Alhasil tinggallah diriku yang dilanda akan kesepian. Bila aq terbangun pagi hari, aq selalu termenung. Karena suasana rumah yang lumayan besar hingga aktifitas yang dikerjakan pembantu pembantuku nyaris tak terdengar, apalagi di dlm kamarku yang cukup besar. Malam haripun serupa, setelah pembantuku selesai beraktifitas mereka segera pergi tidur dlm waktu yang bisa dibilang masih sore.

Ketika mobil berhenti tepat di depan rumah, ku lihat Mona bergegas menghampiriku, lalu kami saling berpelukan sambil cium pipi kanan kiri.
“Wah wah wah wah tambah seksi dan cantik aja nih” kata Mona sambil menatapku dari atas sampai ke bawah.
“Ah, biasa aja, Lo sendiri jg tambah oke, perawatan di mana ? Gw pengen di pijit nih biar relax“. “
“Ah bisa aja deh, gw cuma luluran aja di rumah“.
“Kalo cuma mijit sih, Bagas jg bisa. Yang ngelulur en mijitin aq khan si Bagas. Do’i jago lho soal pijit memijit, di jamin ketagihan deh“.
”Bagas .. ? Siapa Bagas ?”
“Sopir pribadi gw, yang tadi ngejemput Lo. Sekarang loe mendingan ke kamar dulu aja deh, ntar biar gw suruh si Bagas ke kamar loe”

“Udah loe tenang aja, ntar gw temenin deh biar loe nggak risih”
Sesampainya dikamar, aq berbaring sejenak membayangkan Bagas yang akan memijitku, menyentuh bagian-bagian tubuhku yg telah lama sekali tidak disentuh oleh suamiku. Orangnya masih muda kira-kira umur 25 tahun, tinggi sekitar 177 cm, berat sekitar 70 kg, berkulit sawo matang tp bersih sehingga kelihatan macho, dgn potongan rambut rapi, sopan dan ramah terlebih sorot matanya yang tajam dan rahang yang memberikan kesan gagah. Apabila dlm setelan safarinya, terlihat seperti seorang bodyguard.Sehingga aq merasakan ada suatu getaran aneh dlm diriku. Seperti adrenalin yang bergejolak, membuatku darahku bergejolak, dan aqpun terbuai dlm lamunanku sendiri.
Tok…tok…tok… suara ketukan pintu membuyarkan lamunanku.
“Siapa ?”
“Bagas, bu“. Lalu aqpun bergegas melangkah dan membuka pintu. Ku lihat Bagas sdh berganti pakaian, dari setelan safari berganti dgn celana jeans dan kaos ketat tipis warna putih yang semakin memperlihatkan otot-otot lengannya yang kekar, jg six pack perutnya terlihat menonjol.
Aq sempat berpikir, kok seperti model iklan susu L-men, tadi kayak body guard. Hebat jg Mona nyari sopir pribadi, jangan-jangan dia sopir plus-plusnya Mona, tp segera ku tepis pikiranku.
“Silahkan masuk, lho.. bu Mona mana ?” tadi sedang menerima telpon, saya disuruh duluan, jawab Bagas dgn sopan. “Hmmmm, ya udah kamu tunggu sebentar aq ganti dulu.”
“Iya bu, permisi…“, jawabnya.
Lalu aq pun melangkah ke kamar terlihat seperti iklan Tropicana Slim, sebenarnya agak montok tubuhku dari kaca besar yang terletak di atas wastafel. Ku putar ke kiri dan ke kanan, benar jg apa yang di katakan sahabatku tadi. Tubuhku, walaupun sdh beranak 2 masih saja terlihat seksi, memang agak montok sedikit membuat terlihat lebih bohay.

Lalu kuperhatikan wajahku, meski ada sedikit keriput samar di daerah mata, tp menurutku wajahku masih cukup cantik.Karena di kala aq pergi shopping atau sekedar jalan-jalan di mall, banyak laki-laki termasuk remaja melirik ke arahku, bahkan ada di antara mereka bersiul-siul ke arahku. Ku lilitkan handuk di sekeliling tubuhku, lalu kurapikan rambutku, aq pun berjalan ke luar.
Ketika ku tutup pintu kamar mandi dari luar, Bagas bangkit berdiri dan menatapku. Ku lihat dia terpana melihatku yang hanya berbalut selembar handuk dgn rambut yang tergerai di bahu.
“kenapa Gas?”
“Eh, enggak bu. Ibu terlihat cantik sekali, mirip cerita bidadari yang di film-film.
“Aaah, kamu bisa aja Gas, pinter ngerayu. Udah brp pacar yang kena ama rayuanmu?” kataq sambil duduk di springbed. “Belum ada bu, saya belum punya pacar. Dulu wktu masih duduk dibangku sma pernah punya pacar, tp pas lulus langsung di nikahin sama bapaknya. Bapaknya gak mau anaknya pacaran sama orang miskin kayak saya. Ibu mau dipijit sekarang ?”
