Majikan Hyper

Itubd.Com- Cerita Mesum 2017

Didesa aku hidupo serba apa adanya, dengan keadaan ekonomi keluargaku yang pas-pasan. Semenjak lulus dari SMA aku bertekad untuk bekerja demi membantu keuangan keluarga, namun apalah daya, kurang lebih satu setengah tahun setelah aku lulus, aku maish saja menganggur dan kegiatanku hanya membantu ortu saja. Semakin hari aku berpikir aku tidak akan maju kalau aku hanya berdiamdiri didesa saja. Dan setelah aku matangkan pikiranku, dengan modal ijazah SMA ku, aku mau hijrah kekota Jakarta untuk bekerja.
Sebelum aku punya pekerjaan, sementara aku tinggal dirumah keponakan ayahku yang dijakarta memiliki warung kecil-kecilan. Dan sebelum mendapat pekerjaan, aku juga ikut membantu keponakan ayahku menjaga warungnya dan membantu apa saja yang aku bisa. Selain modal ijzah SMA ku, aku juga mempunyai ketrampilan aku bisa menyopir. Saat didesa, aku sering menggantikan ayahku untuk narik angkotnya kalo ayahku sedang sakit, jadi aku sudah mahir dalam menyetir.Kurang lebih tiga bulan aku dijakarta, aku belum juga mendapatkan pekerjaan. Aku hamper menyerah, aku juga merasa gak enak sama keponakan bapak yang aku repotin tempat tinggalnya. Namun saat aku sedang beres-beres baju berkemas mau pulang kampung lagi, tiba-tiba keponakan bapak yang dimana aku memanggilnya paman memanggilku. Dia menawari aku pekerjaan untuk menjadi seorang sopir pribadi bu Nita. Pamanku mendapatkan info pekerjaan ini dari pak Joko anak buah bu Nita yang seirng makan di warung pamanku. Dengan tanpa berpikir panajang lagi, aku langsung menyetujui penawaran pamanku. Dan aku lansgung bergegas gantin pakaian dan langsung ikut pak Joko unutk dipertemukan dengan bu Nita.
Sesampainya dirumah bui Nita aku sangat deg-deg an, rumahnya sangat mewah dan besar sekali. Lalu aku dan pak Joko pun dipersilahkan duduk oleh pembantu bu Nita. Dan tak lama kemudian datanglah seorang wanita yang sangat cantik dan dengan senyumnya yang sangat ramah sekali. Setelah bu Nita duduk, kemudian pak Joko disuruh kembali kekantor oleh bu Nita dan meninggalakanku sendiri. Bu Nita terlihat masih muda dengan penampilannya yang sangat menarik. Cerita Mesum Janda
“Kamu serius mau jadi supir pribadi saya???” tanya bu Nita
“Iya bu” jawabku singkat
“Kamu nmasih sekolah??” tanya bu Nita Lagi
“Sudah lulus bu, setelah SMA saya tidak melanjutkan lagi karena ekonomi keluarga tidak memungkinkan untuk saya meneruskan sekolah lagi bu” jawabku menjelaskan
“Tapi saya mempunyai ketrampilan bisa menyopir bu, makanya tadi saat saya ditawari pekerjaa sebagai supir pribadi ibu, saya langsung mau” imbuhku
Lalu bu Nita melihat penampilanku dari ujung rambut hingga ujung kakiku, dengan sambil terdiam.
“Kamu muda, ganteng, kenapa mau jadi sopir???” tanya bu Nita
“Saya butuh biaya unutk melanjutkan kuliahg bu, makanya pekerjaan apa saja saya mau bu, asalkan saya bisa” jawabku
“Ooohhh…begitu,, oke saya terima kamu jadi sopir pribadiku, namun kamu harus selalu ada setiap waktu jika aku butuhkan, gimana bisa????” tanya bu Nita
“Iya bu, saya siap setiap saat ibu butuhkan” jawabku bersemangat
“Sampai lupa aku menanyakan, siapa nama kamu??” tanya bu Nita
“Tristan bu” jawbaku
Seperti itulah gambaran singkatku pertama menjadi sopir pribadi bu Nita. Dan setelah aku bekerja dengan bu Nita, aku baru mengetahui kalau bu Nita itu adalah seorang janda dengan anak satu perempuan yang masih kecil dan satu pembantunya.
Hari demi hari, bulan demi bulan dan tak terasa aku sudah bekrja denga bu Nita selama satu tahun. Karena tabunganku aku kira sudah cukup, aku berniat untuk mendaftar disalah satu universitas swasta dan akhinrya aku pun keterima di universitas tersebut. Hubunganku dengan bu Nita pun semakin hari semakin dekat dan semakin akrab. Sering saat aku mengantarkan bu Nita pergi, dia tidak lagi duduk dibelakang, namun dia duduk disamping aku menyetir. Awalnya aku merasa grogi, namun lama kelamaan aku menjadi terbiaa karena keakrabpanku dengan bu Nita. Cerita Sex Janda
Hari itu aku diminta untuk mengantarkan bu Nita kepuncak, dan saat hari sudah mulai gelap kita kembali kejakarta. Saat perjalanan pulang, kita melewati perkebunan yang sangat gelap dan sepi sekali. Bu Nita tiba-tiba menyuruh aku beloik dan berhenti di tempat yang terletak ditengah perkebunan the tersebut. Bu Nita kemudian menyuruhku mematikan mesin mobilnya dan aku yang hanya sebagai sopir pun hanya bisa menurut saja. Namun dalam benakku aku tidak mengerti apa yang bu Nita pikirkan kok menyuruh berhenti ditempat gelap seperti ini. Dan dengan tiba-tiba bu Nita menarik tanganku

“Tris, kamu rebahkan kepalamu dan tiduranb dipangkuanku yaa” kata bu Nita yang membuatku kaget
Aku dengan terdiam pun hanya menurut saja. Karena mobil yang sempit, maka aku buka pintunya agar kakiku bisa berada diluar dan aku rebahkan kepalaku dipangkuan bu Nita. Baru saja kepelaku sampai dipangkuan bu Nita, tanpa berkaata-kata bu Nita langsung membuka baju ketatnya keatas dan terlihatlah payudaranya yang besar dan putih tersebut. Putingnya juga terlhat samar-samar karena gelapnya keadaan.
“Isep puttingku Tris… mainin… Ciumin” pinta Bu Nita sambil mendekatkan susunya ke mukaku
Dan setelah itu aku baru mengerti kenapa bu Nita menyuruhku berhenti ditempat gelap seperti ini. Dan sebagai laki-laki yang normal, tanpa lama, penisku sudah ngaceng keras. Aku mulai memegang, meremas dan juga menciumi dan aku isap putting susu bu Nita. Nafas bu Nita Nampak sudah tak beraturan, dia terlihat terengah-engah dan sesekali mendesah. Lalu bu Nita menyuruhku bangun, dan bu Nita langsung melepas rok dan juga CD nya juga hingga sekarang bu Nita sudah telanjang. Cerita Sex Tante
“Triisss, jilatin sayang… kamu sudah membuatku nafsu banget” ucap Bu Nita meminta saya menjilati mEmeknya.
Dengan tak bisa menolak, aku pun hanya menuruti semua yang bu Nita suruh. Aku mulai menicumi dan menjilati mEmemk bu Nita penuh dengan nafsuku yang juga sudah bangkit. Aku dengar bu Nita mendesah ketika lidahku menyentuh bibir mEmeknya. Dan sata aku lagi menikmati permainanku di mEmek bu Nita, tiba-tiba bu Nita memintaku berhenti dan meminta aku untuk keluar dari mobil. Kemudian bu Nita membuka bagasi mobilnya dan mengambi8l sebuah karpet yang sepertinya sudah dia sediakan, lalu dibuaknya karpet itu, dan bu Nita langsung merebahkan tubuhnya dan membuka lebar-lebar kakinya.

“Ayo Triiissss, masukkan sekarang. Ini saatnya karena hanya ada kita berdua disini” ucap bu Nita
Tanpa berkata, aku langsung melucuti semua pakaianku dan aku langsung menuju ke atas bu Nita yang sudah terlentang dan wajahnya yang sudah dipenuhi nafsu birahi. Lalu bu Nita memelukku dan tanganya langsung memegang k0ntolku dan diarahkannya ke lubang mEmeknya. Tidak merasa susah, dengan sedikit dorongan pinggulku, k0ntolkiu sudah langsung terbenam didalam mEmek bu Nita. Dibawah bulan purnama yang terang benerang, aku menyetubuhi bu Nita majikanku yang liar dan binal. Aku memompa mEmek bu Nita penuh dengan gairah nafsu, aku maju mundurkan pinggangku menimmati mEmek bu Nita.
“Jangan keluar dulu ya triiss, aku masih belum puas” kata Bu Nita dengan rintihan-rintihan dan desahan-desahan kecil yang keluar dari mulutnya.
Aku pun terus memopa mEmek bu Nita penuh dengan semangat tanpa menghiraukan ucapannya lagi. Lalu bu Nita menghentikan tubuhku dan dia meminta untuk ganti posisi. Bu Nita menyuruhku berbaring dan bu Nita langsung menaiki tubuhku. Diarahkannya k0ntolku dan langsung dimasukkannya ke dalam mEmeknya. Lalu bu Nita mulai menggoyangkan pinggulnya secara liar dan binal. Cerita Mesum HOT
“Remas Triiss.…” ucap Bu Nita sambil memegang tangan saya dan mengarahkannya ke buah dadanya.

“Isep Triiss… Aaaahh… Eeemmhhhh…” pinta Bu Nita sambil terus mendesah.
Akupun langsung melumat buah dadanya dan tanganku meremas-remas payudaranya yang satunya bergantian. Saya isap-isap putingnya.
“Aaahh… terus Triiss .… oouchhhh… teruskan sayang… oohhh… aahhh…” rintih Bu Nita gak karuan.
“Aaahhhh… aku keluar Triiss… oohhh…”
“Aku juga mau keluar Bu… aaarghhhh…”
Sesaat kemudian tubuh bu Nita menegang disertai desahan panjang, bersamaan denganku memuncratkan pejuhku didalam memek Bu Nita. Dan bu Nita pun lalu terkulai lemas dan memelukku.
“Makasih Triiss, kamu hebat banget mainnya” kata Bu Nita sambil mencium pipiku.
“Iya bu… Ibu suka main di tempat gelap seperti ini ya?” tanyaku
“Di tempat terbuka kayak gini, aku merasa bergairah sekali Triiss. Lain kali kita cari tempat terbuka yang lain ya, kamu mau kan?” pinta Bu Nita mesra.
“Kalau bu Nita menginginkan, aku bisa apa bu kalau tidak menurut saja sama ibu” jawabku.
Kami lalu membersihkan kemaluan masing-masing dengan tisu dan air dari botol yang berada di bagasi, kemudian mengenakan pakaian kami. Setelah istirahat sebentar kami pun melanjutkan perjalanan pulang.

