Bercinta Dengan 2 Wanita Tante Montok Mulus


klik disini Berenang adalah salah satu olahraga rekreasi favoritku selama aku kuliah di Bandung Tapi pada masa itu sebagai mahasiswa yang masih mengandalkan kiriman orang tua, aku harus berhemat dan tidak bisa seringsering berenang Palingpaling aku hanya berenang 2 atau 3 kali dalam sebulan

Kadang aku berenang bersama temanteman kampus, tapi lebih sering berenang sendiri karena tidak banyak temantemanku yang mau meluangkan waktu untuk berenang secara rutin Aku sering berenang di daerah Setiabudi, di sana ada kolam air hangatnya sehingga aku bisa berenang sampai malam tanpa takut kedinginan oleh udara malam kota Bandung

Hari Jumat itu aku seperti biasa berenang sendiri Setelah melakukan gaya bebas bolakbalik beberapa kali aku beristirahat sambil tetap berendam di tepi kolam Hari itu agak sepi, paling hanya 15 orang saja yang ada di kolam renang Langit sudah mulai gelap dan lampulampu di sekitar kolam renang sudah mulai dinyalakan Tapi aku masih ingin berlamalama menikmati kolam renang, maklum besok hari Sabtu tidak ada kegiatan kuliah

Tidak berapa lama kulihat seorang wanita berrambut ikal yang berumur sekitar 40an masuk ke area kolam renang Meskipun sudah tidak muda lagi badannya terlihat sangat terawat dan sexy Payudaranya tampak agak menggantung tapi masih cukup kencang dan menurutku tidak kalah dengan wanitawanita yang lebih muda

Kulitnya putih dan wajahnya juga masih tampak cantikah rasanya aku kenal wanita itu Kalau tidak salah dia Tante Anis, teman klub aerobik Tante Nita bekas ibu kosku di Dago yang pernah kuceritakan kisahnya beberapa waktu yang lalu Pantas saja tubuhnya sexy

Setelah meletakkan barangbarang bawaannya wanita itu mulai menceburkan diri ke kolam renang, tepat di seberangku Lalu perlahan ia mulai berenang mengelilingi kolam renang Saat ia berenang di depanku, kuberanikan memanggil namanya, Tante Anis Wanita itu berhenti dan berbalik menatapku

Hey Doni ya sama siapa berenang? tanya Tante Anis sambil mencubit lenganku
Biasa tante sendirian aja, tante sama siapa?

Oh, sama Dewi teman kantor tante tapi kayaknya dia masih di kamar ganti tuhsoalnya tadi tasnya ketinggalan di mobil nah itu dia baru datang, tante kenalin yaaa

Tampak seorang wanita, terlihat masih muda dan lumayan manis mungkin umurnya sekitar 25an, berjalan ke arah kolam renang Rambutnya lurus melewati bahu, tubuhnya terkesan atletis dengan buah dada montok berisi seperti Pamela Anderson di film serial TV Bay Watch Tante Anis lalu naik ke pinggir kolam dan bergegas menghampiri wanita tersebut Tak lama kemudian kedua wanita itu kembali masuk ke kolam renang

Wi ini kenalin Doni, Don ini kenalin Dewi, teman kantor tante, Sambil mengulurkan tangannya Dewi tersenyum dan menyebutkan namanya, senyumnya manis sekali Akupun menyebutkan namaku sambil menikmati kehalusan tangannya Setelah berbasabasi sebentar Dewi berpamitan untuk berenang beberapa keliling, lalu aku dan Tante Anis mengikutinya

Sebenarnya aku sudah cukup lelah setelah berenang sebelumnya, tapi kebersamaan dengan Tante Anis dan Dewi kayaknya sayang kalau dilewatkan begitu saja hanya karena rasa capai yang tidak seberapa Setelah berenang beberapa keliling kamipun akhirnya berhenti

Doni kok udah lama tante nggak pernah lihat kamu jemput Tante Nita lagi?
Lho saya khan sudah nggak kos di tempat Tante Nita

Tapi tante dengar kamu masih suka ketemu dengan Tante Nita, iya khan ? Tante Anis mulai menggodaku dengan senyumnya yang nakal Aku tidak menjawab, hanya tertawa ringan
Tante Nita suka cerita tentang kamu lhohmm bikin kitakita penasaran deh, Tante Anis menggoda lagi, kini tangannya mencubit perutku
Aduh sakit tante, kataku purapura kesakitan Dewi yang tidak tahu arah pembicaraan kami tampak agak bingung

Tante Anis merapatkan badannya ke sampingku dan melingkarkan tangannya di pinggangku

Dewi, kamu kenal dengan Nita teman aerobikku khan ? Doni ini dulu kos di tempat Nita dan semenjak itu si Nita bisa jadi betah banget di rumah kalau Doni lagi nggak kuliah, nggak tau ngapain aja dia dengan si Doni ini, Tante Anis tertawa genit sambil melirikku Dewi hanya tersenyumsenyum saja memandangku

Ah atiati Teh Anis mahasiswa sekarang memang nakalnakal !!

Udara malam makin dingin, tapi suasana kami justru mulai menghangat Aku merasa kegenitan Tante Anis sedang menantikan tanggapanku Aku mulai memberanikan diri memegang dan meremasremas pantat Tante Anis dengan lembut Jantungku berdegupdegup menanti reaksi Tante Anis syukurlah dia diam saja dan membiarkan tanganku terus beraksi Hanya aku dan Tante Anis yang tahu persis apa yang kami lakukan

Suasana kolam renang tidak begitu terang dan kami berendam sebatas leher sehingga apapun yang diperbuat tangantangan kami di bawah air tidak akan terlihat siapapun Meskipun demikian Dewi kelihatannya mengerti apa yang terjadi, tapi dia purapura tidak tahu dan dengan sengaja berenang menjauhi kami

Melihat kegenitannya mendapat tanggapanku dan tidak ada lagi orang lain di dekat kami, Tante Anis semakin berani Tangannya mulai dengan sengaja menyentuh penisku yang mulai menegang Melihat aku tidak menolak perlakuannya Tante Anis mulai berani meremasremas penisku sehingga membuatnya mengeras Tante Anis tersenyum nakal

Oh, ini rupanya yang bikin Tante Nita lupa sama suaminya Aku tidak mau ketinggalan, kuraba dan kuremasremas kedua buah dada Tante Anis sehingga membuatnya memekik perlahan Kami saling meraba dan berpandangpandangan penuh nafsu

Perlahanlahan kuarahkan tangan kananku ke selangkangan Tante Anis dan kurasakan gundukan yang lembut dan hangat di antara kedua pahanya Mulut Tante Anis sedikit terbuka, nafasnya mulai terasa berat dan matanya mulai sayu, tampaknya dia mulai terangsang

Ssstop Doni jangan disini kita ke hotel aja mau? kata Tante Anis setengah berbisik dengan nafas mulai berat menahan birahi Aku mengangguk setuju
Tapi Dewi gimana tante masak ditinggal?
Tenang aja, itu urusan tante kamu naik dulu tante mau bicara sama Dewi

Aku bergegas naik dan mengambil handuk serta sabun untuk mandi Saat aku kembali ke kolam renang tampak Dewi dan Tante Anis sudah duduk di kursi sambil mengenakan handuk

Doni, keberatan nggak kalau Dewi ikutan acara kita? tanya Tante Anis sambil mengedipkan sebelah mata kepadaku

Terserah Dewi aja, Doni sih nggak keberatan tante kataku Iiih emangnya acara apaan sih? tanya Dewi, entah dia cuma purapura atau memang tidak tahu aku tidak peduli, yang jelas malam ini aku akan menikmati tubuh Tante Anis yang sexy Belum terbayang bagiku bagaimana kalau nanti Dewi ikut bergabung, aku belum pernah ML dengan lebih dari satu wanita sekaligus

Kutitipkan motorku di kantor Satpam, kebetulan karena sudah sering berenang di situ aku jadi kenal dengan mereka Kami bertiga lalu meluncur pergi ke arah Lembang dengan mobil Tante Anis Tidak berapa lama kemudian kami sampai di Lembang dan Tante Anis lalu mengajak kami untuk makan malam di sebuah rumah makan

Setelah selesai makan Tante Anis membeli beberapa kaleng bir, softdrink dan makanan kecil, Untuk bekal sampai pagi cukup nggak tanya Tante Anis sambil tersenyum nakal Aku mengangguk setuju sementara Dewi masih purapura tidak tahu apa yang terjadi

Akhirnya kami meluncur ke sebuah hotel kecil yang cukup bagus di sekitar Lembang, lokasinya enak dan aman untuk berselingkuh karena mobil bisa langsung parkir di garasi yang tersedia di sebelah kamar Mungkin hotel itu sejak semula sudah dirancang untuk tempat perselingkuhan, entahlah

Eh seperti yang aku bilang tadi kalau kalian mau ML aku nggak ikutan yaa aku cuma nunggu kalian di mobil aja

Aduh Dewi kami nggak tega ninggalin kamu di mobil Kita bakalan di sini sampai pagi lho, ikutan aja deh ke kamar Kalau nggak mau ikutan kami ML juga nggak apaapa, thats your choice honey kamu bisa nunggu di ruang tamu sambil minum bir Atau kalau perlu bisa kami pesankan extrabed Gimana ? tanya Tante Anis Dewi akhirnya mengangguk setuju

OK aku di ruang tamunya aja tapi kalian jangan ribut ya nanti aku nggak bisa tidur

Aku pikir Dewi ini cuma purapura saja tidak mau ikut ML, kalau dia benarbenar tidak mau ikutan kenapa dia tadi tidak minta diantar pulang saja Itu jauh lebih baik dari pada tidur di mobil ataupun di kamar sementara kami asyik bercinta sampai pagi

Aku rasa Dewi ini sebenarnya mau tapi malu karena baru kenal denganku beberapa jam yang lalu, jadi kupikir bagus juga kalau aku sengaja memancingmancing dan mengambil inisiatif supaya dia mau ikut Setidaknya dengan cara itu dia tidak harus merasa malu kalau terpaksa ikut bergabung Hmm kalau Dewi mau ikutan, ini bakal menjadi pengalaman pertamaku ML dengan dua wanita sekaligus

Kamar hotel yang dipesan Tante Anis cukup besar, sebenarnya hanya satu ruangan tapi antara tempat tidur dan ruang tamu dipisahkan oleh tirai pembatas Dengan kondisi seperti itu apapun yang terjadi di tempat tidur pasti akan terdengar di ruang tamu Dewi merebahkan dirinya di kursi sofa

Selamat ML yaa aku mau disini aja menikmati bir dan tidur nyenyak

Sampai di kamar Tante Anis mematikan lampu kamar dan hanya menyisakan lampu tidur yang nyalanya remangremang saja sementara aku langsung merebahkan diri di tempat tidur Tante Anis lalu mengikuti dan berbaring di sebelahku

Tanpa menunggu komando aku langsung memeluk dan mencumbu Tante Anis, bibir kami saling memagut dan lidah kami saling melilit penuh nafsu Tangantangan kamipun mulai saling meraba dan meremas daerah sensitif masingmasing

Kuselipkan tanganku ke balik bajunya, oh rupanya Tante Anis sudah tidak mengenakan BH lagi sehingga tanganku dengan mudah langsung meremas payudaranya Sementara itu tangan Tante Anis dengan ganas berusaha masuk ke celana dalamku untuk meremas penisku yang sudah menegang sejak tadi Setelah beberapa saat kami bergumul dan saling meremas dengan panas, aku mulai melepaskan tshirt dan celana jeansku sementara Tante Anis juga mulai melepas pakaiannya satu per satu

Akhirnya kami berdua berbaring di atas tempat tidur tanpa sehelai busanapun

Tante Anis tante sexy sekali, kataku memuji sambil meraba payudara dan putingnya Sengaja aku berbicara tanpa berbisik supaya Dewi bisa ikut mendengar

Ah kamu bisa aja, tampak wajah Tante Anis memerah, mungkin merasa bangga mendapat pujian dari anak muda Tante Anis juga tampaknya mengerti maksudku sehingga diapun tidak berusaha mengecilkan suaranya

Tante, Doni mau menikmati tubuh Tante Anis malam ini sepuaspuasnya lampunya Doni nyalain aja yaa

Iihh tante malu ah khan udah nggak muda lagi
Tapi tante masih sexy banget lho swear deh Doni betulbetul terangsang
Terserah Doni kalau gitu emangnya Doni mau liat apa sih kok pake nyalain lampu segala

Doni mau menikmati tubuh Tante Anis yang sexy ini sampai puas, Doni mau menikmati buah dada tante yang indah, Doni mau menikmati seluruh bagian vagina tante yang tertutup bulubulu lebat itu, Doni mau liat klitoris tante, Doni pengen liat semua bagian dalam vagina tante Boleh khan? kataku merayu sambil menyalakan lampu kamar

Tentu boleh aja sayang , malam ini tante jadi milik kamu Doni boleh liat apapun yang Doni mau, boleh pegang apapun pokoknya boleh ngapain aja sesuka kamu sayang Tapi sebaliknya Doni juga jadi milik tante malam ini yaa Sekarang tante mau pegang dan isep pisangnya Donigimana? tanya Tante Anis sambil mendorongku ke tempat tidur

Mulailah Tante Anis menjilati dan mengulum penisku Rupanya Tante Anis cukup ahli dalam beroral, diremasnya buah pelirku sementara penisku dimasukkan ke dalam mulutnya untuk dihisap

Hmm dasar anak muda, penisnya keras banget kalau berdiri tante udah lama nggak ngerasain penis yang keras seperti ini Tante nggak sabar pengen ngerasain ini di dalam punya tante kata Tante Anis sambil terus menjilati kepala penisku Dimasukkannya kembali penisku ke dalam mulutnya dan sesekali lidahnya menjilati lubang penisku, wow rasanya membuat tubuhku bergetar menahan nikmat