“Hmmmm, boleh deh” kataq sambil berbaring.
Bagas pun melangkah ke kasur sambil membuka tutup body lotion.
“Permisi bu“, lalu kurasakan tangan Bagas menyentuh telapak kakiku. Ada rasa geli dan nyaman ketika Bagas memijit telapak kakiku. Setelah beberapa menit, pijitan mulai naik ke betis dan setengah pahaq, karena separuh pahaq yang atas masih terlilit handuk.
Hmm, benar jg yg dibilang Mona, nyaman jg pijitannya. Tp koq Mona gak nongol-nongol, sahabatku itu kadang kalo nelpon bisa ber jam-jam lamanya, paling cepat 1 – 2 jam. -cerita hot terbaru- Ah terserahlah, aq udah gak peduli karena terhanyut dlm pijitan-pijitan Bagas, sehingga tanpa sadar aqpun terlelap.
Entah sdh berapa menit, tiba-tiba aq merasa ada yang memanggilku.
“Bu..bu..Melda“
“ya, ada apa Gas” jawabku dlm keadaan setengah sadar.
“Maaf, saya buka handuknya ya bu. Kakinya udah selesai dipijit, sekarang mau memijit punggungnya“
“Ya, silahkan” jawabku spontan.
Ketika tangan Bagas menyentuh bahu dan pundakku, kesadaranku mulai pulih. cerita sex nyata
Aq teringat keadaan saat ini, di mana Mona masih blm selesai menerima telepon. Sedangkan aq hanya berdua dgn Bagas, sedangkan tubuhku hanya bagian depan yang tertutup, karena aq berbaring tengkurap, sebagian dari buah dadaq yang tertekan pasti terlihat. Berbagai perasaan terbersit dlm hatiku, karena ini pengalaman pertamaq disentuh oleh laki-laki selain suamiku.
Biasanya aq selalu dipijit oleh perempuan, hal inilah yang membuatku menolak saat sahabatku menyarankan Bagas untuk memijitku Dgn pemijat segagah Bagas, dan jg setelah sekian lama aq blm melaqkan hubungan intim hal ini membuat hatiku berdebar-debar. Antara rasa malu dan nafsu yang mulai menghinggapi diriku.
Hilang sdh rasa nyaman, berganti dgn perasaan aneh yang perlahan muncul seiring dgn pijatan Bagas. Sehingga saat perasaan aneh itu sdh menguasai diriku, tanpa sadar aq mulai mendesis kala tangan Bagas mengenai daerah-daerah sensitifku.Dia mengurut dari pinggul bawah ke atas, lalu tangannya beralih menuju pundak, ketika tangannya menyentuh leherku, aq langsung menggelinjang antara geli dan nafsu.
Di situ merupakan daerah sensitif keduaq, di mana yang utama adalah clitorisku. Sehingga aq semakin liar mendesah dan tanpa sadar aq berbalik. Dgn napas tersengal-sengal ku buka mataq, kutatap Bagas yang menatapku dgn posisi berdiri diatas lututnya. Ku lihat peluhnya bercucuran sehingga kaosnya basah oleh keringat, membuat tubuhnya jadi semakin seksi. Aq sdh kehilangan akal sehatku, sehingga aq sdh tak ingat lagi bahwa tubuhku yang bugil kini terpampang jelas di hadapan Bagas.

Ketika tangan kiriku meraih kancing celana jeans nya, tangan kanannya menangkap tangan kiriku, lalu tangan kirinya meraih pinggangku. Sambil menarik pinggangku ke atas, dilumatnya bibirku. Ooohhhhh.. aq merasakan sentuhan yang berbeda dari yang pernah aq rasakan. Kubalas dgn melumat bibir bawahnya, lalu kurasakan lidahnya menerobos masuk ke dlm mulutku, kami saling melumat. Lalu aq dorong dia dan kurebahkannya dia sambil aq membuka kancing celana jeans nya.
Pemandangan itu sungguh erotis sekali di hadapanku, aq bangkit lagi dan ku elus celana dlmnya yang terlihat kepenuhan itu. Ku cium bagian atasnya, tak tercium bau kejantanannya, tampaknya dia cukup merawat miliknya itu. Ku kecup kepalanya sambil ku pelorotkan celana dlmnya. Oohh, gelegak nafsuku bertambah menggelora. Segera kumasukkan batang penisnya ke dlm mulutku, ku kulum keluar masuk, ku dengar desahan-desahan yang bikin aq semakin panas.
Ketika ku lihat ke atas, tampak dia terpejam menikmati kulumanku. Setelah ku kulum selama kurang lebih 10 menit, Bagas menghentikan gerakanku. Di lumatnya lagi mulutku sembari membaringkan aq di tempat tidur. Lalu dilumatnya leherku, sehingga aq kembali menggeliat liar.