Horni

Itubandar.Com- Cerita Seks 2017

Aku merasakan kesakitan saat memekku mengeluarkan darah akbiat ditusuk rodal oleh bapak kostku, pertama kalinya aku melakukan seks aku tidak yakin jika selaput darahku robek atau tidak. Saat kejadian itu menimpaku sekan akan membuat kebutuhan setiap harinya, padahal aku sudah mempunyai pacar teman satu bangku kuliah sayangnya dia orangnya alim dan ada batasan dalam pacaran.
Akhirnya aku semakin terjerat dengan bapak kostku yang mempunyai perbedaan umur 25 tahun (dia berumur 46 tahun). Kami melakukan selalu pada siang hari, yaitu pada saat istrinya sedang berada di kantor, dan semua teman kostku sedang kuliah.
Sudah enam bulan berlalu, tanpa satu orang pun yang tahu, hanya barangkali pembantu rumah tangga yang mencium sesuatu diantara kami berdua.
Oom Marno pandai memainkan sandiwara dalam pergaulan sehari-hari di rumah. Dia memperlakukanku secara wajar, dihadapan rekan kostku yang lain maupun dihadapan istrinya. Jika tidak ada kuliah dan rumah kosong (kecuali pembantu), aku hampir selalu memuaskan hasratku.
Dan untuk keamanan, aku selalu mempunyai stock kondom di lemariku yang selalu terkunci (walaupun pembelian kondom ini selalu menjadi masalah tersendiri bagiku, karena aku masih malu untuk membeli alat kontrasepsi tersebut).
Nani (bukan nama sebenarnya) adalah teman karibku yang tinggal sekamar denganku yang saat ini entah berada dimana, karena sejak kami lulus sarjana 15 tahun yang lalu, kami tidak pernah berhubungan lagi, dan mudah mudahan membaca cerita ini sekaligus sebagai nostalgia bersama.
Pada suatu hari Nani pulang dari kuliah. Seperti biasanya tanpa ketuk pintu dia langsung masuk ke kamar. Ketika itu aku terbangun dari tidurku.
Nani langsung mencopot sepatu dan mengganti pakaiannya dengan celana pendek dan t-shirt yang ketat. Dia memang tampak sexy dengan pakaian itu, buah dadanya tampak membusung, ditambah wajahnya yang cantik, aku yakin banyak pria yang menyukainya.Dia tiba-tiba mengambil sesuatu dari pinggir bantal yang kupakai, aku terkesiap ketika mataku melirik barang yang baru diambilnya. Jantungku hampir copot rasanya.Lin, ini punya siapa..? matanya melotot, mulutnya terbuka penuh kekagetan.Aku tidak dapat menjawab, aku masih mencoba menenangkan hatiku. Di ujung jarinya masih dipegangnya kondom bekas pakai yang ujungnya masih berisi cairan putih.
Memang ini kecerobohanku, biasanya sehabis melakukannya selalu kubungkus tissu dan kusimpan di tas atau lemari. Tapi kali ini aku ketiduran sehingga lupa mengamankan benda berharga itu.
Dengan pacarmu..?Aku hampir mengangguk, tetapi mulutku berbicara lain, Oom Marno.. jawabku pendek.Oh.., hebat sekali kamu, ceritain dong, aku pikir kamu alim, sungguh mati aku nggak nyangka kalau kamu juga udah pinter.
Kamu curang, aku selalu jujur dan cerita apa adanya sama kamu. Eh nggak taunya pengalamanmu lebih hebat dariku. Nani terus menerocos sambil merebahkan tubuhnya di sampingku.
Sudah berapa kali kamu sama Oom Marno..?Aku memaklumi protes dan rasa penasarannya, karena Nani selama ini selalu terbuka denganku. Dia selalu menceritakan hubungaan sex-nya dengan pacarnya sedetil-detilnya , dari ukuran penis sampai posisi pada saat melakukannya. Sedangkan aku sama sekali tidak pernah menceritakannya karena rasa malu, karena kulakukan justru tidak dengan pacarku tetapi dengan laki-laki yang seumur dengan pamanku.
Sejak saat itulah aku mulai menceritakan aktifitas sexual kami kepadanya, aku ceritakan bagaimana pengalaman pertamaku yang tanpa rasa sakit dan tanpa darah, bagaimana Oom Marno mengajariku dan membimbingku dengan penuh kesabaran .
Dan kuceritakan pula bagaimana induk semangku itu begitu perkasanya di atas ranjang, bahkan beberapa kali aku mengalami orgasme lebih dari satu kali. Pernah suatu kali aku ceritakan pengalaman yang tidak kulupakan hingga sekarang (kini aku sudah mempunyai dua orang anak yang sudah besar-besar), yaitu ketika kami hanya berdua, aku dan Oom Marno bercinta di atas sofa ruang tamu. Sungguh pengalaman yang fantastis.
Dia duduk bersandar ke sofa, sedangkan aku dalam posisi duduk atau lebih tepatnya jongkok di pangkuannya menghadap ke arahnya, kelamin kami menjadi satu, saling mengisi, saling menggesek dan menekan, menjepit dan menggoyang.
Dan hubungan intim kami akhiri dengan rintihan panjangku di pojok karpet di bawah meja tamu. Sungguh pengalaman yang sangat hebat. Sampai kini pun aku selalu mengkhayalkannya dan mengimpikannya.
Hingga suatu saat Nani mengusulkan seuatu yang membuatku termenung. Memang pada awalnya usulannya masih bersifat gurauan, tetapi akhir-akhir ini ia semakin mendesakkan kemauannya. Bahkan sambil bergurau ia mengancam akan membeberkan kisahku ini ke pacarku.
Aku butuh waktu seminggu untuk menimbangnya, aku belum rela untuk berbagi cinta dengan kawanku ini, tetapi lama-lama aku tergelitik, apalagi Nani selalu membujuk dan mengkhayalkan keindahannya bagaimana kalau kami melakukan hubungan sex bertiga. Dan akhirnya aku pun menyetujuinya.

Seperti yang sudah kuduga sebelumnya, Oom Marno tidak keberatan dengan gagasan ini. Dan dipilihnya waktu yang paling tepat, yaitu ketika istrinya sedang mengunjungi orang tuanya di Jawa Tengah. Dan tempat yang telah disepakati adalah di kamar tidurnya bukan di kamarku. Kamarnya ada di rumah induk, sedang kamarku ada di Paviliun yang memang disediakan untuk indekost.
Sekitar jam sembilan malam, ketika teman kost lain sudah masuk kamar masing-masing. Aku pun masuk ke kamar Oom Marno tanpa satu orang pun yang melihat. Oom Marno yang sudah menunggu sambil nonton TV di kamar menyambutku dengan dekapan dan ciuman yang hangat. Kuedarkan mataku keliling kamar, sebuah kamar yang luas, indah dan mengagumkan, kamar yang tidak kalah dengan sweet room di hotel berbintang lima. Inilah pertama kali aku melihat kamarnya, diam-diam kukagumi taste istrinya dalam menata kamar yang begitu indah dan mengagumkan.
Tidak berapa lama kemudian Nani datang menyusul, terlihat kecanggungannya, hilang sifat lincahnya. Kubimbing dia ke arah Oom Marno. Oom Marno memeluk Nani dan mencium pipinya.
Kecanggungan dicairkan oleh Oom Marno dengan obrolan ringan dan gurauan kecil. Karena kulihat baik Oom Marno maupun Nani masih sungkan untuk melakukannya, maka aku pun berinisiatif untuk memulainya.
Kubimbing Oom Marno ke tempat tidurnya yang sangat luas, kucumbu dan kucium dia. Kami berciuman, saling mengelus cukup lama dan birahiku mulai naik ketika tangannya meremas dengan lembut buah dadaku. Kulihat Nani masih duduk pasif di ujung tempat tidur memperhatikan kami. Kulepas pelukanku dan kutarik tangan Nani ke arah kami, dan ia segera masuk ke dalam rengkuhan Oom Marno.
Walaupun birahiku sudah mulai bangkit, tetapi kugeser posisiku untuk memberi kesempatan pada Nani menikmati ciuman dan belaian Oom Marno. Nani terlihat sangat bernafsu, apalagi ketika buah dadanya yang sexy diremas-remas oleh Oom Marno.
Tubuhnya menindih tubuh Oom Marno dengan posisi miring memberi kesempatan buah dada kirinya untuk diremas, dua belah pahanya menjepit paha kanan Oom Marno, bahkan dari gerakan pinggulnya aku yakin Nani sedang menggesekkan selangkangannya di paha Oom Marno.
Kuhampiri Nani, kubuka resleting di punggungnya, ia menghentikan kegiatannya untuk memberikan kesempatan aku melepas pakaiannya, dan dalam sekejab dia sudah telanjang bulat, seperti diriku dia juga tidak mengenakan BH maupun CD.
Tubuhnya memang indah dan aku selalu mengagumi tubuhnya itu, karena sebagai teman sekamar, aku sudah terbiasa melihat kepolosannya itu. Hanya ada satu hal yang belum pernah kulihat, yaitu bibir bawahnya tampak sedikit membengkak dan warna kemerahan membayang di balik rambut kemaluan yang tidak terlalu lebat.
Oom Marno segera meraih kedua buah dadanya untuk mencium sekaligus meremasnya, Nani tampak menikmatinya dan membiarkan seluruh tubuhnya dinikmati oleh Oom Marno. Tangannya kulihat mulai mengelus pangkal paha Oom Marno yang masih terbungkus piyama.
Aku sebenarnya sangat terangsang dengan adegan itu, apalagi ketika mereka berdua sudah tanpa busana, dan percintaan mereka makin seru dimana dalam posisi tidur telentang di tengah tempat tidur yang harum dan mewah.

