Di kota ini memang banyak sekali kawasan industri, karena letaknya juga tak jauh dari ibukota. Aku sendiri hanya lulusan SMK dan saat ini sudah satu tahun bekerja di pabrik. Sekarang umurku hampir 20 tahun, di umur seperti ini tentu sebagai lelaki aku sedang panas panasnya.
Di kota ini aku tinggal di kos kosan milik pak Ranu. Sedikit cerita tentang pak Ranu, beliau ini pensiunan PNS. Kos kosannya banyak, tersebar di beberapa lokasi. Sedangkan di tempat kos ku ada 16 kamar saling berhadapan. Bebas cowok maupun cewek boleh ngekos tetapi tentu saja berbeda kamar he he.
Nah di sebelah kos ku ini ada rumah mbak Yuyun, aku dan teman teman kosan biasa memanggilnya teh Yuyun, maklum ia kan orang sunda. Teh Yuyun ini seorang janda beranak satu, anaknya masih kelas empat SD. Katanya sih sudah dua tahun menjanda sejak suaminya meninggal karena kecelakaan sepulang kerja. Sekarang teh Yuyun memenuhi kebutuhan sehari hari dengan berjualan nasi gado gado dan jus di rumahnya.
Sehari hari warung teh Yuyun selalu laris, maklum saja disini banyak sekali anak kos. Aku sendiri sering membeli makan di warung teh Yuyun, karena seringnya aku melihat teh Yuyun entah kenapa aku mulai tertarik padanya. Terbesit niat dalam hatiku untuk mendekatinya, apalagi ia sudah 2 tahun menjanda, pasti ia butuh belaian lelaki.
Memang wajah teh Yuyun biasa saja, kulitnya juga tak putih tetapi bersih meskipun berwarna coklat sawo matang. Tubuh teh Yuyun juga tak bisa di bilang bagus, agak melar menurutku. Mungkin bisa di bilang tubuhnya over bohay he he.

Kalau di kampung aku punya pacar, memang niatku ingin punya dua pacar, satu di perantauan dan satu di kampung. Karena sejak aku mengenal seks dengan pacarku di kampung aku menjadi ketagihan. Malangnya aku belum punya pacar sama sekali di perantauan, sehingga selama ini kalau aku pengen aku hanya memuaskan birahiku menggunakan tanganku sendiri.
Makanya aku tertarik mendekati teh Yuyun, siapa tahu aku mendapat lampu hijau dan bila beruntung bisa saja aku menikmati tubuh teh Yuyun. Memang secara wajah aku pun biasa saja, banyak teman kos yang lebih tampan dariku. Tapi ini kan cuma mendekati teh Yuyun, kurasa tak butuh wajah setampan Al Ghazali untuk mendapatkan cinta teh Yuyun.
Satu kelebihanku adalah postur tubuhku, meski tak ganteng tetapi aku gagah. badanku tinggi dan perutku nyaris sixpack, karena aku rajin sit up setiap pagi. Dan tentu saja aku perkasa di ranjang, ini sudah terbukti karena pacarku selalu mencapai orgasme tiap berhubungan denganku. Rata rata aku juga bisa bertahan sampai 30 menit setiap berhubungan badan. Belum lagi ukuran k0ntolku yang sebanding lurus dengan ukuran tubuhku, besar dan gagah. semua wanita pasti puas jika merasakan kejantananku ha ha.
Setiap hari aku memikirkan cara mendekati teh Yuyun, cukup sulit karena saat pagi tentu saja warungnya ramai anak kos yang sedang sarapan. Sedang kalau sore hari juga rame anak anak ngopi di warungnya. Sampai akhirnya aku mendapat rotasi shift malam. Dengan keadaan ini ku manfaatkan waktu siang hariku mengamati warung teh Yuyun, kira kira jam berapa warung teh Yuyun sepi dan jam berapa pula anaknya pulang dari sekolah.