”Mppphhhh.., Gas…” Ku cengkeram sprei tempat tidur, sementara tangan yang satu lagi mencengkram punggungnya. Tampaknya Bagas sdh mengetahui kelemahanku, dia segera berpindah untuk melumat buah dadaq. Lidahnya melumat habis kedua bukitku beserta ujung ujungnya. Sementara tangannya terus turun meluncur melalui perutku, sampai pada bukit kecilku yang berbulu tipis yang kini sdh semakin basah.
Aq memang selalu rajin mencukur bulu jembutku, karena aq suka memakai celana dlm G-string. Tangannya kini sdh mencapai lipatan meqiku, dan tersentuhlah clitorisku. Aq langsung tersentak, seperti terkena setrum ribuan volt.
“Mppphhhh….. Gas……” jeritku sambil meremas rambutnya.
Sementara tangan Bagas bermain di selangkanganku, lidahnya kini turun ke perutku, bermain sebentar di seputar perut lalu kembali turun ke meqiku. Kedua belah tangannya memegang kedua belah pahaq, sambil di pandanginya meqi ku yang basah oleh cairan kewanitaanku.
“Meqi bu Vina indah sekali..” perkataan itu seakan memberi suntikan gairah sehingga ku berkata dgn merintih
“ayo Gas.. jangan di liatin aja” langsung di benamkannya bibirnya ke dlm meqi ku, sementara hidungnya mengenai clit ku, sehingga aq langsung tersentak mendongak ke atas.
Di julurkannya lidahnya menyapu bagian dlm meqiku, sehingga aq merasa seperti ada yang menggelitiki meqiku itu.
“Mmmmphhhhh….terus Gas…..terus….” desahku sambil terus meremasi rambut di kepalanya.
Tangannya menggapai kedua belah payudaraq, sambil meremas-remas sesekali dia pilin-pilin kedua putingku. bikin aq menjadi bertambah liar, dan ku rasakan badai kenikmatan yang terus menggelora di dlm diriku. Sampai akhirnya saat bibir Bagas mengecup lalu menghisap clitoris ku, aq tersentak sedemikian hebatnya sambil menjerit
“Oooogghhhhhh…… wwaaannnn………” ku jepit kepalanya sambil kuangkat pinggulku tinggi tinggi, kedua tanganku menjambak rambutnya.
Bagas pun tak henti hentinya terus menusuki meqiku dgn lidahnya sembari memutarkan kepalanya, dihisap dan dijilatinnya hingga habis cairan yang keluar meleleh dari meqiku, aq pun serasa terbang di awan-awan.
Seketika itu tubuhku melemas, Bagas pun merangkak naik ke arahku, di peluknya diriku, di kecupnya keningku lalu dilumatnya bibirku. Aqpun membalasnya dgn melumat kembali bibirnya yang menurutku cukup seksi untuk dilumat. Kami saling bertatapan beberapa saat, aq serasa kembali menemukan sesuatu yang kini mengisi relung-relung hatiku yang sepi.
“Masukin penismu Gas, tp pelan-pelan dulu ya. Aq masih agak lemas nih” kataq dgn lirih di telinganya.
“Baik, bu.”
“Jgn panggil ibu terus ah, gak enak didengernya. Maukah kamu memanggilku sayang ?”
“Baik, sayang. Aq masukin ya.”
“Huum, tp pelan pelan lho” dan kurasakan kepala penisnya yang mengkilap merah menempel pada kemaluanku.
Ada rasa berdebar di hatiku, inilah kejantanan selain milik suamiku yang beruntung dapat memasuki liang senggama milikku. Kurasakan perih ketika kepalanya masuk sedikit di bibir lubangku
“Gass, pelan-pelannn.. agak perih nih.”
“Iya sayang, ini jg pelan kok.” Bagas kembali menekan pantatnya, dan penisnya kurasakan semakin menyeruak masuk ke dlm meqiku.
Aqpun spontan memeluk Bagas
“aakh..Gas….”
“tahan sedikit sayang!” Bagaspun menghentakkan pantatnya dgn sekali hentakan dan seketika kurasakan perih yang kurasakan saat keperawananku hilang.
Bagas pun mengangkat pantatnya pelan-pelan, sehingga aq merasa meqiku seperti tersedot keluar seiring dgn penis Bagas.
Lalu ditekannya kembali penisnya ke dlm meqiku, rasa perih yang semula kurasa itu hilang berganti sensasi nikmat di kala punya Bagas keluar masuk dgn berirama menggelitiki dinding kewanitaanku.
“mmppphhhh…enak Gas….teruss sayang….”
“meqimu seret banget yang, penisku kayak di urut nih” dilumatnya kembali bibirku, kamipun berpagutan sambil bergoyang pelan.
Sesudah dlm beberapa ketika Bagas mengentotiku dgn irama pelan, aq ganti posisi tersebut. Berpelukan, ku gulingkan tubuhnya ke sampingku, dgn penis yang masih tertancap dlm meqiku.