Pimpinan Cabang

Itubandar.Com-Cerita Mesum 2017

Kejadian ini berlangsung beberapa tahun yang lalu, waktu itu saya dipindahkan oleh manajemen ke Bandung untuk memimpin kantor cabang Bank di Bandung.
Pada suatu sore sekitar jam 18.00 WIB menjelang malam sebelum pulang, saya ngobrol dengan operational manager saya di ruangan saya. Di kantor tinggal kami berdua, office boy dan para marketing sudah ijin pulang. Saya berdiri dengan badan merapat di badannya yang duduk di kursi sambil saya memandang ke arah jalan di luar.
Saking dekatnya tak terasa kemaluan saya menempel ke lengan kanannya. Saya sejenak tertegun akan apa yang terjadi, tetapi dia kelihatannya suka dan cuek saja sambil sedikit senyum dikulum. Sedikit saya gambarkan operational manager saya yang sexy ini, saya tidak akan menyebutkan siapa namanya, saya tidak ingin dia menjadi malu karena sampai saat ini kami masih tetap berhubungan baik.
Wajahnya cantik, manis dengan senyum yang menggoda, dia memiliki tubuh yang mungil dengan rambut sebahu, kulitnya putih mulus sekali karena dia orang Chinese, buah dadanya tidak begitu besar tapi sangat padat, bibirnya sangat sensual.Tiba-tiba tangannya memegang jari-jari tangan kanan saya lalu mengusapnya perlahan, lalu saya memandang wajah cantiknya, dia tersenyum. Saya ingin sekali memeluk tubuh mungilnya.
Dengan perlahan saya menurunkan muka saya ke mukanya, saya sentuh bibir sexynya, saya cium dengan lembut, dengan penuh perasaan, lalu dia balas dengan melumat bibir saya dengan kuluman lidahnya yang menggairahkan sambil menarik dasi saya untuk lebih merapat ke badannya.
Tangan sayapun mulai turun mengusap-usap payudaranya, tangannya pun tidak mau kalah, batang kemaluan saya diusap-usap dan diurut-urut dengan lembut dari luar pantalon saya. Sebelum saya lebih bernafsu, saya kunci pintu, saya ingin take safe.
Saya langsung memeluk dan menciumi seluruh muka dan lehernya begitu saya kunci pintu kantor saya. Dia mendesah dan mengerang nikmat tidak karuan. Ini yang saya sukai darinya, dia begitu expresive dan amat menikmati ciuman dan cumbuan saya.
Dengan agresif dia membuka celana saya, lalu dia duduk sambil memasukkan penis saya ke dalam mulutnya dan menghisapnya perlahan-lahan lalu menariknya kembali sambil kedua bibirnya mengatupkan rapat di seputar batang kemaluan saya.
Ooh, inilah yang saya paling sukai dari dia, pintar sekali mengulum kepunyaan saya. Saya tahu bahwa dia sangat mencintai saya, karenanya dia selalu memberikan yang terbaik untuk saya.
Cerita Dewasa Managerial Meeting
Saya benar-benar sudah tidak tahan. Segera saya tarik badannya dan saya dudukkan di atas meja saya, kedua kakinya menjuntai ke kursi. Dia benar-benar pasrah waktu saya angkat rok mininya lalu saya tarik celana dalamnya, lalu saya lumat habis selangkangannya, “Aahh”, dia menjerit perlahan sambil menjambak rambut saya.
Lebih kurang 10 menit saya melakukan foreplay lalu saya masukkan kemaluan saya ke dalam lubang cintanya. Pelan-pelan saya mulai menggoyang pantat saya maju mundur, diapun menggoyang-goyangkan pinggulnya naik turun mengikuti irama pantat saya, kaki kanannya saya angkat ke pundak saya sambil jari tangan kiri saya meremas-remas kedua buah dadanya.
5 menit kemudian dia mempercepat gerakannya sambil mendesah-desah,
“Oohhhhh.., Maass.., Maass.., nikmat Maass”, desahnya.
Tiba-tiba kaki kanannya diturunkan, kemudian kedua kakinya dilingkarkan ke belakang pantat saya, lalu dia setengah bangun, tangan kanannya memegang leher saya, sedangkan tangan kirinya menopang badannya. Bibirnya menciumi dada saya lalu lidahnya menjilat-jilat puting dada saya.
“aaghh Pak.., oohh.., Pak.., eennaakk paakk.., uughh”, begitulah rintihan dan lengguhan nikmatnya seirama dengan maju mundurnya pantat saya.
Batang kemaluan saya terasa lebih besar setelah sekitar 20 menit menerobos dan membongkar habis kemaluannya yang merah dan menggairahkan. Saya merasakan bahwa lubang kemaluannya semakin basah namun pijatan-pijatan di dalam lubang kemaluannya semakin terasa getarannya.
5 menit kemudian dia bangun memeluk tubuh saya erat sekali sambil menciumi dagu saya, pantatnya bergetar hebat dengan kedua kakinya yang semakin erat melingkar di belakang pantat saya.
“Ougghh.., hh.., Pakk.., ooooohh.., Paakkkk.., saya mau keluaar.., ooh.., oouuggh.., maauu keluuaarr.., sebentar lagi paak”, desahnya sambil terus mengerang-erang kenikmatan.
Saya semakin bergairah dan menambah kecepatan maju mundurnya pantat saya. Tiba-tiba saya merasakan badannya menegang dan menggelepar-gelepar beberapa detik, dia sedang merasakan ejakulasi, saya kembali mempercepat gerakan pantat saya sambil saya peluk dia erat dan saya mendesah-desah dan membisikkan
“Ahh.., kamu.., aagghh.., aaghh.., agghh.., kamu punya nikmat sekali sayang”, demikianlah kebiasaan kami bila bercinta, kami selalu saling apresiasi bila salah satu dari kami mencapai puncak kenikmatan.
Badannya kembali mengejang kuat sambil bergetar hebat menikmati irama goyangan pantat saya serta dahsyatnya batang kemaluan saya.
“aaggghhhhh.., Paakkkk.., saya keluaarr Paakkkkk”, teriaknya.
Bersamaan dengan telah mencapai puncak orgasme manager saya itu, maka saya tekan habis-habisan batang kemaluan saya hingga saya rasakan menyentuh dinding vaginanya. Nikmat sekali memang rasanya, saya tetap terus memaju mundurkan pantat saya, maklum saya termasuk pria yang butuh waktu lama bila bercinta. Apalagi kemaluan saya yang perkasa ini.
Kemaluan saya tidak begitu panjang tapi sangat keras sekali, sekitar 14 cm dengan diameter sekitar 3,8 cm, berwarna coklat sedikit pink dengan kepala kemaluan bundar menawan dan mengkilat. Banyak sekali wanita yang mengagumi kemaluan saya. Mereka umumnya selalu merasa exited dan ingin selalu mem-blowjob-nya.
Sampai suatu ketika saya merasa bahwa saya akan mencapai puncak kenikmatan. Saya bisikkan bahwa saya mau keluarin di mulutnya. Dia tersenyum dan mengedipkan matanya pertanda setuju. Saya merasa sangat terangsang dan dihargai, lalu saya percepat gerakan batang kemaluan saya keluar masuk liang vaginanya yang kini terasa lebih sempit dan sedikit kering. Dia membisikkan kata-kata kenikmatan,
“Ouugggghhhhhh.., ouggghhhh.., ouggghhh.., Paakkkk..,
“Pakk.., uuhh nikmat sekali punya bapaak.., saya mau kelluar lagii Paak”, teriaknya.
Tiba-tiba badannya mengejang dan bergetar hebat beberapa saat, rupanya dia keluar untuk kedua kali. Saya mempercepat gerakan, 2 menit kemudian ketika saya sudah tidak tahan lagi, saya keluarkan batang kemaluan saya dari liang vaginanya, lalu dia langsung jongkok bersimpuh dan saya mulai meremas-remas rambut dan sedikit menjambaknya sebelum saya ejakulasi.
Lalu..,
“Crot.., crot.., crottt.., crottt”, saya muntahkan cairan sperma saya ke dalam mulut seksinya.
Sebagian yang masuk ke dalam mulutnya langsung ditelan, sebagian lagi mengenai mata, hidung dan dagu serta turun mengenai buah dadanya. “Ugh nikmat sekali”. Kami lalu berpelukan sambil membisikkan kata-kata sayang, setelah kami berpakaian dan sama-sama merasa rapi, saya antarkan dia pulang ke rumahnya di kawasan Jl. Setia Budi sambil saling berjanji untuk melakukannya esok hari.