Oom Marno mempermainkan kelamin Nani dengan lidah dan bibirnya, sedangkan Nani setengah jongkok di kepala Oom Marno merintih-rintih keenakan sambil menunduk melihat kemaluannya yang sudah makin membengkak.
Kulepas pakaianku, kurasakan buah dadaku sudah mengeras dan vaginaku sudah terasa basah. Kudekati penis Oom Marno yang tegak berdiri dengan kepala yang mengkilat, dikelilingi oleh otot yang kebiru-biruan, sebuah pemandangan yang bagiku sangat indah. Kugenggam batang penisnya, kadang kukecup ujung penisnya.
Tidak seperti biasanya, kali ini aku tidak berani memainkannya seperti yang disukainya. Aku tidak menelusuri otot batangnya dengan lidahku, tidak pula menyedot seperti menyedot es lilin ketika aku masih kanak-kanak. Karena aku sadar, bahwa perjalanan masih panjang. Kali ini dia akan bercinta dengan dua orang wanita muda yang sedang haus-hausnya. Aku takut dia akan selesai sebelum waktunya.
Ketika Nani mengerang makin keras, dan gerak pinggulnya terlihat makin tidak terkendali, Oom Marno segera mengakhiri permainan. Dia bangkit dan membimbing Nani untuk rebah di sampingnya berbantal lengan kirinya. Direngkuhnya aku, sambil mencium bibirku tangan kanannya merangkulku dan mengelus pungggungku.
Kunikmati permainan lidahnya, kadang lidahnya menjalar dalam mulutku, kadang lidah kami saling beradu. Kubiarkan tangan Nani ketika dari posisinya dia mejulurkan tangan untuk ikut meremas buah dadaku, karena menambah kenikmatan yang kurasakan.
Bahkan ketika dia bangkit dan jarinya menyibak bukit kemaluanku yang sudah basah, aku malah merentangkan kedua belah pahaku lebar-lebar. Aku sama sekali tidak merasa risih, bahkan sebenarnya aku ingin dia melakukan lebih dari mengelus klitorisku. Aku ingin bibir Nani yang sensual itulah yang melakukannya. Tapi itu tidak dilakukannya.
Oom Marno bangkit dari posisi tidurnya, dari gerak dan sikapnya aku segera tahu bahwa dia sudah akan menyudahi pemanasan yang bagi kami terasa sangat lama dan menyenangkan, walaupun sebenarnya Nani sudah memintanya sejak tadi.
Aku memberi kesempatan Nani untuk melakukannya terlebih dahulu, ia sudah dalam posisi telentang dengan kaki yang ditekuk dan kedua belah paha terbuka lebar, sehingga dua bukit kemaluannya terbelah dengan menampakkan semburat magma merah dari celahnya.
Sebuah pemandangan yang sangat indah, sebuah tubuh putih yang mengkilat karena keringat, buah dadanya yang padat pinggang yang ramping. Mata Nani memandang sayu ke arah Oom Marno yang sudah berada di depannya siap melakukan tugasnya.
Oom Marno masih menjelajahi tubuh indah itu dengan matanya sambil tangan mengelus paha Nia, tubuhnya masih kelihatan kokoh. Aku tak pernah bosan memandang, entah sudah berapa kali aku menjamah dan menikmati tubuh lelaki itu.
Aku lah yang tak sabar melihat adegan sejoli ini berlama-lama, kuraih penisnya dan kutuntun ke arah lubang kawah yang merah menyala. Nani sedikit mendongakkan kepala ketika ujung kemaluan Oom Marno mulai masuk ke vaginanya, mulutnya mendesis lembut.
Jika sedang bercinta denganku, Oom Marno selalu memulai dengan tidak memasukkan penuh, tetapi hanya kepalanya saja, kemudian menancapkan berkali-kali ke arah atas di belakang klitoris, memutar dan menggoyangnya.
Demikian juga yang dilakukan kepada Nani, kocokan ringan itu membuat Nani makin mendesis-desis, disertai sapuan lidah di bibirnya sendiri. Lututnya terlihat bergerak membuka dan menutup kadang-kadang pinggulnya diangkat mencoba menenggelamkan batang yang mempesona itu, tetapi selalu gagal.
Aku tidak dapat menahan diri, tanganku kuremaskan ke buah dada Nina yang bergoncang lembut, bahkan lama-lama jari tanganku mengelus-elus klitoris Nani yang tidak lagi mendesis tetapi sudah merintih-rintih.Oom masukkan yang dalam.., sampai habis..! ia menghiba sambil tangannya menekan pantat Oom Marno.Dan dia merintih panjang ketika penis Oom Marno menancap makin dalam sampai ke pangkalnya.

Kulihat di depan mataku sepasang manusia sedang malakukan persetubuhan, sang wanita sambil mendekap pasangannya, mulutnya merintih dan mendesis. Sang lelaki dengan tubuh yang berkeringat mengayunkan pinggulnya ke atas ke bawah, kadang desis kenikmatan juga terdengar dari mulutnya. Sesekali sang lelaki dengan mata penuh nikmat menatap kosong kepadaku.
Aku mundur ketika Nani mulai liar, kakinya mendekap tubuh Oom Marno dengan kencang, pinggul diangkat ke atas seakan ingin menyatu dengan lawan mainnya, dagunya mendongak disertai lenguhan panjang, Aaahhh
Detik-detik indah Nani telah lewat, beberapa saat Oom Marno masih menindih di atas tubuhnya, dibelainya rambutnya dan dicium lembut bibirnya. Sebenarnya pada saat yang sama vaginaku sudah berkedut nikmat, aku sangat terangsang penuh birahi, tapi aku masih harus besabar beberapa menit untuk memberi kesempatan Oom Marno mengambil nafas. Walaupun aku tahu pasti bahwa dia belum berejakulasi.
Aku segera turun dari tempat tidur, kuambil tissue dan kondomku, kubersihkan dengan hati-hati penisnya yang basah kuyup oleh lendir Nani. Kusarungkan kondom berwarna merah jambu di kemaluannya. Beda dengan Nani yang tidak menyukai memakai alat itu, dia lebih menyukai pil KB yang diminumnya secara rutin, karena hubungannya dengan pacarnya.
Kulihat Oom Marno sambil telentang memperhatikan apa yang sedang kulakukan, mulutnya medesis penuh nikmat ketika penis yang sudah bersarung itu kukulum dan kusedot. Dalam nafsuku yang puncak itu, aku merasakan tidak perlu lagi pemanasan, aku segera memposisikan diri jongkok di atasnya, kamaluan kami sudah berhadapan nyaris menyentuh.
Aku masih sempat bermain di luar sebentar, sebelum semuanya kumasukkan sampai ke dasar dinding rahimku. Kurebahkan tubuhku di atas tubuhnya, kuhisap mulutnya.
Kukerutkan otot-otot di dalam vagina untuk mencengkeram penisnya. Bersamaan dengan itu kuputar pinggulku sambil kutarik ke atas sampai ke leher kemaluannya. Kemudian dengan cara yang sama kulakukan dengan arah ke bawah, dan kulakukan berulang-ulang. Ia mengelus dan meremas bokongku, pinggulnya menyodok vaginaku dari bawah dengan irama yang sudah sangat harmonis. Posisi ini adalah posisi favoritku (hingga kini). Buah dadaku terhimpit di dadanya, perutku menggeser-geser perutnya dan desis kenikmatan kami semakin menyatu.
Kurasakan gesekan otot dan kulit penisnya di dalam vaginaku, rasanya enak sekali, kepala penisnya yang besar yang menyodok-nyodok dinding rahimku makin menambah kenikmatan yang kualami. Bagian dalam vaginaku berkedut makin dalam.
Aku melenguh panjang, kutepuk pundaknya dan ia segera mengerti untuk menghentikan kocokannya. Sementara aku juga menghentikan gerakanku dan meikmati kedutan yang merambah jaringan kemaluanku. Aku mengalami orgasme ringan, aku tidak ingin permainan cepat selesai, baru lima belas menit kami bersetubuh, biasanya aku tahan lama sekali. Mungkin karena aku menonton dan terlalu meresapi permainan Nani tadi.
Aku masih menumpuk di atas tubuh Oom Marno, kemaluannya masih terjepit dalam sekali di dalam kelaminku yang masih menjalar rasa nikmat.Oom.., enak sekali. Aku pengen lama. Lamaaaa sekali..! kucium pipinya dan kudekap tubuhnya.
Dan ketika dia mulai mengocokku dengan ringan dari bawah, segera kutepuk kembali pundaknya, Aaaah, jangan dulu Oom.., Lani belum turun..Kurebahkan kepalaku di samping kepalanya, kudekap tubuhnya yang kekar, kuluruskan kakiku sehingga paha kami saling menempel, dengan posisi ini aku merasa menjadi satu dengannya. Kemaluannya masih tetap di dalam tubuhku.
Wajahku berhadapan dengan wajah Nani yang sejak tadi menonton pertunjukan kami, tangan kirinya meremas-remas buah dadanya sendiri, sedangakan tangan kanannya menggosok-gosok klitorisnya. Nani sudah mulai bangkit lagi nafsunya, wajahnya menampakkan kenikmatan mansturbasinya.
Menit berikutnya Oom Marno sudah menggulingkan tubuhku ke samping tanpa melepaskan kesatuan kami. Dan dalam sekejap tubuh yang mengkilat oleh keringat sudah dihadapanku dengan posisi push up, kedua tangannya berada di samping tubuhku, kedua kaki lurus dan merapat. Penisnya sangat besar dan keras masih terasa menekan dalam lubang kenikmatanku.
Kulipat kakiku dan kubuka lebar-lebar pahaku, karena aku tahu bahwa Oom Marno akan segera mengaduk-aduk isi kelaminku dengan alatnya itu. Aku sudah siap untuk dipuasinya, dan aku pun siap untuk memberikan peyananku.
Dia mulai menarik pelan-pelan penisnya, kuimbangi dengan remasan otot vagina, kurasakan nyeri kenikmatan dari bawah tulang kemaluanku. Aaahhh.., aku mulai mendesis, kuputar pinggulku, dan kuremas-remaskan dan kusedot habis kemaluannya, aku merintih tidak tahan, Oom Marno mendesis.
Aku dipompa dengan putaran ke kanan kadang ke kiri, kadang diulir kadang ditancap lurus ke bawah. Rasa geli dan desiran nikmat makin merambat di seluruh kemaluanku. Kakiku sudah terangkat tinggi menggapit pinggangnya, pinggulku selalu melekat erat dengan pinggulnya.
Pangkal kemaluan kami saling melekat, klitorisku bergetar hebat. Oom Marno mendekapku erat, diciumnya bibirku, nafasnya sudah memburu, kocokan penisnya menghujam dengan kencang dan dalam, bersamaan dengan itu kedutan dahsat dalam lubang kemaluanku. Dia telah memancarkan spermanya.
Bersamaan dengan itu kulepas pula keteganganku. Kutahan jeritan kenikmatanku.Oom Marno.., ohAku tergolek lemah di samping Nani yang sedang menuju klimaks dalam mansturbasinya. Malam yang indah yang sampai kini pun aku sering melamunkannya.
Sobatku jika kau membaca ini kau pasti tahu bahwa ini aku sobatmu yang dulu, apakah kau masih merindukan Oom kita..? Aku pun begitu.

