Pembantu yang Jago Buat Aku Crot


klik disini Pembantu yang Jago Buat Aku Crot – Maukan kamu mijit Bapak? Pegal-pegal nih kan udah seminggu? Bisa Pak, jam berapa Bapak pulang nanti? Sekarang? Baik Pak, namun saya mandi dulu?
Agak lama aku menanti di depan pintu baru Tina membukanya. Maaf Pak, tadi baru mandi Kata Tina tergopoh-gopoh.
Ah, penisku langsung bergerak naik. Tina mengenakan daster yang basah di beberapa bagian dan jelas sekali bentuk bulat buah kembarnya sebagai tanda dia tak menggunakan BH. Mungkin buruburu. Engga apa-apa.
Bisa mulai ? Bisa pak saya ganti baju dulu ya? Hampir saja aku bilang, engga usah, kamu cukup gitu aja. Untung tak jadi, ketahuan banget nanti ada maksud selain pijit.
Aku masuk kamar dan langsung bertelanjang bulat. Terbawa suasana, penisku tegak berdiri. Kututup dengan belitan handuknya.Pembantu yang Jago Buat Aku Crot
Pintu diketok. Tina masuk. Mengenakan rok terusan berbunga kecil warna biru cerah, agak ketat, agak pendek di atas lutut, berkancing di depan tengah hingga ke bawah, membuatnya kian tampak bersinar. Warna roknya cocok benar dengan bersih kulitnya.
Dada tersebut kelihatan semakin menonjol saja. Penisku berdenyut. Siap Tin? Ya pak? Dengan hanya berbalut handuk, aku rebah ke tempat tidur, tengkurap.
Tina mulai dengan memencet telapak kakiku. Ini barangkali urutan yang benar. Cara memijat tubuhku bagian yang belakang sama seperti pijatan pertama minggu lalu, kecuali waktu mau memijat bagian pantat, Tina mengangkat handukku, aku jadi benar2 bugil sekarang.
Wangi sabun mandi terhirup dari tubuhnya saat ia memijat bahuku. Selama telungkup ini, penisku berganti-ganti antara tegang dan surut.
Bila sampai pada wilayah sensitif, langsung tegang. Kalau ngobrol basabasi dan serius, surut. Kalau ngobrolnya menjurus, kembali tegang lagi.
Depannya Pak? Dengan tenang aku membalikkan badanku yang telanjang bulat. Bayangkan, terlentang telanjang di depan pembantu sendiri.
Penisku sedang surut. Tina melirik penisku, lagi-lagi hanya sekilas, sebelum mulai mengurut kakiku. Sekarang aku dengan jelas dapat melihatnya.
Bayanganku akan buah dada di balik pakaiannya membuat penisku mulai menggeliat. Apalagi saat ia mulai mengurut pahaku.
Batangku tegak berdiri. Cara mengurut paha masih sama, sesekali menyentuh buah peler. Bedanya, Tina lebih sering sekarang memandangi kelaminku yang sudah dalam situasi siap tempur.
Kenapa Tin ? Aku mulai iseng bertanya. Ah engga katanya agak gugup.? Cepet bangunnya hi ..hi…? katanya seraya ketawa polos.
Iya dong. Kan masih sipkan kata kamu? Ada bedanya lagi. Kalau minggu lalu sehabis dari paha dia terus mengurut dadaku, kali ini dia langsung memainkan penisku, tanpa kuminta!
Apakah ini tanda2 dia akan mau kusetubuhi ? Jangan mimpi dulu, mengingat kesetiaan isteriku. Cara mengurut penisku masih sama, pencet dan urut, tanpa kocokan.
Aku cuman pengin menyetubuhinya ! Udah. Benar-benar masih sip, Pak? Mau dicoba sipnya ? kataku tiba2 dan menjurus. Wajahnya berubah.Pembantu yang Jago Buat Aku Crot
Jangan dong Pak, itu kepunyaan Ibu. Masa sama pembantu? Engga apaapa asal engga ada yang tahu? Tina diam saja. Dia beralih ke dadaku.
Artinya jarak kami kian dekat, dengan kata lain rangsanganku kian bertambah, dengan kata lain aku dapat mulai menjamahnya.
Antara 2 kancing baju di dadanya ada celah tersingkap yang menampakkan daging dada putih yang separuh terhimpit itu. Aduuuhhh. Aku bisa gagal bertahan nih.
Apakah aku bakal melanggar janjiku ? Seperti minggu lalu tangan kiriku mulai nakal. Kuusap-usap pantatnya yang padat dan menonjol itu. Seperti minggu lalu juga, Tina mengelak dengan sopan.
Tapi kali ini tanganku bandel, terus saja balik ke situ walau dihindari berkalikali. Lama2 Tina membiarkannya, bahkan saat tanganku tak hanya mengusap namun mulai meremasremas pantat itu, Tina tak berreaksi, masih asyik mengurut.
Tina masih saja asyik mengurut walaupun tanganku sekarang sudah menerobos gaunnya mengeluselus pahanya. Tapi tak lama, Tina merbuah posisi berdirinya dan meraih tangan nakalku karena berkeinginan mengurutnya, sambil menarik nafas panjang.
Entah apa makna tarikan nafasnya itu, apakah memang sesak atau mulai terangsang ? Tanganku mulai diurut. Ini berarti kesempatanku untuk menjamah wilayah dada.Pembantu yang Jago Buat Aku Crot
Sewaktu dia mengurut lengan atasku, telapak tanganku menyentuh bukit dadanya. Tak ada reaksi. Aku kian nekat.
Tangan kananku yang sejak tadi nganggur, sekarang ikut menjamah dada sintal itu. Pak Katanya pelan seraya menyingkirkan tanganku.
Okelah, untuk sementara ini aku nurut. Tak lama, aku tak tahan untuk tak meremasi buah dada itu. Kudengar nafasnya sedikit banyak meningkat temponya.
Entah sebab capek memijat atau mulai terangsang remasanku pada dadanya. Yang paling penting: Dia tak menyingkirkan tanganku lagi.
Aku kian nakal. Kancing atas kulepas, kemudian jariku menyusup. Benar2 daging padat. Tak terdapat reaksi. Merasa tidak cukup leluasa, satu lagi kancingnya kulepas.
Kini telapak tanganku sukses menyusup jauh hingga ke dalam BHnya, Ah putting dadanya telah mengeras ! Tina memindahkan telapak tanganku dari dadanya. Bapak kok bandel sih Katanya, dan .. tibatiba dia merebahkan tubuhnya ke dadaku.
Aku sudah paham tentang sinyal ini. Berarti aku bisa mendapatkannya, lupakan janjiku. Kupeluk tubuhnya erat2 kemudian kuangkat seraya aku bangkit dan turun dari tempat tidur.
Kubuka kancing blousenya lagi sampai-sampai BH tersebut tampak seluruhnya. Buah dada sintal tersebut terlihat naik turun seirama nafasnya yang mulai memburu.
Kucium belahan dadanya, kemudian bergeser ke kanan ke dada kirinya. Bukan main dada perempuan muda ini. Bulat, padat, besar, putih.
Kuturunkan tali Bhnya sampai-sampai putting tegang tersebut terbuka, dan langsung kusergap dengan mulutku.Aaahhffffhhhhh. Paaaaak? rintihnya. Tak terdapat penolakan.
Aku pindah ke dada kanan, kulum juga. Kupelorotkan roknya sampai jatuh ke lantai. Kulepaskan kaitan BHnya sampai jatuh juga.
Dengan perlahan kurebahkan Tina ke kasur, dada besar tersebut berguncang indah. Kembali aku menciumi, menjilati dan mengulumi kedua buah dadanya.
Tina tak malu2 lagi melenguh dan mengerang sebagai tanda dia merasakan cumbuanku. Tanganku mengusapi pahanya yang licin, kemudian berhenti di pinggangnya dan mulai menarik CDnya.
Jangan Pak. Kata Tina terengah sambil menahan melorotnya CD. Wah engga dapat dong aku udah sampai pada point noreturn, mesti berlanjut hingga hubungan kelamin.
Engga apa-apa Tin ya. Bapak pengin. Badan kamu bagus? Waktu aku membuka Cdnya tadi, jelas kelihatan terdapat cairan jernih yang lengket, mengindikasikan bahwa dia telah terangsang.
Aku melanjutkan menarik CDnya sampai lepas sama sekali. Tina tak melawan lagi. Benar, Tina punya bulu kelamin yang lumayan lebat. Kini dua2nya telah polos, dan dua2nya telah terangsang, tunggu apa lagi.
Kubuka pahanya lebar lebar. Kuletakkan lututku di antara pahanya. Kuarahkan kepala penisku di lubang yang sudah membasah itu, kemudian kutekan seraya merebahkan diri ke tubuhnya.
