Aku biasa dipanggil Hardi dan usiaku sekarang 32 tahun. Aku sudah beristri dengan 1 anak usia 2 tahun. Kami bertiga hidup bahagia dalam arti-an kami bertiga saling menyayangi dan mencintai. Namun sebenarnya aku menyimpan rahasia terbesar dalam hidup berumahtangga, terutama rahasia terhadap istriku. Bermula pada saat beberapa tahun yang lalu, ketika aku masih berpacaran dengan istriku. Aku diperkenalkan kepada seluruh keluarga kandung dan keluarga besarnya. Dan dari sekian banyak keluarganya, ada satu yang menggelitik perasaan kelaki-lakianku; yaitu kakak perempuannya yang bernama Shena (sebut saja begitu). Shena dan aku seusia, dia lebih tua beberapa bulan saja, dia sudah menikah dengan suami yang super sibuk dan sudah dikaruniai 1 orang anak yang sudah duduk di sekolah dasar.Dengan tinggi badan 160 cm, berat badan kurang lebih 46 kg, berkulit putih bersih, memiliki rambut indah tebal dan hitam sebahu, matanya bening, dan memiliki suara agak cempreng tapi menurutku seksi, sangat menggodaku. Pada awalnya kami biasa-biasa saja, seperti misalnya pada saat aku menemani pacarku kerumahnya atau dia menemani pacarku kerumahku, kami hanya ngobrol seperlunya saja, tidak ada yang istimewa sampai setelah aku menikah 2 tahun kemudian dia menghHardiahi kami (aku dan pacarku) dengan sebuah kamar di hotel berbintang dengan dia bersama anak tunggalnya ikut menginap di kamar sebelah kamarku

Tetapi aku agak mengantuk, sehingga aku meminta ijin untuk tidak ikut dan untungnya Shena memiliki supir yang dapat dikaryakan untuk sementara. JHardilah aku tidur di kamar tidur tamu di lantai bawah. Kira-kira setengah jam aku mencoba untuk tidur, anehnya mataku tidak juga terpejam, sehingga aku putus asa dan kuputuskan untuk melihat acara TV dahulu. Aku bangkit dan keluar kamar, tetapi aku agak kaget ternyata Shena tidak ikut berbelanja. Shena menggunakan kaus gombrong berwarna putih, lengan model you can see dan dengan panjang kausnya sampai 15cm diatas lutut kakinya yang putih mulus.
“Lho..kok nggak ikut ?” tanyaku sambil semilir kuhirup wangi parfum yang dipakainya, harum dan menggairahkan,
“Tauk nih..lagi males aja gue..” sahutnya tersenyum dan melirikku sambil membuat sirup orange dingin dimeja makan,
“Herman kemana..?” tanyaku lagi tentang suaminya,
“Lagi keluar negeri, biasa..urusan kHermanrnya..” sahutnya lagi. Lalu aku menuju kedepan sofa tempat menonton TV kemudian aku asik menonton film di TV. Sementara Shena berlalu menuju tingkat atas (mungkin ke kamarnya).Sedang asik-asiknya aku nonton, tiba-tiba kudengar Shena memanggilku dari lantai atas;
“Di..Hardi..”,
“Yaa..” sahutku,
“Kesini sebentar deh Di..”, dengan tidak terburu-buru aku naik dan mendapatinya sedang duduk disofa besar untuk 3 orang sambil meminum sirup orangenya dan menghidupkan TV. Dilantai atas juga terdapat ruang keluarga mini yang lumayan tersusun apik dengan lantainya dilapisi karpet tebal dan empuk, dan hanya ada 1 buah sofa besar yang sedang diduduki oleh Shena.
“Ada apa neng..?” kataku bercanda setelah aku sampai diatas dan langsung duduk di sofa bersamanya, aku diujung kiri dekat tangga dan Shena diujung kanan.
“Rese luh..sini temenin gue ngobrol ama curhat” katanya,

“Curhat apaan?”, “Apa! ajalah, yang penting gue ada temen ngobrol” katanya lagi. Maka, selama sejam lebih aku ngobrol tentang apa saja dan mendengarkan curhat tentang suaminya. Baru aku tahu, bahwa Shena sebenarnya “bete” berat dengan suaminya, karena sejak menikah sering ditinggal pergi lama oleh suaminya, sering lebih dari sebulan ditinggal.
“Kebayangkan gue kayak gShenana ? Kamu mau nggak temenin aku sekarang ini ?” tanyanya sambil menggeser duduknya mendekatiku setelah gelasnya diletakan dimeja sampingnya. Aku bisa menebak apa yang ada dipikiran dan yang diinginkannya saat ini.