Oohh tante enak banget tante mmhh isep terus tante, aku sengaja mengekspresikan setiap rasa nikmat yang kurasakan dengan harapan supaya Dewi terpancing untuk ikut bergabung

Aku memutar posisiku sedikit supaya tanganku bisa meraba dan meremas payudara Tante Anis sementara dia tetap mengulum penisku Dengan lembut kuremas payudaranya dan kupilinpilin pentilnya Ini membuat Tante Anis makin bernafsu dan bersemangat mengulum penisku

Mmhh mmhh Tante Anis mulai mendesahdesah menahan nikmat Seranganku kulanjutkan lagi, kali ini tanganku mulai mengarah ke vaginanya Kurasakan bulubulu kemaluannya yang lebat agak basah oleh lendir yang licin Jari tanganku mulai menyibak bulubulu vagina Tante Anis dan masuk ke dalam belahan bibir vaginanya

Akhirnya dengan perlahan kumasukkan jari tengahku ke dalam lubangnya yang basah oleh lendir Kugosokgosokkan jariku dengan lembut ke dalam dindingdinding vagina Tante Anis sementara ibu jariku mempermainkan klitorisnya sehingga Tante Anis menggelinjang keenakan

Ah Doni mhh masukin sekarang sayang tante udah kepengen ngerasain penis Doni di dalam vagina tante, katanya sambil melepaskan penisku dari mulutnya

Tante Anis lalu merebahkan dirinya di tempat tidur sambil membuka kedua pahanya untuk mempersilahkan penisku masuk Tapi aku tidak ingin langsung memainkan partai puncak, aku harus menyimpan tenaga karena bukan tidak mungkin akan ada partai tambahan dengan Dewi

Sabar dulu ya tante Doni pengen banget jilat vagina tanteDoni nggak tahan liat vagina tante terbuka seperti itu boleh ? Terserah Doni sayaang tante udah kepengen banget sampai puncak Pantat Tante Anis kuganjal dengan bantal sehingga aku tidak perlu terlalu membungkuk untuk menikmati vaginanya

Perlahan kubuka bibir vaginanya yang sedikit menggelambir dengan kedua jempolku, terlihat bagian dalam vagina Tante Anis begitu merah dan merangsang Lubangnya masih terlihat lumayan sempit meskipun sudah punya dua anak, sementara klitorisnya tampak menyembul bulat di bagian atas bibir vaginanya

Tidak tahan melihat pemandangan yang begitu membangkitkan birahi akhirnya aku membenamkan lidahku ke dalam liang vaginanya Dengan penuh nafsu kujilati seluruh bagian vagina Tante Anis, mulai dari klitoris, bibir vagina, hingga lubang vaginanya tidak luput dari sapuan lidahku yang ganas Tante Anis meremas rambutku dan terus mendesah menahan nikmat

Oohh oohh mmhh Doni mmhh adduhh Suara Tante Anis makin membuatku bersemangat, aku terus menjilati seluruh bagian vaginanya seperti seorang bocah sedang menikmati es krim coklat yang begitu nikmat Jarijariku mulai ikut ambil bagian untuk masuk ke dalam liang vagina Tante Anis, sementara itu bibirku mengulum klitorisnya dan lidahku terus menjilati serta mempermainkannya dengan penuh nafsu

Aaahh Donii tante nggak tahan Don adduuh desahannya makin tak terkendali dan tangannya mulai meremas rambutku dengan keras sementara itu otototot kedua kakinya mulai menegang Tampaknya tidak berapa lama lagi Tante Anis akan mengalami orgasme

Sementara itu samarsamar kulihat bayangan di ruang tamu mulai bergerak, ah rupanya Dewi mulai terpancing untuk melihat apa yang kami lakukan di atas tempat tidur

Doni Doni mmhh tante nggak tahan lagi tante udah mau keluar mmhh

ahhaahh, akhirnya seluruh tubuh Tante Anis menegang selama beberapa saat dan kemudian terkulai lemas Kulitnya yang putih tampak berubah agak memerah, Tante Anis mengalami orgasmenya yang pertama malam itu

Dia tergolek lemas dengan mata terpejam dan mulut terbuka sementara itu vaginanya yang merah seperti daging mentah tampak masih berdenyutdenyut mengeluarkan sisasisa kenikmatan Tante Anis perlahanlahan mulai pulih kesadarannya setelah beberapa saat terbuai oleh kenikmatan orgasme

Doni enak sekali orgasmenya mmhh tante sampe lemes rasanya belum apaapa tulangtulang tante rontok semua

Aku hanya tersenyum Gimana tante udah siap lagi , tanyaku menggoda
Bentar lagi ya Don badan tante masih lemes dan lagi rasa enaknya masih belum hilang

Sementara itu kulihat Dewi sudah berdiri di samping tirai pembatas ruangan, ikut menikmati apa yang kami lakukan

Dewi, kalau mau gabung kesini aja nggak apaapa kok, kataku memancingmancing
Iih enggak ah, aku cuma pengen ngeliat kalian ML aja kok, soalnya suaranya seru banget sih sampe Dewi nggak bisa tidur

Iya Dewi sini aja lah, ngapain kamu berdiri di situ duduk aja di dekat tempat tidur biar bisa liat lebih jelas kalau emang mau liat kita ML, Tante Anis ikut menimpali Dewi kelihatan masih malumalu, aku lalu berdiri menghampirinya dan menariknya ke sisi tempat tidur

Tapi kalian nggak apaapa kalau Dewi ikutan ngeliat di sini? tanyanya sambil duduk di kursi

Ah nggak apaapa Wi, malah kami lebih senang lagi kalau kamu juga mau ikutan ML dengan kami, iya khan Don Ikutan ajalah sekalian, aku nggak akan bilang sama suamimu asal kamu juga nggak cerita ke suamiku, kata Tante Anis sambil melirikku dan aku mengangguk mengiyakan Wajah Dewi tampak merah,

Ah Dewi cuma mau liat kalian aja dulu Betul dugaanku, sebenarnya Dewi mau ikut bergabung hanya saja ia masih malumalu Yang dibutuhkannya cuma sebuah alasan yang pas Sementara itu Tante Anis tampaknya sudah pulih sepenuhnya, tangannya mulai meraih penisku dan menuntunnya ke arah liang hangat di selangkangannya

Ayo sayang kita lanjutin lagi sekarang punya kamu harus dimasukkin ke sini yatante dari tadi pengen ngerasain punya kamu Aku hanya tersenyum, sementara itu aku mulai menjilati payudara Tante Anis dan mempermainkan putingnya diantara kedua bibirku Tubuh Tante Anis mulai menggeliatgeliat kembali

Ah Doni tante jadi konak lagi punya kamu masukin ya sekarang sayang sekarang tante udah kepengen banget ngerasain penismu yang keras ini Tante Anis terus merengekrengek meminta aku memasukkan penis ke vaginanya sementara itu tangannya terus meremasremas penisku sehingga membuatnya makin mengeras Akhirnya perlahanlahan kubuka paha Tante Anis sehingga bibir vaginanya membelah dan menampakkan liangnya yang bisa mengundang nafsu birahi setiap lelaki

Dengan perlahanlahan kutuntun penisku menuju lubang vagina Tante Anis yang sudah siap menanti sejak tadi, dan blesss dengan sekali sentakan ringan penisku masuk ke dalam vaginanya Aahh teriak Tante Anis sambil menaikkan pinggulnya untuk menyambut penisku

Rupanya Tante Anis sudah sangat terangsang dan bernafsu sehingga sekalipun dia berada di posisi bawah justru dia yang lebih aktif menggerakgerakkan pinggulnya Aku tidak mau kalah ganas dengan tante berumur 40an ini, kugerakkan pinggulku turun naik dengan sentakansentakan yang kuat sehingga penisku terasa masuk ke dalam dengan mantap

Aduhh Doni penismu sampai ke ujung enak banget mmhh terus sayang tusuk yang kuat sayang tante suka mmhh mmhh mmhh mmhh mmhh Tante Anis terus mendesah berulangulang seirama dengan tusukan penisku

Suara kecipak beradunya penisku dengan vagina Tante Anis dan suara derit ranjang yang bergoyang menyertai desah persetubuhan kami yang ganas Aku rasa dengan cara seperti ini Tante Anis tidak akan bertahan lama

Beberapa saat kemudian Tante Anis minta ganti posisi, dia ingin berada di atas Akhirnya aku berbaring pasrah sementara Tante Anis memposisikan dirinya berjongkok di atasku Tangannya meraih penisku dan membimbingnya menuju liang vaginanya yang basah kuyup oleh lendirnya sendiri

Begitu penisku masuk, Tante Anis lalu mulai menggerakgerakkan pinggulnya dengan ganas Gerakannnya makin lama makin cepat dan desahannya makin keras, Mhh mmhh mmhh aku belum pernah merasakan goyangan pinggul seorang wanita seganas Tante Anis

Saking keras dan semangatnya goyangan Tante Anis, beberapa kali penisku sempat terlepas dari cengkeraman vaginanya tapi Tante Anis dengan sigap memasukkan kembali Dan akhirnya tidak sampai tiga menit Tante Anis di posisi atas iapun mulai mengalami orgasme yang kedua kali

Aduh tante mau keluar lagi sayang aduuh mmhh mmhh mmhh aahh! Tante Anis menjerit keras berbarengan dengan orgasmenya yang kedua Kedua tangannya mencengkeram erat dadaku dan kepalanya mendongak ke atas sementara itu vaginanya menelan habis penisku sampai aku bisa merasakan ujungnya

Baru kali ini kurasakan orgasme seorang wanita yang begitu ganas dan intens Seganasganasnya Tante Nita, rasanya masih kalah ganas dibandingkan Tante Anis Tidak berapa lama kemudian Tante Anis terkulai lemas di dadaku Aku melirik ke arah Dewi, kulihat dia mulai terangsang hebat melihat liveshow di depan matanya

Duduknya serba gelisah dan tangannya meremasremas ujung bajunya Aku sendiri sebenarnya belum orgasme, tapi rasanya juga tidak lama lagi Permainan liar Tante Anis mau tidak mau membuatku makin dekat menuju puncak orgasme juga

Kalau aku sekarang mengajak Dewi untuk ML pasti aku tidak akan sanggup bertahan lama, jadi kuputuskan untuk menyelesaikan ronde pertamaku dengan Tante Anis saja Setelah Tante Anis mulai pulih dari orgasmenya, aku balikkan tubuhnya sehingga dia kembali dalam posisi terlentang Tanpa basabasi langsung aku menancapkan penisku ke dalam vaginanya

Doni tante masih lemes sabar sayang sebentar lagi mmhh mmhh Tante Anis mencoba mendorongku Tapi tenaganya tidak cukup kuat, lagi pula hanya berselang beberapa detik kemudian tampaknya Tante Anis sudah mulai terangsang lagi

Apalagi setelah telinga dan lehernya kujilati dengan lidahku Maklum kaum wanita dalam hal persetubuhan sebenarnya jauh lebih hebat dari pria, mereka bisa mengalami orgasme berkalikali dalam waktu yang singkat kalau mendapatkan rangsangan yang tepat

Aku terus menusukkan penisku berulangulang ke dalam vagina Tante Anis

Doni kamu nakal sekali mmhh mmhh dasar anak muda mmhh adduuh sayang nanti tante bisa keluar lagi mmhh Doni aduuhhmmhh tante jadi konak lagi aahh kamu ganas sekali kurasakan pinggul Tante Anis yang semula diam pasrah kini mulai mengikuti gerakan pinggulku

Setiap kali aku menusukkan penisku, pinggul Tante Anis menyentak ke atas sehingga penisku masuk semakin dalam Gerakannya yang kembali ganas membuat ketahananku hampir jebol Perlahanlahan kuatur posisiku agar bisa menusukkan penis sedalamdalamnya

Tante udah mau keluar belum ?
Mmhh iya sayang tante udah mau keluar lagi mmhh mmhh

Sekarang kita barengan ya Doni juga udah mau keluar Hmmhh keluarin aja sayang keluarin semuanya di dalam tante siap menampung tante udah nggak tahan sayaang tusuk tante yang kuat mmhh uuh rasanya penis kamu makin besar dorong yang kuat sayang iya seperti itu sayang iya masukin yang dalammmhh adduuh tante keluar lagi aahhaagh !!