Auww. Pelan2 Pak. Sakit.!? Bapak pelan2 nih ? Aku tarik sedikit lalu memainkannya di vaginanya. Bapak sabar ya. Saya udah lamaa sekali engga gini ? Masa ? Benar Pak? Iya deh sekarang bapak masukin lagi. Pelan deh..? Benar Bapak engga bilang ke Ibukan ? engga dong tak waras apa?
Terpaksa aku pegangi penisku supaya masuknya terkontrol. Kugesergeser lagi di pintu vaginanya, ini akan meningkatkan rangsangannya.
Baru setelah itu aku menusuk sedikit dan pelan. Aaghhhhfff? serunya, namun tak terdapat penolakan kaya tadi. Sakit lagi Tin? Tina menggelengkan kepalanya.
Terusin Pak perlahan? kini dia yang minta. Aku ulangi lagi. AH bukan main sempitnya vagina perempuan muda ini.
Kugosok-gosok lagi sebelum aku menekannya lagi. Mentok. Kalau dengan isteriku atau Si Alfika, desakan segini sudah lumayan menenggelamkan penisku di vaginanya masing-masing.
Tina memang beda. Tekan, goyang, tekan goyang, dibantu juga oleh goyangan Tina, akhirnya semua batang panisku terbenam di vagina Tina yang sempit itu.
Penisku terasa dijepit. Aku tarik penisku kembali secara perlahan. Gesekan dinding vagina sempit ini dengan kulit penisku begitu nikmat.Pembantu yang Jago Buat Aku Crot
Setelah nyaris sampai ke ujung, kutekan lagi perlahan hingga mentok. Demikian seterusnya dengan bertahap meningkatkan kecepatan. Tina telah tak karuan.
Selain mengerang dan teriak, dia gerakkan tubuhnya dengan liar. Dari tangan meremas sampai menghempaskan kepalanya sendiri. Semuanya liar.
Akupun asyik memompa sambil menikmati nikmatnya gesekan. Kadang kocokan cepat, kadang pelan. Penisku dapat merasakan relung2 dinding vaginanya.
Memang beda, janda muda beranak satu ini dibandingkan dengan isteriku yang sudah 2 kali melahirkan. Beda juga rasanya dengan Alfika yang walaupun punya anak satu tapi telah 30 tahun dan sering ditembus oleh suaminya dan aku sendiri.
Aku memompa. Bervariasi kecepatannya. Nah, ketika aku memompa cepat, tiba2 Tina menggerakgerakan tubuhnya lebih liar, kepalanya berguncang dan kuku jarinya memegang erat punggungku kuatkuat seraya menjerit, benar2 menjerit !
Dua detik kemduian gerakan tubuhnya total berhenti, genggaman makin kuat, dan penisku menikmati ada denyutan di dalam sana.
Ohh nikmatnya.. Akupun menghentikan pompaanku. Lalu sekian detik kemudian kepalanya rebah di bantal dan kedua belah tangannya terkulai lemas.
Tina telah mendaptkan orgasme ! Sementara aku sedang mendaki. Paaak,,, Kenapa Tin ? Ooohh sedapnya ? Lalu diam, hening.
Tapi tak lama. Sebentar kemudian badannya berguncang, teratur. Tina menangis ! Kenapa Tin ? Air matanya mengalir. Kaya gadis yang baru diperawani saja.
Saya berdosa ama Ibu? katanya kemduian. Engga apaapa Tin.. Kan Bapak yang mau? Bapak yang mulai sih.
Kenapa Pak ? Jadinya saya engga bisa menahan. Aku diam. Saya cemas Pak Sama Ibu ? Bapak engga bakal bilang ke siapapun? Juga cemas kalo kalo ? Kalo apa Tin ? Kalo saya ketagihan. Oh kamu jangan khawatir, Pasti Bapak kasih kalo pengin lagi. Tinggal bilang. Ya itu masalahnya? Kenapa ? Kalo sering2 lama2 ketahuan ..? Yaah mesti hati2 dong? kataku seraya mulai lagi menggoyang.
Kan aku belum sampai. Ehhmmm reaksinya. Goyang terus. Tarik ulur. Semakin cepat. Tina pun mulai ikut bergoyang. Makin cepat.
Aku merasakan nyaris sampai di puncak. Tin. Ya Pak. Bapak. hampir sampai nih? Teruus Pak? Kalo.. keluar gimana ? Keluarin..aja Pak. Engga apaapa? Engga.. usah dicabut? Jangan.. pak . aman.. kok?Pembantu yang Jago Buat Aku Crot
Aku mempercepat genjotanku. Gesekan dinding vaginanya yang sempit menyebabkan aku cepat mencapai puncak. Kubenamkan penisku dalam2. Kusemprotkan maniku kuat2 di dalam Sampai habis. Hingga lunglai. Sampai lemas.
Beberapa menit berikutnya kami membisu. Baru saja aku mengalami kesenangan luar biasa. Suatu nikmat hubungan seks yang baru kini aku alami lagi sesudah belasan tahun berbulan madu dengan isteriku.
Vagina Tina memang gurih?, dan aku bebas menjangkau puncak tanpa cemas. Tapi benarkah tanpa resiko. Tadi dia bilang aman. Benarkah ?
Tin. Ya .. Pak? Makasih ya benar-benar nikmat? Sama-sama Pak. Saya pun nikmat? Masa ..? Iya Pak. Ibu benar2 beruntung memiliki Bapak? Ah kamu bisa aja? Bener Pak. Sama suami enggak seenak ini? Oh ya ? Percaya enggak Pak. Baru kali ini saya merasa kaya melayang-layang ? Emang sama suami enggak melayang, gitu? Enggak Pak. Seperti yang saya bilang punya Bapak bagus banget?
Udah berapa lama engga begini ..? Sejak.ehm.. udah 4 bulan Pak? Lho. Katanya udah cerai 5 bulan? Benar ? Trus ? Waktu itu saya kepepet. Sama siapa? Sama tamu. Tapi baru sekali itu. Makanya saya hanya sebulan kerja di panti pijat. Enggak tahan diganggu terus? Cerita dong. Ada tamu yang nafsunya gede. Udah saya kocok hingga keluar, masih aja dia mengganggu. Saya tinggalin dia. Trus kesudahannya dia ninggalin duit, cukup banyak, seraya bilang saya ditunggu di Halte dekat sini, hari Sabtu jam 9.00.
Dia maunya ajak saya ke Hotel. Kalo saya mau, bakal dikasih lagi sebesar itu? Trus ? Saya waktu itu memang benar2 perlu buat bayar rumah sakit, ongkos perawatan adik saya. Jadi saya mau. Pernah sama tamu yang beda ? Engga pernah Pak. Habis itu kemdudian saya langsung berhenti? Kapan kamu terakhir main ? Ya itu sama tamu yang nafsunya gede itu, 4 bulan yang lalu. Setelah itu saya kerja jadi pembantu. Selama itu saya enggak pernah main, hingga barusan tadi sama Bapak .
Enak banget barusan, mungkin udah lama engga ngerasain ya Pak atau emang punya Bapak siip banget hi..hi..? Polos banget anak ini.
Aku pun merasakan nikmat yang sangat. Dia barangkali enggak menyadari bahwa dia punya vagina yang legit. Lengket-lengket sempit, dan seret.
Kamu engga takut hamil sama tamu tersebut ? Enggak. Sehabis saya melahirkan, kan pasang aiyudi (maksudnya IUD, spiral perangkat KB). Waktu cerai saya engga lepas, hingga sekarang.
Bapak takut saya hamil? Aku lega bukan main. Berarti buat selanjutnya, aku dapat dengan bebas menidurinya tanpa cemas dia bakal hamil.Pembantu yang Jago Buat Aku Crot
Jam berapa sekarang, Pak ? Jam 4 lewat 5? Pijitnya udah ya Pak. Saya mau ke belakang dulu? Udah disitu aja? kataku sambil mengajak dia ke kamar mandi dalam kamarku.
Dengan tenangnya Tina beranjak mengarah ke kamar mandi, masih telanjang. Goyangan pantatnya menarik juga. Tak lama kemudian Tina muncul kembali.
Baru kini aku dapat jelas menyaksikan sepasang buah dada besarnya. Bergoyang seirama langkahnya menuju ke tempat tidur mengambil BHnya.
Hubungan seks kami selanjutnya tak butuh didahului oleh acara pijitan. Kapan aku mau tinggal pilih waktu yang aman (sewaktu Tina sendirian di rumah) seringkali sekitar jam 2 siang.
Tina sering kali menyambutku dengan antusias, karena dia pun menikmati permainan penisku. Tempatnya, lebih aman di kamarnya, walaupun tidak cukup nyaman.
Bahkan dia mulaiberani memanggilku guna menyetubuhinya. Suatu siang dia meneleponku ke kantor menginformasikan bahwa Uci udah berangkat sekolah dan Ade pergi less bahasa Inggris, itu dengan kata lain dia sendirian di rumah, dengan kata lain dia pun pengin disetubuhi.
Terbukti, saat aku langsung pulang, Tina menyambutku di pintu berbalut handuk. Begitu pintu kukunci, dia langsung melemparkan handuknya dan menelanjangiku! Langsung saja kami main di sofa ruang tamu.