Kulihat lihat warung teh Yuyun sepi antara jam delapan pagi sampai jam setengah 12 siang. Karena saat jam delapan pagi anak anak sudah berangkat kerja dan karyawan shift malam pun sudah tidur di jam segitu. Kalau siang tentu ramai karena semua butuh makan siang, sedang anaknya sudah pulang sekolah sekitar jam 1 siang.
Akhirnya esok harinya sekitar jam setengah sembilan pagi aku ke warung teh Yuyun. Aku masih mengenakan celana pabrik dan singlet, sengaja mempertontonkan lengan ku yang kekar he he.
“pagi teh, gado gadonya ya teh” kataku membuka pembicaraan.
“oke Dit, tumben baru muncul jam segini” Tanya teh Yuyun sambil mulai meracik gado gado pesananku.
“biasa teh ketiduran tadi” kataku sekenanya.
“kebo sih kamu” lalu kami sama sama tertawa.
Sambil makan gado gado, aku berbincang dengan teh Yuyun. Aku ingin sekali menggiring pembicaraan ini ke arah yang sedikit mesum, tetapi bingung juga merangkai kalimatnya.
Karena sudah sangat ngebet, mulailah ku beranikan diri membahas urusan ranjang teh Yuyun.
“teteh gak pengen nikah lagi ya?” tanyaku pada teh Yuyun.
“pengen sih pengen Dit, tapi siapa yang mau sama janda gendut kayak aku gini Dit?” jawab teh Yuyun seolah mengiba.
“teteh gak gendut kok, teteh bohay. Didit aja mau kok” kataku sambil nyengir kemudian.
“ah kamu mah Dit, pasti ada maunya ngerayu teteh” wah dia tahu aja aku cuma modus.
“gak kok teh, serius. Emang teteh gak kesepian?” Tanyaku lagi makin menyerang teh Yuyun
“gak lah Dit, kan ada Budi (anak teh Yuyun).”
“tapi kalau tidur kan kesepian teh?” tanyaku lagi, berdebar juga mendengar jawabannya.
“emang kamu mau nemenin?” gila! kaget juga aku mendengar respon teh Yuyun, tapi batinku bersorak gembira mendengarnya.
“mau aja teh” padahal dalam hatiku berkata MAU BANGET!, tetapi aku mencoba jaim di depannya.
“yasudah nanti malam ke rumah teteh ya, itu juga kalau kamu berani bolos kerja Dit” teh Yuyun sekarang justru balik menantang.
“oke teh” kataku singkat.
Lalu kami bertukar nomor handphone untun memudahkan komunikasi dan aku segera kembali ke kosan ku. Di dalam kamar aku berfikir bagaimana caranya bolos kerja, karena aku termasuk karyawan yang rajin. Selama setahun lebih bekerja presensi kehadiranku tak pernah cacat. Aku pun menghubungi temanku yang sering bolos kerja, kuminta ia membantuku mencari surat dokter.
Sore harinya ia sudah datang ke kosan ku membawa surat dokter sambil meminta upah 20 ribu. Hebat dia bisa dengan mudahnya dapat surat dokter seperti ini, ku lihat lihat juga sangat meyakinkan. Usut punya usut ternyata ia berteman baik dengan dokter tersebut, dasar wong edan.
Sehabis isya aku menelepon atasanku, aku meminta izin tak bisa masuk kerja karena sakit diare. Aku berjanji besok akan kembali masuk kerja sambil membawa surat dokter, syukurlah beliau tak curiga dan berharap aku segera sembuh. Sejauh ini rencanaku berhasil, aku pun segera sms teh Yuyun untuk menanyakan jam berapa aku ke rumahnya. Tak lama teh Yuyun membalas dan memintaku ke rumahnya nanti jam sebelas malam. Siap teteh semok, balasku padanya. cerita sex
Aku pun segera mandi, tak lupa juga mencukur bulu bulu kemaluan dan bulu ketekku. Ini adalah kebiasaanku sebelum berhubungan badan dengan pacarku di kampung. Aku ingin terlihat bersih di hadapan lawan mainku, apalagi ini pertama kalinya aku tidur bersama teh Yuyun. Aku ingin memberi kesan padanya bahwa aku ini orang yang rapi dan bersih meski gayaku slengekan.
