Akibat Telat Bayar Gaji

Itubandar.Com-Cerita Skandal 2017

Awal mula kejadian ini terjadi pada saat aku masih bekerja sebagai penulis di rumahnya. Saya adalah seorang penulis yg bekerja pada seorang agen penulisan, sebutlah bosku adalah Lukman (nama samaran). Bosku Lukman menggunakan salah satu kamar rumahnya untuk dijadikan kantor tempat bawahannya bekerja. Saat ini Lukman hanya memiliki satu orang bawahan, yaitu saya sendiri.
Pekerja Lukman yg lain telah keluar karena perlakuan Lukman yg kurang adil. Lukman sering kali memotong, bahkan tdk membayar pekerjaan bawahannya. Namun Lukman tetap tdk belajar dari pengalamannya, Lukman tetap tdk membayar hasil kerja dari pekerja terakhirnya ini.
Tdk hanya itu, Lukman memiliki sifat yg suka selingkuh. Saya sering kali disuruh menginap di rumahnya untuk menyelesaikan banyak pekerjaan yg sering kali tdk dibayar.Sebenarnya, saya sendiri sdh ingin keluar saat itu. Namun, saat itu aku masih memiliki uang di bosku yg tdk bisa kutinggalkan begitu saja.
Setelah sekian banyaknya pekerjaanku yg tdk dibayar dan semakin lama semakin menumpuk, aku mulai berpikir untuk memanfaatkan keadaan. Istri bosku adalah seorang wanita yg cantik dan seksi, sebutlah namanya Erni. Hampir semua orang yg datang ke rumah Lukman, datang karena istrinya. Namun, sayang Lukman adalah tukang selingkuh. Malam-malam selama aku menginap selalu dipenuhi oleh pertengkaran suami istri di tengah malam. Lukman biasanya pergi pada pagi atau siang hari dan pulang tengah malam setiap hari. Setelah pulang, Lukman mulai bertengkar di tengah malam dan mengganggu siapapun yg mendengarnya. Saat malam, istrinya selalu tidur menunggu Lukman pulang tengah malam.
Pada suatu malam, aku sedang menginap di rumah Lukman untuk mengeprint beberapa buku. Jam 10 malam Lukman belum pulang ke rumah. Aku tahu Lukman sedang meniduri selingkuhannya atau sedang dalam perjalanan pulang.
“Ngapain sih selingkuh? Istri sdh cantik seperti Erni disia-siakan seperti itu, sedang hamil pula!” Pikirku sambil menunggu mesin print di depanku.
Pada saat itu aku tersadar dan berpikir
“Benar! Sia-sia sekali istri secantik itu dibiarkan begitu saja! Kukerjai saja dia sebagai ganti upah kerjaku yg tdk Lukman bayar.” Aku mulai memikirkan rencana untuk megerjai istri Lukman, bosku sendiri.
Aku tahu kalau pintu yg memisahkan tempat kerjaku dan rumah utama telah macet dan tdk bisa dikunci.
Aku bisa mengerjai istri Lukman dgn bebas, aku hanya perlu berhati-hati saat melakukannya agar tdk ketahuan. Aku berusaha mendengarkan dari balik pintu suara tidur di rumah utama. Setelah yakin bahwa tak ada suara tanda-tanda aktivitas di dalam rumah utama, aku memberanikan diri untuk membuka pintu.
Pintu itu cukup didorong sedikit agar bisa terbuka karena kuncinya sdh rusak. Aku mendorongnya perlahan agar tdk menimbulkan suara keras. Satu desakan lembut, dan pintu tersebut terbuka. Aku mengintip sedikit memastikan bahwa istri Lukman tertidur pulas.
Matanya tertutup, nafasnya teratur, saatnya bersenang-senang. Aku merangkak dan mendekat perlahan-lahan dgn jantung berdetak keras dan nafas memburu. Rasa takut ketahuan dan terangsang bercampur, sungguh campuran perasaan yg menarik dan menyenangkan.
Setelah dekat, aku memandang tubuh Erni dgn takjub. Kulit putih yg yg tampak sangat halus. Tubuh yg indah dgn wajah yg cantik ini telah membuat banyak pria ingin menidurinya. Perutnya membuncit karena dia sedang hamil lima bulan,
“Kejam sekali Lukman, istri sedang hamil dia malah selingkuh dgn perempuan lain.” kataku dalam hati.
“Well kalau Lukman tdk mau istrinya, sebaiknya untukku saja.” pikirku, lagipula aku selalu penasaran dgn wanita hamil.