Tante mmhh aduuh Doni udah nggak tahan lagii aahhaahh aagghh!! Akhirnya sebuah semburan sperma yang dahsyat ke dalam vagina Tante Anis menyertai kenikmatan orgasmeku Sementara itu tubuh Tante Anis juga kembali menegang dan berkedutkedut menahan nikmat orgasmenya yang ketiga malam itu

Tidak lama kemudian tubuh kami saling berpelukan dengan lemas, kami tidak bergerak ataupun berkatakata untuk beberapa saat karena rasa nikmat orgasme yang bersamaan tadi seolah meluluhkan semua kekuatan dan keinginan kami selama beberapa saat

Aku dan Tante Anis hanya ingin diam berpelukkan dan saling menikmati hangatnya tubuh masingmasing, sementara penisku yang terasa makin melemah masih tertancap di dalam vagina Tante Anis Tidak berapa lama kemudian aku membaringkan tubuhku di samping Tante Anis Penisku tergolek lemah kelelahan, basah kuyup oleh campuran lendir vagina Tante Anis dan spermaku sendiri

Sementara itu dari celah vagina Tante Anis lelehan sisa spermaku yang berwarna putih kental tampak mengalir keluar bercampur dengan lendir Tante Anis Aku yakin spermaku banyak sekali yang masuk ke vaginanya karena sudah hampir dua minggu aku belum mengeluarkannya Tante Anis memiringkan badannya dan mengeluselus penisku

Gila kamu Doni belumbelum tante udah keluar tiga kali kayaknya tante nggak bakalan kuat nih kalau ML sampai pagi

Ah nggak apaapa tante khan ada Dewi, dia bisa gantiin tante kalau tante udah capek iya nggak, kami tertawa cekikikan melirik Dewi yang dari tadi tampak duduk gelisah menahan gejolak nafsu

Iya Dewi, ayo kamu ikutan sini dong bantuin aku ngerjain Doni aku nggak bakalan kuat kalau sendiri, kata Tante Anis ikut memanaskan suasana

Ah kayaknya aku nggak perlu bantuin Teh Anis, tuh liat Doni punya udah lemes kelihatannya dia juga udah bakal nggak kuat lagi main dengan Dewi , kata Dewi yang mulai menanggapi ajakan kami dengan setengah menantang

Tapi kalau punyaku bisa berdiri lagi Dewi mau ikutan nggak? pancingku
Boleh aja tapi buktiin dong kalau Doni punya masih sanggup berdiri lagi seperti tadi, kata Dewi Tampaknya Dewi sudah mendapatkan alasan yang pas untuk ikut bergabung
Ok aku akan buktikan kalau sebentar lagi punyaku akan bangun dan keras seperti tadi tapi syaratnya harus Dewi yang bangunin yaa kataku tersenyum

Iya tapi dibersihin dulu dong Dewi nggak mau bekas Teh Anis he he he Aku lalu bangkit ke kamar mandi untuk membersihkan penisku dari sisasisa cairan hasil persetubuhan dengan Tante Anis Saat keluar dari kamar mandi tampak Dewi sudah duduk di tepi tempat tidur Sementara itu Tante Anis gantian duduk tanpa busana di kursi sambil menenggak sekaleng bir hitam dan menghisap rokok

Ayo sini anak muda kita buktikan apa kamu masih sanggup bertempur lagi kata Dewi sambil tersenyum nakal Setelah mendapat alasan yang pas, Dewi yang sebelumnya tampak malumalu mulai menampakkan nafsu sex yang tidak kalah dengan Tante Anis Aku lalu membaringkan tubuhku di tempat tidur

Tanpa banyak basabasi lagi Dewi langsung mengeluselus penisku yang masih terkulai lemas akibat kelelahan setelah bertempur hebat dengan Tante Anis Diremasremasnya biji pelirku dan kemudian Dewi mulai menjilatjilat batang penisku

Aku mulai merasakan kenikmatan lidah Dewi dan remasan lembut tangannya, akibatnya penisku perlahanlahan mulai menunjukkan tanda kehidupan Dewi mulai memasukkan penisku ke dalam mulutnya, dikulumnya kepala penisku dan dikocokkocoknya batang penisku dengan tangannya

Tentu saja tidak berapa lama kemudian penisku mengeras kembali Merasakan penisku kembali membesar dan mengeras, Dewi semakin bernafsu menghisap dan menjilatinya Perlahanlahan kulepaskan mulutnya dari penisku

Nah, sudah terbukti bisa bangun lagi khan sekarang giliran Dewi memenuhi janji untuk ikut bergabung gimana? Dewi cuma tersenyum sambil dengan sukarela melepaskan pakaiannya satu per satu dan berbaring di sisiku Karena sejak awal aku sudah tertarik dengan payudara Dewi yang montok seperti punya Pamela Anderson, aku langsung meremas payudaranya dengan lembut dan mempermainkan putingnya dengan lidahku

Dewi yang sebenarnya dari tadi sudah terangsang mulai mendesahdesah keenakan Berbeda dengan Tante Anis, meskipun sudah 3 tahun menikah Dewi belum memiliki anak jadi puting susunya masih mungil dan berwarna terang seperti puting susu gadis perawan

Setelah puas menjilati dan meremas buah dadanya, aku mulai menjelajahi bagian bawah Perlahanlahan kujilati bagian perut Dewi dan kemudian akhirnya sampai ke daerah Segitiga Bermuda Bulu kemaluan Dewi tidak selebat Tante Anis sehingga belahan vaginanya sudah tampak jelas tanpa harus menyibakkan bulubulunya

Setelah puas menjilati daerah lipatan paha dan daerah bagian atas bulu vagina Dewi, aku membuka bibir vaginanya dan terlihatlah liang vagina yang berwarna merah muda dan sangat indah Ingin rasanya segera membenamkan penisku ke dalamnya

Mungkin karena belum memiliki anak, kedua bibir vaginanya masih tampak kencang dan tidak menggelambir seperti punya Tante Anis Secara refleks jarijari tanganku langsung masuk menggerayangi lubang vaginanya dan membuatnya melenguh keras, Oohh Langsung lidahku menjilati bibir vagina dan klitorisnya dengan lembut

Setiap kali lidahku menjilati klitorisnya, pinggul Dewi bergerak maju seolah tidak menginginkan lidahku terlepas dari klitorisnya Setelah kurasa cukup, akhirnya kulepaskan lidahku dari bagian vaginanya dan aku mulai membuka kedua pahanya Aku benarbenar sudah tidak sabar ingin segera merasakan kenikmatan vagina seorang Dewi

Dengan lembut kubelai lembut rambutnya, dari matanya kulihat Dewipun sudah tidak sabar ingin menerima penisku Tapi dia bukan Tante Anis yang secara ekspresif dan terangterangan mengumbar nafsunya dengan ganas Dewi hanya menatapku penuh harap sambil nafasnya berdesahdesah tak teratur

Kuposisikan diriku diantara kedua pahanya, lalu perlahanlahan kubuka bibir vaginanya dan kuarahkan penisku ke liang vagina yang tampak masih sempit Kuletakkan kepala penisku tepat di depan lubang vaginanya Lalu dengan lembut tapi pasti kugerakkan pinggulku ke depan sehingga penisku masuk ke dalam vaginanya Gila nih cewek vaginanya masih sempit sekali, benarbenar seperti seorang perawan

Untung saja Dewi sudah cukup terangsang sehingga penisku tidak begitu kesulitan menembus liang vaginanya yang sempit dan basah Dewi tampak menggigit bibir bawahnya dan tangannya meremas pinggangku Aku sempat berpikir mungkin Dewi merasa kesakitan akibat perbuatanku, gerakanku kuhentikan sejenak

Sakit sayang? tanyaku Dewi menggeleng perlahan

Enak sayang ? kataku lagi Dewi hanya mengangguk sambil tersenyum Sedikit demi sedikit kupercepat gerakanku, vagina Dewi terasa makin basah dan gerakan penisku terasa mulai lancar

Setelah merasakan persetubuhan yang ganas dengan Tante Anis, persetubuhan dengan Dewi terasa begitu lembut dan indah Kontras sekali bedanya, namun keduaduanya samasama memiliki kenikmatannya yang khas sehingga sulit untuk mengatakan mana yang lebih enak Kubelai rambut Dewi dan kucumbu bibirnya dengan hangat, kami sungguh menikmati persetubuhan yang indah ini

Sesekali aku melepaskan diri dan meminta Dewi untuk bergantian di posisi atas Diapun melakukannya dengan lembut namun penuh energi, digerakgerakkannya pinggulnya maju mundur dengan berirama dan penuh tenaga sementara aku meremasremas buah dadanya yang indah

Aku rasakan dindingdinding vaginanya begitu kuat mencengkeram penisku sehingga membuatku makin terangsang Sementara itu gerakan pinggul Dewi makin cepat dan desahannya makin kuat serta tidak beraturan Dewi mulai sulit mengontrol gerakannya sendiri

Oohh mmhh mmhh uuhh tampaknya Dewi mulai dekat menuju orgasme
Ahh Doni mmhh Dewi di bawah aja ya Dewi takut keluar duluan
Nggak apaapa sayang, keluarin aja

Enggak ah Dewi mau keluar barengan sama Doni Akhirnya Dewi kembali berbaring disebelahku Aku langsung mengambil posisi diantara selangkangan Dewi dan kembali membenamkan penisku ke dalam vaginanya Di posisi ini tampaknya Dewi lebih bisa mengatur nafsunya sehingga desahannya kembali teratur seirama dorongan penisku

Kami kembali bercumbu dengan hangat sambil tanganku meremasremas buah dadanya dan pinggulku turunnaik sehingga kedua tubuh kamipun mulai dibasahi oleh peluh Sekarang giliranku mulai merasakan dorongan kenikmatan orgasme mulai menjalari seluruh tubuhku Rasanya tidak lama lagi pertahananku akan bobol

Gerakanku makin kuat dan Dewi juga merasakannya sehingga diapun mulai agak mengganas Aku mulai melepaskan bibirku dari bibirnya dan mulai mengatur posisi agar bisa menancapkan penisku dengan maksimal ke dalam vagina Dewi Rasanya tidak lama lagi kami berdua akan sampai ke puncak kenikmatan

Dewi aku udah mau keluar sayaang mmh sshh sshh mmhh aku mencoba sekuat tenaga mengontrol orgasmeku agar bisa bertahan sedikit lagi

Dewi juga mau keluar sayang adduhh penis kamu tambah besar Dewi nggak tahan lagi mmhh aaahmmhh Gerakan kami berdua makin cepat dan makin ganas, akhirnya

Aahh Donii mmhh aahh Dewi nggak tahan lagi sayang aahh aahh!

Dewiii aduuh Donii keluaar aahh! Tubuh kami menggelinjang dan bergetar hebat dalam sebuah orgasme bersama yang indah, akhirnya kami berpelukan lemas Setelah beberapa saat kami berpelukan, aku kembali mencumbu Dewi dengan lembut

Kemudian aku merebahkan diriku di sampingnya, kami diam dan saling berpandangan Wow keren hebat tibatiba kudengar Tante Anis bertepuk tangan memberi applaus untuk persetubuhan kami yang cukup lama dan menggairahkan Kami berdua cuma tersenyum saja, sudah terlalu lelah untuk berkomentar

Mungkin lebih dari setengah jam aku dan Dewi saling bergumul sebelum akhirnya kami tenggelam dalam kenikmatan orgasme Tampak Dewi tergolek kelelahan disampingku, dia hanya sebentar menoleh tersenyum penuh arti ke Tante Anis lalu kembali memejamkan matanya Sementara itu sisasisa spermaku tampak mulai menetes dari celah vagina Dewi meskipun tidak sebanyak Tante Anis

Akupun hanya bisa terbaring lemas, penisku tampak tak berdaya Tibatiba aku merasa sangat haus dan lapar Aku bangkit lalu mengambil sekaleng bir dan menyantap sebungkus roti untuk mengembalikan tenagaku yang nyaris terkuras habis oleh dua wanita bersuami ini

Nanti kalau sudah siap, giliran tante lagi ya melihat kalian ML tante jadi kepengen lagi lho Doni masih kuat khan?

Ok tante, Doni masih kuat kok liat nih sebentar juga bangun lagi kataku menanggapi tantangan Tante Anis Kutunjukkan pada Tante Anis penisku yang perlahanlahan mulai agak membesar Melihat aku mulai segar lagi Tante Anis merebahkan aku ke tempat tidur di samping Dewi yang masih tergolek kelelahan Tanpa merasa perlu membersihkan penisku dari sisasisa persetubuhanku dengan Dewi, Tante Anis langsung mengulum dan mengkocokkocok penisku hingga perlahanlahan kembali mengeras dengan sempurna

Begitu melihat penisku kembali berdiri sempurna langsung Tante Anis mengambil posisi jongkok dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya Seperti sebelumnya, dengan ganas Tante Anis menggerakgerakkan pinggulnya sambil mulutnya terus berdesahdesah merasakan nikmat Dewi yang terbaring disampingku lalu membuka mata dan menggelenggelengkan kepala melihat kelakuan kami,

Ah keterlaluan deh Teh Anis ini, si Doni belum sempat istirahat udah diembat lagi nggak kasian sama anak orang Tante Anis cuma tertawa kecil dan meneruskan goyangan mautnya Tak berapa lama kemudian Tante Anis melepaskan penisku dari vaginanya dan meminta aku untuk berganti posisi, dia ingin ditusuk dari arah belakang

Doni tante kepengen kamu masukin dari belakang ya? Tante Anis lalu mengambil posisi menungging di sebelah Dewi sambil tangannya merabaraba payudara Dewi sambil sesekali lidahnya menjilati putingnya Sementara itu aku langsung memasukkan penisku lagi ke dalam vagina Tante Anis yang sudah merah merekah dari belakang

Merasakan apa yang dilakukan Tante Anis pada mulanya Dewi tampak risih, mungkin dia belum pernah dengan sesama wanita, tapi lama kelamaan dia membiarkan Tante Anis melakukan aksinya bahkan tampaknya Dewi mulai menikmati ulah tangan dan lidah Tante Anis

Aku juga tidak tinggal diam, sambil penisku keluar masuk di vagina Tante Anis tanganku mulai meraba vagina Dewi sehingga membuatnya makin terangsang Kemudian Dewi membuka kedua pahanya lebih lebar agar jarijari tanganku lebih leluasa masuk ke dalam vaginanya Sementara itu pinggul Tante Anis mulai bergerak tak teratur dan desahannya makin keras

Aaah mmhh mmhh mmhh Aku tahu sebentar lagi Tante Anis akan mencapai orgasmenya yang keempat Kupercepat gerakanku dan Tante Anispun makin tak terkontrol

Donii aahh tusuk yang kuat sayaang iya yang kuat sayang teruss teruss tusuk yang dalam tusuk sampai ujung sayang aahh tantee keluar lagii aaghh Tante Anis mengejang keras dan menyentakkan pantatnya ke arahku sehingga penisku masuk makin dalam

Kutarik paha Tante Anis ke arahku dengan maksud supaya dia makin merasakan kenikmatan orgasmenya Setelah beberapa saat akhirnya Tante Anis terkulai lemas dan peniskupun terlepas dari vaginanya Melihat penisku masih berdiri tegang, Dewi langsung mengerti apa yang harus dilakukannya

