku. Setelah menggosok-gosokkan hidungnya dengan hidungku, bibirnya mengecup pelan bibirku. Dengan mesra saya melingkarkan kedua tanganku pada lehernya dan menariknya agar lebih puas, saya ingin menikmati permainan lidahnya dalam mulutku karena tadi saya merasa lidah itu terlalu cepat turun ke bawah. Lidah Budi mulai menari-nari di dalam rongga mulutku, dengan lihainya lidah itu menelusuri setiap sudut rongga mulutku seolah memiliki mata.
Sementara gerakan lidahku tidak dapat mengimbangi pergerakan lidah Budi yg sangat liar. Dan itu menimbulkan sensasi nikmat yg memabukkan. Apa lagi saat kedua tangan Budi mulai meremas-remas kedua buah toketku yg telah mengeras lagi. Toket berukuran 34B itu seakan tenggelam dalam genggaman tangannya yg besar. Budi lalu memegang penisnya dan ditusukkannya ke celah-celah bibir kemaluanku yg sudah sangat licin. Dengan lembut dia mendorong bokongnya sampai akhirnya ujung kemaluan Budi berhasil menerobos bibir kemaluanku hingga membuat tubuhku menggeliat hebat ketika ujung kemaluan yg besar itu mulai menyeruak masuk. Perlahan namun pasti rasa nikmat mulai kurasakan dari arah selangkanganku.
Kenikmatan yg kurasa betul-betul membuatku hampir berteriak histeris. Sungguh penis Budi luar biasa nikmatnya. Memekku serasa berdenyut-denyut saat menjepit ujung topi penis Budi yg bergerak maju mundur secara perlahan. Dia terus menerus mengayunkan bokongnya, sementara keringat kami berdua semakin deras mengalir dan mulut kami masih terus berpagutan.
“Akkhh.. Ssaann..” saya menjerit perlahan saat kurasakan betapa penis Budi menyeruak semakin dalam dan serasa begitu sesak memenuhi memekku.
Batang peluru kendalinya terasa berdenyut-denyut dalam jepitan liang memekku. Apa lagi lidah Budi yg panas mulai menyapu-nyapu seluruh leherku dengan ganasnya hingga bulu kudukku serasa merinding di buatnya. saya tak sadar saat Budi kembali mendorong bokongnya hingga penisnya yg terjepit erat dalam memekku semakin menyeruak masuk.
saya yg sudah sangat terangsang menggoyangkan bokongku untuk memperlancar gerakan penis Budi dalam memekku. Kepalaku bergerak-gerak liar merasakan sensasi hebat yg sedang kualami. Memekku semakin berdenyut-denyut dan ada semacam gejolak yg meletup-letup hendak pecah dari dalam diriku. Bless.., dengan perlahan tapi pasti penis yg besar itu melesak ke dalam lubang kenikmatanku. Memekku terasa penuh sesak oleh penis Budi yg besar itu.
“Hebat Kak.. Gak terasa kalau lubang kakak ini sudah dua kali ngeluarin anak..” puji Budi. Ini membuatku semakin merasa bangga dan bahagia.
Terasa kehangatan penisnya dalam jepitan memekku. Penis Budi mengedut-ngedut dalam jepitan lubang kenikmatanku. Kemudian dengan perlahan sekali Budi mulai mengayunkan bokongnya hingga kurasakan penisnya menelusuri setiap inci liang kenikmatanku. Ini menimbulkan sensasi yg teramat nikmat untukku. saya tak sempat mengerang karena tiba-tiba bibir Budi sudah melumat bibirku. Lidahnya menyeruak masuk ke dalam mulutku dan mencari-cari lidahku. saya pun membalasnya. Budi mendengus perlahan pertanda bahwa birahinya sudah mulai meningkat sementara gerakan penisnya semakin mantap di dalam memekku.cerita nyata gadis, cerita ngentot, cerita mesum, cerita dewasa dengan judul “saya dapat merasakan bagaimana batang penisnya yg keras menggesek-gesek dinding memekku. saya pun mengerang dan tubuhku bergerak liar menyambut gesekan penisnya. Bokongku mengangkat ke atas seolah-olah mengikuti gerakan Budi yg menarik penisnya dengan cara menyentak seperti orang memancing sehingga hanya ujung penisnya yg masih terjepit di dalam lubang kenikmatanku.
Lalu ia mendorong penisnya secara perlahan hingga ujungnya seolah menumbuk perutku. Budi melakukannya berulang-ulang. saya merasa ada semacam sentakan dan kedutan hebat saat Budi menarik penisnya dengan cepat. Gerakannya ini membuat napasku semakin terengah-engah dan merasakan kenikmatan yg terus naik dan tak tertahankan. Besarnya penis Budi membuat liang memekku terasa sempit. Sangat terasa sekali bagaimana nikmatnya penis Budi menggesek-gesek dinding liang memekku. Secara refleks saya pun mengimbangi genjotan Budi dengan menggoyang bokongku. Semakin lama genjotan Budi semakin cepat dan keras, sehingga tubuhku tersentak-sentak dengan hebat.
Slep.. slep.. slep.. demikian bunyi gesekan penis Budi saat memompa memekku.
“Akhh..! Akkhh..! Oohh..!” erangku berulang-ulang. Benar-benar luar biasa sensasi yg kudapatkan. Budi benar-benar menyeretku ke surga kenikmatan, saya kembali merasa seperti gadis perawan yg sedang melepaskan mahkotanya.
Tak berapa lama kemudian saya merasakan nikmat yg luar biasa dari ujung kepala hingga ujung kemaluanku. Tubuhku menggelepar-gelepar di bawah genjotan Budi. saya menjadi lebih liar dan menyedot-nyedot lidah Budi dan kupeluk tubuhnya erat-erat seolah takut terlepas.