Erni tidur dgn posisi membelakangiku dgn kaki terbuka. Baju dasternya yg berwarna biru tua tersingkap hingga memperlihatkan kaki indahnya yg berwarna putih. Celana dalamnya yg berwarna krem terlihat dgn jelas, aku yakin tindakanku ini benar-benar di luar dugaan mereka. Aku menyingkapkan daster Erni untuk melihat tubuhnya lebih banyak lagi.
Terlihatlah seluruh pantat Erni di depan mataku. Pelan-pelan aku mengelusnya dari paha hingga ke pantatnya, agar Erni tdk terbangun. Aku sangat takut Erni tiba-tiba terbangun dan melihat perbuatanku padanya, aku akan berada dalam masalah besar. Aku menciumi pantat Erni dan terkadang menjilatnya sedikit.
Saat aku sedang menikmati pantat Erni, tiba-tiba aku mendengar suara motor mendekat. “Lukman pulang!” pikirku dgn panik. Aku merapikan daster Erni dan segera kembali ke ruangan tempat kerjaku. Mesin prin masih terus mengeprin buku yg seharusnya aku awasi. Setelah menanyakan pekerjaanku, Lukman dan Erni kembali melakukan rutinitasnya bertengkar di tengah malam.
Keesokan paginya Lukman mengizinkan aku untuk pulang sebentar dan tidur beberapa jam. Siangnya aku ditelepon untuk datang lagi ke rumah Lukman dan meneruskan proses mengeprin buku. Tak lama kemudian, Lukman pergi dgn alasan akan pergi ke beberapa penerbit.
“Padahal tak usah berbohong karena baik aku ataupun istri Lukman sdh mengetahui Lukman akan pergi ke tempat selingkuhannya.” pikirku dalam hati. Setelah pertengkaran yg cukup hebat dgn istrinya, pergilah Lukman dari rumah.
Sekali lagi, seperti biasa, Lukman meninggalkan istrinya serumah dgn pria lain. Jam setengah sepuluh malam rumah sdh sepi, hanya suara mesin prin yg sedang bekerja. “Saatnya aku beraksi” pikirku sambil menyiapkan kertas yg banyak di mesin prin. Aku mendorong pintu dan masuk ke kamar tidur Erni.
Erni sedang tidur nyenyak dgn pakaian yg tersingkap hingga mencapai dadanya.
“Wow! Kemarin aku puas menciumi pantatnya, sekarang ke payudaranya ah!” pikirku.
Aku menaikkan dasternya lebih tinggi lagi, hingga seluruh payudaranya terlihat. Aku meremasnya perlahan dan menciuminya.
Kemudian, aku tertarik untuk melihat putting payudaranya. Aku menarik BH Erni ke bawah perlahan-lahan. Aku takut Erni terbangun saat aku sedang melucuti pakaiannya. Ternyata puting Erni sangatlah lucu, mirip dgn puting payudara anak-anak. Puting payudara Erni ukurannya kecil, berwarna coklat gelap, lingkaran sekelilingnyapun tdk besar.
Aku tdk tahan lagi, aku ingin menghisap payudaranya, walaupun aku takut Erni terbangun. Aku membuka mulutku dan bersiap menghisap puting coklat Erni. Mulutku menutup dan puting Erni berada dalam dalam bibirku. Aku berhenti sebentar dan memperhatikan wajah Erni, takut Erni terbangun. Aroma puting Erni sangat wangi, seperti wangi vanilla, kusadari dia sedang hamil dan payudaranya sedikit basah. Kemudian aku menghisapnya perlahan-lahan dan selembut mungkin.
Beberapa lama aku menghisap putting payudara Erni yg wangi dan lezat. Aku mulai lupa diri dan ingin menusukkan kontolku ke memek Erni. Aku kemudian memposisikan tubuhku agar dapat mensetubuhi Erni. Walau aku takut Erni terbangun, aku ingin mencoba terlebih dahulu. Aku menarik celana dalam Erni dari belakang dgn perlahan. Tak lama kemudian aku berhasil melihat belahan pantatnya. Kemudian diikuti dgn lubang pantatnya dan lubang memeknya.
Lubang pantat Erni berwarna coklat gelap, bergerak-gerak mengikuti irama nafas Erni, Kadang lubang tersebut berkedut-kedut beberapa kali, aku tdk tahu mengapa. Kemudian aku mulai memposisikan tubuhku untuk menyetubuhi Erni. Aku menempelkan kepala kontolku ke memek Erni untuk melihat reaksinya. Erni terlihat masih tidur dan belum terbangun sama sekali, tampaknya Erni kalau sdh tertidur sulit untuk bangun.