Orgasme Di Villa

Itubandar.Com-Cerita Seks 2017

Peristiwa pilu ini kualami setahun yg lalu. Saat itu kebetulan aku mendapat promosi kenaikan jabatan di kantor tempatku bekerja. Aku sempat bingung karena bila aku menerima aku harus rela meninggalkan keluarga selama sebulan untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan di
Namun setelah bernusyawarah dengan Mas Sigit (39thn) suamiku aku bisa memutuskan promosi itu, apa lagi suamiku juga mendukung. Akhirnya akpun berangkat ke jakarta dengan perasaan lega. Sesampainya dijakarta aku langsung bertemu dengan manager kantor pusat. Ternyata bukan hanya aku yg dapat promosi, karena disana aku juga bertemu dengan 20 peserta lain dari kantor cabang seleruh indonesia.
Singkat cerita aku pun sudah dua minggu mengikuti pelatihan yg berlokasi di sebuah hotel di bogor.
Saat istirahat makan siang, tiba-tiba ada seseorang yg menyapaku,
“Hai Mirna (nama panggilanku).. sedang apa di sini?” ternyata yg menyapaku adalah Heri teman waktu kuliah.
Dia rupanya bekerja sebagai manager pelayanan informasi di hotel tempatku mengikuti pelatihan.
Singkat cerita, aku pun mulai sering menghabiskan waktu bersama Heri setelah pelatihan selesai sekitar jam empat sore. Iwan selalu mengajakku jalan keliling kota bogor, tentunya aku sangat senang.
Hingga akhirnya peristiwa pilu itu terjadi. seperti biasa sore itu Heri ngajak jalan dengan mobilnya. Ian tau bahwa besok hari minggu dan pelatihanku libur sehingga dia menaariku untuk menikmati malam minggu di puncak, alau sempat bimbang dengan ajakanya tapi aku akhirnya tdk bisa menolak taaran itu. Dengan cept kami pun meluncur ke puncak.
Sesampainya di puncak Heri langsung membawaku ke sebuh villa. Di aku menghianati kepercyaan suamiku, entah kenapa aku jadi menurut saja saat Heri merayuku dan mengajakku bersetubuh.
Ditengah belaian udara yg sangat dingin di puncak, aku hanya menurut saja saat iwan mulai mencumbuiku di ruang tengah villa.
Permainan tangan dan bibirnya di daerah kemaluanku membuatku terangsang hebat dan hanya bisa pasrah saat Heri melepas semua pakaianku hingga aku telanjang. Setelah itu Heri langgsung menuntunku masuk ke kamar yg lebih hangat udaranya. Heri merebahkanku di atas ranjang dan langsung menindihku dengan penuh gairah.
Dalam keadaan birahi tinggi itu aku tak bisa berfikir normal dan nafsulah yg mengendalikanku. Aku terus melayani setiap sentuhan dan perintah Heri. Dengan buas Heri memainkan lidahnya di kemaluanku. Itilku menjadi mainan lidah Heri, selain itu sesekali dengan liarnya Heri menghisap lubang kemaluanku seolah-olah ingin menghisap semua isi kemaluanku, rasanya sungguh nikmat.. hingga aku tak mampu menahan orgasmeku yg pertama,
“Aaaaghhhh ……aahhhhh…… Her nikmat sekali bibir kamu…….. ohhhh … ohhh….” tubuhku langsung terkulai lemas.
Namun Heri sangat pintar dengan cepat dia berhasil mengembalikan gairahku, jari-jarinya sepertinya paham betul titik-titik sensitifku, belaian dan remasanya di kedua buah dadaku membuatk gairah kembali memuncak.. dan Heri lngsung memintaku menungging, lalu dari belakng Heri langsung menusukkan penisnya yg panjang dan besar.
Slebb.. slebb rasanya sungguh nikmat luar biasa dan aku hanya bisa mendesah dan mengerng menikmati permainan penisnya yg keluar masuk di lubang kemaluanku. Sleb.. slebb suara itu terdengar saat Heri menghujamkan penisnya.
Beberapa menit kemudian – cerita sex selingkuh –
“Aaagghhhh Herrr aku keluar lagi…. ” Crett.. crett.. crettt aku meraih orgasme yg kedua, rasanya lebih nikmat dari yg pertma.
Heri langsung menarik keluar penisnya dari lubang kemaluanku kemudian diarahkan kewajahku. Dia memintaku untuk menyepong penisnya. Walaupun aku belum pernah melakukanya walaupun dengan suamiku namun aku menurut saja. dan anehnya saat menyepong penis Heri itu aku kembali terngsang, mengetahui hal itu Heri langsung merebahkan badanku ke ranjang.
Heri kemudian turun dari ranjang dan dengan posisi berdiri dia kembali menusukkan penisnya sambil memegangi kedua kakiku yg di kangkangkan kekanan dan keki pinggangnya. Heri terus mengocok lubang kemaluanku dengan pelan namun dengan hentakan yg keras, saat tengah asik menikmati kocokkan Heri itu tiba-tiba hp ku berbunyi. Akupun kembali teringat pada suamiku, karena setiap jam sembilan mkalam dia dan anak-anakku selalu menelponku untuk mengucapkan selamt tidur.
Aku pun langsung panik dan menyuruh Heri berhenti sejenak
“Her… suamiku menelpon,, berhenti dulu ya… ” Heri menurutinya namun tetp membiarkan penisnya menancap di lubang kemalaunku.
Segera kuraih HP ku yg ada di sebelahku dan kuangkat telpon dari suamiku.Heri memintaku untuk menggunakan load speaker agar dia bisa mendengar percakapanku dengan suamiku. Sungguh ironis sekali… memang saat itu disaat suamiku berbicara lewat telepon jauh dari kota asalku, di sisi lain aku istrinya yg sedang berbicara dalam kondisi telanjang di pelukan pria lain.
Heri tampaknya mulai bosan mendengarkan percakapanku dengan suamiku yg lumayan lma, Heri pun kembali mengocokkkan penisnya di kemaluanku. Dengan terpaksa aku hrus menutup mulutku agar suara desahanku tak terdengar oleh suami dan pada saat menjawab aku denganberat hati harus menjaab sekedarnya, dn untunglah suamiku sangat pengertian, suamiku mengira aku sudah mengantuk sehingga dia langsung mengucapkan selamat tidur padaku dilanutkan menutup telepon.
Melihatku selesaimenerima telpon Heri lngsung mempercepat kocokknya, tentu saja aku jadi kelojotan sehigga aku tak sadar dan meraca tak karuan.
“Herr.. ahhh… oohhhh… ohhhh.. penismu nikmat sekali Herr .. aku pus sekali Herrr… ” Heri terus mengocokku dengan kecapatan tinggi, tampaknya Heri mau mencapai orgasme,
“Mirrrr… aaghhhh… aku mu keluar nihh.. oghhh.. oghhhh… aku keluarin di dalem aja ya….”
“Iya Herrrr… aku juga mau keluarrr… kita keluarin bareng ya…
“Iya sayangg… ”
“Slebb.. slebb.. slebb… Ogghhh… ohhh.. ” suara dari kemaluanku dan desahan kami terus terdengar bersamaan.
“Mirnaa… lubangmu nikmtsekalii… empukkk… ”
“Maksih Herr, penis kamu juga mantap rasanya…”
“Mirr… mantap mana di banding punya suamimu…?”
“Mantap dan nikmat punya kamu herrrr Pnismu panjang besar.. kuat.. dan nakal..” sahutku.
Dan akhirnya…,
Crett.. crettt.. cretttt.. kami berdua mencapai orgsme bersama.
Tubuh Heri langsung terkulai lemah sambil memelukku. Persetubuhan itu membuat kami berdua sama-sama kelelahan hingga akhirnya kami tertidur dalam keadaan bugil.
Paginya sekitar jam enam Heri tiba-tiba membangunkanku dengan menepuk dan meremas pantatku.
“Mirnaa.. sudah pagi… ayo bangun… kita srapan yukk…” aku langsung bangun… dan sempat terkejut karena tubuhku hanya tertutup selimut, namun sesaat kemudian aku bru sadar kalau tadi malam aku bersetubuh dengn Heri hingga berkali-kali.
Tampaknya aku benr-benar kelelahan akibat dari kejdian malam tadi, karena aku biasanya selalu bangun subuh dan tdk pernah bangun kesiangan. Aku langsung bangkit dan melngkah menuju kamar mandi. Di dalam kamar mandi ku menangis menyesali perbuatanku yg sungguh terkutuk ini.
Setelah selasai aku langsung berpakaian dan meminta Heri untuk segera chek out dari villa.. krena kalau masih bertahan di sini sampai sore aku khawatir Heri bakal mengajakku bersetubuh lagi. Dan syukurlah… setelah sarapan kami langsung meninggalkan vill menuju ke taman safari, di sana kami menghabiskan aktu hingga sore dan kemudian kembali ke hotel tempatku menginap.
Setalah kejadian di villa itu aku selalu menghindar dari Heri bahkan aku juga tdk menjawab setiap sms atau telponya hingga pelatihanku selesai.