“Kan gue sekarang lagi nemenin..” jawabku lagi sambil membenahi posisi dudukku agar lebih nyaman dan agak serong menghadap Shena. Shena makin mendekat ke posisi dudukku. Setelah tidak ada jarak duduk denganku lagi, Shena mulai membelai rambutku dengan tangan kirinya sambil bertanya
“Mau..?”, aku diam saja sambil tersenyum dan memandang matanya yang mulai sayu menahan sesuatu yang bergolak.
“BagaShenana dengan orang-orang rumah lainnya (pembantu-pembantunya) dan gShenana kalau mendadak istriku dan nyokap pulang ?” tanyaku,
“Mereka tidak akan datang kalau aku nggak panggil dan maknyak bisa berjam-jam kalau belanja.” jawabnya semakin dekat ke wajahku.
Sedetik kemudian tangan kirinya telah dilingkarkan dileherku dan tangan kanannya telah membelai pipi kiriku dengan wajah yang begitu dekat di wajahku diiringi nafas harumnya yang sudah mendengus pelan tetapi tidak beraturan menerpa wajahku. Tanpa pikir panjang lagi, tangan kananku kuselipkan diantara lehernya yang jenjang dan rambutnya yang hitam sebahu, kutarik kepalanya dan kucium bibir merah mudanya yang mungil. Tangan kiriku yang tHardinya diam saja mulai bergerak secara halus membelai-belai dipinggang kanannya.
”Mmhh..mmhh..” nafas Shena mulai memburu dan mendengus-dengus, kami mulai saling melumat bibir dan mulai melakukan French kiss, bibir kami saling menghisap dan menyedot lidah kami yang agak basah, very hot French kiss ini berlangsung dengan dengusan nafas kami yang terus memburu, aku mulai menciumi dagunya, pipinya, kujilati telinganya sebentar, menuju belakang telinganya, kemudian bibir dan lidahku turun menuju lehernya, kuciumi dan kujilati lehernya,
“hhnngg.. Ahhdhii.. oohh.. honeey.. enngghh” desahnya sambil memejamkan matanya menikmati permainan bibir dan lidahku di leher jenjangnya yang putih dan kedua tangannya merengkuh kepalaku, sementara kepala Shena bergerak kekiri dan kekanan menikmati kecupan-kecupan serta jilatan di lehernya.

Tangan kiriku yang awalnya hanya membelai pinggangnya, kemudian turun membelai dan mengusap-usap beberapa saat dipaha kanannya yang putih, mulus dan halus untuk kemudian mulai menyelusup kedalam kaus gombrongnya menuju buah dadanya. Aku agak terkejut merasakan buah dadanya yang agak besar, bulat dan masih kencang, padahal setahuku Shena memberikan ASI ke anak tunggalnya selama setahun lebih. Tanganku bergerak nakal membelai dan meremas-remas lembut dengan sedikit meremas pinggiran bawah buah dada kanannya.
“Buah dadamu masih kencang dan kenyal neng.” kataku sambil kulepas permainan dilehernya dan memandang wajahnya yang manis dan agak bersemu merah tanpa kusudahi remasan tanganku di buah dada kanannya. “Kamu suka yaa..” sahutnya sambil tersenyum dan aku mengangguk.
“Terusin dong..” pintanya manja sambil kembali kami berciuman dengan bergairah.
“Mmhh.. mmhh.. ssrrp.. ssrrp..” ciuman maut kami beradu kembali. Tangan kiriku tetap menjalankan tugasnya, dengan lembut membelai, meremas, dan memuntir putingnya yang mengeras kenyal.
Tangan kanan Shena yang tHardinya berada dikepalaku, sudah turun membelai tonjolan selangkanganku yang masih terbungkus celana katun. Shena menggosok-gosokkan tangan kanannya secara berirama sehingga membuat aku makin terangsang dan kemaluanku makin mengeras dibuatnya. Nafas kami terus memburu diselingi desahan-desahan kecil Shena yang menikmati foreplay ini. Masih dengan posisi miring, tangan kiriku menghentikan pekerjaan meremas buah dadanya untuk turun gunung menuju keselangkangannya. Shena mulai menggeser kaki kanannya untuk meloloskan tangan nakalku menuju sasarannya. Aku mulai meraba-raba CD yang menutup kemaluannya yang kurasakan sudah lembab dan basah.