Aku menjadi semakin berani untuk menyetubuhi Erni. Aku menekan kontolku ke dalam memek Erni lebih dalam dgn perlahan. Aku sempat merasakan sempitnya memek Erni dan panas tubuhnya di sekeliling kontolku. Namun, tiba-tiba Erni melenguh keras dan menutup kakinya hingga kontolku tertarik keluar. Aku kaget setengah mati, kukira Erni akan terbangun dan memergokiku sedang menyetubuhinya. Penampilanku sekarangpun sdh tdk bisa disangkal, dgn kontol tegang keluar dari celana. Pakaian Erni-pun sedang dalam posisi hampir terbuka.
Aku segera merapikan pakaian Erni dan pergi dari kamar tidurnya. Kemudian melanjutkan pekerjaanku mengawasi mesin prin. Tak lama kemudian, Lukman pulang dan menanyakan pekerjaanku. Setelah bertengkar, Lukman dan Erni tidur, meninggalkan aku sendirian di tempat kerjaku.
Aku mulai berpikir untuk mengerjai Erni dgn lebih cepat dan tdk perlahan-lahan. Terlalu banyak waktu terbuang hanya untuk berhati-hati dan takut ketahuan. Lukman keburu pulang dan resiko ketahuan yg besar menjadi pikiranku selama beraksi.
Kemudian aku mendapat ide untuk menggunakan obat tidur. Aku segera mencari di internet untuk membeli obat tidur. Setelah memesan, obat tidur tersebut datang tiga hari kemudian. Aku menyusun rencana untuk menggunakan obat tidur tersebut pada Erni.
Malamnya Lukman sedang pergi dan Erni sedang menonton televisi di ruang tamu. Kemudian aku segera membuat alasan untuk membuat kopi agar dapat masuk ke rumah utama. Begitu Erni lengah aku memasukkan obat tidur cair ke minumannya dan kedua anaknya yg masih kecil. Aku masuk kembali ke ruang kerjaku. Setelah kutunggun lama suara televisi masih menyala, namun tdk terdengar suara Erni ataupun anak-anaknya.
Aku memberanikan diri untuk masuk dan membuka pintu dgn cara normal. Setelah aku masuk ternyata Erni dan kedua anaknya masih berada di ruang tamu. Erni tertidur di kursi dan anaknya tertidur di lantai masih memegang mainan yg sedang dimainkannya. Aku menggelengkan kepala, tdk percaya bahwa aku akan memperkosa wanita hamil yg sedang tidur.
Aku kemudian menguji apakah Erni sdh sdh benar-benar tertidur atau belum.
“Teh Erni, teh Erni bangun” kataku sambil menepuk dan menggoyangkan tubuhnya.
Erni tdk juga bangun dan masih tertidur pulas. Untuk meyakinkan aku meremas payudaranya perlahan, kemudian aku meremasnya dgn keras untuk melihat reaksinya. Ternyata Erni tdk juga terbangun, nampaknya obat tidur tersebut benar-benar berfungsi dgn baik.
Kemudian aku menyeret tubuh Erni ke kamar tidurnya. Aku tak punya banyak waktu karena Lukman akan segera pulang, dan aku tak ingin dia memergokiku sedang memperkosa istrinya. Aku cepat-cepat membuka bajunya dan bajuku sendiri. Kuciumi seluruh badannya dgn penuh nafsu, karena aku tahu kini apapun yg kuperbuat Erni takkan terbangun.
Kuposisikan tubuh Erni dgn posisi terlentang hingga aku bebas menjamah seluruh tubuhnya. Perutnya yg sedang hamil tampak membusung ke atas. Kemudian aku menghisap putting payudaranya, tdk seperti beberapa hari lalu, malam ini aku menghisapnya dgn keras.
Kuremas payudara Erni yg satu lagi, satu kuremas, satu kuhisap terkadang bergantian. Setelah beberapa lama, kurasakan tanganku basah di payudara Erni, dan hanya ada satu penjelasan, ini air susu Erni. Setelah terpana sebentar, aku mulai menjilati air susunya. Ternyata rasanya cukup enak dan wangi. Aku masih belum puas merasakan air susu Erni dan masih ingin terus meminumnya.
Aku menghisap air susu Erni dari putting payudara, kuremas kemudian setelah susunya keluar aku hisap hingga habis, terus seperti itu. Setelah beberapa saat aku tahu teknik untuk mengeluarkan air susunya tanpa harus meremasnya dgn tangan. Setelah aku merasa enek, enek karena air susu yg seharusnya untuk bayi, lucu sekali.