Akibat Orgasme

Itubandar.Com- Cerita Dewasa 2017

Panggil saja namanya Bella, seorang gadis cantik yang terpaksa harus bekerja demi memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Gaya kehidupan yang dulunya mewah sekarang semuanya harus berakhir. Masa kejayaan papahnya pun sudah berakhir karena papahnya dijebak oleh temannya dan tersandung kasus korupsi yang menjadikan papahnya ditangkap oleh polisi dan semua hartanya disita oleh polisi. Mamahnya-pun yang stress karena masalah yang menimpa keluaraganya itu, lama-lama meninggal. Tinggallah sekarang Bella sendiri.

Saat ini Bella amsih kuliah dan belum lulus, dia merasa bingung karena dengan ijazah SMA pasti dia sulit unutk mencari pekerjaan. Naaah suatu hari saat Bella sedang jalan mengelilingi kota mencari sebuah keberuntungan, dilihatnya sebuah tulisan “Lowongan Pekerjaan” yang menghentikan langkah Bella. Namun setelah dilihatnya papan nama “PANTI PIJAT” Bella sedikit berpikir. Namun pikirannya kembali, kalau tidak bekerja aku gak bisa makan, bayar kos, dan memenuhi semua kebutuhanku. dan alhasil, masuklah Bella kedalam Panti Pijat itu yang langsung disambut oleh seorang wanita.“Cari siapa ya…????” seorang wanita setengah baya menyambutnya didepan pintu
“Maaf…saya…mau cari pekerjaan…” kata Bella
“Pekerjaan..?” jawab wanita itu dengan sedikit heran dan sedikit curiga, “kerja disini….????”
Bella melongo dan sedikit bingung harus bicara apa.
“Iya..pekerjaan…sebagai..eeeemmm…sebagai…..” Bella berusaha mencari kata kata yang tepat
“Kamu tahu ini tempat apa….?” kata wanita itu bernada menghardik
“Iya..saya tahu….” Bella mengangguk
“Pernah melakukan ini sebelumnya..?” tanya wanita itu
Karina menggelengkan kepala
“Hhhmmm..kamu masih kuliah…..?”
“Iya…..tapi saya….”
“Butuh uang…..standar lah disini…” kata wanita itu memotong
“Nama kamu siapa…?” tanya wanita itu sambil melambai memanggil seseorang
“Bella…tante…..” jawab Bella
Seorang wanita muda berpakaian sangat seksi datang mendekat,
“Naaaah..Bella…..kamu tahu kan apa kerjaan dipanti pijat..??? Setiap dapat klien kamu dibayar seratus ribu, kalo mereka mau dipijat bugil ada tambahan biaya…..” panjang lebar wanita itu menjelaskan tentang upah Karina selama ia bekerja ditempat itu.
Sesdudah Bella menyetujuinya, dia menyuruh wanita muda tadi untuk membawa Bella,
“Niken, kamu bawa Karina berkeliling biar dia paham”
Sambil berkeliling memperlihatkan fasilitas panti pijat itu, Niken juga mengingatkan jika terkadang ada pelanggan yang permintaannya aneh-aneh, bahkan sampai bondage. Mendengar cerita Niken, Bella kembali ragu, tapi dia sudah terlanjur masuk, dia bertekad akan menjalani semua ini.
Bella adalah gadis yang cantik, meski nasibnya tak secantik wajahnya yang membuat gemas banyak pria, rambut sebahu , payudaranya berukuran kira-kira 38B dan lekuk pantatnya yang bulat sempurna, dengan penampilan seperti itu, bahkan Bella lebih terlihat sebagai pelajar/spg dibandingkan mahasiswi.
Bella kemudian dibawa kesebuah ruangan dimana telah menunggu seorang pria usia 32 tahunan.
“Dia pemilik panti pijat ini….namanya om Sam” kata Niken
Niken kemudian berbicara sejenak dengan om Sam, kemudian meninggalkan Bella berduaan disana.
“Haallolo…Aku Sam….panggil saja om Sam….” kata Sam sambil mengulurkan tangannya
“Aku Bella om…” jawab Bella menyambut uluran tangan Sam
Sam tidak segera melepaskan genggaman tangannya, dia menatap Bella bagai sedang menaksir sebuah karya seni.
“Okee kalau begitu…” ujarnya sambil melepaskan jabatan tangannya
Sam kemudian melepaskan satu persatu pakaiannya, sehingga dia telanjang bulat, k0nt0lnya kelihattan cukup besar, setidaknya membuat Bella agak tercengang.
“Naaahah Bella..coba urut punya om……” kata Sam
Perlahan Bella mendekat dan berlutut diantara kaki om Sam, kedua tangannya menggenggam k0ntol Sam dan dengan gerakan yang teratur Bella mulai memijit k0ntol Sam naik turun. Sam terlihat tersenyum dan puas dengan pijitan Bella,
“Coba pake mulut …..” Suruh om Sam
Bella dengan patuh memasukkan k0ntoll itu kedalam mulutnya dan menyusuri k0ntol tersebut maju mundur dengan bibirnya, suara geraman dan kocokan berirama mengiringi semuanya.
“Uuggghh…you are….uughhh….” Sam menggeram sambil meremas rambut Bella sampai acak acakan
Bella terus melakukan oral dengan santai, dia sering melakukannya dengan mantan pacarnya dulu. Sampai beberapa lama akhirnya , k0ntol om Sam menyemburkan cairannya, om Sam menahan kepala Bella agar seluruh pejuhnya tertelan oleh Bella.

“Hahaha..Bagus..Bagus…Kamu berbakat juga ternyata…….Hahahaha…kamu diterima……”
ujar om Sam senang
Bella masih berlutut dilantai dan tertunduk malu, sekarang sudah tak mungkin lagi untuk kembali. kamis malam adalah malam pertama Bella menjalani pekerjaanya sebagai massage girl.
“Pak Fakih sudah datang….” kata tante Indri sambil mengantar seseorang yang wajahnya sepertinya Bella kenal, pak Fakih adalah salah seorang pejabat pemerintah dan wajahnya sering muncul ditelevisi menyuarakan gerakan, sangat bertolak belakang dengan apa yang dia lakukan sekarang. Sebagai pelanggan tetap tempat itu, mata pak Fakih langsung menangkap barang baru ditempat itu. Tak mempedulikan godaan para perempuan lain , dia mendekati Bella.
“Haaaaiii…gadis manis….kamu siapa….?” tanya pak Fakih
“Eeeehh..Bella ..Eeehh..Om….” jawab Bella
“Baru ya disini…..” tanya pak Fakih
“Iya om, ini emang hari pertamanya dia kerja om…” sahut Niken ditimpali dengan anggukan kepala Bella
“Oooh…..bagus..ayo…..langsung kedalam…om udah pegel pegel nih…” ucap pak Fakih sambil menarik tangan Bella masuk kesebuah kamar.
Bella sedikit senang dan gugup menghadapi pelanggan pertamanya.
“Om mau mandi dulu..?” tanya Bella
“Gak usah…langsung aja….” kata pak Fakiih sambil melepaskan seluruh pakaiannya, sementara Bella merapikan tempat tidur dan baby oil
“Lhhoo..kok bajunya gak dibuka…” ujar pak Fakih saat melihat Bella berdiri disisi ranjang masih berpakaian lengkap
“Om bukain ya…” kata pak Fakih sambil membuka satu persatu kancing baju Bella dan melemparkan jatuh pakean Bella, sambil melepas BH Bella, pak Fakih menyempatkan meremas sejenak buah dada Bella yang menggiurkan itu, barulah dia melepas CD Bella, sehingga Bella-pun sekarang telanjang bulat.
Pak Fakih kemudian berbaring telungkup diranjang dan Bella mulai melakukan pemijatan. Ketika Bella meratakan baby oil dipunggung pak Fakih dan memijat, pak Fakih dengan santai mengajaknya mengobrol banyak hal, sehingga suasananya cukup cair. Pak Fakih tak henti-henti memuji pijatan dan sentuhan Bella.
Kemudian pak Fakih membalikkan badan, k0ntolnya tegak tegang perkasa.
“Pijat refleksinya dong ….” kata pak Fakih sambil tersenyum, Bella-pun mengerti maksudnya
Bella mulai memijat mijat p3nis pak Fakih, sementara pak Fakih aktif meremasi buah dada Bella,
Bella memijat dan mengocok makin kuat saat rangsangan ditoketnya membuatnya semakin terbang melayang. Bella kemudian menggantikan tangan dengan mulutnya, k0ntol besar pak Fakih sekarang memenuhi mulutnya, dengan mulutnya Bella menghisap dan bergerak naik turun menyusuri panjang k0ntol itu.