Selingkuh itu memang indah tapi itu awalnya saja


klik disini Selingkuh itu memang indah tapi itu awalnya saja dan itu fatamorgana karena tipuan dari syetan....

Banyak orang selingkuh,, sampai tertutup mata hati...

contohnya saja,,

Seorang istri yang menurut saya kurang bersyukur,, sudah memiliki suami alim, pintar, kaya, sudah ada anak tapi masih saja selingkuh,,,, iya bisa saja orang berdalih,, mungkin karena suami kurang perhatian, atau suami kurang perkasa....

laki - laki ini terlihat begitu kekar dan romantis,,, rela bercerai dengan suami untuk pria seperti ini,,,  setelah menikah ... ternyata pria ini hanya kekar dan romantis saja,,, tapi tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga yang lain,, ributlah karena masalah ekonomi kemudian...

sejenak saya berpikir, apa iya hanya karena perhatian selingkuh dibenarkan,, tidak kah bisa dibicarakan baik-baik.. ??.

apa ia hanya karena suami kurang perkasa,, lantas selingkuh dibenarkan ...???

ntahlah kadang ada yang selingkuh karena mencari uang,, ini uang sudah ada masih saja selingkuh,,,

contoh lagi,,

Seorang suami meninggalkan istrinya yang soleha... istri yang sudah memberikan anak untuk suaminya...

istri yang selalu mengajak sholat berjamaah, istri yang selalu menyediakan makanan, dan menemani suaminya dengan ikhlas, mengurus suami ketika sakit...

tertarik dengan wanita muda, manis dan manja... ia menikahi wanita ini secara siri,, tapi insting seorang istri itu kuat, akhirnya ketahuan dan istrinya minta bercerai...

hidup dengan istri baru .. ternyata tidak seindah yang dibayangkannya,, istrinya memang anak orang kaya, dibelikan rumah oleh orang tuanya,, makanan sudah tersedia tapi membantu yang menyediakan...

setiap pagi istrinya tidak perna mengajak sholat teringatlah ia dengan istri yang dtinggalkan..

ketika sakit istri muda tidak mengurusi ia sibuk berbelanja  ke mall dan jalan...

teringatlah lagi dengan mantan istri....

ternyata... mantan istri lebih indah dari wanita ini....

lebih parah lagi,, orang yang kau jadikan selingkuhann rela meninggalkan istri dan anakmu, atau suamimu ternyata juga berselingkuh dengan orang lain....

hampir semua yang saya lihat dari kejadian nyata,, selingkuh itu tidak perna membawa kebaikan,, selalu kerusakan dan kehancuran..Banyak orang tertipu dengan rayuan syetan,, diberikan keindahan di awal,, kemudian menyesal di ujungnya...

iya SELINGKUH... indahnya di awal saja, untuk menutup mata, membuat selingkuhan anda seolah - olah orang sempurna dan mempesona... jangan perna berpikir bahwa selingkuh itu hanya untuk selingan karena kehidupan anda dengan pasangan lagi tidak harmonis....

selingkuh terjadi karena anda memberi celah kosong dalam hati untuk diberikan pada orang lain...