Namun usahaku untuk tdk bertemu Heri gagal di hari pelatihan. Bberapa jam sebelum chek out, Heri menyelinap ke kamarku saat aku keluar untuk sarapan pagi. Saat kembali kekamar dan hendak berganti pakaian tiba-tiba Heri muncul dari kolong tempat tidur. Heri langsung memelukku dan mengajakku bersetubuh. Tentu saja aku menolaknya, namun Heri mengancam akan mengirimkan rekaman video persetubuhan kmi waktu di villa kepada suamiku di semarang.
Mulanya aku mengira itu hanya gertakan saja, karena saat bersetubuh di villa aku merasa Heri tdk merekamnya dengan handycam taupun hp, nmun saat Heri mengeluarkan kepingan vcd dan menanygkannya dengan video player yg ada di kamarku aku baru sadar kalau Heri telah menjebakku.
Ternyata sehari sebelum ke villa, Heri telah membokingnya dan memasangkan kamera tersembunyi di kamar tidut, sehingga aku tdk tau kalau di rekam. Pantas saja saat suamiku menelpon diaminta di load speaker agar suaranya juga dapat di rekam.
Ternyata sehari sebelum kami ke villa, Iwan telah membokingnya dan memasangkan kamera tersembunyi di kamar tidur, sehingga aku tdk tau kalau di rekam. Pantas saja saat suamiku menelpon dia minta di load speaker agar suaranya juga dapat terekam. Dan yg membuatku menyesal seumur hidup, Heri merekam semua adegan persetubuhan itu dengan kamera hp miliknya.
Setelah selesai hERI meminta maaf padaku dan berjanji tdk akan menggangguku lagi dan akan segera melenyapkan rekaman itu. Aku hanya diam saja hingaa akhirnya aku kembali ke Jakarta untuk menerima sertifikat pelatihan dan kembali ke Semarang. Ternyata Heri menepati janjinya, karena sejak saat terakhir itu dia tdk pernah menghubungiku hingga sekarang. Kini hanya ada penyesalan dalam hatiku.

Pembantu Semok Hiper

Itubandar.Com-Cerita Dewasa 2017

aku Ninok, aku bekerja di Jakarta sebagai seorang pembantu rumah tangga merangkap baby-sitter. Majikanku sepasang suami-istri yang baru punya anak satu yang masih bayi. Tinggal bersama mereka adalah adik mereka yang sudah lulus kuliah dan baru mulai bekerja, namanya Andika. Aku memanggilnya Mas Dika.Saat ini majikanku dengan bayinya sedang liburan ke Singapura, tentu saja aku tidak diajak, aku sendirian di rumah. Ketika hari senja, Mas Dika pulang dari kerja dengan sepeda motornya.
Mas Dika baik sekali padaku, sangat sopan dan ramah.
Semenjak kami tinggal berdua saja, setiap pulang kerja Mas Dika selalu membawakan oleh-oleh berupa jajanan dan diberikan padaku. ya martabak manis, ya kue donat, tiap hari selalu berbeda.
“Mbak Ninok, ini untuk mbak…” kata Mas Dika sambil tersenyum manis.
“Makasih Mas…, kok tiap hari dibawain oleh-oleh?”, aku tersipu malu…
“Kasihan sama mbak, pagi sampai sore kan sendirian di rumah.”, Mas Dika meraih handuknya dan pergi mandi.
Ketika sudah jam 7 malam selesai makan, kami berdua duduk di ruang keluarga sambil nonton TV. Jam 10 malam, Mas Dika masuk kamarnya dan tidur.
Ini telah berlangsung dua hari…. Aku semakin tertarik atau mungkin sudah “jatuh cinta” kepada kebaikan dan kelembutan Mas Dika.
Di malam ke 3, Mas Dika mulai menunjukkan kasih sayangnya kepadaku. Dia duduk dekat di sampingku, hatiku berdesir kencang, dia memegang tanganku dengan lembut.
“Mbak Ninok, aku jatuh cinta sama kamu, kamu begitu cantik, halus dan sopan kepadaku.” Wajahku merah padam, aku tertunduk malu..
“Mas Dika, saya nggak berani menerima cinta Mas, saya cuma perempuan desa…” Dia duduk semakin rapat denganku, diraihnya daguku, dipeluknya aku dan diciumnya bibirku. Aku tak bisa menolak pelukan dan ciumannya yang mesra. Cuma berlangsung sebentar, mungkin dua menit…. Tapi telah membuatku mabuk kepayang.
“Makasih ya mbak…, telah menyambut ciuman kasih sayangku”, bisiknya lembut…
Aku tersipu malu… tak kuasa mengucapkan sepatah katapun. Cuma anggukan yang sangat kikuk…
“Ninok takut?” tanyanya lagi.
“Ya Mas, mana mungkin Ninok bisa membalas cinta Mas yang begitu anggun?”
“Jangan bilang begitu, kita kan sama-sama manusia, tidak ada kasta-kastaan… masa’ nggak boleh saling jatuh cinta?”
“Mas, Ninok mau tidur dulu…”, aku segera bangkit dan beranjak ke kamarku, Mas Dika ikut berdiri dan menggandeng tanganku, ikut aku masuk ke kamarku. -cerita mesum-
Di depan pintu kamarku, ia mendekapku lagi dan mencium bibirku. Kali ini lebih “hot” dari yang pertama, lumatannya seperti hendak menelan seluruh mulutku, lidahnya dimainkannya di bawah langit-langit mulutku, membuat darah mudaku mendesir ke seluruh ujung-ujung sarafku dan membangkitkan gairahku.
Dia merangkulkan tangan kirinya di leherku, dan aku merangkulkan kedua tanganku di pinggangnya.Kali ini bibirnya mulai lepas dari bibirku dan menjelajahi leherku dan belakang telingaku, sehingga membuatku semakin “lupa daratan”. Aku mulai mendesah manja. Dia tetap sopan dan tidak meraba-raba ke bagian tubuhku yang lebih sensitif…
“Ninok, aku cinta sama kamu,” bisiknya di daun telingaku….
“Mas Dika, Ninok juga sayang sama Mas….”
Dia mulai menggiringku ke pinggir tempat tidurku, dan aku mulai pasrah saja… sambil tangannya meraih skaklar lampu kamarku untuk mematikanya.
Dalam keadaan gelap, aku semakin tak kuasa menahan diri… ingin rasanya aku serahkan jiwa ragaku kepada Mas Dika malam ini, sebagai bukti kecintaanku padanya…
Nafasku makin memburu, desahanku semakin menjadi-jadi. Ini sudah berlangsung hampir 30 menit, CDku mulai terasa agak basah, seluruh rangsangan sudah mulai memuncak di sekujur tubuhku.
Mas Dika mulai menyentuh payudaraku yang masih terbungkus bra.. sentuhannya halus lembut, tapi membuatku seperti melayang-layang… Dia terus melumat bibirku dengan lemah lembut…. Kini ia mulai meremas payudaraku yang kiri dari luar dasterku, jantungku makin berdetak keras, darahku makin mendesir…
“Mas Dika, pelan-pelaaaann…” aku mulai mendesah lemah…
Tangan kanannya mulai menggerayangi punggungku dari bawah pakaianku, dia seperti mencari kaitan bra-ku, dan benar… dia sudah mendapatkannya dan melepas kaitannya. Segera tangannya membuka retsliting belakang dasterku sampai ke bawah dan mulai melepas dasterku. Aku hanya memakai CD sekarang, diremasnya payudaraku yang kanan dengan irama teratur dan memilin-milin putingku yang kiri dengan jempol dan telunjuknya…
“Maassss, Ninok nggak tahaaaan..” Dilepasnya kilikannya dan kini dia memelukku erat sambil tangannya membelai rambutku yang panjang terurai… Menenangkan jiwaku yang bergejolak bagai deburan ombak..
“Mas Dika sayang Ninok, Ninok sayang Mas Dika nggak?”, dibisikkannya kata-kata indah di telingaku… Aku mengangguk spontan..
hatiku benar-benar terpaut kepada Mas Dika, dalam sepanjang hidupku, aku belum pernah merasakan kasih sayang yang begitu lemah lembut dari seorang laki-laki…
Mas Dika mulai membuka seluruh pakaiannya, dan kini ia dalam keadaaan bugil, tapi aku tak berani melihat kemaluannya, aku merasa sangat malu… Sekarang ia tengkurap di atas tubuhku, kurasakan tonjolan kemaluannya yang menempel di luar CDku begitu besar panjang dan betapa kerasnya.
“Ninok mau pegang ‘penis’ Mas Dika?” tanyanya.
“Malu, ah Mas…. Ninok belum pernah…”
Tanpa bertanya lagi, ia membimbing tanganku dan membawanya pada penisnya, dimintanya aku menggenggam penisnya tanpa aku berani melihatnya.
Astaga! Besarnya dan panjangnyaaaa, mungkin ada 17 cm….
Ia mulai menurunkan CDku dan ditanggalkannya, sekarang kami sama-sama telanjang bulat…. Mas Dika kembali mengulum puting buah dadaku, puas di kiri pindah ke kanan, kiri lagi, pindah kanan lagi, sambil jari-jari tangannya menyentuh lubang kemaluanku yang sudah mulai becek… Aduuuh, nikmat sekali rasanya….