Dia mengambil alih posisi Tante Anis dengan menungging di depanku Dengan perlahan kubuka belahan vagina Dewi dan kumasukkan penisku ke dalamnya Dewipun mendesah menahan nikmat saat penisku meluncur ke dalam vaginanya yang hangat dan basah

Sementara penisku di dalam vaginanya, kedua tanganku mulai merabaraba buah dadanya yang indah Dewi tampak sangat menikmatinya sehingga pinggulnya mulai bergerakgerak Setelah beberapa menit berlalu, Dewi tampak mulai kelelahan dengan posisi doggystyle

Dewi memintaku untuk melepaskan penis dan diapun kembali menelentangkan dirinya pasrah dengan kedua pahanya terbuka lebarlebar seolah mengundangku untuk segera membenamkan penisku kembali Dan akupun menanggapi undangannya dengan senang hati Tanpa banyak basabasi langsung kumasukkan penisku ke dalam liang vagina Dewi yang belum sempat dibersihkan dari lendir sisasisa persetubuhan kami sebelumnya

Dewi sendiri sekarang sudah mulai berani mengungkapkan gejolak nafsunya terangterangan, dia mulai berani menggerakkan pinggulnya dengan ganas dan mendesahdesah dengan kuat Rasanya Dewi yang sekarang tidak kalah ganas dengan Tante Anis

Ini sungguh kejutan bagiku, aku tidak siap menghadapi keganasan Dewi yang nyaris tibatiba Hal itu membuat aku nyaris kehilangan kontrol dan hampir mencapai orgasme Tapi aku tidak ingin mengalaminya sendiri, aku ingin Dewi juga bisa merasakannya padahal saat itu kurasakan kondisi Dewi masih stabil dan belum mendekati orgasme

Sekuat tenaga aku berusaha mengontrol nafasku untuk menghambat datangnya orgasme Tapi rasanya tidak banyak membantu, goyangan Dewi yang ganas membuat orgasmeku terasa makin mendekat Akhirnya kuputuskan untuk meremas buah dada dan mempermainkan klitorisnya supaya Dewi juga cepat terangsang

Ternyata cara ini efektif, dalam waktu singkat gerakan pinggul Dewi menjadi makin kuat dan mulai tidak beraturan, desahan dan lenguhannya juga semakin keras Aku tahu Dewi juga sudah kehilangan kontrol dan mulai mendekati puncak orgasme Dewi sudah mau keluar ya ? tanyaku

Hhmm iya sayang adduhh sebentar lagi Dewi keluar barengan ya sayang sepertinya penis Doni juga udah makin besar mmhh enak banget vagina Dewi terasa penuh mmhh aahh fuck me honey fuck me hard aahh aahh Begitu kurasakan Dewi hampir mencapai orgasme langsung kupercepat gerakanku, kulepaskan tanganku dari klitoris dan buah dadanya sambil mencari posisi yang nyaman untuk melakukan tusukan akhir yang dalam dan nikmat Dan akhirnya

Dewi aku nggak tahan lagi keluarin bareng sekarang yukk
Iya sayang Dewi juga aahh adduhh tusuk yang kuat sayang fuck me yess aahhuuhh Dewi keluar lagi aahh aagh!!
Oohh Dewi mmhh Doni juga keluaarr aagh! Akhirnya kami kembali orgasme bersamaan

Orgasme kali ini sungguhsungguh menguras energiku, aku tidak tahu apakah aku masih sanggup kalau Tante Anis minta lagi Tapi kulihat Tante Anis juga sudah kelelahan setelah empat kali orgasme hebat yang dialaminya sehingga kami akhirnya memutuskan untuk beristirahat saja

Kami bertiga tidur saling bepelukan tanpa busana dan hanya ditutupi selimut Pagi itu aku terbangun, sayupsayup kudengar suara adzan subuh Tapi aku merasakan ada sesuatu yang aneh Ah ternyata Tante Anis sudah bangun lebih dulu dan dia sedang asyik mengulum penisku Aduh tante pagipagi udah sarapan pisang kataku sambil tertawa

Hmm sorry ya Don, tante tadi bangun duluan terus tante nggak tahan liat penis kamu Tante langsung ngebayangin kayaknya enak banget kalau subuhsubuh gini ML lagi dengan Doni nggak apaapa khan? Kulihat penisku sudah berdiri tegak akibat ulah Tante Anis Tampaknya Tante Anis sudah sangat bernafsu, nafasnya memburu tak teratur dan pandangan matanya menunjukkan dirinya sedang berada pada puncak birahinya

Sementara itu Dewi tampak masih tergeletak pulas disampingku

Doni sayang tante pengen ngerasain penis kamu lagi yaa soalnya sebentar lagi khan kita pisah jadi sekarang tante pengen ML lagi dengan Doni mau khan?

Masukin aja tante Doni juga suka ML dengan tante pokoknya hari ini Doni mau ML sampai kita benerbener udah nggak kuat lagi tante mau khan?

Hm dengan senang hati sayang ssttt jangan keraskeras nanti si Dewi bangun Kasihan dia masih kecapaian semalam garagara ML dengan kamu Ah kali ini aku akan memberikan sesuatu yang lain untuk Tante Anis Aku akan membuatnya mengalami orgasme berkalikali tanpa sempat istirahat

Aku rasa ini tidak terlau sulit karena tampaknya Tante Anis tipe wanita yang sangat sensitif dan mudah mengalami orgasme Lagi pula karena semalam aku sudah tiga kali orgasme, aku yakin bisa bertahan lebih lama lagi sekarang Kubiarkan Tante Anis menaiki diriku dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya

Seperti biasa dia mulai menaikturunkan pinggulnya sehingga penisku meluncur keluarmasuk vaginanya Dengan sengaja kusentakkan pinggulku untuk menandingi gerakannya sehingga membuatnya makin terangsang Benar saja tidak sampai lima menit Tante Anis mulai kehilangan kontrol dan melenguh kuat, ia mengalami orgasmenya yang kelima Aahh Doni tante keluar mmhh adduuhh aahh aahh aaghh!!

Aku tidak memberi Tante Anis kesempatan beristirahat Setelah tubuhnya melemas aku langsung membaringkan Tante Anis dan membuka pahanya, tanpa basabasi aku langsung menancapkan penisku ke dalam vaginanya Dan kali ini aku menusukkan penisku dengan kuat dan cepat Benar saja, Tante Anis tampak kaget dan tidak siap dengan serangan tibatiba ini Tidak sampai tiga menit kemudian tubuhnya mulai bergetar hebat

Adduhh Doni tante jadi pengen keluar lagi aahh aahh aahh Kurasakan badan Tante Anis mengejang dan kemudian lemas, ini orgasmenya yang keenam Sementara itu penisku masih keras dan besar di dalam vaginanya Tanpa memberinya kesempatan istirahat aku kembali menggerakgerakkan penisku dengan kuat dan ganas

Tante Anis yang belum sempat istirahat untuk memulihkan tenaganya, kembali tergetar oleh rangsangan orgasme yang ketujuh

Donni kamu nakal nanti tante bisa keluar lagi aduuhh mhh aahh mmhh Doni tante mau keluar lagii aduuhh aahh dorong yang keras sayang iya tusuk yang dalam sayang iya gitu terus terus jangan berhenti aahh aahh enak sekali sayang mmhh tante keluar lagiii aahh Kembali aku tidak memberinya kesempatan istirahat, kali ini kuangkat kedua kakinya dan pantatnya kuganjal dengan bantal sehingga penisku masuk semakin dalam hingga menyentuh ujung vaginanya

Kutusukkan penisku ke dalam vagina Tante Anis berulangulang dengan cepat dan kuat Hanya berselang satu atau dua menit dari orgasme sebelumnya kembali tubuh Tante Anis bergetar hebat untuk mengalami orgasmenya yang ke delapan

Aahh Donnii uughh masukin yang dalam sayang masukin sampai ujung aahh enak banget aaahh gimana nih tante bisa keluar lagi mmhh aahh aduuhh tante keluar lagi sayang aahh aahh kali ini tubuhnya menggelinjang cukup lama, pinggulnya berkedutkedut tidak beraturan, matanya terpejam rapatrapat dan giginya terkatup menahan kenikmatan yang luar biasa Begitu selesai orgasme yang ke delapan, kembali aku meneruskan tusukan penisku Kali ini tante Anis sudah mulai merasa tidak kuat lagi, matanya memelas memintaku untuk berhenti

Udah dong sayang tante capek banget vagina tante mulai perih sayang jangan cepetcepet dong sakit udah sayang tante istirahat dulu sebentar aja nanti kita lanjutin lagi kasih kesempatan tante istirahat dulu sayang katanya sambil mencoba menahanku Tapi aku tidak peduli, memang gerakanku kuperlambat supaya Tante Anis tidak merasa sakit tapi aku tetap menusukkan penisku ke dalam vaginanya

Aku sendiri sekarang mulai terangsang berat melihat pandangan sayu tanpa daya seorang wanita yang haus kenikmatan seperti Tante Anis Setelah beberapa saat tampaknya Tante Anis mulai kehilangan rasa sakitnya dan berubah menjadi rasa nikmat kembali, dia mulai menggerakgerakkan pinggulnya mengikuti gerakanku

Sekarang aku ubah sedikit posisiku, hanya kaki kiri Tante Anis yang kuangkat sementara kaki kanannya tergeletak di kasur dan kaki kiriku kuletakkan diatas paha kanannya Kelihatan Tante Anis menikmati sekali posisi ini, dia mulai bergairah lagi dan gerakan pinggulnya mengganas kembali

Tak lama kemudian iapun mengalami orgasmenya yang kesembilan AhhoohhDoni kamu pinter banget sih aahh anak nakal tusuk tante yang kuat sayang aahh aahh tante keluar lagi aahh aahh aahh !, teriakannya kali begitu keras dan panjang sehingga Dewi yang tertidur kelelahan akhirnya terbangun juga Aku menekan penisku dalamdalam di vagina Tante Anis sambil menunggunya kembali siap

Udah sayang tante udah capek tante nggak kuat lagi sayang udah ya sayang vagina tante udah kebas please tante udah nggak sanggup lagi

Hmm Doni masih pengen terus tante soalnya sebentar lagi kita pisah Doni mau menikmati tubuh Tante Anis hari ini sampai sepuaspuasnya kataku sambil memulai lagi tusukan penisku

Ayo dong sayang udah dulu kapankapan kita khan bisa ketemu lagi tante janji deh tapi sekarang udah dulu tante capek banget tenaga tante udah abis

Yang ini terakhir tante Doni juga udah mau keluar kok boleh yaa kataku sambil mengecup bibirnya

Tante Anis terdiam dan berusaha menikmati permainan penisku yang terus mengganas nyaris tanpa henti Sementara itu aku sudah merasakan diriku mulai mendekati orgasme juga, penisku terasa membesar dan memenuhi vagina Tante Anis Tampaknya Tante Anis juga merasakan hal yang sama, iapun segera terangsang berat serta mulai mendesahdesah untuk orgasmenya yang kesepuluh

Ahh Doni keluarin punya kamu sekarang sayaang tusuk tante yang kuat tante juga udah mau keluar sekarang aaaahhh !! Ayo tante kita barengan ini yang terakhir aahh Doni keluarr aaggh!

Aahh mmhh tante juga keluar lagii adduhh maakkenak bangeett aaghh! Akhirnya kali itu persetubuhan kami benarbenar terhenti dan kamipun berpelukan lemas Kukecup bibir Tante Anis dan perlahanlahan kulepaskan penisku dari dalam vaginanya Kulihat vagina tante Anis sudah sangat merah dan Tante Anis sendiri masih memejamkan matanya kehabisan energi Hanya sedikit saja sisa lelehan spermaku yang keluar dari vagina Tante Anis, rupanya aku sudah mulai kehabisan cadangan sperma

Tibatiba keheningan kami dipecahkan oleh suara Dewi,

Hey kalian ML kok nggak ngajakngajak Dewi sih emangnya kalian kira aku nggak pengen yaa

Sudah berapa lama sih kalian main kok kayaknya seru banget Anis sampai basah penuh keringat gitu, lanjut Dewi lagi Tante Anis hanya menoleh sejenak lalu memberi kode dengan jarinya bahwa ia mengalami 6 kali orgasme pagi itu

Enam kali?? Ah gila juga benerbener teteh maniak ML Dewi baru tau kata Dewi melotot memandangi Tante Anis seolah tidak percaya

Swear enggak juga Wi aku baru kali ini kok ML segila ini, gak tau nih siapa yang gila, si Doni apa gue kata Tante Anis membela diri sambil masih terengahengah kelelahan

Dewi juga pengen dong sayang nggak usah enam kali kayak Teh Anis tapi Dewi pengen ML lagi pagi ini sebelum kita pisah ya sayang please aku pengen dapet kenangkenangan yang spesial dari kamu Ok, honey Tapi tampaknya Dewi menyadari kondisiku yang masih lelah kehabisan tenaga

Kalau Doni masih cape, pakai tangan atau lidah juga gak masalah kok dari tadi aku liat Teh Anis ML dengan kamu kok kayaknya seru banget, Dewi jadi konak kepengen ngerasain juga Please honey jilatin punyaku seperti kemarin malam Dewi suka kok jilatin terus sampai Dewi puas pokoknya jangan berhenti sebelum aku puas yaaa please honey eat my pussy please

Dewi yang beberapa jam sebelumnya masih malumalu dan purapura tidak mau ikutan kini terlihat mulai berani merayuku dengan genit, di bukanya pahanya dan kedua tangannya menarik bibir vaginanya ke samping sehingga lubang vaginanya yang mungil tampak jelas

Mau tidak mau akupun kembali terangsang dan mulai melupakan kelelahanku Aku ingin membuat Dewi mengalami orgasme berkalikali tanpa istirahat seperti Tante Anis Karena penisku masih lemas, kali ini aku memulainya dengan lidahku dulu Kubaringkan Dewi di atas ranjang dan pantatnya kualasi dengan dua buah bantal supaya lidahku bisa menjangkau vaginanya dengan mudah