Tepat jam sebelas malam aku segera meluncur ke rumah teh Yuyun, suasana lingkungan sekitar sudah sepi tak ada tanda tanda kehidupan sama sekali. Ku ketuk pintu rumah teh Yuyun dan tanpa menunggu lama teh Aru sudah membukakan pintu untukku. Teh Yuyun muncul di hadapanku dengan memakai dater bunga bunga malam itu.
“ayo masuk Dit” ajak teh Yuyun.
“budi sudah tidur teh?” Tanyaku kemudian.
“sudah dari jam sepuluh tadi Dit”
Lalu aku berjalan mengikuti teh Yuyun menuju salah satu kamar yang ternyata kamar teh Yuyun sendiri. Kami duduk di ranjang dan…….. kami sama sama membisu.
“jadi gimana teh?” tanyaku kemudian.
“lha kamu tadi niatnya nemenin teteh mau ngapain?” tanyanya menantangku.
“teteh serius? Kenapa mau sama saya?”
“sebenernya nih ya Dit, sudah banyak yang ngerau rayu teteh tapi selalu teteh tolak. Tapi kalau kamu gimana ya,
kamu kelihatannya perkasa gitu” kata teh Yuyun malu malu.
“emang bener teh” kataku dengan bangga padanya.
“yee… satu lagi nih Dit, kamu itu mirip sama almarhum suami teteh. Makanya teteh juga suka lihatin kamu”
Tak ku sangka ternyata selama ini teh Yuyun juga menyukaiku, pantas saja saat ia dengan mudahnya ku rayu untuk tidur bersama.
Tanpa berbasa basi lagi, entah siapa yang memulai beberapa saat kemudian kami sudah saling berciuman dengan begitu liar. Tanganku juga kugunakan untuk menggerayangi seluruh tubuh teh Yuyun. Mulai dari punggungnya hingga ku remas tonjolan payudara teh Yuyun. Wow ternyata teh Yuyun sudah tidak memakai bra, aku dapat merasakan putingnya mengeras dalam genggamanku. Saat ku usap perutnya, aku dapat merasakan lipatan lemak disana. Masa bodoh lah, gendut gak papa yang penting ada lubangnya, pikirku karena aku sudah sangat bernafsu pada teh Yuyun.

Ku dorong tubuh telanjang teh Yuyun hingga berbaring ke kasur, lalu ku tanggalkan semua pakaianku satu persatu. Teh Yuyun terpaku memandang ukuran k0ntolku, mungkin ia takjub melihatnya.
“gede banget Dit punya kamu” katanya pelan.
Aku hanya tersenyum lalu ku dekati tubuhnya. Perlahan kepalaku mendekati daerah memek teh Yuyun, ku sibakkan bulu kemaluannya yang lebat hingga nampaklah lubang memek teh Yuyun. Kulihat bibir memeknya berwarna kemerahan dan di dalam lubangnya berwarna pink. Di memeknya ada sebuah tonjolan kecil yang merupakan klitoris teh Anis. Indah sekali memeknya, sepertinya juga cukup rapat.
Mulai ku dekatkan lidahku ke memek teh Yuyun dan kujilat lubang memeknya yang sudah basah. Nikmat sekali, tak ada bau aneh disana membuatku menikmati mengoral memek teh Yuyun. Teh Yuyun mulai mendesah, aahh ooohh Dit sshh, erotis sekali.
Mungkin karena sudah lama tak merasakan oral seks, hanya butuh waktu sepuluh menit teh Yuyun sudah mencapai klimaks. Ku sedot kuat kuat lubang memek teh Yuyun dan kutelan habis seluruh cairan kewanitaannya.
Teh Yuyun terlihat puas sekali, wajahnya sumringah dan tersenyum nakal sekali kepadaku.
“enak teh?” tanyaku padanya.
“he’em” jawab teh Yuyun sambil malu malu.