Kepala Mas Dika kini mulai pindah ke bawah, menciumi pusarku, dan terus turun ke bawah, tepat di depan kemaluanku, kepalanya berhenti, kini lidahnya dijulurkannya, dan mulai menjilati kemaluanku, mulai dari bibir kemaluanku, terus makin ke dalam… Sampai kini di ujung itilku, disapu-sapukannya ujung lidahnya ke ujung itilku….
“Oooooooooohhhh…”, aku meronta kenikmatan….. Halus nian kilikannya pada itilku, tapi stabil dan terus-menerus.
Aku mulai menggelinjang-glinjang…. Kuangkat pinggulku, tak kuat menahan geliiii dan rangsangannya yang sangat kuat…..
“Ooooooohhhhhh……” desahanku semakin keras,
“aduuuh Mas, Ninok rasanya pengen pipiiiisssss”, dia tidak menjawab dan terus melakuan sapuan yang semakin mantap pada itilku….
Saking tak tahannya, aku lepaskan air kemaluanku, tapi sangat berbeda dengan kencing, karena ini menimbulkan kenikmatan pada sekujur tubuhku, kukejangkan seluruh tubuhku, dan segera mas Dika memeluk tubuhku lagi…..
“Nikmat, sayang?”, tanyanya… Aku tak sanggup menggambarkan rasa nikmat yang sangat dahsyat itu….
“Nikmaaattttt Maaaaassss….”, itu saja komentarku….
Sekarang Mas Dika mulai mengangkangkan kedua kakiku dengan kakinya, dan perlahan-lahan dituntunnya kemaluannya yang masih keras mendekati pintu lubang kemaluanku…. Aku makin pasrah saja, karena aku masih merasakan kenikmatan yang memuncak tadi…. Kepala kemaluannya mulai sedikit memasuki kemaluanku, aku berpikir sejenak, apa bisa masuk? Apa cukup lubang sekecil kemaluanku dimasuki batang kemaluannya yang begitu panjang dan besar?
“Mas Dika akan masukkan pelan-pelan, supaya Ninok tidak kesakitan… Kalau agak sakit, Ninok bilang ya.. Mas akan sabar memasukkannya sedikit-sedikit.
Kenikmatannya bisa 10 kali lipat dari kenikmatan yang baru saja Ninok rasakan tadi…”, demikian janji Mas Dika…
“Kita pindah ke kamarku aja ya Ninok sayang? Di sana sejuk ada AC-nya. Ninok mau kan?” tanya mas Dika kekasihku…
Segera diangkatnya aku dengan kedua tangannya dan dibawanya masuk ke kamarnya yang sejuk ber-AC, bibirku tetap dikulumnya dengan kuat..
Direbahkannya aku di tempat tidurnya, dirangsangnya aku lagi melalui ciuman pada bibir, leher, belakang telinga, puting payudara kiri dan kanan…
Kemaluanku sudah mulai basah lagi. Dikangkangkannya sekali lagi kedua kakiku, dan tanpa ragu-ragu ia mulai memasukkan batang kemaluannya sedikit demi sedikit ke lubang kemaluanku…. Aku siap menerima persetubuhan ini dengan penuh cinta kepadanya.
 Makin dalam dan makin dalam, makin hangat dan makin hangat, makin dalam dan makin dalam lagi, sangat hati-hati dan perlahan-lahan…. sampai semua batang kemaluannya kandas ke dalam lubang kemaluanku. Ia mengambil bantal dan mengganjalkannya pada bokongku, terasa tusukan batang kemaluannya masuk lebih dalam lagi…..
“Gimama Ninok sayang? Sakit?” tanyanya lembut penuh kasih sayang…
“Nikmaattt Massss”, jawabku manja….
Kini ia mulai memaju-mundurkan kemaluannya, aduuuh… gesekannya menimbulkan rangsangan yang sangat dahsyat pada dinding dalam lubang kemaluanku… ada rasa geli, ada rasa nyeri, ada rasa nikmat, ada rasa yang sangat memabukkanku…Semakin lama, kecepatannya semakin bertambah, semakin cepat semakin menimbulkan rangsangan nikmat… aku sudah mulai hampir mencapai puncak lagi… Makin lama makin nikmat, makan lama makin enaaaaakkkkk…..
“Maaaaasssss, Nikmaaaattttttt…. Ninok mau keluar lagi….”
“Sebentar lagi ya sayang… Mas juga mau keluaarrr…”
Nafasku semakin tak keruan, Mas Dika semakin mempercepat keluar masuk kemaluannya pada lubang kenikmatanku…
“Massss, Ninok keluar lagiiiiii…..” kali ini benar-benar 10 kali lebih nikmat dari sebelumnya…
Mas Dika memasukkan kemaluannya lebih dalam, dan terasa ada semburan keras di dalam lubang kemaluanku…. creeeet, creeeeet, creeeeet…. dan
“Oooooooh, ooooohhh, ooooohhhhh”, segera mas Dika ambruk di atas tubuhku…….
Ia belum juga mencabut penisnya dari lubang memekku… Perlahan-lahan nafas kami berdua mulai berangsur-angsur teratur. Mas Dika kembali memelukku, membelai lembut rambutku, menciumi bibir, kening dan kedua pipiku….
“Puas, sayang?” tanyanya sopan dan halus… Aku mengangguk manja…
Kini ia mulai mencabut penisnya. Malam itu, aku tertidur di kamar Mas Dika, Mas Dika menyelimutiku dengan penuh kasih sayang, memeluk tubuhku dan ia tertidur pula. Kami berdua tidur lelap tanpa berbusana

Karaoke Lounge

Itubandar.Com-Cerita Mesum 2017

Waktu itu aqu tak berpikir untuk menyeleweng, tapi dasar nasib akhirnya aqu terjeblos ke acara surga perselingkuhan, bukan dgn satu lelaki namun sekaligus dgn lima lelaki.., gila bener deh.
Aqu seorang perempuan berumur 30 tahun, ibu dari dua anak, tentunya statusku menikah dgn seorang suami yg sudah terikat perkawinan selama 15 tahun, aqu kawin sesudah aqu berhasil meraih gelar kesarjanaanku di kota Bandung.Suamiku normal-normal saja, demikian juga hubungan seksku juga normal, aqu melaqukan hubungan seks setiap minggu 2 atau 3 kali seminggu dgn suamiku, namun semuanya berubah ketika aqu mengalami suatu hal yg tak kuduga-duga 3 bulan yg lalu, ternyata kemampuan seksku lebih dari yg kuduga sebelumnya.
Namaqu biasanya dipanggil Ratih, tinggi tubuhku sekitar 156 cm, berat tubuh juga hanya 49 kg, ukuran BH-ku 34 C, pinggulku yg agak besar berukuran 100 cm semakin menonjol dgn pinggangku yg hanya 58 cm itu.
Meskipun dari rahimku sudah terlahir dua anak, namun tubuh-ku sih oke-oke saja hampir tak ada perubahan yg mencolok. Sorry.., aqu menggambarkan semua ini dgn detail siapa tahu anda bisa joint dgn pacar-pacarku dilain kesempatan.
Kembali pada kejadian yg gila.
Mula-mula aqu bertemu kawanku, Merrisa, sobat sewaktu di SMA dulu di sebuah mall ketika aqu belanja. Saat itu ia bersama dua kawan lelakinya, yg langsung dikenalkan padaqu, bernama Hendro dan Siwan, dan ternyata mereka merupakan kawan-kawan yg enak diajak bicara, dan akhirnya kami menjadi akrab sesudah saat itu perkenalan dilanjutkan di sebuah restoran.
Sesudah pertemuan itu ternyata Hendro sering menelepon ke rumahku meskipun ia sudah tahu bahwa aqu ini seorang istri dgn dua orang anak.
Tentunya dalam pembicaraan telepon itu ia merayu gombal, namun tetap ia menjadi kawan bicara yg enak, ia berusaha mengajakku makan siang dgn gigihnya dan akhirnya aqu menyerah juga, dan syaratnya makan siang ramai-ramai.
Pada hari yg dijanjikan akhirnya aqu, Merrisa dan Hendro bersama Siwan dan 3 kawannya yg bernama Susno, Benny dan Adi yg rata-rata 8 tahun lebih tua dariku dan Merrisa itu makan siang bersama di sebuah restoran yg ada fasilitas karaokenya. Kami makan dgn ramainya dan sambil berkaraoke, memang aqu senang berkaraoke.
“Ayo Tih, nyanyi..,” mereka menyemangatiku kala aqu melantunkan lagu.
Dan ternyata kelima lelaki eksekutif itu merupakan kawan yg enak untuk gaul, wawasannya luas dan menyenangkan. Akhirnya kami cepat menjadi akrab, inilah kekeliruanku.