Nah gitu sayang jilatin vagina Dewi hmmh enak banget Dewi belum pernah orgasme pakai oral sekarang Dewi pengen ngerasain ayoo sayang bikin aku terbang melayang ke bulan cmon honey lick my pussy mmhh yesss I like it yess make me cum honey Kujilati bibir dan liang vaginanya lalu kupermainkan klitoris Dewi dengan bibir dan lidahku sementara itu jarijari tanganku masuk ke dalam liang vaginanya

Tampaknya Dewi sangat menikmati ini, pinggulnya bergoyanggoyang perlahan serta suaranya mendesahdesah sexy sekali Setelah beberapa menit akhirnya kuputuskan untuk meningkatkan rangsangan dengan jalan menghisap klitorisnya dengan kuat dan menjilatinya dengan cepat sehingga tubuh Dewi mulai bergetar tak beraturan

Sementara itu jarijariku terus masuk semakin dalam sampai menyentuh gspotnya Ini membuat Dewi menjadi makin tak mampu mengontrol dirinya lagi, pinggulnya bergetar keras hingga akhirnya dia mengalami orgasmenya yang ketiga

Mmhh Doni adduhh Dewi nggak tahan lagi adduuhh terus isep yang kuat cmon honey mmhh yess Im cumming Im cumming aduh enak bangeett aahh oohh oohh!! tubuh Dewi mengejang keras, giginya terkatup rapat, matanya terpejam dan tangannya mencengkeram kasur dengan kuat

Tapi aku tidak menghentikan permainanku, klitoris dan gspotnya terus aku rangsang sampai akhirnya setelah hampir semenit berlalu tubuh Dewi yang menggelinjang mulai terkulai lemas kehabisan tenaga Aku ingin Dewi merasakan orgasme yang terusmenerus tanpa henti seperti Tante Anis

Dewi masih tergolek lemas di tengah tempat tidur, sementara itu penisku sudah mulai menegang kembali setelah mendapatkan cukup waktu beristirahat. Dewi yang belum sadar akan apa yang terjadi tibatiba kaget karena aku memasukkan penis ke dalam vaginanya yang masih berdenyutdenyut akibat orgasmenya yang terakhir

Aduhh Doni sayang kamu ganas banget sih Dewi masih capek nih istirahat dulu yaa please honey Aku tersenyum dan menggelengkan kepala perlahan sambil terus menancapkan penisku ke dalam vaginanya

Akhirnya tidak berapa lama kemudian Dewi mulai terangsang juga, dia mulai menikmati sodokan penisku dan mulai menggerakgerakkan pinggulnya dengan ganas Setelah beberapa menit berlalu akhirnya pertahanan Dewi mulai bobol Ia mulai kehilangan kendali dan tubuhnya bergetargetar merasakan orgasmenya yang keempat

Donni mmhh gimana nih Dewi bisa keluar lagi sayang aduhh aahh keluar lagi deh aahh mmhh aahh! kedua tangan Dewi mencengkeram punggungku sementara itu kakinya menjepit kuat pinggulku Aku membiarkan penisku tertancap dalamdalam di vagina Dewi dan membiarkan dia menikmati orgasmenya Begitu cengkeraman Dewi mulai melunak aku mulai lagi melanjutkan goyangan penisku di dalam vaginanya Dewi tampaknya kaget setengah mati dan benarbenar tidak siap mendapat serangan beruntun ini

Doni udah dulu dong sayaang Dewi masih capek Dewi lemes banget sayang please gimme a break, honey Tapi sama seperti dengan Tante Anis sebelumnya, aku tidak ambil peduli Aku terus menusukkan penisku ke dalam vaginanya, makin lama makin cepat sampai akhirnya Dewi mulai terangsang lagi untuk yang kesekian kalinya dan kembali ikut bergerak aktif

Doni gantian ya Dewi pengen di atas Aku lalu merebahkan diriku dan membiarikan Dewi menaiki tubuhku sambil membenamkan penisku ke dalam vaginanya Kali ini Dewi benarbenar sudah belajar banyak dari Tante Anis, gerakannya mulai ganas dan liar

Desahandesahan kenikmatannya benarbenar membangkitkan nafsu Akhirnya Dewi mulai mengalami puncak kenikmatan orgasmenya yang kelima, gerakannya makin liar terutama saat membenamkan penisku ke dalam vaginanya dan desahannya berubah menjadi jerit kenikmatan

Donii aahh Dewi udah nggak tahanuuhh mmhh Dewi keluar lagi mmhh yess Im cumming aahh aahh!! Akhirnya pinggul Dewi menghujam keras ke bawah membuat penisku terbenam sampai ke ujung vaginanya berbarengan dengan rasa nikmat luar biasa yang menjalari tubuhnya Dan Dewipun terkulai lemas di atas tubuhku

Kelihatan Dewi sudah begitu lemas setelah orgasmenya yang kelima, tapi sudah kepalang tanggung Aku sudah terangsang berat dan belum orgasme Kubaringkan Dewi yang masih memejamkan mata, lalu perlahanlahan kubuka pahanya dan kuarahkan penisku ke liang kenikmatannya

Aduh jangan sayang uuh sakit sayang vagina Dewi udah mulai ngilu berhenti dulu yaaa istirahat sebentar aja nanti boleh lagi Dewi mencoba menolakku, tapi tubuhnya yang sudah lemah tidak kuasa menahan masuknya penisku ke dalam vaginanya Akhirnya ia tergolek pasrah di bawah berat tubuhku yang menindihnya Aku tidak ingin menyakiti Dewi, sebaliknya aku ingin memberinya kenikmatan

Maka aku menggerakgerakkan pinggulku dengan hatihati supaya penisku bergerak dengan lembut di dalam vaginanya yang sudah oversensitif Kalau Dewi terlihat kesakitan aku berhenti sebentar, setelah itu aku lanjutkan lagi dengan gerakan yang lembut Sesekali kucumbu bibirnya, lalu kujilati leher dan telinganya agar nafsunya bangkit kembali sehingga akhirnya perlahan tapi pasti libido Dewi mulai naik kembali

Ia mulai bisa merasakan kenikmatan yang diberikan penisku Matanya mulai terpejam merasakan nikmat dan dari mulutnya yang mungil kembali keluar desahandesahannya yang khas dan sexy Beberapa saat kemudian tampaknya Dewi benarbenar sudah pulih, rasa sakitnya sudah tergantikan sepenuhnya dengan rasa nikmat Ia mulai menggerakkan pinggulnya dengan ganas sehingga akupun harus mempercepat tusukan penisku untuk mengimbanginya Aku merasakan Dewi sebentar lagi akan mencapai orgasme, dan begitu juga aku

Doni sayang Dewi mau keluar lagi adduhh adduhh enak banget mmhh cmon honey fuck me harder yess aahh masukin yang dalam sayang adduuh mmhh adduhh Dewi keluar lagii mhh aahh Im cumming aahh!

Ayo Dewi kita barengan yaa sayang mmhh aahh!! Akhirnya aku menumpahkan sisa persediaan spermaku yang terakhir ke dalam vagina Dewi, sementara tubuh Dewi menggelinjang hebat menahan nikmat orgasmenya yang keenam

Kali ini aku benarbenar sudah kehabisan tenaga, seandainya Tante Anis masih mau ML rasanya aku akan menyerah saja Untunglah kami bertiga sudah benarbenar kelelahan sehingga tidak ada satupun dari kami yang berani meminta lagi

Tanpa sadar hari sudah terang dan waktu menunjukkan jam 7 pagi, setelah beristirahat sejenak kamipun akhirnya mandi bersama dan bersiapsiap meninggalkan hotel Di perjalanan pulang masingmasing kami mulai berkomentar tentang perasaan nikmat yang kami alami

Doni kamu keterlaluan, tante sampai lemes dan kaki tante sampai sekarang masih gemeteran Veggie tante juga rasanya masih kebas belum pernah tante orgasme sampai sepuluh kali seperti kemarin kayaknya jatah ML sebulan habis dalam semalem deh

Iya nih Dewi juga sampai teler banget, tega banget sih kamu sayang kayak besok kita nggak bisa ketemu lagi aja ! But anyway thanks ya Dewi belum pernah ML senikmat ini I feel great kapankapan Dewi mau ikutan lagi yaa

Aduh Tante Anis dan Dewi juga nggak kirakira ganasnya, Doni sendiri juga sudah kehabisan tenaga Untung aja tante nggak minta nambah lagi, ML yang terakhir dengan Dewi tadi bikin Doni benerbener udah nggak kuat lagi

Tapi ngomongngomong kapan kita bisa ketemu lagi tante Terus terang ini pengalaman Doni yang pertama ML dengan dua cewek cantik sekaligus dan Doni kayaknya ketagihan pengen lagi Doni nggak bisa lupain pengalaman ini

Itu gampang diatur ini kartu nama tante, Dewi juga kerja di kantor yang sama Nanti kapankapan kalau Doni pengen ketemu tinggal telpon aja, bisa kita atur waktunya Yang jelas tante nggak mau ketemu sendirian dengan Doni, paling tidak tante akan ajak Dewi atau tambah cewek lain biar gantian Doni yang kita habisin sampe nggak bisa bangunhahaha

Atau kalau tante mau ketemu tante bisa dateng ke kolam renang hari Jumat, Doni rutin berenang di sana setiap hari Jumat kataku memberi alternatif Setelah mengantarkan aku ke kolam renang untuk mengambil motor kamipun berpisah

Tante Anis sempat berusaha menyelipkan beberapa lembar uang seratusribuan ke kantongku tapi aku menolaknya dengan halus Aku tidak ingin mengganti petualangan yang bebas dan menyenangkan ini menjadi suatu profesi yang bisa mengganggu kuliah dan masa depanku.

Bercinta Dengan Guru BP


klik disini  Sebut saja namaku Fitri (bukan yang sebenarnya), waktu itu aku masih sekolah di sebuah SMA swasta. Penampilanku bisa dibilang lumayan, kulit yang putih kekuningan, bentuk tubuh yang langsing tetapi padat berisi, kaki yang langsing dari paha sampai tungkai, bibir yang cukup sensual, rambut hitam lebat terurai dan wajah yang oval. Payudara dan pantatkupun mempunyai bentuk yang bisa dibilang lumayan.

Dalam bergaul aku cukup ramah sehingga tidak mengherankan bila di sekolah aku mempunyai banyak teman baik anak-anak kelas II sendiri atau kelas I, aku sendiri waktu itu masih kelas II. Laki-laki dan perempuan semua senang bergaul denganku. Di kelaspun aku termasuk salah satu murid yang mempunyai kepandaian cukup baik, ranking 6 dari 10 murid terbaik saat kenaikan dari kelas I ke kelas II.

Karena kepandaianku bergaul dan pandai berteman tidak jarang pula para guru senang padaku dalam arti kata bisa diajak berdiskusi soal pelajaran dan pengetahuan umum yang lain. Salah satu guru yang aku sukai adalah bapak guru bahasa Inggris, orangnya ganteng dengan bekas cukuran brewok yang aduhai di sekeliling wajahnya, cukup tinggi (agak lebih tinggi sedikit dari pada aku) dan ramping tetapi cukup kekar. Dia memang masih bujangan dan yang aku dengar-dengar usianya baru 27 tahun, termasuk masih bujangan yang sangat ting-ting untuk ukuran zaman sekarang.

Suatu hari setelah selesai pelajaran olah raga (volley ball merupakan favoritku) aku duduk-duduk istirahat di kantin bersama teman-temanku yang lain, termasuk cowok-cowoknya, sembari minum es sirup dan makan makanan kecil. Kita yang cewek-cewek masih menggunakan pakaian olah raga yaitu baju kaos dan celana pendek. Memang di situ cewek-ceweknya terlihat seksi karena kelihatan pahanya termasuk pahaku yang cukup indah dan putih.

Tiba-tiba muncul bapak guru bahasa Inggris tersebut, sebut saja namanya Tyo (bukan sebenarnya) dan kita semua bilang, “Selamat pagi Paa..aak”, dan dia membalas sembari tersenyum.

“Ya, pagi semua. Wah, kalian capek ya, habis main volley”.

Aku menjawab, “Iya nih Pak, lagi kepanasan. Selesai ngajar, ya Pak”. “Iya, nanti jam setengah dua belas saya ngajar lagi, sekarang mau ngaso dulu”.

Aku dan teman-teman mengajak, “Di sini aja Pak, kita ngobrol-ngobrol”, dia setuju.

“OK, boleh-boleh aja kalau kalian tidak keberatan”!

Aku dan teman-teman bilang, “Tidak, Pak.”, lalu aku menimpali lagi, “Sekali-sekali, donk, Pak kita dijajanin”, lalu teman-teman yang lain, “Naa..aa, betuu..uul. Setujuu..”.

Ketika Pak Tyo mengambil posisi untuk duduk langsung aku mendekat karena memang aku senang akan kegantengannya dan kontan teman-teman ngatain aku.

“Alaa.., Fitri, langsung deh, deket-deket, jangan mau Pak”.

Pak Tyo menjawab, “Ah! Ya, ndak apa-apa”.

Kemudian sengaja aku menggoda sedikit pandangannya dengan menaikkan salah satu kakiku seolah akan membetulkan sepatu olah ragaku dan karena masih menggunakan celana pendek, jelas terlihat keindahan pahaku. Tampak Pak Tyo tersenyum dan aku berpura-pura minta maaf.

“Sorry, ya Pak”.

Dia menjawab, “That’s OK”. Di dalam hati aku tertawa karena sudah bisa mempengaruhi pandangan Pak Tyo.