Berawal Dari Celana Dalam Vita


klik disini Aku memiliki pacar yang berkuliah di universitas ternama yang berlokasi di daerah grogol. Karena berasal dari daerah jawa timur, maka dia tinggal di sebuah kost khusus mahasiswi.
Saya sendiri sudah bekerja dan juga berasal dari Universitas yang sama. Secara keseluruhan, pacarku sangat baik, setia dan cantik tetapi masih konvensional (tidak akan berhubungan seks sebelum menikah secara resmi). Sebaliknya, sebagai lelaki normal saya termasuk golongan yang memiliki libido tinggi. Sementara ini saya hanya bisa memuaskannya dengan ber masturbasi sambil membayangkan bersetubuh dengan pacarku.
Suatu saat keadaan berubah 180 derajat. Setelah pulang kerja, saya langsung mengunjungi kostan pacarku (‘Sisca’ namanya).
Mengunjungi kostannya bagaikan masuk kedalam sebuah alam erotis. Ada sekitar 8 penghuni kost yag terdiri dari mahasiswi tingkat 1 sampai 4 (saat ini Sisca telah sampai tingkat 4). Salah satu penghuninya yang berkamar di lantai 3 menarik perhatianku, namanya Vita. Setelah melihatnya kadang kala aku membayangkan bersetubuh dengannya juga, sampai pada akhirnya aku memiliki ide gila dan nekat muncul tiba-tiba dibenakku.dari sini lah awal petualangan seksku dimulai.
Aku memberanikan diri dan memutuskan mencuri celana dalam Vita. Telah beberapa kali aku bersama Sisca pacarku naik ke lantai 3, dilantai ini ada rak khusus yang digunakan pembantu kostan untuk mengumpulkan pakaian kotor yang akan dicuci,beruntungnya rak tersebut dinamai sesuai dengan pemilik baju supaya tidak saling tertukar (dan lebih memudahkanku mencari sasaran yang aku idamkan)
Tak berapa lama niatanku muncul tiba-tiba aku mendengar suara gadu yang berasal dari gerombolan anak-anak kost yang akan keluar untuk makan malam dan kebetulan juga Sisca sedang mandi, yang biasanya membutuhkan waktu 15-25 menit. Bagai gayung bersambut akupun mamberanikan diri melaksanakan niatku dengan jantung yang berdebar keras dan keringat yang bercucuran karena perasaan was-was. Terdapat 3 celana dalam yang berbahan licin dan halus diantara tumpukan baju yang ada di keranjang.
Tanpa pikir panjang langsung aku ambil yang berwarna kulit (yang satu berwarna pink dan sisanya berwarna sama). Secara spontan aku tempelkan pada wajah dan ku hirup bagian yang bersentuhan langsung dengan vaginanya. Sayangnya saat itu yang aku cium hanyalah aroma pewangi pakaian, tetapi tidak mengurangi rasa hornyku. Secepatnya aku masukkan CD tersebut kedalam kantung celana karena takut dipergoki dan tak terbayang rasa malu yang akan aku alami jika hal itu terjadi dan langsung aku meninggalkan TKP dan langsung menuju kamar Sisca yang berada di lantai 2.
Setelah selesai berkencan dengan Sisca, aku langsung meluncur menuju kontrakkan dan langsung menuju kamar mandi. Langsung aku keluarkan CD milik Vita dan mempeloroti celana dan CD yang aku pakai. Kont0lku yang sepanjang perjalanan pulang tadi sudah menegang membayangkan CD tersebut langsung kutempelkan dengan posisi sisi dalam CD yang bersentuhan langsung dengan vagina Vita bertemu dengan ujung kont0lku, yang tentu saja sebelumnya aku tempelkan CD tersebut di hidungku dan ku hirup dalam-dalam sambil membayangkan sedang mencium vagina Vita secara langsung.
Secara perlahan aku gesek-gesekan CD tersebut dan mulai mencoli kont0lku. Meskipun awalnya terasa agak perih pada penisku tapi lama kelamaan hilang seiring keluarnya cairan pra-ejakulasiku. Irama masturbasi aku percepat dan aku langsung merasakan getaran-getaran listrik yang erotis terus meambombardir syaraf-syaraf kont0l dan otakku. Akhirnya aku hampir merasakan orgasme. Tanganku yang satunya langsung menyikap sebagian dari CD tersebut untuk mengeluarkan kont0lku. Sebenarnya aku ingin mengeluarkan cairan orgasmeku pada CD Vita, tetapi langsung aku urungkan karena takut meninggalkan jejak.
Tak berapa lama aku mengalami orgasme yang luar biasa sensasinya karena baru sekali ini aku melakukannya dengan CD kepunyaan Vita. Setelah beberapa saat aku menikmati sensasi tersebut aku langsung melanjutkan dengan mandi dan tak lupa sebelumnya aku mencium CD Vita dan menaruhnya kmbali di dalam kantung celanaku.
Keesokan harinya aku kembali ke kost Sisca dan mengembalikan CD tersebut,tentunya setelah aku merasa keadaannya kondusif dan aman. Kegiatan ini terus berlanjut selama hampir seminggu dan tentu saja dengan CD Vita yang berbeda. Suatu saat aku dikejutkan dengan aroma CD Vita yang sebelumnya hanya tercium wangi dari pengharum pakaian. Ketika itu aku menghirup aroma yang berbeda dan aku yakini sebagai aruma cairan vagina milik Vita yang tentu saja membuat kont0lki seketika tegang dan libidoku menanjak. Jantungku langsung berdebar kencang karena kegirangan mendapatkan rejeki nomplok tersebut.
Terbersit dipikiranku apakah hal ini disengaja atau tidak. Tapi aku tidak memperdulikannya dan langsung ber-masturbasi dengan sensasi berbeda dan tentu saja lebih indahdan menggetarkan. Kali ini aku tenggelam dalam kenikmatan sampai-sampai cairan orgasmeku tumpahruah dalam CD Vita.
Keesokan harinya aku kembalikan CD tersebut kadalam keranjang dan menggantikannya dengan yang lain. Tetapi lagi-lagi CD tersebut mengeluarkan aroma yang sama. Tidak terlihat perubahan pada sikap dan ekspresi pada wajah Vita ketika kami saling bertemu pandang. Keesokan harinya aku dikejutkan dengan CD Vita yang benar-benar masih basah dan aromanya masih segar dan memabukkan, seperti Vita baru saja melakukan masturbasi dan membiarkan aku menemukannya masih dalam keadaan basah. Pikiranku langsung dikuasai dengan hawa nafsu dan langsung saja aku menuju kamar mandi yang letaknya bersebrangan dengan kamar Vita untuk ber-masturbasi.
Baru saja aku mulai untuk ber-masturbasi, tiba-tiba terdengar ketukkan pintu pada kamar mandi. Aku terkejut dan dengan cepat memasukkan CD Vita kedalam celana dan berpura-pura menyiram closet. Ketika aku buka pintu ternyata Vita sedang berdiri di depan kamar mandi dan berdiri tepat dihadapanku seperti sedang menghalangku untuk pergi. Vita langsung mendorongku kembai masuk ke dalam kamar mandi dan langsung mengunci kamar mandi itu dari dalam (posisi Vita sekarang berada di dalam kamar mandi bersama denganku).
Keringat dingin langsung bercucuran dari tubuhku. Dengan cepat tangan Vita langsung berusaha merogoh kedua kantong celanaku tanpa bisa aku cegah, dan akhirnya dia menemukan celana dalam miliknya yang aku “pinjam”. “Aku sudah tau … Kak andre pelakunya” ungkap Vita.
Tiba-tiba Vita langsung mengambil posisi jongkok menghadap ke arahku yang mematung karena masih kaget dan langsung membuka bawahanku tanpa menyisakan sehelai benangpun. Kont0lku yang sempat lemas karena shock langsung diia belai dengan tangannya yang halus dan sesekali mengocoknya dengan perlahan. Menerima perlakuan tersebut kont0lku langsung bereaksi dan langsung menegang.
Setelah mencapai ketegangan maksimal, mulut Vita sedikit terbuka dan nafasnya memburu sambil mengeluarkan desahan halus sambil kedua tangannya dengan perlahan tapi pasti terus mempermainkan kont0lku. Aku merasa bahwa inilah saatnya merasakan vagina Vita yang sebenarnya,lagipula aku yakin Vita bukan lagi seorang gadis perawan dari caranya memperlakukan kont0lku.
Aku langsung memberi isyarat agar Vita berdiri dan langsung aku bertatapan dengan wajahnya yang mengekspresikan bahwa dia sangat menginginkannya. Tanpa pikir panjang aku langsung mencumbu bibirnya yang mungil dan kedua tanganku langsung menyikap bagian bawah dasternya,dimulai dari pertengahan paha dan ternyata Vita sudah tidak mengenakan CD lagi.
Pantatnya yang lembut dan kenyal langsung kuremas-remas dan demi menghemat waktu tanganku langsung kupindahkan menuju vaginanya yang sedaritadi sudah basah oleh cairan vaginanya. Tanganku yang satunya lagi langsung menjamah payudaranya (juga tanpa BH) yang kira-kira berukuran 36c. Kuremas-remas payudaranya dan klirotisnya pun mendapatka pelayanan istimewa dari jemariku.
Tubuh Vita tak henti-hentinya bergetar dan mempercepat irama kocokan tangannya pada kont0lku. Langsung aku senderkan Vita pada dinding kamar mandi, kuangkat kakikirinya dan langsung ku tuntun kont0lku menuju vaginanya yang sudah terbuka lebar. Ketika ujung kont0lku berada di bibir vaginanya yang sudah basah dan terasa hangat, aku pun sempat bergetar. Perlahan-lahan aku dorong masuk kont0lku, terasa agak seret meskipun vaginanya sudah basah oleh cairan kenikmatannya dan akhirnya kont0lkupun masuk setengahnya mengisi vagina Vita. Mulut Vita terbuka lebar sembari matanya terpejam merasakan kenikmatan kont0lku.
Dengan perlahan ku keluar-masukkan kont0lku kedalam vaginanya yang kini sudah bisa terbenam seluruhnya kedalam vaginanya yang sempit dan basah. Untuk sesaat aku tidak bergerak dan merasakan dinding vaginanya berdenyut-denyut dan rasanya kont0lku seperti dipijit-pijit oleh vaginanya, sampai akhirnya aku melihat jam tangan dan aku teringat kepada Sisca yang selesai mandi, tersisa kira-kira 10 menit sebelum Sisca selesai mandi.
Vita memelukku dengan erat dan aku pun menyetubuhinya dengan perlahan sambil merasakan setiap tarikkan dan dorongan kont0lku,aku merasakan sensasi erotis yang sangat nikmat. Irama aku percepat dangan sesekali aku menghentakkan kont0lku dengan kerassehingga membuat Vita mengerang meskipun agak sedikit ditahan mencegah suaranya terdengar sampai keluar. Aku makin bernafsu setelah sekitar 3 menit Vita sudah mencapai orgasmenya yang pertama sehingga vaginanya terasa hangat karena cairan orgasmenya.
“kont0l kamu besar dan kuat sekali…” bisik Vita sambil terus menikmati persetubuhan ini.
“memang kamu belum pernah ngerasain yang segede ini?”
Dia menggeleng, “punya cowokku kecil dan kurus…”
“jadi lebih enak mana?” tanyaku
“jelas kont0lmu,rasanya lebih nikmat..”
Setelah selesai menikmati sisa-sisa orgasmenya,Vita langsung melepaskan diri dari dekapanku dan langsung berlutut di hadapan kont0lku. Lidahnya langsung menjulur dan menyapu sepanjang batang kont0lku yang masih basah oleh cairan orgasmenya. Dengan cekatan Vita menjilati kont0lku dan mengulum kepala kont0lku yang memerah.
Mulutnya yang terasa hangat dan permainan lidahnya yang liar membuat kont0lku berdenyut-denyut dan untuk beberapa saat dia hanya mengulum kepala kont0lku sampai akhirnya aku benamkan kepalanya sehingga kont0lku masuk seluruhnya kedalam mulutnya yang hangat.
Vita yang seakan mengerti apa yang aku mau langsung melahap seluruh batang kont0lku dengan ganas, meskipun ia mengalami sedikit hambatan karena panjangnya kont0lku. Setelah mulutnya beradaptasi dengan kont0lku aku pun mulai menggerak-gerakkan pantatku maju-mundur mengimbangi permainannya dan akhirnya aku mengalami orgasme yang membuat Vita agak tersedak karena aku menghentakkan kont0lku dengan keras karena merasakan kenikmatan orgasmeku.
Dengan cepat Vita mengeluarkan kont0lku dari mulutnya dan membuka lebar mulutnya untuk menampung cairan orgasme dari kont0lku. Setelah selesai Vita langsung menelan cairan tersebut tanpa tersisa dan seketika kont0lku pun kembali di kulum dan di sedotnya sehingga tidak tersisa lagi cairan orgasme yang sedikit tercecer di batang kont0lku.
Kusuruh Vita untuk berdiri dan ia langsung menatapku dengan ekspresi puas dan nakal, senyumnya yang manja mambuatku horny lagi. Setelah salingmerapihkan pakaian masing-masing Vita menyelipkan kertas yang berisikan nomer hp’nya.
“besok, jangan ambil celana dalamku lagi..”
Sempat timbul rasa kecewa dalam hatiku
“langsung saja..” terang Vita,sambil menempelkan tanganku ke arah vaginanya sambil tersenyum manja.
Setelah kejadian ini,hampir tiap hari kami bercinta kilat didalam kamar mandi lantai 3. Vita menjadi tempat pelampiasan nafsuku yang menggebu-gebu karena tak bisa kudapatkan dari pacarku sendiri demikian juga Vita yang terlanjur kecewa dengan kont0l pacarnya yang dia anggap terlalu kecil dan Vita terlanjur menyukai kont0lku yang besar dan kuat,meskipun kami saling mencintai pasangan masing-masing.