Seminggu kemudian aqu diundang lagi, kali ini oleh Siwan untuk makan siang dan berkaraoke lagi, dan aqu langsung menyetujuinya tanpa tanya panjang-lebar lagi. Aqu bolos masuk kantor sesudah waktu makan siang pergi ke tempat karaoke bersama mereka (aqu bekerja di sebuah perusahaan konsultan sebagai salah satu manajer di sana). Nah, disaat itulah terjadi sesuatu yg tak kuduga. Ternyata aqu dibawa ke tempat sebuah karaoke yg khusus untuk berkaraoke, bukannya sebuah restoran, namun berupa sebuah kamar tertutup dgn kursi panjang dan kali ini Merrisa tak ikut, jadi hanya aqu dgn kelima lelaki-lelaki itu saja. Karena sudah telanjur masuk ke sana, akhirnya kucoba menenangkan diri meskipun aqu agak deg-degan juga pada awalnya, tapi akhirnya suasana menjadi seru ketika secara bergantian kita bernyanyi berkaraoke.
Aqu pun dipesankan minuman whisky-cola yg membuat tubuhku hangat, akhirnya mereka minta berdansa dgnku sewaktu salah satu diantara mereka bernyanyi. Dan saat melantai itulah akhirnya lama-kelamaan mereka berani merapatkan tubuhnya ke tubuhku dan menekan serta menggesek-gesek buah dadaqu, yg lama-lama membuatku terbakar dan menikmati permainan ini. Mereka bergantian berdansa dgnku.
“Ratihh.., tubuhmu hot,” Hendro berbisik di telingaqu sambil bibirnya mencium belakang telingaqu dan tangannya akhirnya tanpa malu-malu lagi meremas buah dadaqu yg putingnya sudah semakin sensitif.
“Ahh.. jangaann..” kataqu ketika tangan itu meremas dadaqu semakin hot, namun tanganku tetap tak melepaskan tangan itu.
“Mmhh..” Hendro akhirnya mengulum bibirku dan menindih rapat-rapat tubuhku di atas sofa. Aqu lupa diri, ketika akhirnya jari-jari tangan Hendro bergerilya di dalam celana dalamku menggelitik bibir kemaluanku yg sudah basah dan rasanya menebal itu, dan dgn liar akhirnya kelima lelaki itu ikut mengerubuti tubuhku. Dan akhirnya tahu-tahu tubuhku sudah berbugil ria digeluti bersama oleh mereka, dan Hendrolah yg lebih dahulu menusukkan gagang kemaluannya ke lubang kemaluanku. Adi memasukkan gagang kemaluannya ke mulutku, Siwan mengisap puting kiri buah dadaku dan Susno mengisap puting buah dada kananku, sedangkan Benny menggosok-gosokkan gagang kemaluannya di wajahku.
“Achh..” aqu mendapat orgasme pertama ketika Hendro sedang asyik-asyiknya menggenjot tubuhnya di atas tubuhku, sedangkan gagang kemaluan Adi yg hangat itu dgn serunya bermain di mulutku.
“Ratihh..” Hendro menggeliat ketika memuntahkan spermanya di dalam lubang kemaluanku, hangat dan terasa kental memenuhi lubang kemaluanku. Adi tambah semangat mengocok gagang kemaluannya di mulutku. Sesudah Hendro selesai, posisinya langsung diganti Benny yg sejak tadi hanya menggosok-gosokkan gagang kemaluannya yg panjang besar di wajahku, langsung ditancapkan ke lubang kemaluanku yg hangat, sudah penuh dan licin dgn air sperma Hendro.
“Crok.. crok.. crok..” bunyi gagang kemaluan Benny menghunjam lubang senggamaqu, Benny begitu semangatnya menyetubuhiku.
“Mmmphh, aghh..” tubuhku bergetar menggeliat, baygkan buah dadaqu dihisap putingnya oleh Susno dan Siwan seperti dua bayi besar kembar, dan di lubang senggamaqu gagang kemaluan Benny menghunjam dgn ganasnya, di mulutku Adi akhirnya menyemprotkan spermanya dgn deras dan langsung kuhisap kuat-kuat.
“Aachh..,” terasa hangat asin seperti kuah oyster masuk di tenggorokanku. Bersamaan dgn itu, Benny juga menyemprotkan air spermanya di lubang senggamaqu. Multiorgasme.., aqu sudah dapat tiga atau empat kali dan masih ada Siwan dan Susno yg belum kebagian menyemprotkan cairan spermanya.
Tubuh Adi dan Benny berkelonjotan dan akhirnya terhempas.
 Siwan mengganti posisi Adi, gagang kemaluannya yg bengkok ke atas terasa penuh di mulutku, Susno menepis Benny dari atas tubuhku dan untuk yg ketiga kalinya lubang kemaluanku dimasuki orang ketiga dan ternyata milik Susno yg paling panjang dan besar, terasa masuknya mudah karena lubang kemaluanku sudah penuh sperma kedua orang terdahulu, namun terasa mantap dan nikmat gagang kemaluan Susno menggesek lubang kemaluanku yg sudah terasa panas dan makin tebal rasanya.
“Crok.. crok.. crok mmhh..” bunyi genjotan gagang kemaluan Susno seperti bunyi kocokan orang membuat kue terasa menjadi bunyi yg dominan di ruangan itu.
“Ratihh.. iseepp yg kuaatt..” ternyata Siwan tak kuat dgn hisapan mulutku, gagang kemaluannya memuncratkan spermanya di mulutku, terasa sperma Siwan lebih strong aromanya, lebih hangat, lebih kental dan lebih banyak memenuhi mulut dan tenggorokanku.
“Achh..” Susno juga menggeliat menyemburkan spermanya di lubang kemaluanku.
Tubuhku terasa lemas namun bergetar kuat mengiringi muncratnya air sperma Susno, rasanya aqu sudah orgasme enam kali ketika akhirnya Susno tergelepar di samping tubuhku.
Selesailah siang itu pertempuran besar aqu lawan lima lelaki-lelaki di ruang karaoke yg meskipun ber-AC terasa panas dan mengucurkan keringatku dan keringat mereka. Celakanya di kamar itu tak ada kamar mandi, akhirnya aqu hanya mengelap saja air sperma ketiga lelaki yg memenuhi lubang kemaluanku dan menetes ke pahaqu dgn BH dan celana dalamku saja.
Sesudah semuanya terdiam dgn kejadian itu, akhirnya beberapa puluh menit kemudian aqu memakai BH, celana dalam, blous dan blazer serta rok yg tadinya bertebaran di lantai, mereka pun memakai kembali baju-baju dan celananya.
Jam 5 sore aqu keluar dari karaoke itu, dan tadi aqu masuk jam 1 siang, berarti sudah empat jam aqu di dalam ruangan itu.. yah, artinya tadi aqu digilir lebih kurang 1,5 jam full. Wah, aqu kagum juga dgn daya tahanku, meskipun rasanya kakiku pegal-pegal dan ngilu.
Waktu melewati kasir rasanya aqu malu juga, karena meskipun mereka tak tahu apa yg terjadi di dalam namun wajahku tetap terasa memerah, rasanya minyak wangiku sudah berubah menjadi bau aroma air sperma, mungkin kasir perempuan itu bisa mengendus baunya atau malah mungkin ia sedang membaygkan kejadian yg baru saja kualami dan di kakiku terasa sperma mereka merembes mengalir di pahaqu. Untung sesampainya di rumah suamiku belum pulang, dan cepat-cepat aqu ke kamar mandi membereskan semuanya. Dan ternyata malamnya suamiku mengambil jatahnya juga, untung aqu sudah membersihkan tubuhku, meskipun komentar suamiku membuatku deg-degan, mudah-mudahan ia tak curiga.
“Tih, punyamu kok rasanya hot banget, tebel..,” bisik suamiku di telingaqu.
“Terima kasih yaa.., enaakk..” lanjut suamiku sesudah ia menyemprotkan spermanya dan tertidur pulas di sampingku. Ia tak tahu jadi orang keenam hari itu yg memuncratkan spermanya untukku.

Payudara Diva

Dengan relasi yang banyak aku kenal di kesempatan itu bisa menemui Diva di rumahnya, dengan alasan dia
ingin membuat web pribadinya, dia meminta bantuanku untuk mengoperasikan webnya sudah dua kali aku
datang ke rumahnya untuk meeting di tempat umum, dan untuk ketiganya aku meeting di rumahnya kemudia
berhasil menidurinya di ranjang. singkat cerita ketika aku siang itu mengadakan meeting di rumahnya dan hanya dihadiri kami berdua,
tanpa suami Diva sama sekali.
“Apa saja hendak diisi .. “ tanyaku sambil menghembuskan rokokku yang hanya separo isinya
“Apa sajalah .. profile pribadi … “
“Yang bagian dalam dalam ?” tanyaku nakal sampai tertawa
“Ya janganlah … mosok kayak gitu diobral “ Ujar Diva dengan tersenyum sambil membusungkan dadanya
seolah ada yang gatal di punggungnya
Aku menahan nafas.