“Uuuugghhhh..gila….hebat kamu……” kata pak Fakih terlihat puas
Bella terus mengocok, mengulum , dan menjilat p3nis itu sehingga membuat pak Fakih semakin terbuai oleh kenikmatan. Tak butuh waktu lama sampai k0ntol itu semakin mengang dan mengejang dan akhirnya menyemburkan seluruh spermanya, Bella membersihkan sisa-sisa pejuh pak Fakih dengan menjilatinya, membuat pak Fakih semakin tertawa puas, dia pun memberi tips yang cukup besar.
Malam pertama Bella, dia harus melayani 6 orang tamu, namun hasil yang didapatkan cukup lumayan, dia tak akan menyesali keputusannya terjun kedunia seperti ini.
Malam mingu berikutnya, tante Indri menyuruh Bella untuk memakai seragam SPG, karena ada pelanggan yang menginginkan dipijat oleh gadis spg. Dengan wajah polos Bella, tak sulit bagi Bella untuk menjelma menjadi gadis spg. Malam itu Bella memakai kemaja putih SPG ketat dengan dua kancing atasnya dibuka dan rok abu-abu pendek, dibaliknya dia tak memakai apa-apa lagi.
Jam 9 malam pelanggan itu tiba dan langsung terpana melihat kecantikan dan kemolekan tubuh Bella yang terbalut seragam SPG. Pelanggan yang dimaksud ternyata adalah pak Agung, dia adalah salah seroang konglomerat papan atas indonesia, beberapa hari lalu dia baru lolos dari tuduhan korupsi , maka hari ini dia ingin merayakannya.
“Haalllo..Agung…..kamu pasti Bella yaaa..?” ujar pak Agung
“Bener om….” balas Bella
“Yuuuukk…. Langsung saja Yuuuukkkk” pak Agung tak sabar membawa Bella kekamar
“Om…mau mandi dulu……” tanya Bella
“Iyha..tapi kamu lihat ya Bell….” ujar pak Agung sambil mencolek toket montok Bella
Pak Agung-pun mandi dengan pintu terbuka agar Bella bisa menontonnya dan dia meminta Bella selagi dia mandi Bella harus melakukan rangsangan sendiri. Sambil pak Agung dikamar mandi Bella mengelus ngelus pahanya sendiri sampai kepangkal paha, menyibakan rok pendeknya, kemudian tangannya meremas-remas toketnya sendiri sambil mengerang dan merintih.
“Aaahhhhh…Awww,,,Aauuhhh……..Aaaahhhhhhhh…..”
Bella membuka satu persatu kancing bajunya , memperlihatkan keindahan toketnya , meremasnya kembali dan memainkan putingnya.
“Ooouuuhhh……..Aaaahhhhh…Ooouuhhhhh……Aww ww.. …..” desah Bella
Entah karena dia terangsang atau menjiwai, Bella tak menyadari pak Agung mendekatinya, dia baru menyadari saat p3nis pak Agung sudah ada didepan mulutnya, tanpa membuang waktu sedetik pun, k0ntol tersebut telah masuk kedalam mulut Bella. Bella mulai memaju mundurkan kepalanya, memberikan sensasi kenikmatan pada k0ntol pak Agung. Bella memainkan jurus jilatan dan hisapan mautnya , sampai akhirnya pejuh pak Agung menyembur masuk didalam mulutnya….
“Huhuhu..good…goood…” kata pak Agung
Pak Agung kemudian menerkam dan menindih tubuh Bella, buah dada gadis itu diremas dan disedot sedotnya bagai bayi, membuat Bella mengerang dan merintih…
“Ooouuuhhh….Om……pelan….Om…….Aaaahhh.. Aaaawrrggghhhhh….” rintih Bella
Pak Agung kemudian menyusuri lekuk tubuh Bella dengan lidahnya, menimbulkan sensasi geli dan birahi pada Bella.
“Ooohhh….hihii..awahhh..geliii..aww…..Om…. ahhh ….Om…….”
Bella semakin menggelinjang tak karuan saat sapuan lidah pak Agung mencapai itilnya, birahinya sekarang sudah hampir mencapai puncaknya. Puas menjilati tubuh Bella , pak Agung menyuruh Bella untuk bersiap dalam posisi nungging.
Setelah bersiap pada posisinya, dengan lembut dan perlahan pak Agung mulai memasukan penisnya,
dan mendorongnya perlahan, namun semakin lama semakin cepat. Sambil menggenjot Bella, tangan pak Agung tidak diam saja, toket Bella yang menggantung dia remas-remas, bebrapa kali pantat Bella dia pukul sampai memerah.
“Aaaaww…Om…….uuhhhh…pe…aahh..lan…… .don g…ahhhhh…” desah Bella
Setiap sodokan pak Agung membuat Bella semakin dekat pada orgasme, dia membenamkan wajahnya dibantal menahan suara rintihan dan erangan kenikmatan dari mulutnya.
“Uuughh….. Bellaaaa…Uuughhh..kamu….hebat….Aahh h….” erang pak Agung
Keduanya menggeram dan mengerang menambah erotis suasana ruangan itu, smpai akhirnya keduanya bersamaan mencapai orgasme….
“Aaaaaaaahhhhhh….Aahhhhhhh…” Bella berteriak panjang
Lengan dan lutut Bella melemah membuatnya ambruk diranjang dengan tubuh pak Agung diatasnya, dengan k0ntol masih menancap, malam itu mereka akhiri dengan mandi bersama, dikamar mandi pak Agung masih sempat menyetubuhi Bella dengan posisi berdiri, membuat seluruh tenaga Bella habis malam itu.
Tips dari pak Agung adalah yang paling besar dari semua tips yang Bella terima, hal yang layak Bella terima mengingat Bella harus bekerja sangat keras, untunglah tante Indri mengerti keadaannya dan menyuruh Bella beristirahat dan tidak menerima tamu dulu.
Pak Agung dan pak Fakih menjadi langganan tetap Bella disana, mereka berdua tak mau dilayani siapapun kecuali Bella. Sampai pada akhirnya pak Fakih ingin memiliki Bella hanya untuk miliknya, dia menebus Bella dari tante Indri dan menjadikan Bella sebagai simpanannya sampai sekarang.
Hal itu menjadi berkah tersendiri bagi Bella, sekarang dia tak lagi khawatir akan kehabisan uang , rumah dan mobil pun kini Bella punya, meski jauh dalam hatinya dia berharap dia bisa hidup normal dan menjalani kehidupan bekeluarga seperti halnya orang lain.

Genjotan Model Cantik

Itubandar.Com- Cerita Seks 2017

Arga, seorang pengusaha sukses yang berumur 31 tahun asal kota Banten. Diumurnya yang kepala 3, Arga sangat sukses di dalam karier usahanya bahkan harta kekayaannya sudah diatas rata rata. Penghasilannya perbulan bias mencapai ratusan juta rupiah. Namun yang diherankan dengan biaya hidup yang kecukupan, Arga masih memilih untuk hidup sendiri dan belum ada rencana untuk berumah tangga. Bingung rasanya jika Arga belum siap untuk menikah. Padahal apapun yang dia mau pasti akan terpenuhi.
Namun ternyata ada hal lain yang membuat Arga masih bertahan sendiri hingga diusia 32 tahun. Ternyata Arga suka memboking wanita untuk memuaskan nafsunya. Arga sering sekali membayar wanita wanita cantic yang menengah ke atas untuk memenuhi hawa nafsunya. Wanita wanita ini adalah model model cantik yang tariff dalam sekali cek in bisa mencapai ratusan juta bahkan bisa lebih. Begitulah gaya hidup Arga.Pada suatu hari, teman Arga yang bernama Thomas menawarinya seorang model cantik dan seksi bernama Diana. Diperlihatkanlah foto Diana saat fotoshot di hp Thomas.
“Gimana bro… ada barang bagus nih.. kamu mau gak make dia?” kata Thomas sambil menawarkan Diana
“Wuiiihhhh… gile nih cewek…. Payudaranya bulet banget…. Emang berapa bro??” jawab Arga
“Ini temen gue sich.. dia butuh duit buat beli mobil… minta 150 jt semalem… dijamin dech full service…..” Sambut Thomas
Karena kemolekan dan keseksian tubuh Diana, akhirnya Argapun sepakat untuk membokingnya untuk memenuhi kepuasan nafsunya. Kemudian Arga mentransfer uang 150 juta kepada Thomas.
“Pokoknya hotel dan si doi kamu yang nyiapin ya????” kata Arga
“Nyantai ajeee bro… kamu kaya gak kenal gue… tinggal nerima bersih aja kamu.. yang penting puas…” Ujar Thomas
Akhirnya malampun tiba. Arga mendapatkan telpon dari Thomas sekitar jam 11 malam. Thomas sudah memboking hotel dan Diana juga sudah berada didalam kamar hotel tersebut. Karena tak sabar ingin menikmati model seksi dan montok itu, Arga segera bergegas menuju hotel dan tak lupa mampir ke swalayan untuk membeli kondom untuk savety. Setelah menempuh perjalanan 20 menitan, akhirnya Arga sampai di hotel tujuan dan langsung menuju kamar yang sudah di boking oleh Thomas.
“Permisi….. siapa di dalam???””” Sambil mengetuk pintu Arga berkata
“Iya bentar bang…” jawab suara wanita dari dalam kamar
Kemudian Diana membuka pintu kamar dan terhenyak seketika itu, Arga sangat terpesona dengan keindahan tubuh dan kecantikan Diana. Dengan mengenakan lingerie menerawang dan tanpa menggunakan CD dan Bra.
Payudaranya menyembul dan putingnya menerawang. Jembutnya juga terlihat jelas dibalik lingerie tiisnya. Arga langsung merasa horny dan ngaceng seketika. Penisnya tak dapat lagi menahan hasrat segera ingin menghajar vagina Diana dan meremas remas payudara gedenya.
“Aku Arga, temenya Thomas…. Maaf lama…. Tadi perjalanan macet…” Kata Arga
“Oh… gak papa kok bang… Diana juga baru aja nyampe….” Sambut Diana..
“Kamu cantic dan seksi banget sayang….” Puji Arga yang terpesona dengan kemolekan tubuh Diana
“Ayuuukkk abang… langsung main yukkk… biar Diana manjain penis abang yang sudah bayar Diana mahal….” Ajak Diana
Kemudian dengan lembut Diana menciumi leher Arga sambil melepas kaos yang dikenakan Arga dan celana jeansnya. Diana sambil berdiri menjilati dari leher hingga perut Arga. Arga hanya bisa menikmati service dari Diana.
“Aaaaaccchhh terus sayang… enak banget jilatan kamu….” Kata Arga sambil perlahan mengelus elus payudara Diana yang berukuran 38B
“Aaaaaaaahhh …. Ooohhhhh… abang teruuus abang…” Diana mulai mendesah saat jari jari Tomi memainkan putting payudaranya
Seketika itu, Diana menarik dan menidurkan Arga ke ranjang dan menindih Arga kemudian Diana meluncurkan ciuman binalnya. Arga sangat merasakan kepuasan yang sangat dahsyat. Diana terus menciumi bibir Arga dan meminkian lidahnya sambil memeluk Arga.
“Aaaaacchhhhh….. mmmuuuuaaacchhhh…” Kecupan Diana sangat penuh nafsu. Penis Argapun langsung tegang dengan kencangnya. Dianapun mengarahkan tangannya masuk kedalam CD Arga dan langsung perlahan mengocok penis Arga dengan sangat cepat. Arga meremas remas dengan kencang payudara Diana.
Tak sabar ingin melepaskan nafsunya, Arga langsung melepas lingerie Diana dan menjilati dan menggigit putting payudara Diana. Diana semakin binal dan tak terkendali. Kemudian Diana mengarahkan wajahnya ke depan penis Arga dan melumat habis batang penis Arga dan dikocoknya menggunakan mulut seksinya. Arga merasa seperti melayang mendapatkan permainan mulut manja Diana yang mengulum penisnya.
“Abang masukin yaaaa” Tanya Diana
“Bentar sayang kita pakai kondom dulu ya????” jawab Arga
“Oh … iya abang….” Jawab Diana
Arga mengambil kondom dan memeberikan kepada Diana untuk dipasangkan ke penisnya yang sudah tegang dengan kencangnya. Diana pun langsung memasangkannya. Perlahan dia gesek gesekkan penisnya ke bibir vaginanya dan pelan pelan dimasukan penis gede Arga ke dalam vaginanya.
“Aaaaaaccchhhh… eeehhhhmmm…essstttt….. masuk abang” Desah Diana mengiringi batang penis Arga yang sudah terbenam ke dalam vagina Diana. Diana pun menggoyang goyangkan pantatnya sambil memegang kedua tangan Arga. Arga hanya bisa terpejam sambil mengikuti goyangan binal Diana. Vagina Diana semakin basah karena penis Arga sangat membuatnya orgasme.
“Enaaakkk bangeettt penis abang… nusuk vagina Diana sampai mentok… ooohhhhhh……” Desah Diana.
Arga terus meremas remas dan memelintir putting payudara Diana dengan kuat. Diana semakin binal dan ganas. Goyangannya semakin liar dan cepat. Berulang kali Diana orgasme hingga cairannya membasahi jembutnya. Akhirnya melihat raut wajah Diana yang penuh nafsu, Argapun tak kuasa membendung spermanya untuk menyembur.
“Sayang kelihatan capek… sini gentian aku yang diatas…” kata Arga…
“Iya abang… abang diatas ya…” jawab Diana
Dianapun langsung berposisi mengangkang dan Arga langsung menusukan penisnya ke dalam vagina Diana dan langsung menggenjotnya dengan cepat.
“Aaaaaaacccchhhh …. Oooohhhhh……… Aabang ampuuunnnn abang,,,,, “ Genjotan Arga membuat Diana tak berdaya lagi. Namun Desahannya membuat genjotan Tmy semakin gila. Diana sampai tak terasa sudah berkali kali orgasme…
“Ampuuuuunnn abaaaaanngggg… aaaaaaaccchhhhh… Gak kuat bang…..” Ucap Diana
Kemudian semakin cepat Arga menggenjot akhirnya sampai diujung klimak. Dengan cepat Arga mencabut penisnya dari vagina Diana, lalu melepas kondom yang dipakainya, Arga mengocok penisnya di atas muka Diana dan menyemburkan spermanya ke wajah Diana.
“Aaaaaccchhhh nikmat sekali sayang….” Kata Arga sambil menumpahkan spermanya
Diana hanya diam lemas tak berdaya. Tubuhnya penuh keringat dan wajahnya penuh dengan bercak sperma. Diana merasa sangat puas sekali bermain sex dengan Arga hingga tak kuat lagi mengangkat badannya. Argapun merasakan hal yang sama. Baru kali ini memboking wanita dan merasakan service yang sangat istimewaa. Setelah kejadian itu, Diana menjadi wanita langganan Arga yang sering diboking untuk kepuasan nafsunya.