Di suatu hari Minggu aku berniat pergi ke rumah Pak Tyo dan pamit kepada Mama dan Papa untuk main ke rumah teman dan pulang agak sore dengan alasan mau mengerjakan PR bersama-sama. Secara kebetulan pula Mama dan papaku mengizinkan begitu saja. Hari ini memang hari yang paling bersejarah dalam hidupku. Ketika tiba di rumah Pak Tyo, dia baru selesai mandi dan kaget melihat kedatanganku.

“Eeeh, kamu Et. Tumben, ada apa, kok datang sendirian?”.

Aku menjawab, “Ah, nggak iseng aja. Sekedar mau tahu aja rumah bapak”.

Lalu dia mengajak masuk ke dalam, “Ooo, begitu. Ayolah masuk. Maaf rumah saya kecil begini. Tunggu, ya, saya pakรƒ© baju dulu”. Memang tampak Pak Tyo hanya mengenakan handuk saja. Tak lama kemudian dia keluar dan bertanya sekali lagi tentang keperluanku. Aku sekedar menjelaskan, “Cuma mau tanya pelajaran, Pak. Kok sepi banget Pak, rumahnya”.

Dia tersenyum, “Saya kost di sini. Sendirian.”

Selanjutnya kita berdua diskusi soal bahasa Inggris sampai tiba waktu makan siang dan Pak Tyo tanya, “Udah laper, Et?”.

Aku jawab, “Lumayan, Pak”.

Lalu dia berdiri dari duduknya, “Kamu tunggu sebentar ya, di rumah. Saya mau ke warung di ujung jalan situ. Mau beli nasi goreng. Kamu mau kan?”.

Langsung kujawab, “Ok-ok aja, Pak.”.

Sewaktu Pak Tyo pergi, aku di rumahnya sendirian dan aku jalan-jalan sampai ke ruang makan dan dapurnya. Karena bujangan, dapurnya hanya terisi seadanya saja. Tetapi tanpa disengaja aku melihat kamar Pak Tyo pintunya terbuka dan aku masuk saja ke dalam. Kulihat koleksi bacaan berbahasa Inggris di rak dan meja tulisnya, dari mulai majalah sampai buku, hampir semuanya dari luar negeri dan ternyata ada majalah porno dari luar negeri dan langsung kubuka-buka. Aduh! Gambar-gambarnya bukan main. Cowok dan cewek yang sedang bersetubuh dengan berbagai posisi dan entah kenapa yang paling menarik bagiku adalah gambar di mana cowok dengan asyiknya menjilati vagina cewek dan cewek sedang mengisap penis cowok yang besar, panjang dan kekar.

Tidak disangka-sangka suara Pak Tyo tiba-tiba terdengar di belakangku, “Lho!! Ngapain di situ, Et. Ayo kita makan, nanti keburu dingin nasinya”.

Astaga! Betapa kagetnya aku sembari menoleh ke arahnya tetapi tampak wajahnya biasa-biasa saja. Majalah segera kulemparkan ke atas tempat tidurnya dan aku segera keluar dengan berkata tergagap-gagap, “Ti..ti..tidak, eh, eng..ggak ngapa-ngapain, kok, Pak. Maa..aa..aaf, ya, Pak”.

Pak Tyo hanya tersenyum saja, “Ya. Udah tidak apa-apa. Kamar saya berantakan. tidak baik untuk dilihat-lihat. Kita makan aja, yuk”.

Syukurlah Pak Tyo tidak marah dan membentak, hatiku serasa tenang kembali tetapi rasa malu belum bisa hilang dengan segera.

Pada saat makan aku bertanya, “Koleksi bacaannya banyak banget Pak. Emang sempat dibaca semua, ya Pak?”.

Dia menjawab sambil memasukan sesendok penuh nasi goreng ke mulutnya, “Yaa..aah, belum semua. Lumayan buat iseng-iseng”.

Lalu aku memancing, “Kok, tadi ada yang begituan”.

Dia bertanya lagi, “Yang begituan yang mana”.

Aku bertanya dengan agak malu dan tersenyum, “Emm.., Ya, yang begituan, tuh. Emm.., Majalah jorok”.

Kemudian dia tertawa, “Oh, yang itu, toh. Itu dulu oleh-oleh dari teman saya waktu dia ke Eropa”.

Selesai makan kita ke ruang depan lagi dan kebetulan sekali Pak Tyo menawarkan aku untuk melihat-lihat koleksi bacaannya.

Lalu dia menawarkan diri, “Kalau kamu serius, kita ke kamar, yuk”.

Akupun langsung beranjak ke sana. Aku segera ke kamarnya dan kuambil lagi majalah porno yang tergeletak di atas tempat tidurnya.

Begitu tiba di dalam kamar, Pak Tyo bertanya lagi, “Betul kamu tidak malu?”, aku hanya menggelengkan kepala saja. Mulai saat itu juga Pak Tyo dengan santai membuka celana jeans-nya dan terlihat olehku sesuatu yang besar di dalamnya, kemudian dia menindihkan dadanya dan terus semakin kuat sehingga menyentuh vaginaku. Aku ingin merintih tetapi kutahan.

Pak Tyo bertanya lagi, “Sakit, Et”. Aku hanya menggeleng, entah kenapa sejak itu aku mulai pasrah dan mulutkupun terkunci sama sekali. Semakin lama jilatan Pak Tyo semakin berani dan menggila. Rupanya dia sudah betul-betul terbius nafsu dan tidak ingat lagi akan kehormatannya sebagai Seorang Guru. Aku hanya bisa mendesah”, aa.., aahh, Hemm.., uu.., uuh”.

Akhirnya aku lemas dan kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur. Pak Tyo pun naik dan bertanya.

“Enak, Et?”

“Lumayan, Pak”.

Tanpa bertanya lagi langsung Pak Tyo mencium mulutku dengan ganasnya, begitupun aku melayaninya dengan nafsu sembari salah satu tanganku mengelus-elus penis yang perkasa itu. Terasa keras sekali dan rupanya sudah berdiri sempurna. Mulutnya mulai mengulum kedua puting payudaraku. Praktis kami berdua sudah tidak berbicara lagi, semuanya sudah mutlak terbius nafsu birahi yang buta. Pak Tyo berhenti merangsangku dan mengambil majalah porno yang masih tergeletak di atas tempat tidur dan bertanya kepadaku sembari salah satu tangannya menunjuk gambar cowok memasukkan penisnya ke dalam vagina seorang cewek yang tampak pasrah di bawahnya.

“Boleh saya seperti ini, Et?”.

Aku tidak menjawab dan hanya mengedipkan kedua mataku perlahan. Mungkin Pak Tyo menganggap aku setuju dan langsung dia mengangkangkan kedua kakiku lebar-lebar dan duduk di hadapan vaginaku. Tangan kirinya berusaha membuka belahan vaginaku yang rapat, sedangkan tangan kanannya menggenggam penisnya dan mengarahkan ke vaginaku.