“Alamak besar sekali .. ingin aku merasakan kekenyalan buah dadanya “ batinku berteriak
“Ya setidaknya orang khan banyak nanya berapa ukuran BH Mbak Diva“ ujarku sambil cengengesan
Bukan marah yang kudapat, namun aku justru dilempari bungkus rokokku
“Sialan lo Han … “
“Seperti biasa .. saya biasa nangani web orang lain, ya kudu tahu sedikitlah profilenya, baik yang
luaran maupun dalemannya “
“Hah .. “ Diva terkejut
“Khan cuma sedikit Mbak Diva.. kalo seluruhnya ya mana mau “ ujarku sambil menetralkan dirinya dan
kembali tertawa, menyunggingkan senyum nakalnya, matanya menatapku seolah ingin menelanku.
Hari itu Diva menggunakan pakaian yang sangat mengundang birahiku, belahan dadanya terbuka lebar,
sedang roknya hanya pendek sekali sehingga kemulusan pahanya membuat aku suka kebablasan bicara, namun
hal itu malah disukai Diva.
Maklum sebagai seorang janda, kebutuhan seksnya harus disalurkan atau menjadi beban dirinya. Sekalipun
mempunyai kekasih dari Jerman, namun tidak semuanya bisa terlampiaskan. Bahkan lama lama Diva
memancingku agar lebih berani mendekatinya, ketika kami semakin akrab untuk rembugan masalah webnya.
“Lantas untuk jatah seksnya gimana Mbak Diva?” tanyaku tanpa melihatnya dengan menulis di agendaku
“Ih .. nanya kok gitu sih … “Diva terkejut kembali
“Lha gue sendiri juga bingung .. disuruh nulis profile khan harus nanya deh .. biar nggak salah kutip”
ujarku sambil tertawa
“Nakal sih kamu ..
“Lha kalo cuma ditulis apa adanya penggemar nggak mau ngakses .. apalagi kalo artisnya terbuka mah
gampang dibina dan diarahkan “ kataku sambil memandangnya
“Oke deh … minimal seminggu sekali lah .. “
“Sama siapa ?”
“Rahasialah .. itu jangan dimasukan donk .. malu aku “
“Nggak deh .. aku bisa menjaga privasi orang .. sekalipun itu selingkuhan “ kataku sambil tertawa
“Mang kamu suka selingkuh ? nikah saja belum “
“Lha kalo dikatakan gangguin istri orang nggak pas je .. yang diajak nggak merasa terganggu sih, malah
senang dan puas gitu
Diva tertawa keras, karena saking tertawanya tangannya menyenggol gelas sehingga jatuh, kami sama sama
hendak memungut pecahan gelas itu sambil posisi membungkuk, mataku tertuju pada buah dadanya yang
besar itu, Diva memandangku ketika aku melihat ke arah dadanya itu.
“Nakal sih kamu “ ujar Diva dengan menjawil hidungku
“Andai boleh sih aku bermain disitu “ ujarku dengan berbisik
Diva memandangku dengan mata teduh, lalu berdiri dan menarik tanganku, aku menurut saja dan
digelandang ke kamarnya
Sesampai di kamar ditutupnya pintu.
“Kau boleh lihat seluruh tubuhku Han .. kau akan menyesal .. “ kata Diva dengan membuka pakaiannya,
aku berdegup dengan kencang di ranjang dalam posisi duduk.
Penisku sudah ngaceng sejak masuk ke rumah Diva.
“Aku tahu kau ngaceng sejak awal … sekarang kau buktiin kata katamu bisa menyenangkan istri orang “
tantang Diva dengan pandangan nakal membuka BHnya. Ketika cup BH itu lepas, besar buah dadanya sangat menatang sekali.
benar benar bidadari Mbak Divaini “ gumamku disambut dengan tawa cekikikan, lalu jongkok dan meremas
penisku yang tercetak jelas, aku sudah membuka baju dan kaos dalamku.
“Awwww .. sakit deh kalo masih dalam celana “
Aku langsung meremas buah dadanya yang kenyal dan besar itu
“Aww … Han … remas oh .. enaknya tanganmu “ erang Diva dengan binal dan semakin nakal menarik
celana panjangku, penisku menyembul dari celana dalamku bagia kepalanya
“Ih .. kontolmu besar sekali Han … “ puji Diva sambil menarik CDku dan kini penisku mengacung dengan
bebasnya
“Ntar kalo masuk ke tempekku apa muat ya ? “ujar Diva dengan nakal meremas dan mengocok penisku.
“Masuklah .. ujarku dengan menarik tangan Diva agar naik ke ranjang, kutindih Diva dengan gemas dan
aku memberikan ciuman bibir dengan rakus, bibir kami saling bertaut, sedang tanganku bermain di
dadanya yang membusung itu. Kukulum bibir itu da kucari lidahnya, kami bermain lidah, juga saling
menghisap dan bertukar air liur.
“Han .. puasi aku ya .. aku sudah lama ndak digituin” pinta Diva dengan wajah memelas
“Aku juga menginginkan Mbak Diva.. “ kataku kembali menyerbu ke bibirnya, pertarungan bibir kembali
menghebat,
Diva memegang kepalaku untuk mengontrol pagutannya dan aku memeluknya sehingga tindihanku semakin
membuat Diva terdesak, tanganku semakin nakal ke bawah mengelus pahanya yang mulus, membuat Diva
menggelinjang tak karuan, tanganku naik dan menarik CDnya, Diva membantunya dan aku melirik kebawah,
jembutnya sangat rapi dan sedikit lebat
Pagutan demi pagutan membuat kami larut dalam permainan seks yang dashyat, Diva semakin tenggelam
dalam pelukan. Tangannya mengelus punggung, kemudian turun ke depan dan memegang penisku dan diarahkan
ke lubangnya, kutahan tangannya dan tetap kuberikan ciuman bibir
“Jangan dulu Mbak Diva.. aku belum mengoralmu “ kataku dengan nafas tersengal karena permainan bibir
yang lama dan itu disukai Diva.
“Aku nggak tahan, sayang .. Oh .. puasi aku . semprot aku dengan air manimu, sayang “ ujar Diva dengan
mesra
“Akan kupuasi kau Mbak Viviku, sayang .. “
“Kontolmu gedhe .. ayo masukin ke tempekku, sayang .. sodok tempekku sepuasmu Han “ ujar Diva
memberikan semangat.
Aku langsung mengelesot dan memandang vagina Diva, bentuknya sangat rapat sekali karena lama tak
dipakai.
“Rapat sekali, sayang .. Oh Mbak Diva.. kalo nggak dioral nggak cukup masuk deh “ kataku sambil
memberikan elusan di vaginanya dan Diva merintih
“Terserah kamu,sayang .. “
Aku langsung menyosor ke vaginanya dan kuberikan sedotan di lubangnya membuat Diva langsung mengerang
dan menggelinjang
“Awwww ..aaaaarggg .. terus sayang … terus “ erang Diva dengan gemas, tubuhnya menggelinjang ke
kekiri dan kekanan, matanya merem melek menikmati oralku di vaginanya.
“Terus Han…. Aoooooo … aku nggak … “ erang Diva dengan suara yang sedikit keras sehingga
suaranya sangat nyaring di kamarnya
Aku mengoral vagina Diva dengan sangat senang sekali, akhirnya kunikmati tubuh sintal dengan buah dada
besar ini, sambil mengoral dan mencoba mengerjai klitorisnya, tanganku meremas buah dadanya,
Sehingga Diva semakin menghebat dalam menggelinjang bak cacing kepanasan, tubuhnya bekeringat dengan
deras dan sudah basah, bibirnya digigit gigit lalu dilepaskan lagi, tangannya menggapai gapai sprei,
Aku terus saja menyedot klitoris dan menyentilnya dengan lidahku, setiap kusentil Diva menaikan
dadanya sehingga tanganku semakin mantap meremas buah dadanya, tanganku tak bisa melingkari buah
dadanya.
“Oooooooooohhhhhh … ssssssstttttt ..eeeeeeenaaaaaak “ teriak Diva dengan nyaring dan tak perduli
lagi, siang yang panas itu membuat tubuhnya semakin licin berkeringat
Aku terus menyedot nyedot dan Diva semakin tak karuan bahkan terus saja menggolengkan tubuhnya,
kakinya menjepit kepalaku sehingga aku tak bisa bergerak, kepalaku diremas remas bagian rambutku dan
Diva semakin keras menggelinjang tak tahan kuoral
Akhirnya Diva mencapai orgasme yang pertama, tubuhnya menegang sangat kaku saat mencapai orgasme,
tanganku menahan pahanya agar tak menjepitku lebih keras, kepalaku lepas, dari vaginanya muncratlah
cairan kewanitaannya dan muncratnya sangat deras seperti air kecing lelaki dalam posisi ngaceng.