Marketing

Itubd.Com-Cerita Skandal 2017 

Aku seoarang karyawan swasta umurku 28 tahun namaku Dante, aku orangnya supel mudah bergaul dgn siapa saja, dilingkunganku bekerja aku mendapat perhatian karena badanku yg atletis dgn postur tubuh tinggi 171 cm berat 69 kg masih single, tidak susah untuk mencari teman apalagi teman kencan hehe.

Ada salah satu wanita yg menyita perhatianku saat akau bekerja yaitu namanya Nisa, dgn sifat yg luwes dan kalau diajak ngobrol enak, dia ditempatkan oleh pimpinannya sebagai marketing, duklu dia satu bagian dgnku.Awal tahun yg lalu Nisa melangsungkan pernikahannya dgn seorang teman kuliahnya. Walaupun sekarang sudah menikah, Nisa tetap seperti yg dulu, luwes dan anggun. Walaupun postur tubunya bukanlah tipe seorang yg bertubuh tinggi dan langsing, tapi dia memiliki kharisma tersendiri.
dgn kulit yg putih, payudara sekitar 35b serta betis yg indah, senyumnya yg menawan, tidak mengherankan bila menjadi perhatian para lelaki. Kedekatan diriku dgn Nisa berawal sejak dia bekerja pada bagian yg sama dgnku 3 tahun yg lalu.

Sejak dia pindah bagian (lantai berbeda walaupun dalam satu gedung) dan menikah, aku jadi jarang sekali bertemu. Paling hanya berbicara melalui telepon atau saling kirim e-mail. Kami sering bercakap-cakap mengenai kDanter dan kadang-kadang menjurus ke hal yg pribadi.
Karena Nisa kadang-kadang berkeluh kesah mengenai masalah-masalah kantor, yg sering membuat pikirannya cemas. Dan hal itu terbawa dalam keluarga. Rasa cemas Nisa terkadang memang berlebihan, yg membuat sampai awal tahun 2005 ini belum ada tanda-tanda bahwa dirinya hamil.
Setiap ada anggota keluarga atau temannya yg bertanya mengenai hal itu, menambah gundah dirinya. Segala upaya termasuk konsultasi kepada dokter sudah dilakukan, tetapi hasilnya tetap nihil. Rasa cemas dan bersalah timbul pada diri Nisa, karena selalu menjadi bahan pertanyaan khususnya dari pihak keluarga.

Aku sering kali memberi semangat dan dukungan kepadanya untuk selalu belajar menerima apa adanya dalam situasi apapun. Bila ada sesuatu pikiran yg membuat gundah Nisa, aku selalu dapat membuat dirinya lupa dgn masalahnya.

Aku selalu dapat membuat dirinya tertawa, dan terus tertawa. Pernah suatu ketika, Nisa tertawa sampai berlutut dilantai sambil memegang perutnya karena tertawa sampai keluar air mata dan sakit perut!! Suatu hari (aku lupa persisnya) minggu ke 2 di bulan Februari 2016 yg lalu, Nisa menelponku melalui HP. Pada saat itu aku baru saja sampai di rumah, setelah seharian bekerja. Haloo Nitaa.. Lagi dimana lu Tumben nih malem-malem nelpon, hehehehe.. kataku kemudian. Lagi di rumaah.
Lagi bengong-bengong, laper and cuapek buanget nih, tadi gw ada meeting di Kuningan (jalan kuningan-Jakarta) dari siang, lu sendiri masih dikDanter kata Nisa kemudian. Nggak laah, baru aja sampai di rumah. Eh, lu dirumah bengang-bengong ngapain sih Emang di rumah lu kaga ada beras, sampai kelaperan gituh candaku kemudian. Disana Nisa terdengar tertawa renyah sekali, Hehehehe..
Emang benar-benar nih anak!! gw capek karena kerja! Terus belum sempet makan dari pulang kantor!! Ooo, gitu. gw kira lu capek karena jalan kaki dari kuningan ke rumah! kataku kemudian. Eee, enak aja!! Ntar betis gw besar sebelah gimana Lhaa kan, tadi gw bilang jalan kaki, bukan ngangkat sebelah kaki terus loncat-loncat Kenapa betis lu bisa besar sebelah Disana Nisa hanya bisa tertawa, mendengar kata-kataku tadi. Sudah lu istirahat dulu Nit, jangan lupa makan, mandi biar wangi.

Seharian kan sudah kerja, capek, ntar kalau lu dikerjain ama laki lu gimana, sementara sekarang aja lu masih capek aku bicara seenaknya saja sambil meneguk minuman juice sparkling kesukaanku. Kalau itu mah laeen.. gw enjoy aja!! Nggak usah mandi dulu laki gw juga tetep nempel.
Lagian sekarang laki gw nggak ada, kok. Lagi ke Australia.. kata Nisa kemudian. Ke Autralia Wah, enak amat! Gini hari jalan-jalan kesono sendirian, lu kok kaga ikut Ngapain Nit, beli kangguru ya tanyaku seenaknya. Eh, ni anak dodol amat sih!! Urusan kantornya lah!! kata Nisa sengit, sementara aku hanya cekikikan mendengar Nisa berkata sengit kepadaku. So anyway, seperti pertanyaan gw tadi, lu tumben Nit, malem-malem gini telepon. Baru kali ini kan tanyaku. Iya, gw mau ngobrol aja ama lu.