Karena aku merasa sdh cukup puas dgn payudaranya, aku ingin melakukan hal yg lain. Aku melihat bibir Erni yg indah dan jadi sangat ingin menciumnya. Aku mendekatkan wajah dan mencium bibirnya. Rasa mulut Erni jujur saja rasa mi instan, sepertinya di baru makan mi instan.
Aku mengeluarkan kontolku dan mendekatkannya ke wajah Erni. Setelah menggosokkannya ke bibir Erni, aku menekan kontolku ke dalam mulut Erni. Setelah memasuki mulut Erni aku mulai menggerakkan kontolku keluar masuk. Mulut Erni dipenuhi kontolku dan becek karena liurku. Kemudian Erni bergerak secara reflek berusaha mengeluarkan kontolku dari mulutnya.
“Sayang sekali…” pikirku dalam hati.
Aku mengganti tergetku pada memeknya, yg belum kusentuh dari tadi. Aku membuka kedua kaki Erni hingga posisinya kini mengangkang, siap dimasuki kontolku. Aku tdk ingin melakukannya dgn pelan, aku ingin melakukannya dgn keras dan kasar, toh Erni takkan terbangun kali ini.
Kugosokkan kontolku di bibir lubang memek Erni agar tak meleset saat kumasukkan. Setelah letaknya tepat aku segera bersiap untuk memasukkan kontolku ke memek Erni. Dgn satu hentakan keras, BLESSS aku menusukkan kontolku ke dalam memek Erni sekuat tenaga. Erni tetap diam saja, hanya ekspresi wajahnya yg sedikit mengerut.
Aku mendiamkan sebentar kontolku di dalam memek Erni, mencoba meresapi panas tubuhnya dan gerakan di dalam memeknya. Memek Erni seakan bernapas dgn jepitan yg mengeras dan mengendur di sekeliling kontolku. Kontolku mulai kukeluarkan dan kuhentakkan kembali dgn keras. Aku melakukannya beberapa kali karena setiap kali melakukannya memek Erni berkedut-kedut di bagian dalam.
Setelah melihat jam, ternyata sdh lewat setengah jam sejak aku mulai bermain dgn tubuh Erni. Aku mulai menggenjot badan Erni dgn cepat dan kuat. PLOK PLOK PLOK PLOK suara paha kami saat bertemu karena genjotanku. Sambil terus kugenjot, aku menciumi seluruh permukaan tubuhnya. Lenguhan-lenguhan kecil keluar dari bibirnya yg indah. Payudara dan seluruh dadanya kujilati, kuremas, dan kuhisap dgn rakus. Perutnya yg membusung kupeluk dan kuciumi pula, aku ingin merasakan dgn jelas kalau aku sedang memperkosa wanita hamil dan berjilbab pula.
Sekarang yg membuatku bingung adalah apakah aku harus mengeluarkan maniku di luar atau di dalam. Setelah hampir setengah jam menggenjot tubuh Erni, aku merasakan maniku sdh siap keluar. Pada saat merasakan sdh mencapai puncaknya, aku memutuskan untuk mengeluarkan maniku di dalam memek Erni. Kutekan keras kontolku ke dalam memek Erni agar maniku keluar di tempat paling dalam di tubuh Erni.
CROT CROT CROT maniku akhirnya keluar di dalam memek Erni. Aku dapat merasakan maniku keluar dan membanjiri memek Erni.
“Oh, oh, oh yeah,” kataku tak kuasa menahan nikmat orgasme yg membuat seluruh tubuhku menegang.
Setelah kulepaskan kontolku dari memek Erni, air maniku sedikit menetes dari memeknya.
Aku berpikir,
“Bagaimana dgn bayi di dalam rahimnya ya?” karena aku baru saja memasukkan sperma dalam jumlah besar.
Aku pernah mendengar kalau seorang wanita akan keguguran kalau diperkosa pada saat mengandung. Tapi kemudian aku berpikir lagi,
“Memang aku peduli? Aku rasa tdk! Lebih baik aku teruskan, karena bagaimanapun sdh terlambat menyesal sekarang.”