“Hmmm . lama tak disetubuhi ya ?” tanyaku sambil tiduran di sampingnya dan kuberikan senyuman mesra.
Diva menikmati orgasmenya, tubuhnya melemas dengan cepatnya dan kubiarkan saja dengan memandangnya,
matanya masih merem, lalu pelan pelan membuka matanya, melihatku tersenyum Diva membalasnya
“Terima kasih Han .. aku sudah lama nggak disodok sodok”
“Ntar aku puasi, lihat tuh .. penisku yang akan mengoyak vagina Mbak Diva“ ujarku menunjuk ke penisku
yang manggut-manggut.
“Tunggu sebentar, sayang … “
Kubiarkan, aku hanya diam memandangnya, tiba tiba Diva menindihku, memberikan ciuman bibirnya yang
sangat rakus sekali, lalu menduduki pingangku, tangannya diletakan diatas mulutnya dan diludahi,
kemudian mundur lagi dan memegang penisku dan diolesi dengan ludahnya lalu dikocoknya
“Gedhe banget kontolmu Han …. “ ujarnya mengarahkan penisku ke lubang kemaluan Diva dengan gemas
Aku hanya bisa tiduran dan mengelus elus buah dadanya, mili demi mili penisku mulai masuk.
“Auuuuuuuh … besar sekali .. Oooooh …. enaknya kontolmu … “ erang Diva dengan suara mendesah
“Oh .. betapa bahagianya aku bisa menikmati tubuhmu Mbak Diva“ kataku sambil meremas buah dadanya,
rambutanya yang panjang itu semakin tak karuan. Penisku semakin tenggelam dalam lubangnya yang semakin
licin dan becek itu, penisku serasa diurut urut, lubangnya sangat sempit, bagian atas vagina
menggelembung seiring penisku semakin tenggelam, Diva meringis dan memandangku dengan senyuman
menggoda
“Mbak Divamau tiap hari kuginiin “ tanyaku nakal.
“Mau ah .. tiap hari “ kata Diva dengan meracau tak karuan
Penisku tinggal beberapa centi saja, lalu dengan gemas Diva menyentaknya sehingga kami memekik
bersamaan
“Addddduuuuh … enaknya … “ pekik Diva dengan menarik tanganku agar bisa duduk diranjang,
kuposisikan saat menggeser pantatku serasa sangat diperas dalam vaginanya
“Bisa muncrat nih “ semprotku ngawur
“Awas kalo keluar duluan .. “Diva balik menyemprotku.
Diva lalu naik turun mengenjotku, aku mengimbangi gerakannya, tangan Diva dirangkulkan ke pundaku dan
tangannya menyatu, gerakan buah dadanya naik turun menyetubuhiku sehingga aku semakin suka dengan buah
dada besar itu, kuremas remas dan Diva melenguh dengan keras
“Oh . enaknya .. terus Han .. ayo .. ayo .. “ kata Diva dengan mengajakku mendayung lebih dalam.
“Iya, sayang .. oh.. ingin aku bersamamu terus Mbak Viviku “ ujarku sambil memberikan ciuman bibir,
bibir kami bertaut dengan mesra, tanganku bertelapak dan meremas buah dadanya membuat Diva
menggelinjang tak karuan, penisku keluar masuk vagina Diva, gerakan Diva sangat bervariasi tidak hanya
naik turun kadang memutar membuat penisku serasa disedot sedot dan dipilin pilin dengan hebat
Kami saling memacu, bunyi keciplak alat kelamin kami membuat kami semakin terhanyut dalam nafsu
birahi.
“Oh .. sayang … enak sekali .. nik..nikmat “ kata Diva dengan kembali melumat bibirku tangannya
memegang telapak tanganku agar terus meremas remas buah dadanya yang besar itu. Gerakan Diva semakin
liar di atasku sehingga Diva semakin binal dan tak terkontrol, wanita ini memang sudah lama tak
disetubuhi, vaginanya sangat menjepit penisku dengan gemas.
Diva sangat merindukan hubungan seks karena sangat ngebet sekali.
“Kau nakal juga Han … urusan pekerjaan sampai begini “ ujar Diva di tengah nafasnya yang kacau
“Iya .. aku akan semakin mudah menulis Mbak Diva“
“Oh .. jangan kau tulis hubungan seks ini, sayang “
“Nggak Mbak .. aku janji “ kataku dengan terus melawan nafsu Diva yang liar itu, tubuhnya naik turun
di atasku menggenjotku. Tubuhnya semakin cepat menggenjot seolah akan merasakan orgasme.
“Han .. kau mau .. mau muncak .. ayo “ ajak Diva dengan semakin cepat dan liar naik turun, aku
mengimbangi gerakan itu dengan semakin keras meremas buah dadanya.
“Iya .. keluarkan saja “ kataku sambil terus memberikan perlawanan, tubuh Diva semakin cepat dan
vaginanya menjepit dua kali lipat penisku, kutahan orgasmeku agar tidak muncrat, Diva menengang sangat
kaku menelikung seperti busur panah
“Aaaaaaaku …. oooooh ……….saaaaaaampaiiiiiii “ teriak Diva dengan membusungkan dadanya dan
kuremas untuk memaksimalkan orgasmenya kedua,
Diva sampai mengejan berkali kali di atas tubuhku. Tubuhnya menegang dengan kakunya lalu kemudian
lemas dalam pelukanku da, kuberikan pelukan mesra dan kuberikan elusa di pungungnya.
Tubuh seksi berkeringat itu diam dalam pelukanku. kubiarkan diam saja dan aku hanya memeluknya dengan
mesra. Lalu Diva mulai bersuara.
“Terima kasih, sayang .. telah memuaskan aku .. kau memang hebat Han ..” puji Diva dengan memberikan
kecupan di bibirku
“Iya sama sama .. “
“Kontolmu hebat, sayang .. aku suka .. ntar aku putusan saja sama pacarku “ kata Diva dengan memohon
“Hubungan kita hanya seks, sayang .. seks dan pekerjaan .. “
“Please … aku suka kamu, sayang .. kau ganteng .. pintar dan nakal .. “ ujar Diva dengan memegang
kepalaku
“Ah .. “ ujarku dengan memberikan senyuman mesra
“Mau ya jadi pacarku .. aku butuh pelampias seperti ini Han .. kalo nggak dipuasi aku bisa cepat
marah”
“Kalo itu sih gampang … rembugan kita belum selesai .. Mbak Divadah ngebet minta seks sih”
“Idih .. kau nakal juga “
“Aku tahu kok Mbak Divapengin gini .. mancing mancing make pakaian minim mengundang nafsuku”
“Lha aku suka kamu kok .. kalo nggak digituin kamu nggak bakalan mau “
“Kalo Mbak Divajadi pacar gelapku sih mau saja “
“Asli deh .. aku sudah bosan sama dia … mainnya kasar banget … “
“Oh ya .. “
“Please .. jadi pacarku ya … apalagi anakku suka kamu … “ ujar Diva dengan memandangku mesra
“Aku sudah punya pacar je … “
“Putusin deh .. apapun yang kau inginkan aka kukabulkan .. minta apa saja deh “
“Cintaku tak bisa dibeli dengan apapun kecuali dengan begini “ kataku sambil memeluknya lebih erat
“Terima kasih, sayang .. ntar kita lanjutin ya .. semprot tempekku dengan air manimu .. hamili aku,
sayang”
Diva tergolek lemas dalam pelukanku, tubuhnya mengkilat berkeringat, dari vaginanya menetes cairan
orgasmenya membasahi sprei, ketika penisku kutarik cairanya menetes lagi.
Rambutnya acak acakan, yang aku suka dari Diva adalah suka ngomong jorok sekali, lebih jorok dibanding
artis lain yang pernah kutiduri, Anne J Cotto atau Andi Soraya masih kalah jorok dengan Diva ini.
“Sabar deh .. ntar aku puasi Mbak Diva“
“Tempek ah .. kontol ah … “ ujar Diva jorok sekali.
“Ih .. jorok banget sih “ kataku sambil memberikan elusan mesra di buah dadanya, posisiku menindih
Diva dengan penisku menancap dengan nikmat di vagina Diva.
“Habis kalo nggak jorok nggak nikmat deh .. ntar tunggu sebentar ya, biarkan penismu yang besar ini
kuurut dengan vaginaku, hmmmm .. kontolmu kujepit dalam tempekku dulu “
“Ya deh … “
“Kontolmu wajib masuk ke tempekku Han … aku suka kontolmu yang gedhe itu, kontol terbesar yang sudah
masuk ke tempekku … tempekku merasa bangga dimasukan kontol besar, nanti semprot air manimu ya … aku
sudah lama nggak dientot deh …”
“Iya ya .. “ sambil mulai menggoyang naik turun dengan pelan dan disambut ciuman ganas Diva.