Abis disini sepi.. nggak ada yg bisa diajak ngomong lalu Nisa menceritakan apa-apa saja yg menjadi pembicaraan dalam meeting tadi. Seperti biasa, aku diminta pendapat dalam masalah kDanter yg sedang ditangani, dalam sudut pandang aku tentunya.
Tak terasa, kami berbicara sudah satu setengah jam yg kemudian kami berniat mengakhiri, dan berjanji akan di teruskan esok harinya di kantor. Sebelum aku menutup telepon, tiba-tiba Nisa menanyakan sesuatu kepadaku, Eh, gw mau tanya dikit dong, boleh nggak Tapi kalau lu nggak mau jawab, nggak apa-apa.. Apa tanyaku kemudian. Maaf Nto, kalau gw boleh tanya, Hmm..
Lu pernah ML nggak. Mendengar pertanyaan seperti itu aku sedikit kaget, karena walaupun pembicaraan aku dan Nisa selalu apa adanya dan kadang bersifat pribadi, tapi belum pernah seperti ini. Ngg, pernah.. Kenapa Dintanyaku ingin tahu. Nggak, cuma tanya doang.. Lu pertama kali ML kapan, pasti ama cewe lu yah tanya Nisa.

gw pertama kali ML waktu SMA, sama teman bukan ama cewe gw, lu sendiri kapan Mendengar jawaban ku tadi Nisa langsung berkata, gw sih, waktu kuliah. Itu juga setelah TA, sama Randy (suaminya). Rasanya gimana Nto, ML pertama kali tanya Nisa.
Lhaah, lu sendiri waktu ML pertama kali gimana. Awalnya sih, sakit. Tapi enak juga.. Hehehe. Abis Waktu itu Randy buru-buru amat. Maklum waktu itu kami takut ketauan... Emang lu ML dimana, di kantor RW Hahaha, nggak lah!! gw lakuin di ruang tamu rumah gw sendiri. Waktu itu lagi nggak ada orang lain. Pembantu gw juga lagi keluar rumah Wah, ternyata waktu gw ke rumah lu kemarin, gw nggak sangka duduk di sofa yg pernah digunain untuk perang antar kelamin.
Nisa hanya tertawa mendengar celotehanku itu. Kemudian kami saling bercerita mengenai pengalaman kami masing-masing, sampai dgn masalah posisi yg paling disukai dan yg tidak disukai dalam berhubungan intim.

Kami juga sama-sama bercerita kalau kadang-kadang melakukan masturbasi apabila keinginan sudah menggebu dan tidak tertahankan. Wah, Nto.. kalau lu abis mastur, jangan dibuang sembarangan dong, kasiankan, anak lu pada teriak-teriak di got.

Mending lu bungkus terus kirim ke gw aja, kali-kali bermanfaat Emang lu mau sperma gw, bawanya gimana Dibungkus Kaya bawa nasi rendang! Kirim lewat apa dong Mending langsung tuang ke lu langsung. Praktis dan nyaman, hehehehe. Week, mengharap amat! Lu yg nyaman, tapi gw yg nggak aman!! Nggak, gw cuma mau sperma lu aja celetuk Nisa dgn sengit. Sudah ah, gw mau mandi dulu terus tidur, besok kita kan masih kerja.. kata Nisa kemudian.
Setelah itu kami sama-sama berpamitan untuk menutup telepon. TGF (Thanks God is Friday), hari itu aku melakukan seperti biasanya. Walaupun aku terasa mengantuk, tapi aku senang dan bekerja dgn semangat sekali karena besok dan lusa libur.

Seperti janji semalam, aku makan siang dgn Nisa untuk melanjutkan pembicaraan masalah kDanter yg sedang dihadapinya. Aku dan Nisapun berangkat bersama, menuju restoran yg menyajikan masakan Thailand di bilangan Jakarta Selatan.

Sepanjang perjalanan dan di tempat tujuan pembicaraan kami hanya berkisar masalah pekerjaan yg serius, sekali-kali bercanda dan tertawa. Tidak ada satupun topik yg mengungkit-ungkit pembicaraan akhir di telepon semalam. Sampai pada saat kami diperjalanan pulang, kami hanya diam seribu bahasa.

Mungkin karena Nisa masih mengingat pembicaraan yg tadi dibicarakan. Kalau aku sih, sedang mengingat-ingat rencana apa yg akan dilakukan liburan nanti. Entah apa yg ada di benak Nisa, mungkin pusing liat kemacetan lalu lintas yg sedang dihadapi, maklum dia yg jadi sopir. Sementara aku bersantai-ria disampingnya sambil mendengarkan lagu slow R&B.
Kenapa sih, kok ngelirik gw terus kata aku tiba-tiba, karena aku perhatikan dari sudut mataku, Nisa sering melirik ke arah aku. Ge-Er aja sih lu gw cuma liatin jalan, bukan liat lu! Jalan kan macet, jadi gw bingung mau ambil arah mana celetuk Nisa. Weleh, muka liat jalan, kok biji mata lu ke arah gw Emang, tampang gw kaya pengamen yah. Nisa tertawa mendengar celotehan aku tadi.
Kemudian dia berkata, Nto, lu benar mau kirimin ke gw. Kirimin apa sih. Itu-tu, .. Pembicaraan kita semalem.. kata Nisa. Tentang mastur.. Aku langsung memalingkan wajahku ke Nisa, bingung Mastur Ooo, yg itu.

Emang kenapa sih DinLu emang ingin benih gw. Sebenernya bukan itu, gw cuma ingin punya anak doang. Cuma gw bingung harus gimana Mungkin sekarang belum rezeki lu, kali Nit. Lu jangan nyerah gitu donk! Suatu saat nanti, kalau rezeki lu sudah dateng, pasti juga dapet kok.
Sabar ajah, ya Dinkataku. Jadi maksudnya, lu nggak mau kasih kesempatan ke gw Maaf ya, Nto Bukannya gw sudah kehilangan akal sehat, gw cuma mau tes aja. gw tahu lu orangnya bisa dipercaya. Apapun yg terjadi nanti, gw percaya lu nggak berubah memandang diri gw. Tetep bisa jadi teman gw. Makanya gw perlu lu. Wah Nita, kalau nanti hamil beneran gimana Serem aja kalau sampai ketauan.
gw kan, jadi nggak enak ama keluarga lu. Biarin aja, itung-itung sebagai bukti kalau gw bisa hamil!. Setelah Nisa berkata tadi aku berpikir, si Nisa gila juga nih, pikirku. Aku tahu, kami memang sama-sama dekat, tapi hanya sebatas teman biasa.
Aku hanya takut, nanti setelah kejadian, salah satu dari kami bisa muncul perasaan berbeda. Walupun Nisa percaya aku tidak seperti itu, tetap saja aku ragu. Memang aku tidak memungkiri, ingin sekali tidur dgnnya.

Tapi perasaan itu aku tahan, karena bisa merusak hubungan kami nantinya. Paling kalau sudah tidak terbendung, ujungnya hanya masturbasi. Aku memang doyan sekali dgn yg namanya sex. Tapi aku tidak mau obral cinta demi sex semata. Oleh sebab itu, permintaan Nisa ini bisa saja mengubah suasana.

Tapi setelah aku pikir-pikir, apa salahnya aku coba. Toh, dari dulu memang aku ingin sekali melihat lekuk tubuhnya.. gimana To, bisa nggak kata Nisa tiba-tiba yg membuyarkan lamunanku. Bisaa.. Ya pasti gw bisa aja dong! Wong enak kok, main perang-perangan.
Heh, enak aja! Kata sapa lu, kita ML gw kan cuma bilang minta sperma lu Bukan berarti kita main sex! Dan gw minta kita bersikap obyektif yah, ingat gw sudah punya keluarga. Jadi kita nggak nge-sex Gimana caranya Emang lu mau minum sperma gw, yg ada sih lu cuma kenyg, bukannya bunting! kataku mulai bingung. Hush, jijik ah, omongan lu.

Gimana caranya lu hanya keluarin sperma lu nanti, terus langsung masukin ke punya gw. Waah, susah amat proyeknya! Tapi okelah, kita coba aja yah akupun menyggupi, karena aku berpikiran, akan berusaha paling tidak bisa melihat bentuk tubuhnya yg membuat penasaran selama ini.
Kemudian dalam pembicaraan selanjutnya, kamipun sepakat untuk bertemu esok harinya di salah hotel bintang 3 di arah yg berbeda dgn daerah rumah kami di wilayah Jakarta selatan. Hari Sabtu pun tiba. Setelah istirahat yg cukup, pagi-pagi sekali aku sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk tujuanku nanti.Setelah aku tiba di hotel tersebut, aku langsung check-in. Kemudian menunggu di kamar hotel setelah sebelumnya aku memberitahu Nisa bahwa aku sudah sampai. Lama sekali Nisa tidak muncul, sudah hampir 3 jam aku menunggunya sambil menonton acara music di TV kamar.
Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, ketika tiba-tiba ada ketukan halus dari pintu kamarku. dgn berdebar-debar akupun bergegas mengintip dari pintu, ternyata Nisa! Ketika aku bukakan pintunya, Nisa langsung bergegas masuk meninggalkan aku di depan pintu sambil terbengong-bengong.
Hari itu Nisa menggunakan kaus hitam berkerah rendah dilapisi dgn bleser coklat tua, dgn rok berbahan kulot bercorak coklat tua. Begitu sudah di dalam Nisa langsung membuka blesernya yg ternyata memperlihatkan kausnya berlengan buntung.
Menambah kontras dgn warna kulitnya yg putih bersih. Sementara aku hanya menggunakan T-Shirt dan bercelana pendek. Kemudian dia duduk di tepi tempat tidur, menghadap ke TV. Kenapa sih lu, bengong gitu liatin gw kata Nisa.

Nggak, cuma heran aja sama lu, masuk ke dalam tanpa ngomong, buka bletser terus duduk nonton TV Siapa yg mau nonton, gw kan cuma baru dateng. Sori, yah, gw nggak nyapa lu dulu. Malah nyelonong masuk. Terus terang gw bingung, jantung gw deg-degkan nih kata Nisa.
Akupun menyadari suasana seperti itu, kemudian aku menawarkan minum kepada Nisa untuk mengendurkan suasana yg kaku. Setelah aku membuatkan teh yg diminta Nisa, akupun duduk di bawah sambil bersandar ke tempat tidur. Nisa yg berada didekatku meminum teh suguhanku sambil tetap duduk di pinggir tempat tidur.
Posisi ini membuat aku bisa mudah memperhatikan lekuk kakinya yg bagus, yg sejak dulu aku kagumi, karena tepat berada di samping mukaku. Putih bersih tanpa noda. Sekali kali aku membuka pembicaraan dgn topik yg umum saja. Maksud aku hanya untuk mengendurkan suasana, dan ternyata aku berhasil.