Perlahan kugesek-gesekkan jari jemariku sementara Shena pasrah merintih-rintih dan mendesah-desah menikmati permainan jemariku dan pagutan-pagutan kecil bibirku serta jilatan-jilatan lidahku dilehernya yang jenjang dan halus diiringi desehan dan rintihannya berulang-ulang. Pinggulnya diangkat-angkat seperti memohon jemariku untuk masuk kedalam CD-nya meningkatkan finger play ku. Tanpa menunggu, jariku bergerak membuka ikatan kanan CD-nya dan mulai membelai rambut kemaluannya yang lembut dan agak jarang. Jari tengahku sengaja kuangkat dahulu untuk sedikit menunda sentuhan di labia mayoranya, sementara ! jari telunjuk dan jari manisku yang bekerja menggesek-gesekkan dan agak kujepit-jepit pinggiran bibir kemaluannya dengan lembut dan penuh perasaan.
Sementara Shena memejamkan matanya dan dari bibir mungilnya mengeluarkan rintihan-rintihan juga desahan-desahan berkali-kali. Kemudian jari tengahku mulai turun dan kugesek-gesekkan untuk membelah bibir kemaluannya yang kurasa sudah basah. Berkali-kali kugesek-gesek dengan sisi dalam jari tengahku, kemudian mulai kutekuk dan kugaruk-garuk jari tengahku agak dalam di bibir kemaluannya yang kenyal, lembut dan bersih. Sementara Shena makin merintih-rintih dan mendesah-desah sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan gerakan naik turun kekiri dan kekanan
“Ouuhh.. hemmhh.. sshh.. aahh.. Dhii.. eehhnakh.. honey.. oohh… ..sshh..” rintih dan desahannya berkali-kali. Finger play ini kusertai dengan ciuman-ciuman di leher dan bibirnya serta sambil kami saling menyedot lidah. Setelah puas dengan posisi miring, kemudian aku agak mendorong tubuhnya untuk duduk dengan posisi selonjor santai, sementara aku berdiri dikarpet dengan dengkulku menghadapnya, Shena agak terdiam dengan nafasnya memburu, perlahan kubuka kaus gombrongnya, saat itulah aku dapat melihat tubuhnya separuh telanjang, lebih putih dan indah dibandingkan istriku yang berkulit agak kecoklatan, dua bukit kembarnya terlihat bulat membusung padat, sangat indah dengan ukuran 36B, putih, dengan puting merah muda dan sudah mengeras menahan nafsu birahi yang bergejolak.
Sambil tangan kiriku bertopang pada tepian sofa, mulutku mulai menciumi buah dada kanannya dan tangan kananku mulai membelai, menekan, dan meremas-remas buah dada kirinya dengan lembut.
“Aahh.. hhnghh.. honeey.. enaak.. bangeet.. terruss.. aahh.. mmnghh.. hihihi.. auhh..adhi..” Shena bergumam tak karuan menikmati permainanku, kedua tangannya meremas dan menarik-narik rambutku. Shena mendesah-desah dan merintih-rintih hebat ketika putingnya kuhisap-hisap dan agak kugigit-gigit kecil sambil tangan kananku meremas buah dada kirinya dan memelintir-pilintir putingnya. Shena sangat menikmati permainanku didadanya bergantian yang kanan dan kiri, hingga dia tak sadar berucap
“Hardii.. oohh.. bhuat ahkhuu puas kayak adhikku di hotel dulu.. hhnghh.. mmhh..”, ups..aku agak kaget, tanpa berhenti bermain aku berpikir rupanya Shena menguping
“malam pertamaku” dulu bersama istriku, memang pada malam itu dan pada ML-ML sebelumnya aku selalu membuat istriku berteriak-teriak menikmati permainan sex-ku. Rupanya..Oke deeh kakak, sekaranglah saat yang sebenarnya juga sudah aku tunggu-tunggu dari dulu.
“Hardii.. sekarang dong.. aahh.. akhu sudah nggak tahann.. oohh..” ujarnya, tapi aku masih ingin berlama-lama menikmati kemulusan dan kehalusan kulit tubuh Shena.