Selingkuh Akibat Senam


klik disini Sejak peristiwa sexku dengan Diana aku semakin aktif untuk mengikuti senam, yach biasa untuk menyalurkan hasratku yang menggebu ini.
Kegiatan ini semua tentunya juga rapi karena ku nggak kepingin istriku tahu hal ini. Suatu ketika aku diperkenalkan pada teman-teman diana satu kelompok, dan pinter sekali diana bersandiwara dengan berpura-pura telah bertemu denganku pada suatu pesta pernikahan seseorang sehingga temannya tidak ada yang curiga bahwa aku telah berhubungan dengan diana.
Hari ini, seusai senam jam 08.30 aku harus langsung kekantor untuk mempersiapkan pertemuan penting nanti siang jam 14.00. Kubelokkan kendaraanku pada toko buku untuk membeli perlengkapan kantor yang kurang, saat aku asyik memilih tiba-tiba pinggangku ada yang mencolek, saat kutoleh dia adalah fifi teman diana yang tadi dikenalkan.
“Belanja Apa De…, kok serius banget…”, Tanyanya dengan senyum manis.
“Ah enggak cuman sedikit untuk kebutuhan kantor aja kok…”
Akhirnya aku terlibat percakapan ringan dengan fifi. Dari pembicaraan itu kuperoleh bahwa Fifi adalah keturunan cina dengan jawa sehingga perpaduan wajah itu manis sekali kelihatannya. Matanya sipit tetapi alisnya tebal dan…, Aku kembali melirik kearah dadanya.., alamak besar sekali, kira-kira 36C berbeda jauh dengan diana sahabatnya.
“Eh.., De aku ada yang pengin kubicarakan sama kamu tapi jangan sampai tahu diana ya”, pintanya sambil melirikku penuh arti.
“Ngomong apaan sih.., serius banget Fi…, apa perlu?”, tanyaku penuh selidik.
“Iya perlu sekali…, Tunggu aku sebentar ya…, kamu naik apa..”, tanyanya lagi.
“Ada kendaraan kok aku…” timpalku penasaran. Akhirnya kuputuskan Fifi ikut aku walaupun mobilnya ada, nanti kalau omong-omgngnya sudah selesai Fifi tak antar lagi ketempat ini.
“Masalah apa Fi kamu kok serius banget sih…”, tanyaku lagi.
“Tenang De…, ikuti arahku ya…, santai saja lah…”, pintanya.
Sesekali kulirik paha Fifi yang putih itu tersingkap karena roknya pendek, dan Fifi tetap tidak berusaha menutupi. Sesuai petunjuk arah dari Fifi akhirnya aku memasuki rumah besar mirip villa dan diceritakan oleh Fifi bahwa tempat itu biasa dipakai untuk persewaan.
“Ok fi sekarang kita kemana ini dan kamu mau ngomong apaan sih”, tanyaku tak sabar, setelah aku masuk ruangan dan Fifi mempersilahkan duduk.
“Gini De langsung aja ya…, Kamu pernah merasakan Diana ya..?”, tanyanya.
Deg…, dadaku berguncang mendengar perkataan Fifi yang ceplas ceplos itu.
“Merasakan apaan sih Fi?”, tanyaku pura-pura bodoh.
“Alaa De jangan mungkir aku dikasih tahu lho sama Diana, dia menceritakan bagaimana sukanya dia menikmatimu…, Hayooooo masih mungkir ya…”.
Aku hanya diam namun sedikit grogi juga, nampak wajahku panas mendengar penuturan Fifi yang langsung dan tanpa sungkan tersebut. Aku terdiam sementara Fifi merasa diatas angin dengan berceloteh panjang lebar sambil sesekali dia senyum dan menyilangkan kakinya sehingga nampak pahanya yang mulus tanpa cacat. Aku hanya cengar cengir saja mendengar semua omomgannya.
“Gimana De masih mau mungkir nih…, Bener semua kan ceritaku tadi…?”, Tanyanya antusias.
Aku hanya tersenyum kecut. Kuperhatikan Fifi meninggalkan tempat duduknya dan tak lama kemuadian dia keluar sambil membawa dua gelas air minum. Fifi kembali menatapku tajam aku seperti tertuduh yang menunggu hukuman. Tak lama berselang kembali Fifi berdiri dan duduk disampingku.
“De…”, sapanya manja.
Aku melirik dan, “Apa?”, jawabku kalem.
“Aku mau seperti yang kau lakukan pada Diana De…”, aku sedikit terkejut mendengar pengakuannya dan tanpa membuang waktu lagi kudekatkan bibirku pada bibirnya.
Pelan dan kurasakan bibir Fifi hangat membara. Kami berpagut bibir, kumasukkan lidahku saat bibir Fifi terbuka, sementara tanganku tidak tinggal diam. Kusentuh lembut payudaranya yang kenyal dia tersentak kaget. Bibirku masih bermain semakin larut dalam bibirnya. Fifi kelihatan menikmati sekali sentuhan tanganku pada payudaranya. Sementara tangan kananku mengusap lembut punggungnya. Fifi semakin menjadi leherku diciumi dan tangan Fifi berada dipunggungku. Tanganku beroperasi semakin jauh dengan meraba paha Fifi yang mulus dia semakin menggelinjang saat tangan kananku mulai masuk dalam payudaranya. Tanpa menunggu reaksi lanjutan aku menaikkan BH sehingga tanganku dengan mudah menyentuh putting yang mulai mengeras.
Kudengar nafas Fifi memburu dengan diselingi perkataan yang aku tak mengerti. Fifi mulai pasrah dan kedua tangaku menaikkan kaos sehingga kini Fifi hanya memakai rok mini yang sudah tidak lagi berbentuk sedangkan BH hitam sudah tidak lagi menutup payudaranya. Kudorong perlahan Fifi untuk berbaring di Sofa, Aku terkagum melihat putihnya tubuh yang nyaris tanpa cacat. Kuperhatikan putting susunya memerah dan kaku, bulu-bulu halus berada disekitar pusar menambah gairahku. Fifi hanya terpejam dan aku mulai menurunkan rok mini setelah jariku berhasil menyentil pengait dibawah pusar. Kini Fifi hanya tinggal memakai CD dan BH hitam kontras dengan warna kulitnya. Aku bergegas mempreteli pakaianku dan hanya tinggal CD. Cepat-cepat kutindih tubuh mulus itu dan Fifi mulai menggelinjang merasakan sesuatu mengganjal dibawah pusarnya. Aku turun menciumi kakinya sesenti demi sesenti.
“Enggghh hhss”, hanya suara itu yang kudengar saaat mulutku beraksi di lutut dan pahanya.
Penisku terasa sakit karena kejang. Mulutku mulai menjalar di paha.., benar-benar kunikmati sejengkal demi sejengkal. Tanganku mencoba menelusuri daerah disela pahany, Dan kudengar suara itu semakin menjadi saat tanganku berhasil menyusup dari pinggir CD hitam dan berhasil menemukan tempat berbulu dengan sedikit becek didalamnya. Tanganku terus membelai bulu-bulu kaku dan tangan satunya berusaha mempermudah dengan menurunkan CD didaerah pada berpapasan dengan mulutku. Kusibak semua penghalang yang merintangi tanganku untuk menjamah kemaluan, dan kini semakin nampak wajah asli kemaluan Fifi indah montok putih kemerahan dengan bulu jarang tapi teratur letaknya. Mataku terus mengawasi kemaluan Fifi yang menarik, kulihat klitorisnya membengkak keluar merah muda warnamya…, aku semakin terangsang hebat.
Mulutku masih disela pahanya sementara tanganku terus menembus liang semakin dalam dan Fifi semakin menggelinjang terkadang mengejang saat kupermainkan daging kecil disela gua itu. Kusibakkan dua paha dengan merentangkan kaki kanan pada sandaran sofa sedangkan kaki kiri kubiarkan menyentuh lantai. Kini kemaluan Fifi semakin terbuka lebar. Mulutku sudah tak sabar ingin merasakan lidahku sudah berdecak kagum dan berharap cepat menerobos liangnya beradu dengan daging kecil yang manja itu dengan bulu yang tidak banyak. Kumisku bergeser perlahan beradu dengan bulu halus milik Fifi dan dia hanya bisa terpejam dengan lenguhan panjang setengah menjerit. Kubirakan dia mengguman tak karuan. Lidahku mulai menjilat dan bibirku menciba menghisap daging kecil milik Fifi yang menjorok keluar. Kuadu lidahku dengan daging kecil dan bibirku tak henti mengecup, kurasakan kemaluan semakin basah.