Teman Masa Kecilku


klik disini Masa kecilku di kampung kalau kuingat-ingat menggelikan juga. Kok bisa-bisanya ya waktu aku masih kecil dah pacaran malah sudah berbuat jauh pula. Ceritanya gini. Waktu itu aku tinggal di desa yang jauh dari kota. Anak-anak di desa tidak bermain di mall seperti di kota, lha wong di desa gak ada mall. Yang ada cuma pasar, itu pun tidak setiap hari ada. Pasar ramai pada hari-hari tertentu saja.
Kami anak anak, waktu itu kalau nggak salah ingat aku masih kelas 6 SD kalau menghabiskan waktu bermain di sawah, dirumah kadang-kadang berenang di sungai. Cari ikan, cari buah-buahan ya apa saja. Kalau malam kami sering main di halaman rumahku yang luas. Kebetulan halaman rumahku seperti memiliki alun-alun kecil di samping rumah, jadi tempat itu dijadikan pusat bermain anak-anak di sekitar rumahku.
Soal bermain-main rasanya tidak usaha dibahas panjang lebar. Ada satu permainan yang mengesankan dan sampai sekarang masih terus ku ingat , sehingga akhirnya aku tuturkan dalam cerita ini . Kami jika selepas magrib sering berkumpul, anak laki-laki dan perempuan. Umumnya usia kami sebaya antara kelas 5 dan kelas 6 SD.
Pada usia segitu, kami belum merasa berbeda antara anak laki-laki dan perempuan. Jadi tidak ada rasa risi misalnya aku laki-laki bermain dengan anak perempuan. Hanya saja mainan khas anak perempuan, kami yang laki-laki tidak memainkannya. Namun ada mainan yang laki perempuan berbaur. Permainan itu adalah main umpet-umpetan atau bersembunyi. Aturan mainnya tidak usah aku jelaskan, karena nanti jadi nglantur. Kuanggap semua pembaca udah tau lah
Permainan umpet-umpetan biasa kami mainkan selepas waktu magrib sampai sekitar jam 9. Kuingat benar waktu itu aku merupakan anak yang pandai bersembunyi sehingga aku jarang ditemukan. Ketika giliran aku bersembunyi aku segera berlari ke belakang rumah yang agak gelap. Kebetulan di situ ada lemari yang baru setengah jadi. Posisinya tidak terlalu rapat ke dinding. Diantara celah itulah aku bersembunyi. Rupanya Putri mengikutiku mencari persembunyian. Ketika aku menyelip diantara lemari dengan dinding dia memaksa ikut pula bersembunyi disitu. Celahnya tidak begitu besar, tetapi untuk dua anak sekecil kami masih bisa muat, tapi ya harus berdiri berhimpitan. Putri memaksa bersembunyi bersamaku, sehingga badan kami berhimpitan di sela-sela lemari itu. Dia membelakangiku sehingga aku seperti memeluk Putri dari belakang. Pantatnya yang agak tonggeng menekan bagian kemaluanku. Kami berusaha tidak menimbulkan suara sehingga berdiri mematung. Namun penisku yang tertekan pantat Putri rupanya memberi rangsangan. Tanpa aku sengaja, penisku jadi menegang.
“Apaan sih ini keras-keras,” kata Putri merasa risi, karena penisku menekan pantatnya.
“Jangan berisik nanti ketauan,” kataku.
Putri akhirnya diam, dan aku merasakan kenikmatan menjalar ke seluruh tubuhku.
Mungkin karena naluri, aku memeluk Putri lebih rapat. Padahal pada waktu itu aku belum pernah merasakan nafsu kepada perempuan. Namun karena dorongan naluri saja mungkin maka aku memeluk Putri lebih rapat, agar kemaluanku lebih tertekan. Putri diam saja.
Mungkin sekitar 5 menit sampai terdengar Udin berteriak menyerah baru kami keluar dari persembunyian. Berikutnya aku kembali sembunyi di tempat tadi. Ternyata Putri kembali mengikutiku. Posisinya sama lagi seperti tadi. Aku kembali memeluk Putri rapat-rapat, karena rasanya nikmat sekali penisku tertekan pantat Putri.
Aku tidak ingat benar asal muasalnya, tetapi ketika tanganku memeluk, aku menyentuh dada Putri. Ada setumpuk daging empuk. Kemaluanku makin mengeras dan aku gesek-gesekkan. Putri rupanya risih karena tanganku menyentuh teteknya yang baru tumbuh dan penisku menekan-menekan pantatnya. Tanganku ditepisnya dari wilayah dada dan dia kelihatannya tidak suka aku pegang tetek kecilnya. Kuingat betul waktu itu Putri hanya mengenakan kaus oblong dan seperti singlet dilapisan dalamnya. Aku lalu mengingatkan Putri agar tidak berisik. Dia kemudian menurut dan diam, tapi tanganku berusaha disingkirkannya dari susu kecilnya. Tapi aku suka memegang susu kecilnya rasanya kok enak, empuk-empuk gitulah. Dia lalu aku ancam, kalau tanganku tidak boleh memegang dadanya dia akan kutinggal bersembunyi di tempat lain. Putri yang penakut akhirnya menahan agar aku tidak pergi. Dia akhirnya membiarkan tanganku meremas-remas teteknya. “Jangan keras-keras mas, sakit,” katanya.
Aku meremasnya pelan=pelan sambil menikmati keempukan tetek kecilnya.
Lama-lama aku bosan meremas dadanya dari luar. Aku ingin tahu bagaimana sesungguhnya bentuk teteknya. Aku berusaha memasukkan tanganku dari bawah. Belum kesampaian maksudku, Putri sudah mencegah. Aku kembali mengancam akan meninggalkannya. Dia yang penakut akhirnya menyerah dan membiarkan aku menjulurkan tanganku dari bawah kausnya.
Ketika aku jamah masih terasa ada penghalang kaus singletnya. Aku lalu menyuruh Putri untuk mengeluarkan kaus singletnya. Putri menuruti dan aku segera menggapai buah dada kecil. Waktu itu kurasa lucu sekali, ada daging empuk nyembul sepasang dan ujungnya agak mengeras kecil. Putri diam saja kuremas-remas, dia hanya mengingatkanku agar jangan terlalu keras meremasnya.
Kepala Putri kemudian malah disandarkan ke bahuku. Aku heran, dia bernafas seperti kecapaian habis lari-lari. Aku waktu itu sungguh tidak mengerti.
Setelah puas, aku mengakhiri meremas-remas dada Putri. Kami pun lalu kembali berkumpul dengan anak-anak lainnya. Malamnya aku tidak bisa tidur, memikirkan perasaan nikmat meremas tetek si Putri. Timbul di pikiranku untuk lain waktu melihat bentuknya.
Kesempatan itu akhirnya datang ketika suatu hari aku bersama Putri mencari kayu bakar di hutan. Hutan kecil letaknya agak jauh di belakang rumahku. Kami jalan berdua melintasi sawah yang habis dipanen. Di hutan , yang sebetulnya bukan hutan lebat, kami mengumpulkan ranting-ranting kering. Setelah cukup banyak dan diikat agar mudah membawanya kami pun istirahat. Di situ kebetulan ada pohon seri. Kami mengambil buah-buah seri yang sudah merah dan segera melahapnya. Lumayan juga untuk mengatasi haus. Di bawah pohon seri itu cukup bersih karena tidak ada rumput. Tanahnya seingatku ditutupi oleh guguran daun kering, sehingga kami bisa istirahat duduk di bawah kerindangannya.
Aku teringat oleh keinginanku melihat dada Putri. Keinginan itu aku sampaikan ke Putri, tanpa basa-basi. Maklumlah anak-anak tidak mengerti soal merayu dan basa basi. Putri serta merta menolak keinginanku sambil menutup kedua tangannya ke dadanya. Ah sialan pikirku, bertingkah amat si Putri. Aku lalu mengeluarkan jurus ancaman. Kalau dia tidak mau memperlihatkan teteknya maka aku tidak mau menemaninya lagi mencari kayu bakar. Kayu bakar memang hanya ada dihutan ini. Kami warga desa umumnya memasak dengan kayu bakar, sehingga jika Putri tidak mencari kayu bakar dia akan dimarahi ibunya.
“Ya udah, tapi jangan lama-lama ya aku malu, tau,” katanya yang kuingat waktu itu.
Putri lalu kusuruh membuka atasannya.
Dia membuka atasannya, tapi menutup dadanya dengan baju yang sudah terbuka. Aku tentu saja protes karena tidak bisa melihat. Dibukanya sebentar lalu ditutup lagi. Aku kurang puas dengan melihat sepintas lalu. Aku mau melihatnya sepuas-puasnya.. Kemaluan ku sudah mengeras dari tadi. Setiap aku mengingat dada Putri aku selalu begini.
Putri akhirnya membiarkan aku melihat sepuasnya. Aku bahkan kemudian meraba dan menekan-nekan dada montok tapi masih kecil. Kulihat bentuknya lucu dengan ujung lancip berwarna agak gelap. Puting susunya kelihatannya masih sama besarnya dengan punyaku. “Pelan-pelan mas, sakit kalu diremas kuat-kuat.
Aku meremas-remas sepuasku dan memperhatikan tetek kecil Putri dari depan. Tiba-tiba Putri memelukku dari depan. Aku tidak tahu kenapa dia jadi begitu. Aku protes karena jadi susah melihat dan memegang teteknya, tapi Putri malah makin erat memelukku. Penisku jadi tertekan perutnya, sehingga rasanya jadi makin keras aja.
Putri kubaringkan dikakiku pada posisi bersila. Dia melemas dan mengikuti kemauanku. Mungkin karena tidak sengaja roknya terangkat agak tinggi. Aku lalu menyingkap roknya. Tapi tangan Putri segera mencegah dan menurunkan kembali roknya.
Aku waktu itu minta agar Putri memperbolehkan aku melihat sebentar saja. Mungkin karena dia sudah agak terangsang atau karena takut tidak aku temani cari kayu bakar akhirnya aku boleh menyingkap roknya.
Putri mengenakan celana dalam dari katun yang agak longgar, sehingga sebagian kemaluannya terlihat dari samping. Ini membuatku penasaran untuk sekalian melihat kemaluannya. Tanpa bilang apa apa aku berusaha menguak bagian samping celananya untuk melihat bentuk kemaluan Putri. Putri terkejut dan tangaku dipegangnya. Aku bilang aku ingin liat sebentar saja. Agak lama akhirnya dia baru melepas tanganku. Aku menguak celana dalamnya . kelihatan belahan memeknya dengan benjolan kemaluan. Aku ingat waktu itu Putri belum memiliki jembut,ajdi masih pelontos. Diantara belahan itu seperti ada daging tumbuh menyembul. Aku makin penasaran sehingga ingin menguak belahan memeknya. Namun karena celah celana dalamnya tidak begitu besar jadi agak susah melihat celah memek Putri.
Aku kemudian menurunkan celana dalamnya. Meski Putri berusaha menahannya, tetapi akhirnya aku berhasil melepas celana dalamnya.
Setelah terlepas aku duduk diantara kedua pahanya yang dikangkangkan. Aku puas melihat belahan memek Putri yang warnanya memerah. Sembulan daging yang muncul diantara memek Putri tadi rupanya adalah bibir memeknya. Aku baru tau kalau memek perempuan itu adanya dibagian bawah. Tadinya aku kira berada di depan seperti kemaluan laki-laki. Bentuk memek perempuan lucu banget, belahannya terus menyambung sampai ke pantat. Aku lihat dengan melebarkan lipatan memeknya ada lubang kecil. Aku kira disitulah lubang kencing perempuan.
Putri protes ketika memeknya aku sibak-sibak, sakit katanya.
Setelah puas aku mengakhiri permainan itu dan kami kembali pulang menggendong kayu bakar. Putri menjadi patner tetapku mencari kayu bakar. Jika ada anak lain yang mau ikut kami larang. Sebabnya setiap kami mencari kayu bakar aku selalu membuka memek Putri. Rasanya kok menyenangkan melihat memeknya berkali-kali. Jadi setiap kali sudah melihat, rasanya seperti lupa jadi ingin lihat lagi keesokan harinya.
Aku terbiasa melihat memek Putri, dan Putri pun sudah tidak lagi mencegah jika aku ingin melihat memeknya. Kami sudah bebas. Satu kali Putri protes karena dia belum pernah melihat kemaluanku. Aku waktu itu benar-benar malu, untuk menunjukkan kemaluanku ke Putri. Putri kemudian mengancam tidak mau lagi membuka baju dan celananya kalau aku tidak memperlihatkan burungku.
Aku akhirnya menyerah dan memelorotkan celanaku sebentar memperlihatkan burungku yang ngacung lalu buru-buru menutupnya lagi. Putri tentu saja protes. Akhirnya kami berdua sepakat untuk bersama sama membuka celana. Dengan hitungan 1,2,3 celana kami buka. Putri tertawa geli melihat burungku. Aku waktu itu sudah sunat, sehingga ada bentuk topi baja di ujung penisku. Mulanya aku tidak mau burungku dipegang Putri, Tapi karena dia bilang tidak adil. Akhirnya aku menyerah dan membiarkan dia memegang burungku. Burungku dipencet agak kuat. Aku kaget dan menarik tubuhku, karena sakit. Aku minta Putri memegangnya jangan ditekan kuat-kuat. Akhirnya Putri memegang agak lembut. Ada rasa nikmat menjalar ke seluruh tubuhku.
Kuajari Putri agar menggengam penisku dengan lembut. Dia menuruti dan aku merasa makin nikmat. Mungkin juga karena naluri aku menggenggam tangan Putri yang sedang menggenggam penisku dan melakukan gerakan mengocok. Padahal aku waktu kelas 6 SD belum tahu soal onani. Rasanya nikmat sekali dikocok tangan Putri. Dia kuminta melakukan terus sementara aku berusaha memegang teteknya lalu memeknya. Tiba-tiba kenikmatan luar biasa menjalar kelseluruh tubuhku. Aku merasakan denyut-denyut nikmat dan Putri kuminta menghentikan kocokan. Diujung penisku keluar cairan bening kental, tetapi mungkin cuma 2 tetes. Aku pada waktu itu belum mengalami mimpi basah.
Kami kemudian sering melakukan adegan seperti itu ketika mencari kayu bakar. Aku bahkan sudah membuat tempat khusus untuk kencan kami, yaitu ditengah semak dan di situ kami gelar lembaran tikar bekas dan dibawahnya dilapisi daun-daun kering. Tempatnya agak jauh ke dalam hutan.
Suatu kali aku teringat anjing melakukan hubungan kelamin, ketika kami sedang bercumbu. Tapi aku takut memasukkan penisku ke dalam lubang memek Putri, karena takut tidak bisa lepas seperti anjing yang sering aku lihat. Aku hanya ingin menempelkan ujung penisku ke lubang memek Putri . Ketika kucoba pertama kali rasanya lebih nikmat. Aku menggeser-geser penisku di memek Putri sampai aku puas.
Percumbuan kami terus mengalami kemajuan, sampai akhirnya aku mencoba menutup lubang memek Putri dengan kepala penisku. Berkali-kali kepala penisku meleset, seperti tidak bisa ditempatkan di memeknya. Aku pun berkali-kali berusaha , sampai akhirnya dengan menguak belahan memek Putri kepala penisku bisa menutup lubang memek Putri. Aku tekan-tekan, rasanya nikmat sekali, semakin aku tekan rasanya semakin nikmat. Sementara itu Putri protes karena dia katanya merasa sakit dan perih. Tapi aku yang dikuasai nafsu tidak perduli, sampai aku mencapai kepuasan.
Acara mengocok penisku dengan tangan sekarang sudah lagi tidak dilakukan. Aku selalu berusaha menutup kepala penisku ke belahan memek Putri. Aku mendapat akal agar mudah menutup kepala penisku di lubangnya memek Putri maka kepala penisku kulumuri ludah. Dengan begitu rasanya lebih mudah bagiku menempatkan kepala penisku sehingga tidak kepeleset kemana-mana. Aku merasa sangat nikmat dan mungkin karena rasa nikmat itu aku menekan penisku makin keras. Aku tidak ingat akan anjing yang kelaminnya tidak bisa lepas sehabis kawin. Rasa nikmat itu membuatku menekan keras dan memaju mundurkan. Rasanya waktu itu aku bisa maju mundur sedikit-sedikit di memek Putri sampai aku mencapai kepuasan.
Sudah berapa kali aku dan Putri melakukan posisi seperti itu sampai akhirnya Putri tidak terlalu merasa sakit lagi. Anehnya Penisku bisa lebih mudah menancap di memek Putri meski hanya kepalanya saja. Memek Putri jika aku tekan-tekan lama-lama seperti mengeluarkan lendir sehingga jadi licin.
Itulah sebabnya suatu kali aku tidak sengaja menekan terlalu keras ketika melakukan maju mundur sehingga penisku kejeblos ke dalam memek Putri. Putri menjerit dan dia menangis kesakitan. Aku pun terkejut, karena merasa penisku tenggelam di memek Putri. Tapi kok rasanya lebih nikmat. Tiba-tiba aku ingat soal anjing yang penisnya lengket. Buru-buru aku cabut. Ternyata bisa. Kulihat penisku berdarah, meski tidak banyak. Kuperhatikan memek Putri tidak ada darah meleleh. Aku lalu berpikir mungkin penisku lecet sehingga berdarah. Aku menyekanya dengan lap handuk yang selalu aku bawa untuk menyeka keringat. Kecermati penisku tidak terluka dan tidak ada rasa sakit. Sementara Putri mengeluh bahwa memeknya terasa perih.
Aku menduga mungkin memek Putri yang lecet karena aku terlalu dalam tadi membenamkan penisku. Dia mengambil sapu tangan handuknya dan melap celah memeknya. Terlihat disitu ada sedikit warna merah muda.
Aku kali itu mengakhiri permainan sebelum aku mencapai kepuasan. Aku terpaksa membopong kayu bakar Putri, karena katanya dia agak sakit kalau berjalan. Jalannya pada awalnya agak aneh, tetapi lama-kelamaan jadi normal.
Lebih dari seminggu aku tidak mengulangi adegan menancapkan penisku, meskipun aku punya keinginan kuat. Putri beralasan memeknya perih.
Mungkin 10 hari kemudian akhirnya Putri mau kembali melakukan adegan itu. Penisku agak mudah dimasukkan ke memek Putri, meski Putri mengernyit masih agak sakit katanya. Tapi aku merasa kenikmatan luar biasa ketika penisku terasa dicengkam oleh memek Putri. Aku melakukan gerakan maju mundur berkali-kali sampai akhirnya puas. Penisku sampai melemah di dalam memek Putri.
Setelah sekitar 5 kali permainan pada hari-hari berikutnya akhirnya aku lebih mudah memasukkan penisku ke memek Putri. Ternyata penisku lebih nikmat jika dijepit memek Putri daripada hanya digenggam-gengam.
Aku jadi terbiasa melakukan persetubuhan dengan Putri dan akhirnya menjadi kecanduan. Putri pun tampaknya sudah mulai menikmati persetubuhan karena pantatnya bergoyang-goyang ketika aku tusuk dengan penisku. Kami biasanya melakukan sampai 2 ronde di dalam hutan. Bahkan malam-malam kami melakukan lagi di bale-bale belakang rumah yang gelap.
Kami merahasiakan hubungan kami itu, meskipun aku rasanya ingin menceritakan pengalamanku yang mengasyikkan kepada teman-temanku. Tapi aku takut ketahuan, karena teman-temanku bisa saja tidak menjaga rahasia itu.
Sekitar setahun kemudian keluarga Putri pindah ke kota, sehingga aku kehilangan patner. Tetapi aku bisa membujuk teman cewekku yang lain untuk melakukan hubungan itu. Rita yang badannya lebih besar dari Putri berhasil aku setubuhi. Dia mulanya merasa sakit, tapi lama kelamaan dia juga bisa menikmati seperti halnya Putri.
Dari pelajaran biologi aku mengetahui kemudian bahwa jika sperma masuk ke dalam memek perempuan bisa menyebabkan kahamilan, aku kemudian membatasi tidak melepas spermaku, ketika suatu kali aku mulai memiliki sperma.
Ada sekitar 3 cewek yang sudah kusetubuhi di kampungku sampai aku akhirnya meneruskan sekolah di kota meneruskan SMA.

Bercinta Dengan Atun Pembantu Montok


klik disini pada kesempatan ini kami ingin mencoba memberikan kepada anda sebuah cerita seks terbaru, mungkin saja ada diantara anda yang suka membaca mengenai cerita yang berbau porno. Untuk itu kami ingin memberikan sedikit cerita ini, langsung saja kalau begitu anda lihat Cerita Seks Pacarku Seorang Pelacur yang akan kami berikan dibawah ini.