“Ooh.. Oh.. Akhh..!” saya menjerit ketika hampir mencapai puncak kenikmatan.
Tahu bahwa saya hampir orgasme, Budi semakin kencang menggerakkan penisnya yg terjepit di liang kenikmatanku. Saat itu tubuhku semakin menggelinjang liar di bawah tubuh Budi yg kekar. Tak lama kemudian saya benar-benar mencapai klimaks.
“Oohh.. Aauuhh.. Oohh..!” jeritku tanpa sadar.
Secara refleks jari-jariku mencengkrram punggung Budi. Bokongku kunaikkan ke atas menyongsong penis Budi agar bisa masuk sedalam-dalamnya. Lalu kurasakan memekku berdenyut-denyut dan akhirnya saya merasakan sedang melayg, tubuhku serasa ringan bagaikan kapas. saya benar-benar orgasme!! Gerakanku semakin melemah setelah mencapai puncak kenikmatan itu. Budi lalu menghentikan gerakannya.
“Enak kan Sayang..” bisik Budi lembut sambil mengecup pipiku.
saya hanya terdiam dan wajahku merona karena rasa malu dan nikmat. Budi yg belum mencapai klimaks membiarkan saja penisnya terjepit dalam memekku. Budi sengaja membiarkan saya untuk menikmati sisa-sisa kenikmatan itu. saya kembali mengatur napasku, sementara saya merasakan penis Budi mengedut-ngedut dalam jepitan memekku.
Tubuh kami berdua sudah mengkilat karena peluh yg membanjiri tubuh kami berdua. Hanya kipas angin yg membantu menyejukkan kamar kost mesum itu. Setelah beberapa saat, Budi yg belum mencapai klimaks kembali menggerak-gerakkan penisnya maju mundur. Gerakannya yg perlahan, lembut dan penuh perasaan itu kembali membangkitkan birahiku yg telah sempat menurun. Kugoyangkan pinggulku seirama gerakan bokong Budi. Rasa nikmat kembali naik ke ubun-ubunku saat kedua tulang kemaluan kami saling beradu. Gerakan penis Budi semakin lancar dalam jepitan memekku.
saya yg sudah cukup lelah hanya dapat bergerak mengimbangi ayunan penis Budi yg terus memompaku. Budi semakin lama semakin kencang memompa penisnya. Sementara mulutnya tidak henti-hentinya menciumi pipi dan leherku dan kedua tangannya meremas sepasang toketku yg indah. Mendapat rangsangan tanpa henti seperti itu, nafsuku kembali merambat naik menuju puncak. Dapat kurasakan bagaimana kenikmatan mulai kembali menjalari seluruh tubuhku.
Bermula dari selangkanganku, kenikmatan itu menjalari putingku dan naik ke ubun-ubun. saya balik membalas ciuman Budi. Bokongku bergerak memutar mengimbangi penis Budi yg dengan perkasanya menusuk-nusuk lubang memekku. Gerakan Budi semakin liar dengan napas yg mendengus tak beraturan. Bokongku kuputar-putar, kiri-kanan semakin liar untuk menggerus penis Budi yg terjepit erat di dalam lubang kenikmatanku.
saya pun semakin tak bisa mengontrol tubuhku hingga kusedot lidah Budi yg menelusup masuk ke dalam mulutku. Tubuh Budi mengejat-ngejat seperti orang yg terkena setrum karena rasa nikmat yg luar biasa. Kemudian jeritan panjang memenuhi ruangan kost itu saat saya mencapai orgasme untuk yg kesekian kalinya. Sementara gerakan tubuh Budi mulai mengejat-ngejat tak beraturan.
“Ough.. Ough.. Ughh..!” Dengan napas yg terengah-engah, Budi yg berada di atas tubuhku semakin cepat menghunjamkan penisnya.
Lalu.. Croott.. Croott.. Croott.. Croott.. Croott.. saya bisa merasakan bagaimana penis Budi menyemprotkan air maninya dalam kehangatan memekku. Matanya membeliak dan tubuhnya berguncang hebat. Penis Budi pun mengedut-ngedut dengan kerasnya saat menyemburkan air maninya. saya bisa merasakan ada semprotan hangat di dalam sana, nikmat sekali rasanya. Kami mencapai puncak kenikmatan secara bersamaan.
“Teruss.. Sayannnggg.. Goyangg.. Sayanghh..!” dengus Budi.
saya membantunya dengan semakin liar memutar pinggulku. Setelah beberapa saat, tubuhnya ambruk menindih tubuhku dengan penis yg masih menancap pada liang memekku. Kurasakan ada cairan yg mengalir keluar dari memekku. Napas kami menderu selama beberapa saat setelah pergumulan nikmat yg melelahkan itu. Lalu kupeluk tubuh Budi yg basah oleh keringat, kuciumi seluruh wajahnya.
“Makasih ya Bud.. Kamu memang sangat perkasa.. Santi sangat beruntung memilikimu..” bisikku di telinganya.
“Kak Mia juga.. Jangan menolak kalau lain kali saya pengen bercinta lagi dengan kakak ya..” balasnya.
saya mengangguk perlahan.
15 menit kemudian aku membersihkan diri di kamar mandi sementara Budi masih berbaring mengatur napasnya. Saat memakai pakaian dan celana, Budi masih mencuri kesempatan untuk meremas kedua toketku dan mencium bagian belakang leherku. Atas permintaannya, BH dan celana dalam yg kupakai saat itu kuberikan pada Budi sebagai tanda mata bahwa hubungan kami tak akan berhenti sampai di sini saja.