Fifi berteriak semakin keras saat tangaku juga mengambil inisiatif untuk meremas payudaranya yang bergerak kiri kanan saat Fifi bergoyang kenikmatan. Aku juga tidak tahan melihat semua ini. Kutarik bibirku menjauh dari kemaluanya dan kulepas Cdku sehingga nampaklah batang penisku yang sudah tegak berdiri dengan ujung merah dengan sedikit lendir. Kusaksikan Fifi masih terpejam kudekatkan ujung penisku sampai akhirnya menyentuh kecil kemaluan Fifi. Jeritan Fifi semakin menjadi dengan mengangkat pantatnya supaya penisku menjenguk lubangnya. Kujauhkan penisku sebentar dan kulihat pantat Fifi semakin tinggi mencari. Kugesek gesekkan lagi penisku dengan keras, aku terkejut tiba-tiba tanfan Fifi menagkap batang penisku dan dituntun menuju lubang yang telah disiapkan. Denga lembut dan sopan penisku masuk perlahan. Saat kepala penis masuk Fifi menjerit keras dan menjepitkan kedua kainya dipinggangku. Kupaksakan perlahan batang penisku akhirnya berhasil menjenguk lubang terdalam milik Fifi. Kaki Fifi kaku menahanku dia membuka mata dan tersenyum.
“Jangan digoyang dulu ya De…”, pintanya dan dia terpejam kembali.
Aku menurut saja. Kurasakan kemaluan Fifi berdenyut keras memijit penisku yang tenggelam dalam tanpa gerak. Akhirnya Fifi mulai menggoyangkan pantatnya perlahan. Aku merasakan geli yang luar biasa. Kuputar juga pantatku sambil bergerak maju mundur dan saat penisku tenggelam kurasakan bibir kemaluan Fifi ikut tenggelam dengan kulit penisku. Tak seberapa lama aku merasakan penisku mulai panas dan geli yang berada diujung aku semakin menekan dan manarik cepat-cepat. Fifi merasakan juga rupanya, dia mengimbangi dengan menjepitkan kedua kakinya dipinggangku sehingga gerak penisku terhambat. Saat penis masuk karena bantuan kaki Fifi semakin dalam kurasakan tempat yang dituju.
Aku tidak kuat dan, “Fi aku mau keluar”, lenguhku.
Fifi hanya tersenyum dan semakin mempererat jepitan kakinya. Akhirnya, Kutekan semua penisku dalam-dalam dan kusaksikan Fifi terpejam dan berteriak keras. Kurasakan semprotan luar biasa didalam kemaluan Fifi. Dan aku terus menggoyangnya, tiba-tiba Fifi berteriak dan tangannya memelukku kuat-kuat. Bibirnya menggigit dadaku sementara pantatnya terus mengejang kaku, aku hanya terdiam merasakan nikmatnya semua ini.
Aku menindih Fifi dan penisku masih kerasan didalam liang sanggamanya. Fifi mengelus punggungku perlahan seolah merasa takut kehilangan kenikmatan yang sudah direguknya. Perlahan kujauhkan pantatku dari tubuh Fifi dan kurasakan dingin penisku saat keluar dari liang kenikmatan. Aku terlentang merasakan sisa-sisa kenikmatan. Fifi kembali bergerak dan berdiri. Dia tersenyum melangkah menuju kamar mandi. Kudengar suara gemericik air mengguyur…,
Fifi kembali mendekatiku, aku duduk diatas karpet untuk berdiri hendak membersihkan penisku yang masih belepotan, aku terkejut saat Fifi kembali mendorongku untuk tidur.
“Eh fi aku mau ke kamar mandi dulu.., bersih- bersih nih…”
Tapi tak kudengar jawaban karena Fifi menunduk di sela pahaku dan kurasakan mulut Fifi kembali beraksi memanjakan penisku dengan lidahnya. Aku geli menggelinjang merasakan nikmatnya kuluman mulut Fifi ke penisku. Telur penisku dijilat dan dihisap perlahan. Serasa ujung syarafku menegang.
Kujepit kepalanya dengan dua pahaku, Aku mulia menggumam tak karuan tapi Fifi semakin ganas melumat penisku. Ujung penisku dihisap kuat-kuat kemudian dilepas lagi dan tangnnya mengocok tiada henti. Akhirnya aku menyerah untuk merasakan kenikmatan mulut Fifi yang semakin menggila. Kulihat kepala Fifi naik turun mengelomoh penisku yang menegang. Saat mulutnya menghisap kusaksikan pipi Fifi kempot seperti orang tua. Penisku dikeluarkan dari mulutnya dan kusaksikan kepala penisku sudah memerah siap untuk menyemprotkan air kehidupan. Fifi kembali menggoyang mulutnya untuk penisku tiada henti. Kepala penisku mendapat perlakukan istimewa. Dihisap dan dikulum. Lidahnya menjilat dan mengecap seluruh bagian penisku. Tangan Fifi membantu mulutnya yang mungil memegangi penisku yang mulai tak tentu arah. Aku kegerahan, kupegang kepalanya dan kuataur ritme agar aku tidak cepat keluar.
Hanya suara aneh itu yang sanggup keluar dari mulutku. Aku mencoba duduk untuk melihat seluruh gerakan Fifi yang semakin liar pada penisku. Kepala Fifi tetap dalam dekapan tangaku, kuciumi rambutnya yang halus dan kobelai punggungnya yang putih licin, dia mulai berkeringat mengagumu penisku. Mulut Fifi berguman menikmati ujung penisku yang semakin membonggol. Tanganku kuarahkan untuk meremas payudaranya. Saat kegelianku datang, payudaranya jadi sasaran amuk tanganku. Kuremas kuat Fifi hanya mengguman dan melenguh. Gila, Sayang aku tidak berhasil mengatur waktu yang lebih lama lagi untuk tidak mengeluarkan cairanku. Mulut Fifi sekain ganas melihat tingkahku yang mulai tak karuan. Lenguhku semakin keras. diluar dugaan Fifi semakin kuat melakukan kuluman dan hisapan peda penisku. Akhirnya aku tidak tahan merasakan kenikmatan yang tiada tara ini. Kuangkat pantatku tinggi – tinggi, rupanya Fifi mengerti maksudku, dimasukkannya dalam-dalam penisku dan kurasakan Fifi tambah kuat menghisap cairanku aku jadi merasa tersedot masuk dalam mulutnya.
Tak seberapa lama setelah cairanku habis, Fifi masih mengulum dan membersihkan sisa-sisa dengan mulutnya. Aku hanya bisa tengadah merasakan semuanya. Setelah itu Fifi mulai melepas mulutnya dari penisku. Kulihat semuanya sudah bersih dan licin. Fifi tersenyum dan dia mengelus dadaku yang masih telanjang. Aku baru bisa berdiri dan menuju ke kamar mandi saat Fifi beranjak dari duduknya untuk membuatkan aku minuman. Kubersihkan diriku. Aku minum sejenak, dan Fifi hanya diam saja memandangiku.
“Kenapa Fi…?”, tanyaku.
Dia memandangku dan berkata, “Maaf ya De sebenarnya aku tadi hanya memancingmu saja kok, aku nggak tahu kamu udah pernah main ama Diana atau belum, abisan aku lihat tatapan mata Diana sama kamu kadang mesra sekali sih aku jadi curiga”
“Gila, kupikir”, tapi aku hanya senyum saja mendengarnya.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 12.45 aku harus bergegas untuk menyiapkan rapat. Kami berdua menuju ke toko tempat Fifi memarkir mobilnya. Selama diperjalanan kami semakin mesra dan berkali-kali kudengar lenguh manja Fifi seakan masih menikmati sisa-sisa orgasmenya. Tangankupun sekali-kali tidak lagi takut menelungkup disela pahanya atu penggelayut dipayudaranya yang besar. Bahkan Fifi semakin membiarkan pahanya terbuka lebar dengan rok terangkat untuk mempermudah tanganku mengembara dikemaluannya. Fifipun tak mau kalah penisku jadi sasaran tangannya saat tangaku tidak menempati kemaluannya. Kurasakan penisku tegang kembali. Fifi hanya tersenyum dan meraba terus penisku dari luar celana. Akhirnya sampai juga ditempat Fifi memarkir mobil dan kami berpisah, Fifi memberikan kecup manja dan ucapan terima kasih.
Aku hanya tersenyum dan bergumam, “Besok aku mau lagi..”
Fifi mengangguk dan berkata “Kapanpun Ade mau, Fifi akan layani”
Hati setanku bersoak mendengar jawaban yang mengandung arti kemanjaan sebuah penis dan keganasan kemaluan memerah dengan bulu halus. Diana tidak mengetahui kalau aku sering merasakan kemaluan Fifi yang putih dan empuk itu. Mereka masih tetap akrab dan berjalan bersama seperti biasanya.