Baca Juga KIsah Sex Iparku Pun Kusetubuhi
Setelah aku bermain dikedua buah dadanya, menjilat, menghisap, menggigit, meremas dan memelintir, aku jilati seluruh badannya, jalur tengah buah dadanya, perutnya yang ramping, putih dan halus, kugelitik pusarnya yang bersih dengan ujung lidahku, kujilati pinggangnya,
“Aduuh.. geli dong sayang.. uuhh..”, kemudian aku menuju ke kedua pahanya yang putih mulus, kujilati dan kuciumi sepuasnya
“Aahh.. ayo dong sayang.. kamu kok nakal sihh.. aahh..”, sampailah aku di selangkangannya, Shena memakai CD transparan berwarna merah muda yang terbuat dari sutra lembut, dan kulihat sudah sangat basah oleh pelumas kemaluannya.
“Sayang.. kamu mau ngapain?” tanyanya sambil melongokkan kepalanya kebawah kearahku. Aku tersenyum dan mengedipkan mata kiriku kearahnya nakal. Dengan mudah CD-nya kubuka ikatan sebelah kirinya setelah ikatan kanan telah terbuka, sekarang tubuh Shena sudah polos tanpa sehelai benangpun menghalangi, kemudian aku buka kedua kakinya dan kulihat pemandangan surga dunia yang sangat indah.
Bibir kemaluannya sangat bersih dan berwarna agak merah muda dengan belahan berwarna merah dan sangat bagus (mungkin jarang digunakan oleh suaminya) meskipun sudah melahirkan satu orang anak, dan diatasnya dihiasi bulu-bulu halus dan rapi yang tidak begitu lebat.
“Oohh.. Shena.. bersih dan merah banget..” ujarku memuji,
“hihihi.. suka ya..?” tanyanya, tanpa kujawab lidahku langsung bermain dengan kemaluannya, kujilati seluruh bibir kemaluannya berkali-kali up and down, tubuh Shena mengejang-ngejang
“Aahh..aahh..dhhii..oohh..eenak Hardhii..aahh..Herman nggak pernah mau begini..mmhh..” lidahku mulai menjilati bibir kemaluannya turun naik dan menjilati labia mayoranya dengan ujung! lidahku. Shena menggeliat-geliat, mendesah-desah, dan melenguh-lenguh, aku menjilati kemaluannya sambil kedua tanganku meremas-remas kedua buah dadanya
“Hhnghh.. nngghh.. aahh.. dhii.. honey..” gumamnya sangat menikmati permainan lidah dan bibirku yang menghisap-hisap dan menjilat-jilat klitorisnya berulang-ulang, menghisap-hisap seluruh sudut kemaluannya serta lidahku mendesak-desak kedalam liang kemaluannya berkali-kali tanpa ampun
“Oohhnghh.. dhii.. more.. honey.. more.. ahh..”, tangan kananku kemudian turun untuk bergabung dengan bibir dan lidahku di kemaluannya, sedikit-sedikit dengan gerakan maju mundur jari tengahku kumasuk-masukkan kedalam lubang kemaluannya yang sudah becek, makin lama makin dalam kumasukkan jari tengahku sambil tetap bergerak maju mundur.
Setelah masuk seluruhnya, jari tengahku mulai beraksi menggaruk-garuk seluruh bagian dinding dalam liang surga Shena sambil sesekali kugerakkan ujungnya berputar-putar dan kusentuh-sentuh daerah G-spotnya, Shena meradang dan menggelinjang hebat ketika kusentuh G-spot miliknya. Lidahku tidak berhenti menjilati sambil kuhisap-hisap klitorisnya. Shena berusaha mengimbangi finger playku dengan menggoyang-goyangkan pantatnya naik turun, kekiri dan kekanan dan bibirnya tidak berhenti merintih dan mendesah
“Sshh..enghh..uuhh..Hardhii..ouuhh..aahh..sshh..enghh..” tidak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya selain suara rintihan, erangan, lenguhan dan desahan kenikmatan. Sekitar 20 menit kemudian liang kemaluannya berkedut-kedut dan menghisap
“Oohhnghh.. ahh.. dhii.. akhu.. sham.. oohh.. henghh.. sham.. phaii.. aahh.. honey.. hengnghh ..aa..aa..” Shena berteriak-teriak mencapai klShenaksnya sambil menyemburkan cairan kental dari dalam kemaluannya yang berdenyut-denyut berkali-kali
“serrtt.. serrtt.. serrtt..” kucabut jariku dan aku langsung menghisap cairan yang keluar dari lubang kemaluannya sampai habis tak bersisa, tubuhnya mengejang dan menggelinjang hebat disertai rintihan kepuasan, kedua kakinya dirapatkan menjepit kepalaku, dan kedua tangannya menekan kepalaku lebih dalam kearah kemaluannya. Kemudian tubuhnya mulai lemas setelah menikmati klShenaksnya yang dahsyat
“Aahh.. Hardhii.. eenghh.. huuhh..” kemaluannya seperti menghisap-hisap bibirku yang masih menempel dalam dan erat di kemaluannya.