Sepeninggal Lastri, kami mendapat seorang pembantu baru dari sebuah yayasan penyalur tenaga kerja yaitu seorang wanita berumur 23 tahun bernama Atun. Atun berambut lurus sebahu, berperawakan sedang , berkulit sawo matang dengan wajah yang manis, tinggi sekitar 160 cm , badan ramping dengan berat badan sekitar 50 kg, dengan tetek yang besarnya sedang saja. Yang agak istimewa dari penampilan Atun adalah matanya yang bagus dengan lirikan-lirikan yang kelihatannya sedikit nakal.

Hari pertama kedatangannya , saat memperkenalkan diri , ia tampak tidak banyak bicara, hanya saya melihat bahwa matanya sering melirik dan memperhatikan celana saya terutama pada bagian kemaluan. Saya berpikir, ” akh, nakal juga nih… “. Ternyata Atun ini baru menikah dua bulan lalu dan karena desakan kebutuhan ekonomi saat ini sedang terpisah dari sang suami yang bekerja menjadi TKI di Timur Tengah.

Setelah beberapa hari bekerja pada kami, ternyata Atun cukup rajin dan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Memasuki minggu kedua, saya mendapat gilirin kerja shift dari kantor, yaitu shift ke 2, sehingga saya harus mulai bekerja mulai dari jam 15:00 sampai dengan jam 23:00. Jadi bila pulang telah larut malam, biasanya isteri saya sudah tidur dan bila ia tidur, ia mempunyai kebiasaan tidur yang sangat lelap dan sangat susah sekali untuk dibangunkan ; dan bila saya terbangun pada pagi hari, isteri sudah berangkat kerja, sehingga biasanya kami hanya berhubungan melalui telephone saja atau ia menuliskan pesan dan menempelkannya di kulkas.

Suatu malam sepulang kerja, Atun seperti biasa membuka pintu dan setelah itu ia biasanya menyiapkan air panas untuk saya mandi. Sedang saya asyik mandi dan menggosok-gosok tubuh saya, saya mendengar suatu bunyi halus dibalik pintu kamar mandi, sambil berpura-pura tidak tahu saya tiba-tiba menunduk dan mencoba melihat dari celah yang ada dibawah pintu tersebut.

” hah….” , saya kaget juga, karena disitu terlihat sepasang kaki yang dalam posisi sedang men-jinjit menempel dipintu kamar mandi. Wah, ternyata saya sedang diintip , oleh siapa lagi kalau bukan Atun. Saya tetap pura-pura tidak tahu saja dan mulai memasang aksi ; saya mulai menggosok-gosokan sabun kebagian ****** saya, meremas-remas sehingga ****** saya pun mulai bangun dan menjadi keras, sambil terus meng-kocok-kocok ****** saya, saya juga berusaha untuk berkonsentrasi mendengar suara dibelakang pintu itu. Dari situ terdengar desahan halus yang sedikit lebih keras dari tarikan nafas.

“Naah…lo….rasain ” , kata saya dalam hati. Selesai mandi, saya langsung saja keluar dengan memakai handuk yang dililitkan kebadan bagian bawah saya, ****** saya masih dalam posisi menegang keras, jadi terlihat menonjol dari balik handuk. Saya tetap berpura-pura tidak tahu apa-apa dan berjalan kearah belakang untuk menaruh pakaian kotor.

“pep…..pak….. bapak mau emm.. makan”, sapa Atun ,

“oh… enggak Tun, sudah makan… tolong bikinkan kopi saja”, jawab saya sambil saya perhatikan wajahnya. Ternyata wajah Atun terlihat pucat dengan tangan yang agak gemetaran.
“eeh…kamu kenapa Tun,…..sakit yaa ?”, tanya saya
“ah , tidak pak….. saya cuma sedikit pusing aja”, jawab Atun
“Iyaa…Tun….saya juga sedikit pusing… apa kamu bisa mijitin kepala saya”
“beb…bis…bisa pak”, jawab Atun tergagap, sembari matanya terus menerus melirik kearah ****** saya yang menyembul. Sayapun masuk kekamar dan mengganti handuk dengan sarung tanpa memakai celana dalam lagi, dan tidak lupa memeriksa isteri saya; setelah saya perhatikan ternyata isteri saya tetap tertidur dengan pulas sekali. Sayapun duduk disofa didepan televisi sambil menunggu Atun membawa kopi, yang kemudian ditaruhnya dimeja didepan saya.
“Tun….tolong nyalakan tv-nya”
Atun berjalan kearah televisi untuk menyalakan , saat televisi telah menyala saya bisa melihat bayangan tubuh Atun dari balik dasternya. “wah….boleh juga”, terasa denyutan di ****** saya, nafsu saya mulai memuncak.
“Tun…. tolong kecilkan sedikit suaranya”, kata saya, Saat ia mengecilkan suara televisi itu, Atun sedikit membungkuk untuk menjangkau tombol tv tersebut, langsung tubuhnya terbayang dengan jelas sekali , Atun ternyata tidak memakai BH dan puting teteknya terbayang menonjol bagaikan tombol yang minta diputar.
“lagi sedikit Tun….” kata saya mencari alasan untuk dapat melihat lebih jelas. Aduh , denyutan di ****** saya pun makin keras saja.
“Ayo ..Tun..pijitin kepala saya” kata saya sambil bersandar pada sofa. Dengan agak ragu, Atun mulai memegang kepala saya dan mulai memijat-mijat kepala saya dengan lembut.
“nah..gitu….baru enak, kata saya lagi, “tapi film-nya kok jelek banget yaa…”
“iya..pak…film-nya film tua..” katanya.
“kamu mau lihat film baru”, kata saya sambil langsung berdiri dan menuju kearah lemari televisi untuk mengambil sebuah laser disk dan langsung saja memasangnya, film itu dibintangi oleh Kay Parker, sebuah film jenis hardcore yang sungguh hot. Atun kembali memijat kepala saya sambil menanti adegan film tersebut.

Saat adegan pertama dimana Kay Parker mulai melakukan french kiss dan meraba ****** lawan mainnya , tangan Atun mengejang dikepala saya, terdengar ia menarik nafas panjang dan pijatan tangannya bertambah keras. Saya mengangkat kepala dan melihat keatas kearah Atun; terlihat matanya terpaku pada adegan di layar, biji matanya kelihatan seperti tertutup kabut tipis, ia benar-benar berkonsentrasi melihat adegan demi adegan yang diperankan oleh Kay Parker. Sekitar seperempat jam kemudian, terasa pijatan dikepala saya berkurang, karena hanya satu tangannya saja yang dipakai untuk memijat sedangkan setelah saya tengok kebelakang ternyata tangannya yang satu lagi terjepit diantara selangkangannya dengan gerakan menggosok-gosok. Desahan nafasnya menjadi keras buru memburu. Atun terlihat bagai orang sedang mengalami trance dan tidak sadar akan perbuatannya.

Saya langsung saja berdiri dan menuju kebelakangnya; sarung saya jatuhkan kelantai dan dalam keadaan telanjang saya tekan ****** saya ke arah belahan pantatnya sedangkan mulut saya mulai menjalar ke leher Atun, menjilat-jilat sambil menggigit pelahan-lahan. Kedua tangan saya bergerak kearah teteknya yang menantang dan meremas-remas sambil sesekali memuntir-muntir putingnya yang cukup panjang. Atun tetap seperti orang yang tidak sadar, matanya hanya terpaku kelayar kaca melihat bagaimana Kay Parker menjepit pinggang lawan mainnya sambil mengayunkan pinggulnya ke kanan kekiri. Dengan cepat saya membuka dasternya sampai terlepas; Atun diam saja juga saat saya memelorotkan celana dalamnya. Sambil tetap memeluknya dari belakang, saya menggeser kakinya agar selangkangannya lebih terbuka sehingga saya bisa mengarahkan ****** saya ke lubang memeknya. Saat kepala ****** saya mulai memasuki memeknya yang sudah basah, Atun sedikit tersentak, tapi saya terus menyodok kedalam sehingga ****** saya terbenam seluruhnya.

“aaaaaaaakh…..pak” , desah Atun lirih, “ennnaaaak….paaaaak”
Saya tetap menekan dan kemudian mulai menarik ****** saya. Waah…. memek Atun bagaikan menjepit ****** saya dan seperti tidak mau melepaskan ****** saya. Memek Atun ternyata sempit sekali dan ****** saya terasa bagaikan dihisap-hisap dan diremas-remas dengan denyutan-denyutan yang sungguh nikmat sekali. Saya menarik dan menekan dengan kuat secara berulang-ulang sehingga biji saya terdengar beradu dengan pantat Atun yang mulus, plak….plak….plak….. saya tetap memeluknya dari belakang dengan tangan kiri yang tetap berada di tetek sedangkan jari tangan kanan saya berada di dalam mulut Atun.

Mulut Atun menghisap-hisap jari saya bagaikan anak bayi yang telah kelaparan mendapatkan susu ibunya , matanya terpejam bagai orang sedang bermimpi. Badannya separuh , dari pinggang keatas condong kedepan, membungkuk pada sandaran sofa, sedangkan pinggangnya berusaha untuk mengimbangi gerakan maju mundur yang saya lakukan. Bila saya menekan ****** saya untuk membenamkannya lebih dalam kelubang memeknya, Atun segera mendorong pantatnya kebelakang untuk menyambut gerakan saya dan kemudian secara cepat mengayunkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan bergantian. Aah ….. Atun, ternyata luar biasa enaknya memek kamu. Saya benar-benar menikmati tubuh dan memek Atun. Kami melakukan gerakan-gerakan seperti ini selama beberapa waktu, sampai suatu saat badan Atun mengejang , kedua kaki nya juga mengejang serta terangkat kebelakang . Memeknya meremas dan menghisap-hisap ****** saya dengan keras dan berusaha untuk menelan ****** saya seluruhnya.

“aaaaaaaaaaaaahhhhh …..” desah Atun panjang Akhirnya saya juga tidak tahan lagi, saya peluk badannya dan saya tekan ****** saya kuat-kuat kedalam memek Atun. Saya pun melepaskan cairan mani saya kedalam lubang memek Atun yang begitu hangat dan menghisap.
“hhhhheeeeeeeeeh” creeet…….creettt…..creet tttt Kami berdua langsung lunglai dan tertekuk kearah sandaran sofa dengan posisi ****** saya masih ada di dalam jepitan memek Atun. Setelah kami recover, saya buru-buru memungut sarung, mematikan televisi dan berdua berjalan kearah belakang ; Atun langsung berbelok kekamarnya, tapi sebelumnya ia berkata halus, ” terima kasih yaa… pak” dan sambil tersenyum nakal ia meremas ****** saya. Saya langsung mandi lagi untuk membersihkan keringat yang mengalir begitu banyak, setelah itu ke kekamar berbaring sambil memeluk isteri saya dan tertidur lelap dengan puas. Dipagi hari saya tersentak bangun karena merasakan sepasang tangan yang mengelus-elus ****** saya, secara refleks saya melihat jam dinding dan melihat jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi.

” looo ..” , pikir saya ” kok isteri saya tidak bekerja hari ini”
Langsung saya mengangkat kepala melihat kebawah; lho…. ternyata bukan isteri saya yang sedang mengelus-elus ****** saya tetapi Atun yang sedang menunduk untuk mencium ****** saya, yang sudah keras dan tegang.
“Tun….. ayo naik kesini”, kata saya kepadanya, sambil bangun terduduk saya menarik badannya dan mulai membuka dasternya, ternyata Atun sudah tidak memakai apa-apa dibalik dasternya. Langsung saya balikkan badannya dan mulai mencium memeknya yang wangi, sedangkan Atun langsung juga mengulum ****** saya dimulutnya yang kecil; waah Atun langsung cepat belajar dari tontonan film tadi malam rupanya.

Saya mulai menjilat-jilat memeknya dan sesekali mengulum serta mempermainkan klentitnya dengan lidah saya, Atun tergelinjang dengan keras dan terdengar desahannya, “hheeeh….heeeehhh” Dari lubang memeknya mengalir cairan hangat dan langsung saja saya jilat ….. mmmh…enaknya… Setelah itu saya tarik Atun untuk jongkok di atas badan saya, sedangkan saya tetap terlentang dan Atun mulai menurunkan badannya dengan lubang memeknya yang sempit itu tepat kearah batang ****** saya yang sudah sangat tegang sekali.

“hhhheeehhhh”….cleeeep, batang ****** saya masuk langsung kedalam lubang memeknya dan terbenam sampai keujung biji saya, “oooohh enak bener Tun….memek kamu” kata saya, Atun sudah tidak menjawab lagi, dia menaikkan pantatnya dan kemudian dengan cepat menurunkannya dan memutar-mutar pinggulnya dengan cepat sekali berkali-kali, sambil terpejam dia mendesah-desah panjang terus menerus karena keenakkan….. Batang ****** saya terasa mau putus karena enaknya memek Atun, benar-benar nikmat sekali permainan dipagi hari ini; Sesekali saya duduk untuk memeluknya dan terus meremas-remas teteknya yang keras. “ooooh …. Atun….ennaaaak” Atun kemudian berhenti sebentar dan memutarkan badannya sehingga pantatnya menghadap wajah saya, sambil terus menaik-turunkan pantatnya, memeknya tetap menjepit batang ****** saya dengan jepitan yang keras dan berdenyut-denyut…..Akh , akhirnya saya tidak tahan lagi, sambil memeluk pinggangnya saya berusaha menekan batang ****** saya sedalam-dalamnya dilubang memek Atun , badan Atun pun mengejang dan bersama-sama kita mencapai orgasme. Pagi hari itu saya dan Atun bermain sampai jam 13:00 siang, berkali-kali dan berbagai-bagai gaya dengan tidak bosan-bosannya.

Sejak pagi itu, saya selalu dibangunkan oleh isapan lembut dari mulut mungil Atun, kecuali bila hari libur dimana isteri saya berada di rumah.