“Sayang, remas susuku, remas buah dadaku .. Oh .. iya .. “
Aku justru malah bermain dengan mulutku di punting buah dada Diva yang besar itu, buah dadanya yang
besar itu aku remas sebelah kiri dan sebelah kanan puntingnya aku sedot sedot seperti menyusui.
Dalam mulutku kugigit punting itu dengan pelan lalu kusedot sedot sekerasku sehingga membuat Diva
menggelinjang tak karuan, kedua tangannya meremas kepalaku dengan mesra
“Awwww .. enak Han .. sedot terus .. Oh .. aku suka akan kamu, sayang .. “ erang Diva dengan
menggelengkan kepalanya kanan kiri, sambil merem melek keenakan
Aku menikmati kuluman punting buah dada Diva dengan nikmat, gantian punting sebelah kiri aku kerjai
dan buah dada sebelah kanan aku gantian remas remas, buah dadanya yang kenyal dan mengeras itu sangat
membuatku puas sekali.
Belahan buah dadanya merupakan tempat yang nikmat, kujilati buah dadanya sebelah kiri, kemudian menuju
ke belahan itu dan aku menjilati dengan menelan keringatnya. Kemudian naik menuju ke leher Diva itu.
Sesampai di depan bibirnya aku langsung melumat habis bibirnya yang seksi itu. Diva sampai megap megap
melawan serbuah bibirku, lidahku menyapu langit langit dalam mulut Diva, Diva tak kuat melawan ciuman
bibirku, sehingga menarik kepalaku
“huuuuuaaaah .. brenti han .. aku .. aku .. nggak kuat “ kata Diva mencegahku melumat bibirnya, namun
aku tetap saja kembali menyerbu bibirnya sehingga mau tak mau Diva melayaninya, aku mulai menarik
turunkan pantatku dengan pelan,
Diva mengikutiku sehingga alat kelamin kami beradu lagi, gesekan penisku di dinding vaginanya semakin
mudah untuk memporakporandakan vagina Diva. Tanganku kembali meremas dengan keras buah dada yang
mengeras itu.
Deru nafas tak beraturan memenuhi kami. Diva sangat kepayahan melawan lumatan bibirku, kepalaku
ditariknya dibenamkan di leher sebelah kiri dan aku terus memacunya naik turun, kadang memutar
pantatku dengan gemas, aku semakin cepat menggenjot tubuh basah keringat Diva itu dengan nikmat.
“Han .. aaaaaaaaauhhhhh .. enaknya kontolmu .. auh ..auh … terus .. “ erang Diva dengan garang,
tubuhnya menggelinjang bak cacing kepanasan.
“Aku nggak tahan Han … aaaaaaaaooooooooooooh …. “ erang Diva kembali, penisku serasa kembali dijepit
dengan sangat keras.
“Keluarkan Mbak Diva.. keluarkan lonteku … “
“Iya, sayang .. aku memang lonte .. aku lontemu “ teriak Diva semakin jorok
Aku tersenyum dan kembali menggenjotnya dengan lebih cepat naik turun, belum ada 3 menit Diva kembali
mengerang
“Akuuuu .. mau … sam … paaaaii .. Oh .. lontemu .. Oh .. aku lontemu .. “ teriak Diva
Aku memberikan remas pada buah dadanya dan melumat habis bibirnya, pantatku semakin cepat menyodoknya
sehingga Five sangat kepayahan, sehingga memuncratkan lahar asmaranya membasahi penisku kembali dengan
cairan orgasmenya.
Tubuhnya berkelonjotan, memelukku dengan lemas dan akhirnya diam tak berkutik. Diam sekitar 5 menit
kemudian mengelus elus punggungku dan aku dibisikinya
“Aku memang lonte, sayang .. cuma bagimu Han .. kau boleh sebut aku apa saja” kata Diva mesra
“Aneh saja kau Mbak “
“Biar .. asal kau wajib menggauliku Han .. wajib hukumnya ya … berarapun minta duit akan kuberi Han’
kata Diva dengan sombong
“Enak juga nyebut Mbak Divadengan lonte
“Iya … aku memang lontemu Han … aku adalah WTSmu … kau boleh pakai aku kapan saja”
“Hmmm .. kau sangat binal dan nakal Mbak Diva… genit sekalian “
“Kapan kau keluar Han ? aku capek deh … kontolmu benar benar kuat “
“Ntar juga muncrat .. sabar deh .. sabar lonteku .. sabar WTSku .. aku suka buah dadamu yang besar
ini” ujarku sambil meremasnya
“Auuuuuuuuh .. pelan sayang … “ pekik Diva dengan genit dan nakal serta binal, kedua kakinya menjepit
pinggangku
Kugulingkan tubuh Diva itu, dan kini Diva menindihku, gesekan saat berputar membuat Diva memekik keras
“Saaaaaaakit …….. waduh ..waduh . penismu … kontolmu benar benar galak nih “ pekik Diva dengan
memberikan ciuman mesra namun cuma sebentar ketika kupegang bagian kepalanya agar tidak menghentikan
ciumannya menolak sehingga lepas dari bibirku
“Sayang .. aku nggak kuat akan lumatanmu .. please .. aku kalah “
“Haaahhahha .. “ aku tertawa
“Sekarang keluar manimu .. atau aku akan mengocok kontolmu dengan tanganku agar muncrat”
“Jangan ah .. aku ingin menyemprot vaginamu “ kataku dengan mesra
“Tempek, sayang .. sebut dengan tempek dan adikmu dengan nama kontol … “ ujar Diva dengan tertawa.
Diva kembali menggoyang di atasku, dengan menduduki selakanganku, Diva dengan sangat garang melakukan
gerakan menggoyang dengan keras dan berpegangan pada kedua dengkulku,
Diva memacu dengan memaksa agar aku muncrat, kakinya dirapatkan sehingga penisku serasa diurut dengan
sangat hebat, aku serasa nggak tahan, tanganku menggapai gapai buah dada Diva namun tak sampai,
sehingga Diva memegang tanganku dan memajukan dadanya,
Diva membantu aku meremas buah dadanya, buah dadanya semakin kenyal dan keras, Diva naik turun dengan
sangat cepat
“Ayo ..sayang .. lontemu juga mau muncrat lagi” kata Diva dengan jorok
“Iya .. lonteku sayang … “ kataku mengiyakan sebutan Diva dengan lonte. Ya dia memang lonte, suka
pamer aurat sembarangan. Lonte dengan balutan selebriti. Kini lonte bernama Diva berada di atas
tubuhku, menggenjotku dengan sangat liar akan aku menyemprotkan air maniku.
Aku nggak tahan Mbak ………..awwwwwww .. aku menggelengkan kepalaku “
“Keluarkan,sayang .. aku juga .. kleuar bareng yuk “
Kami kembali saling mengimbangi gerakan sehingga penisku semakin tak kuat menahan desakan, sehingga
tak lama kemudian aku muncrat, penisku memuncratkan lahar isinya dengan menembak ke rahim Diva.
Lebihd ari lima kali penisku menyemburka isinya dan disambut dengan cairan orgasme Diva, tubuh Diva
ambruk dalam pelukanku. Penisku serasa kempes, namun belum benar benar layu, setengah ngaceng dalam
vagina Diva, kami diam lama sekali, malah tertidur di sore hari itu. Setengah jam kemudian Diva
membangunkan aku.
“Jam berapa ?” tanyaku
“Masih jam 4,sayang … bobok sini ya .. keloni aku “ pinta Diva
“Boleh .. kita ntar main lagi ya” kataku dengan tersenyum
“Ih … kau benar benar hebat .. aku kalah deh .. ntar malam lagi .. janji ya di rumah ini nggak boleh
makai pakaian, kalo mau makan kudu telanjang, jika kau ingin menyodokku lakukan saja “ kata Diva
dengan mesra
“Baik .. “
“Hmmm … soal bayaran bikin web ntar aku atur .. kuberi bonus deh .. tapi kau kudu janji ya .. kalo aku
butuh kamu harus datang .. “
“Mbak .. kenal sama Febbiola kagak ?” tanyaku
“Kenal .. mang kenapa ? mau nyoba kesintalan dia ?” tanya Diva dengan tertawa
“Iya deh .. “
“Nggak boleh .. kau adalah milikku .. dan aku milikmu .. “
“Kau lonteku tak berhak ngatur “ kataku dengan nakal
“Jadiin aku pacarmu deh “ pintanya dengan mengelus kepalaku
“Beri dulu Febbiola .. aku ingin ngentoti dia “ kataku memberikan pilihan
“Ih .. sulit menyakinkan dia deh .. gimana kalo Emma Waroka saja?“ Diva memberikan pilihan
“Aku mau tapi aku hanya bisa memberi lampu hijau kau jadi pacarku ..”
“Kok gitu sih “
“Sementara urusan kita seks dan pekerjaan, kau boleh panggil aku kapan saja menyetubuhimu, dan kau
sebagai lonteku kalo aku butuh kudu siap”
“Adil .. “ kata Diva dengan singkat.