“Oh.. Hardi.. kamu gila.. enak banget.. oohh.. lidah dan hisapanmu waow.. tob banget dah.. oohh..” katanya sambil tersenyum puas sekali melihat kearah wajahku yang masih berada diatas kemaluannya sambil kujilati klitorisnya disamping itu tanganku tidak berhenti bekerja di buah dada kanannya,
“Herman nggak pernah mau oral-in aku..oohh..” dengan selingan suara dan desahannya yang menurutku sangat seksi.
Sambil beranjak duduk, Shena mengangkat kepalaku, dan melumat bibirku
“Sekarang gantian aku, kamu sekarang berdiri biar aku yang bekerja, oke ?!?” ujarnya,
“Oke honey, jangan kaget ya..” sahutku tersenyum dan mengedipkan mata kiriku lagi sambil berdiri, sekilas wajahnya agak keheranan tapi Shena langsung bekerja membuka gesperku, kancing dan retsleting celanaku. Shena agak terkejut melihat tonjolah ditengah CD-ku,
“Wow..berapa ukurannya Di ?” tanyanya, “Kira-kira aja sendiri..” jawabku sekenanya, tanpa ba bi bu Shena langsung meloloskan CD-ku dan dia agak terbelalak dengan kemegahan Patung Liberty-ku dengan helm yang membuntal,
“Aww.. gila.. muat nggak nih..?”, sebelum aku menjawab lidahnya yang mungil dan agak tajam telah memulai serangannya dengan menjilati seluruh bagian kemaluanku, dari ujung sampai pangkal hingga kedua kantung bijiku dihisap-hisapnya rakus
“Sshh.. aahh.. Shena.. sshh..” aku dibuatnya merem melek menikmati jilatannya.
“Abis dicukur ya ?” tanyanya sambil terus menjilat, aku hanya tersenyum sambil membelai kepalanya.
Kemudian Shena mulai membuka bibir mungilnya dan mencoba mengulum kemaluanku, “Mm..” gumamnya, kemaluanku mulai masuk seperempat kemulutnya kemudian Shena berhenti dan lidahnya mulai beraksi dibagian bawah kemaluanku sambil menghisap-hisap kemaluanku “Serrp.. serrp.. serrp..”, tangan kirinya memegang pantat kananku dan tangan kanannya memilin-milin batang kemaluanku, nikmat sekali rasanya
“Aahh.. sshh…” aku menikmati permainannya, lalu mulut mungilnya mulai menelan batang kemaluanku yang tersisa secara perlahan-lahan, kurasa kenikmatan yang amat sangat dan kehangatan rongga mulutnya yang tidak ada taranya saat kemaluanku terbenam seluruhnya didalam mulutnya. Agak nyeri sedikit diujung helmku, tapi itu dikalahkan nikmatnya kuluman bibir iparku ini. Shena mulai memaju mundurkan gerakan kepalanya sambil terus mengulum kemaluanku,
“Sshh.. aahh.. enak.. Shena..a hh.. terus .. sayang.. uuhh..” gumamku, lidahnya tidak berhenti bermain pula sehingga aku merasakan goyangan-goyangan kenikmatan dikemaluanku dari ujung kaki sampai ke ubun-ubun, nikmat sekali, aku mengikuti irama gerakan maju mundur kepalanya dengan memaju mundurkan pinggulku, kedua tanganku ku benamkan dirambut kepalanya yang kuacak-acak, Ahh nikmat sekali rasanya
“Clop.. clop.. clop..”. Setelah itu dengan agak membungkukkan posisi tubuhku, tangan kananku mulai mengelus-elus punggungnya sedangkan tangan kiriku mulai meremas-remas buah dada kanannya, kuremas, kuperas, kupijit dan kupuntir puting susunya, desahannya mulai terdengar mengiringi desahan dan rintihanku sambil tetap mengulum, mengocok dan menghisap kemaluanku,
“Shena.. mmhh..” rintihku. Mendengar rintihanku, Shena makin mempercepat tempo permainannya, gerakan maju mundur dan jilatan-jilatan lidahnya yang basah makin menggila sambil dihisap dan disedot kemaluanku, dipuntir-puntirnya kemaluanku dengan bibir mungilnya dengan gerakan kepala yang berputar-putar membuat seluruh persendian tubuhku berdesir-desir dan aku merintih tak karuan.