Mertua ku Pacar Gelap ku


klik disini Mertuaku adalah seorang janda dengan kulit yang putih, cantik, lembut, dan berwajah keibu ibuan, dia selalu mengenakan kebaya jika keluar rumah. Dan mengenakan daster panjang bila didalam rumah, dan rambutnya dikonde keatas sehingga menampakkan kulit lehernya yang putih jenjang.
Sebenarnya semenjak aku masih pacaran dengan anaknya, aku sudah jatuh cinta padanya Aku sering bercengkerama dengannya walaupun aku tahu hari itu pacarku kuliah. Diapun sangat baik padaku, dan aku diperlakukan sama dengan anak anaknya yang lain. Bahkan tidak jarang bila aku kecapaian, dia memijat punggungku.
Setelah aku kawin dengan anaknya dan memboyong istriku kerumah kontrakanku, mertuaku rajin menengokku dan tidak jarang pula menginap satu atau dua malam. Karena rumahku hanya mempunyai satu kamar tidur, maka jika mertuaku menginap, kami terpaksa tidur bertiga dalam satu ranjang. Biasanya Ibu mertua tidur dekat tembok, kemudian istri ditengah dan aku dipinggir. Sambil tiduran kami biasanya ngobrol sampai tengah malam, dan tidak jarang pula ketika ngobrol tanganku bergerilya ketubuh istriku dari bawah selimut, dan istriku selalu mendiamkannya.
Bahkan pernah suatu kali ketika kuperkirakan mertuaku sudah tidur, kami diam diam melakukan persetubuhan dengan istriku membelakangiku dengan posisi agak miring, kami melakukankannya dengan sangat hati hati dan suasana tegang. Beberapa kali aku tepaksa menghentikan kocokanku karena takut membangunkan mertuaku. Tapi akhirnya kami dapat mengakhirinya dengan baik aku dan istriku terpuaskan walaupun tanpa rintihan dan desahan istriku.
Suatu malam meruaku kembali menginap dirumahku, seperti biasa jam 21.00 kami sudah dikamar tidur bertiga, sambil menonton TV yang kami taruh didepan tempat tidur. Yang tidak biasa adalah istriku minta ia diposisi pinggir, dengan alasan dia masih mondar mandir kedapur. Sehingga terpaksa aku menggeser ke ditengah walaupun sebenarnya aku risih, tetapi karena mungkin telalu capai, aku segera tidur terlebih dahulu.
Aku terjaga pukul 2.00 malam, layar TV sudah mati. ditengah samar samar lampu tidur kulihat istriku tidur dengan pulasnya membelakangiku, sedangkan disebelah kiri mertuaku mendengkur halus membelakangiku pula. Hatiku berdesir ketika kulihat leher putih mulus mertuaku hanya beberapa senti didepan bibirku, makin lama tatapan mataku mejelajahi tubuhnya, birahiku merayap melihat wanita berumur yang lembut tergolek tanpa daya disebelahku..
Dengan berdebar debar kugeser tubuhku kearahnya sehingga lenganku menempel pada punggungnya sedangkan telapak tanganku menempel di bokong, kudiamkan sejenak sambil menunggu reaksinya. Tidak ada reaksi, dengkur halusnya masih teratur, keberanikan diriku bertindak lebih jauh, kuelus bokong yang masih tertutup daster, perlahan sekali, kurasakan birahiku meningkat cepat. Penisku mulai berdiri dan hati hati kumiringkan tubuhku menghadap mertuaku.
Kutarik daster dengan perlahan lahan keatas sehingga pahanya yang putih mulus dapat kusentuh langsung dengan telapak tanganku. Tanganku mengelus perlahan kulit yang mulus dan licin, pahanya keatas lagi pinggulnya, kemudian kembali kepahanya lagi, kunikmati sentuhan jariku inci demi inci, bahkan aku sudah berani meremas bokongnya yang sudah agak kendor dan masih terbungkus CD.
Tiba tiba aku dikejutkan oleh gerakan mengedut pada bokongnya sekali, dan pada saat yang sama dengkurnya berhenti.
Aku ketakutan, kutarik tanganku, dan aku pura pura tidur, kulirik mertuaku tidak merubah posisi tidurnya dan kelihatannya dia masih tidur. Kulirik istriku, dia masih membelakangiku, Penisku sudah sangat tegang dan nafsu birahiku sudah tinggi sekali, dan itu mengurangi akal sehatku dan pada saat yang sama meningkatkan keberanianku.
Setelah satu menit berlalu situasi kembali normal, kuangkat sarungku sehingga burungku yang berdiri tegak dan mengkilat menjadi bebas, kurapatkan tubuh bagian bawahku kebokong mertuaku sehingga ujung penisku menempel pada pangkal pahanya yang tertutup CD. Kenikmatan mulai menjalar dalam penisku, aku makin berani, kuselipkan ujung penisku di jepitan pangkal pahanya sambil kudorong sedikit sedikit, sehingga kepala penisku kini terjepit penuh dipangkal pahanya, rasa penisku enak sekali, apalagi ketika mertuaku mengeser kakinya sedikit, entah disengaja entah tidak.
Tanpa meninggalkan kewaspadaan mengamati gerak gerik istri, kurangkul tubuh mertuaku dan kuselipkan tanganku untuk meremas buah dadanya dari luar daster tanpa BH. Cukup lama aku melakukan remasan remasan lembut dan menggesekan gesekkan penisku dijepitan paha belakangnya. Aku tidak tahu pasti apakah mertuaku masih terlelap tidur atau tidak tapi yang pasti kurasakan puting dibalik dasternya terasa mengeras. Dan kini kusadari bahwa dengkur halus dari mertuaku sudah hilang.., kalau begitu..pasti ibuku mertuaku sudah terjaga..? Kenapa diam saja? kenapa dia tidak memukul atau menendangku, atau dia kasihan kepadaku? atau dia menikmati..? Oh.. aku makin terangsang.
Tak puas dengan buah dadanya, tanganku mulai pindah keperutnya dan turun keselangkangannya, tetapi posisinya yang menyebabkan tangan kananku tak bisa menjangkau daerah sensitifnya. Tiba tiba ia bergerak, tangannya memegang tanganku, kembali aku pura pura tidur tanpa merrubah posisiku sambil berdebar debar menanti reaksinya. Dari sudut mataku kulihat dia menoleh kepadaku, diangkatnya tanganku dengan lembut dan disingkirkannya dari tubuhnya, dan ketika itupun dia sudah mengetahui bahwa dasternya sudah tersingkap sementara ujung penisku yang sudah mengeras terjepit diantara pahanya.
Jantungku rasanya berhenti menunggu reaksinya lebih jauh. Dia melihatku sekali lagi, terlihat samar samar tidak tampak kemarahan dalam wajahnya, dan ini sangat melegakanku .
Dan yang lebih mengejutkanku adalah dia tidak menggeser bokongnya menjauhi tubuhku, tidak menyingkirkan penisku dari jepitan pahanya dan apalagi membetulkan dasternya. Dia kembali memunggungiku meneruskan tidurnya, aku makin yakin bahwa sebelumnya mertuaku menikmati remasanku di payudaranya, hal ini menyebabkan aku berani untuk mengulang perbuatanku untuk memeluk dan meremas buah dadanya. Tidak ada penolakan ketika tanganku menyelusup dan memutar mutar secara lembut langsung keputing teteknya melalui kancing depan dasternya yang telah kulepas. Walaupun mertuaku berpura pura tidur dan bersikap pasif, tapi aku dengar nafasnya sudah memburu.
Cukup lama kumainkan susunya sambil kusodokkan kemaluanku diantara jepitan pahanya pelan pelan, namun karena pahanya kering, aku tidak mendapat kenikmatan yang memadai, Kuangkat pelan pelan pahanya dengan tanganku, agar aku penisku terjepit dalam pahanya dengan lebih sempurna, namun dia justru membalikkan badannya menjadi terlentang, sehingga tangannya yang berada disebelah tangannya hampir menyetuh penisku, bersamaan dengan itu tangan kirinya mencari selimutnya menutupi tubuhnya. Kutengok istri yang berada dibelakangku, dia terlihat masih nyenyak tidurnya dan tidak menyadari bahwa sesuatu sedang terjadi diranjangnya.