Setelah tenagaku pulih, aku siap untuk bermain dgn tubuh Erni minimal satu kali lagi. Tubuh Erni kuposisikan agar menungging, karena aku ingin memperkosanya dari belakang. Kunaikkan pantatnya ke atas dan menciumi pantatnya. Pada saat sedang asyik menciumi, aku melibat lubang anusnya. Aku terpana dgn gerakannya yg seakan mengundangku untuk melakukan anal seks padanya. Namun, aku terpaksa harus menolak, karena jika ketahuan ada bekas anal seks, mereka akan curiga.
Kumasukkan sekali lagi kontolku ke dalam memek Erni dari belakang. Setelah posisiku mantap, aku genjot memek Erni dgn cepat dan kuat. Kini tak hanya terdengar suara paha saja yg terdengar. Kini, suaranya terdengar lebih becek karena banyaknya cairan dalam memek Erni.
Setelah puas dgn posisi menungging, kuangkat tubuh Erni hingga dia berada dalam posisi mendudukiku. Aku harus terus menahan tubuh Erni agar tak terjatuh. Posisi duduk membuat ukuran perut Erni yg sedang hamil terlihat dgn jelas. Sambil terus merabai tubuhnya dari belakang, aku terus menggenjot tubuh Erni.
Perut dan payudara Erni bergoncang mengikuti gerakan genjotanku. Remasanku pada payudara Erni semakin keras hingga air susunya memercik ke kasur. Namun, posisi duduk cukup membuat pegal karena aku harus menahan berat tubuh Erni. Aku mengganti posisi agar aku dapat kembali menikmati tubuh Erni dgn nyaman.
Kurebahkan tubuh Erni dgn posisi menyamping dan aku di belakangnya. Kuangkat kaki Erni yg kanan dan menyelipkan kaki kananku di antara kaki Erni. Kemudian, kumasukkan kontolku kembali ke memek Erni yg sdh becek karena cairan dari memeknya.
Kulanjutkan genjotanku pada Erni, sambil menciumi seluruh tubuhnya. Tanganku meremas payudaranya yg indah dgn keras. Puting payudara Erni kupuntir dan kucubit sepuasnya. Setelah beberapa saat aku mulai mencapai puncak kenikmatanku. Aku angkat kaki Erni agar aku dapat menggenjot memeknya dgn kecepatan maksimal.
Dgn posisi berlutut aku menggenjot memek Erni dgn kencang. Kuangkat bagian bawah tubuh Erni agar mani yg kukeluarkan langsung masuk dan tak tumpah kemana-mana. Saat mencapai orgasme aku tak kuasa menahan getaran tubuhku. “Oh! Ah! Oh!” aku melenguh karena kenikmatan orgasme yg menguasai tubuhku.
Setelah kucabut kontolku, aku tetap mengangkat bagian bawah tubuh Erni agar air maniku tdk keluar dari memek Erni. Setelah beberapa saat, aku membersihkan tubuh Erni yg penuh air liurku menggunakan kain lapel. Kubersihkan memek Erni dari air mani yg menetes.
Kurapikan pakaian Erni dan kuposisikan seperti orang yg tidur. Kubaringkan kedua anak Erni di tempat tidurnya. Kemudian aku kembali mengawasi mesin prin yg ternyata kehabisan kertas. Jam setengah satu Lukman pulang ke rumah dan menanyakan pekerjaanku. Perbedaannya malam itu tak ada pertengkaran karena Erni masih tidur dan Lukman tdk menyadari apa yg kulakukan pada istrinya.
Kini dgn berbekal obat bius, setiap aku menginap di rumah Lukman aku selalu memperkosa Erni. Erni dan Lukman tdk pernah menyadarinya atau tdk perduli aku tdk tahu. Pernah beberapa kali aku memperkosa Erni saat Lukman sedang tidur di sampingnya. Tentu saja aku harus keluar sebelum ada masalah yg terjadi yg menyebabkanku masuk penjara.
Karena memperkosa Erni sdh mulai membosankan dan tdk menarik lagi, aku memutuskan keluar dari tempat kerja Lukman. Aku keluar dari tempat kerja Lukman karena aku sdh muak kerja tanpa dibayar oleh Lukman. Beberapa bulan kemudian aku mendengar kabar bahwa istri Lukman telah melahirkan.
Saat aku berkunjung ke rumah Lukman, aku melihat bayi yg tadinya berada dalam kandungan Erni. Anak Erni ternyata sangat lucu dan sehat tanpa ada cacat sama sekali. Ternyata pemerkosaan yg kulakukan pada Erni sama sekali tdk berpengaruh pada rahim Erni dan kandungannya.
Sekarang aku keluar untuk selamanya dari tempat kerja Lukman karena bosan, sdh tdk ada lagi yg bisa kulakukan di sini.