Gemas aku melihatnya, lalu aku segera naik ke atas tubuhnya. Ku duduki dada teh Yuyun dan ku arahkan k0ntolku ke mututnya. Teh Yuyun pun membuka mulutnya lalu kudorong k0ntolku masuk ke dalam mulutya dan teh Yuyuns mulai mengulum batang k0ntolku. Cukup nikmat meski hanya separuh batang k0ntolku yang masuk ke mulutnya. Sesekali teh Yuyun sampai tersedak karena ukuran batang k0ntolku yang memang panjang dan gemuk.
Kasihan juga aku melihatnya, kuputuskan segera saja menikmati memeknya. Karena aku pun sudah tak tahan ingin sekali merasakan jepitan memek teh Yuyun.
Sekarang aku menindih tubuh teh Yuyun, ia langsung membuka kedua kakinya lebar lebar seolah tak sabar ingin k0ntolku segera memasuki liang senggamanya. Kuturuti keinginannya dan kuarahkan batang k0ntolku ke lubang memek teh Yuyun. Ku gesek gesek sebentar lalu ku tekan masuk dan bless kepala k0ntolku sudah dengan sukses masuk ke dalam memek teh Yuyun. Aaahhh kami sama sama mendesah menikmatinya, lalu aku mulai memacu k0ntolku lebih dalam dan lebih dalam lagi hingga seluruh batang k0ntolku sudah terbenam dengan sempurna di dalam memeknya.
Kudiamkan sebentar sambil kuciumi bibir teh Yuyun dan kucumbui lehernya. Aku menghayati cengkeraman memek teh Yuyun yang begitu rapat menghimpit batang k0ntolku. Nikmat sekali, mungkin karena sudah lama tak dipakai maka memek teh Yuyun masih terasa legit. Atau mungkin justru karena batang k0ntolku yang memang begitu besar. Perlahan mulai ku gerakkan k0ntolku maju mundur di dalam memek teh Yuyun.
Aaahh Dit enak Dit shh oouuhh, desahan teh Yuyun terdengar begitu sensual di malam itu.
Terus ku pacu k0ntolku makin cepat di dalam memek teh Yuyun. Sambil sesekali kami berciuman dan ku remas payudara besarnya. Sementara kedua tangan teh Yuyun terus memegang pantatku seolah ia ingin agar aku terus mengocok memeknya menggunakan k0ntolku.
Lalu kamu berganti posisi dan sekarang teh Yuyun berada di atas tubuhku. Ia bergoyang goyang begitu liar, ternyata teh Yuyun yang selama ini kukenal menyimpan kebinalan saat di ranjang. Sampai beberapa menit kemudian kurasakan aku akan mencapai klimaks.
“teh aku mau keluar”
Segera teh Yuyun berganti posisi kembali dan sekarang ia dibawah,
“keluarin di dalem Dit” pintanya.
Aku pun kembali memacu k0ntolku di dalam memek teh Yuyun dengan begitu bersemangat hingga beberapa saat kemudian creeett creett creett k0ntolku menyemburkan sperma berkali kali ke dalam lubang memek teh Yuyun. Saat itu pula teh Yuyun juga mencapai orgasmenya dan kami sama sama melenguh panjang menikmati orgasme kami.
Malam itu pun kami bersetubuh sampai jam 3 pagi, aku sampai ejakulasi tiga kali di dalam memek teh Yuyun. Sementara teh Yuyun tak terhitung lagi berapa kali ia mencapai klimaks, bahkan sprei kasur teh Yuyun sampai kotor oleh bercak persetubuhan kami. Saat aku pulang teh Yuyun memberiku kecupan perpisahan yang hangat dan berpesan untuk menjaga rahasia ini. Ia juga mengatakan siap melayaniku kapan saja aku membutuhkannya. Esok harinya teh Yuyun memasang kb agar tidak hamil.
Sampai saat ini kami masih bersetubuh, aku puas merasakan tubuh teh Yuyun. Meski tak seksi tetapi lubangnya legit dan rapat sekali membuatku ketagihan. Sekarang aku tak lagi beronani jika sedang pengen, aku hanya perlu ke rumah teh Yuyun dan ia siap melayaniku sampai puas.