Kusingkap dasternya yang berada dibawah selimut, dan tanganku merayap kebawah CDnya. Dan kurasakan vaginanya yang hangat dan berbulu halus itu sudah basah. Jari tanganku mulai mengelus, mengocok dan meremas kemaluan mertuaku. Nafasnya makin memburu sementara dia terlihat berusaha untuk menahan gerakan pinggulnya, yang kadang kadang terangkat, kadang mengeser kekiri kanan sedikit. Kunikmati wajahnya yang tegang sambil sekali kali menggigit bibirnya. Hampir saja aku tak bisa menahan nafsu untuk mencium bibirnya, tapi aku segera sadar bahwa itu akan menimbulkan gerakan yang dapat membangunkan istriku.
Setelah beberapa saat tangan kanannya masih pasif, maka kubimbing tangannya untuk mengelus elus penisku, walaupun agak alot akhirnya dia mau mengelus penisku, meremas bahkan mengocoknya. Agak lama kami saling meremas, mengelus, mengocok dan makin lama cepat, sampai kurasakan dia sudah mendekati puncaknya, mertuakan membuka matanya, dipandanginya wajahku erat erat, kerut dahinya menegang dan beberapa detik kemudian dia menghentakkan kepalanya menengadah kebelakang. Tangan kirinya mencengkeram dan menekan tanganku yang sedang mengocok lobang kemaluannya. Kurasakan semprotan cairan di pangkal telapak tanganku. Mertuaku mencapai puncak kenikmatan, dia telah orgasme. Dan pada waktu hampir yang bersamaan air maniku menyemprot kepahanya dan membasahi telapak tangannya. Kenikmatan yang luar biasa kudapatkan malam ini, kejadianya begitu saja terjadi tanpa rencana bahkan sebelumnya membayangkanpun aku tidak berani.
Sejak kejadian itu, sudah sebulan lebih mertuaku tidak pernah menginap dirumahku, walaupun komunikasi dengan istriku masih lancar melalui telpon. Istriku tidak curiga apa apa tetapi aku sendiri merasa rindu, aku terobsesi untuk melakukannya lebih jauh lagi. Kucoba beberapa kali kutelepon, tetapi selalu tidak mau menerima. Akhirnya setelah kupertimbangkan maka kuputuskan aku harus menemuinya.
Hari itu aku sengaja masuk kantor separo hari, dan aku berniat menemuinya dirumahnya, sesampai dirumahnya kulihat tokonya sepi pengunjung, hanya dua orang penjaga tokonya terlihar asik sedang ngobrol. Tokonya terletak beberapa meter dari rumah induk yang cukup besar dan luas. Aku langsung masuk kerumah mertuaku setelah basa basi dengan penjaga tokonya yang kukenal dengan baik. Aku disambut dengan ramah oleh mertuaku, seolah olah tidak pernah terjadi sesuatu apa apa, antara kami berdua, padahal sikapku sangat kikuk dan salah tingkah.
“Tumben tumbenan mampir kesini pada jam kantor?”
“Ya Bu, soalnya Ibu nggak pernah kesana lagi sih”
Mertuaku hanya tertawa mendengarkan jawabanku
“Ton. Ibu takut ah.. wong kamu kalau tidur tangannya kemana mana.., Untung istrimu nggak lihat, kalau dia lihat.. wah.. bisa berabe semua nantinya..”
“Kalau nggak ada Sri gimana Bu..?” tanyaku lebih berani.
“Ah kamu ada ada saja, Memangnya Sri masih kurang ngasinya, koq masih minta nambah sama ibunya.”
“Soalnya ibunya sama cantiknya dengan anaknya” gombalku.
“Sudahlah, kamu makan saja dulu nanti kalau mau istirahat, kamar depan bisa dipakai, kebetulan tadi masak pepes” selesai berkata ibuku masuk ke kamarnya.
Aku bimbang, makan dulu atau menyusul mertua kekamar. Ternyata nafsuku mengalahkan rasa lapar, aku langsung menyusul masuk kekamar, tetapi bukan dikamar depan seperti perintahnya melainkan kekamar tidur mertuaku. Pelan pelan kubuka pintu kamarnya yang tidak terkunci, kulihat dia baru saja merebahkan badannya dikasur, dan matanya menatapku, tidak mengundangku tapi juga tidak ada penolakan dari tatapannya. Aku segera naik keranjang dan perlahan lahan kupeluk tubuhnya yang gemulai, dan kutempelkan bibirku penuh kelembutan. Mertuaku menatapku sejenak sebelum akhirnya memejamkan matanya menikmati ciuman lembutku. Kami berciuman cukup lama, dan saling meraba dan dalam sekejap kami sudah tidak berpakaian, dan nafas kami saling memburu. Sejauh ini mertuaku hanya mengelus punggung dan kepalaku saja, sementara tanganku sudah mengelus paha bagian dalam. Ketika jariku mulai menyentuh vaginanya yang tipis dan berbulu halus, dia sengaja membuka pahanya lebar lebar, hanya sebentar jariku meraba kemaluanya yang sudah sangat basah itu, segera kulepas ciumanku dan kuarahkan mulutku ke vagina merona basah itu.
Pada awalnya dia menolak dan menutup pahanya erat erat.
“Emoh.. Ah nganggo tangan wae, saru ah.. risih..” namun aku tak menghiraukan kata katanya dan aku setengah memaksa, akhirnya dia mengalah dan membiarkan aku menikmati sajian yang sangat mempesona itu, kadang kadang kujilati klitorisnya, kadang kusedot sedot, bahkan kujepit itil mertuaku dengan bibirku lalu kutarik tarik keluar.
“Terus nak Ton.., Enak banget.. oh.. Ibu wis suwe ora ngrasakke penak koyo ngene sstt”
Mertuaku sudah merintih rintih dengan suara halus, sementara sambil membuka lebar pahanya, pinggulnya sering diangkat dan diputar putar halus. Tangan kiriku yang meremas remas buah dadanya, kini jariku sudah masuk kedalam mulutnya untuk disedot sedot.
Ketika kulihat mertuaku sudah mendekati klimax, maka kuhentikan jilatanku dimemeknya, kusodorkan kontolku kemulutnya, tapi dia membuang muka kekiri dan kekanan, mati matian tidak mau mengisap penisku. Dan akupun tidak mau memaksakan kehendak, kembali kucium bibirnya, kutindih tubuhnya dan kudekap erat erat, kubuka leber lebar pahanya dan kuarahkan ujung penisku yang mengkilat dibibr vaginanya.
Mertuaku sudah tanpa daya dalam pelukanku, kumainkan penisku dibibir kemaluannya yang sudah basah, kumasukkan kepala penis, kukocok kocok sedikt, kemudian kutarik lagi beberapa kali kulakukan.
“Enak Bu?”
“He eh, dikocok koyo ngono tempikku keri, wis cukup Ton, manukmu blesekno sin jero..”
“Sekedap malih Bu, taksih eco ngaten, keri sekedik sekedik”
“Wis wis, aku wis ora tahan meneh, blesekno sih jero meneh Ton oohh.. ssttss.. Ibu wis ora tahan meneh, aduh enak banget tempikku” sambil berkata begitu diangkatnya tinggi tinggi bokongnya, bersamaan dengan itu kumasukkan kontolku makin kedalam memeknya sampai kepangkalnya, kutekan kontolku dalam dalam, sementara Ibu mertuaku berusaha memutar mutar pinggulnya, kukocokkan penisku dengan irama yang tetap, sementara tubuhnya rapat kudekap, bibirku menempel dipipinya, kadang kujilat lehernya, ekspresi wajahnya berganti ganti. Rupanya Ibu anak sama saja, jika sedang menikmati sex mulutnya tidak bisa diam, dari kata jorok sampai rintihan bahkan mendekati tangisan.
Ketika rintihannya mulai mengeras dan wajahnya sudah diangkat keatas aku segera tahu bahwa mertua akan segera orgasme, kukocok kontolku makin cepat.
“Ton..aduh aduh.. Tempikku senut senut, ssttss.. Heeh kontolmu gede, enak banget.. Ton aku meh metu.. oohh.. Aku wis metu..oohh.”
Mertuaku menjerit cukup keras dan bersamaan dengan itu aku merasakan semprotan cairan dalam vaginanya. Tubuhnya lemas dalam dekapanku, kubiarkan beberapa menit untuk menikmati sisa sisa orgasmenya sementara aku sendiri dalam posisi nanggung.
Kucabut penisku yang basah kuyup oleh lendirnya memekknya, dan kusodorkan ke mulutnya, tapi dia tetap menolak namun dia menggegam penisku untuk dikocok didepan wajahnya. Ketika kocokkannya makin cepat, aku tidak tahan lagi dan muncratlah lahar maniku kewajahnya.
Siang itu aku sangat puas demikian juga mertuaku, bahkan sebelum pulang aku sempat melakukannya lagi, ronde kedua ini mertuaku bisa mengimbangi permainanku, dan kami bermain cukup lama dan kami bisa sampai mencapai orgasme pada saat yang sama.