Aku dapat melihat bahwa Nisa sudah dapat rilex dgn susasana ini karena dapat menimpali pembicaraanku dgn cepat dan sekali-sekali tertawa mendengar celotehanku. Setelah Nisa minum teh, dia berdiri dan meletakkan gelasnya di atas meja di samping TV, kemudian duduk dibawah, disamping kananku dgn bersandar pada tempat tidur.
Sambil terus berbicara, aku mencoba memeluk pundaknya dari samping, dan tangan kiriku memegang tangan kirinya. Sambil terus kami berbicara, aku mencoba merasakan kehalusan kulitnya dgn sentuhan-sentuhan halus ujung jariku yg aku lakukan.
Dari pundak aku sentuh turun ke telapak tangannya, silih berganti. Sentuhan-sentuhan lembut yg aku lakukan tidak di pungkiri membuat Nisa terpengaruh, walaupun dia tetap saja berbicara. Terbukti bulu-bulu pada tengkuknya terlihat berdiri, karena ulahku itu.
Ditambah lagi sekali-kali aku mencium pundaknya. Sentuhan tangan kananku yg tadi dgn tangan kiriku menyentuh tanganganya, kini berpindah ke perutnya, sementara tangan kiriku masih memberi sentuhan pada tangan kirinya.

Sentuhan pada perutnya terus beranjak naik, sampai aku menyentuh payudaranya walau masih di balut dgn bra dan kausnya. Lama aku melakukan aksi tersebut sambil memberikan sentuhan dari luar. Kemudian tanganku itu turun kembali kebawah yg kemudian meyusupkan ke dalam kaus Nisa. Sentuhan pada perutnya aku langsung berikan tanpa halangan dari kausnya.
Terus naik ke atas sampai aku menemukan payudaranya yg masih terbungkus payudara. Begitu kenyal dan nikmat sekali rasanya, meremas-remas payudaranya dgn lembut, kemudian aku berusaha mencari-cari putingnya sambil terus meremas lembut serta memberi kecupan pada pundaknya.
Nisa yg sudah mulai merasakan perbuatanku itu sambil memejamkan matanya, sudah terdiam sejak tadi tiba-tiba menepis ulahku itu sambil menarik tanganku dari balik kausnya, Sudah, yah.. kemudian dia mengecup bibirku, yg di jawab dgn lumatanku sambil terus memberi sentuhan. Kali ini yg manjadi sasaranku adalah kakinya, karena posisi Nisa agak sedikit miring ke arah aku. Sedikit demi sedikit tanganku meraba, dan menyentuh kakinya sampai aku menyusupkan dibalik roknya.
Didalam roknya tanganku mulai mencari-cari pangkal pahanya yg masih tertutup dgn celana dalamnya. Rangsangan yg aku berikan mungkin menambah panas suasana, karena Nisa menyambut lumatanku dgn bergairah.

Kemudian tanganya mulai meraba-raba gundukan di balik celana pendekku yg sejak dari tadi menegang hebat, yg kemudian aku membimbing tangannya untuk memasukkan ke dalam celanaku. Terus aku melanjutkan aksiku di dalam roknya. Aksinya yg memijat nikmat penisku dari dalam celana, membuat aku bernafsu sekali.

Akupun menyudahi lumatanku dan kecupanku pada lehernya, dan langsung menurunkan kepalaku ke bawah, untuk memberi kecupan dan jilatan kecil pada kedua kakinya. Dari bawah, terus ke arah pangkal kaki, sedikit demi sedikit aku memberi sentuhan, kecupan dan jilatan pada kedua kakinya.
Sampai akhirnya di pangkal kakinya, dgn menyibakkan roknya sedikit demi sedikit, akhirnya aku dapat melihat celana dalamnya yg berwarna coklat yg sangat muda. Akupun lebih bernafsu untuk memberikan jilatan disekitar pangkal pahanya. Begitu aku berniat untuk menurunkan celana dalamnya, Nisa tiba-tiba berdiri dan duduk di pinggir tempat duduk.
Posisi aku yg sudah terlanjur memegang karet CD-nya, malah membuat turun agak kebawah karena Nisa berdiri. Nisa yg tahu hal itu langsung menurunkan roknya dan duduk di samping tempat tidur. Kita jangan sampai ML, yah kata Nisa.

Memangnya kenapa Tuang spermanya gimana Gini aja, gw akan merangsang lu sampai keluar, setelah itu gw masukin punya gw dan tumpahkan sperma gw didalem, gimana Soalnya kalau numpain doang mah, yg enak gw aja dong pintaku kemudian. Sama aja donk kita ML. Nggak lama kok, paling kalau gw sudah nafsu banget kaya gini, paling lama semenit! sergahku. Makanya lu gw buat klimaks dulu, baru gw masukin.

Tapi.. belum sempat Nisa meneruskan aku sudah melumat bibirnya yg seksi itu, sambil tangan kiriku meraba-raba selangkangannya dari balik rok. Terasa basah disitu. Kerena lumatanku dibibirnya dan rangsanganku dari bawah, Nisa merebahkan dirinya diatas kasur dgn posisi kaki yg menjuntai ke bawah tempat tidur.

Akupun masih terus bergerilya, atas-bawah. Kemudian aku menurunkan arah seranganku ke bagian bawahnya. Dari leher, pundak, aku remas payudaranya, terus ke perutnya, sampai dgn aku menyibakkan kembali roknya.

Disitu aku melihat posisi celana dalamnya yg sudah merosot ke bawah, walaupun masih diatas dengkul, tapi sudah memperlihatkan bulu-bulu yg hitam dan halus serta terawat dgn rapi. Untuk beberapa saat aku masih kagum dan takjub dgn pemandangan itu.
Dari posisi di samping Nisa, akhirnya aku memberi sentuhan halus melalui bibir dan kecupanku di sekitar selangkangannya. Sedikit demi sedikit memberi kecupan dan sentuhan, dan terus turun ke kakinya, sampai aku turun dari atas tempat tidur memberi kecupan pada kakinya yg menjuntai kebawah.

Kemudian masih terus mengecup kakinya dari bawah terus ke atas lagi, dan sedikit demi sedikit aku menarik turun celana dalamnya sambil memberi kecupan dan jilatan kecil pada sekujur kaki indahnya yg aku kagumi itu.

Setelah celananya aku lepas, dalam posisi duduk di bawah dan menghadap ke arah selangkangan Nisa, aku membuka kakinya lebar-lebar kemudian dgn meletakkan kedua pahanya di atas pundakku, dan aku langsung melahap vaginanya yg terawat sangat rapih sekali.
dgn kulit bersih, bulu yg halus, vagina yg dimiliki Nisa sangat bagus sekali. yg membuat diriku jadi bernafsu sekali dan ingin sekali menyutubuhinya. Aku melumat vaginanya dgn sangat bernafsu sekali, sampai terdengar erangan lepas Nisa yg sudah tidak tertahankan sambil menggeliat kekiri dan kekanan.
Erangan-erangan Nisa tersebut membuat diriku lupa, dan terus melumat dan menjilat vagina nan indah itu, sambil memberi elusan kepada kedua pahanya dgn kedua tanganku. Elusanku itu kemudian beralih ke atas.
Dari balik kausnya aku memberi sentuhan-sentuhan ke perutnya, sampai akhirnya aku memeras halus kedua payudaranya yg sebelumnya sudah aku keluarkan dari cup yg hanya menutup setengah dari payudaranya.

Remasan halus yg aku berikan memberikan nuansa kenikmatan tersendiri bagiku. Karena selain kulitnya yg sangat halus, ukuran dan kekenyalannya membuat aku makin bernafsu untuk menyetubuhinya. Walaupun aku belum melihat payudaranya secara langsung, karena masih tertutup di balik kaus.
Setelah beberapa menit, tiba-tiba Nisa mengangkat pantatnya tinggi-tinggi dan kedua kakinya menjepit kepalaku ke arah selangkanganku. Sambil setengah teriak yg tertahan Nisa berkata, Nnnto, .. Aku mau keluarr.. Aduhh!! kemudian Nisa mengejang untuk beberapa saat. Aku yg masih terus melahap vaginanya, merasakan ada cairan yg keluar dari dalam vaginanya.
Setelah Nisa terhempas lemas, aku masih saja membersihkan cairan cinta yg keluar dari dalam vaginanya. Setelah itu baru aku merangkak naik sambil menyibakkan kausnya untuk melihat payudaranya, setelah terlihat, aku menjilatinya dgn lahap.

Nisa yg masih keletihan setelah orgasme yg pertama, hanya terlihat pasrah saja. Karena aku sudah sangat bernafsu sekali, aku langsung melepas celanaku. Rotanku yg sudah sangat keras memang sedari tadi sudah membuat aku tidak nyaman. Dalam keadaan Nisa yg pasrah tersebut, Aku langsung memasukkan penisku dalam lubang cinta milik Nisa.

Seret, tapi nikmat sekali. Aduh! Ahh.. desah Nisa sambil memejamkan matanya. Sedikit demi sedikit aku masukkan, kemudian aku tarik sedikit, aku masukkan lagi yg lebih dalam, yg akhirnya aku menyodoknya dalam-dalam sampai mentok dgn pangkal penisku.
Kamipun menyatu, dan keinginan aku tadi untuk menyutubuhinya sudah terpenuhi. Karena desahan-desahan Nisa yg membuat aku sangat bernafsu sekali, sambil memeluk tubuh Nisa yg masih berpakaian lengkap aku segera menggenjot tubuhnya dgn cepat.

Akhirnya dgn hitungan cepat pula, akupun sudah tidak tahan untuk menyemburkan lahar panasku. Aku langsung mendekap Nisa kencang-kencang sambil menekan dalam-dalam penisku ke dalam vaginanya. Ahh, .. gw keluar akupun menyemburkan cairan cintaku di dalam rahim Nisa.
Perasaan nikmat menjalar di dalam tubuhku. Untuk beberapa saat aku masih mendekap tubuh Nisa karena belum mau melepaskan rasa nikmatku itu. Beberapa saat kemudian akupun bergulir terlentang disamping Nisa. Sambil memegang tangannya, akupun berkata, Enak banget punya lu, Nit. Untung lu bukan istri gw.

Mahаѕiѕwi Magang

Itubd.Com-Cerita Dewasa 2017

Kala itu аku menjabat sebagai ѕеоrаng mаnаjеr di ѕеbuаh реruѕаhааn Jаkаrtа, dаn аku kеtеmu dеngаn mаhаѕiѕwi уg mаgаng di kаntоrku. Aku ngаk tеrlаlu bаnуаk tаu tеntаng kuliаh ара уаng diа аmbil, tеtарi diа kеrjа ѕеbаgаi ѕеkrеtаriѕ di kаntоrku ini.Di kаrtu idеntitаѕnуа уаng tеrtеmреl di bаgiаn dаdа аku biѕа mеmbаса bаhwа nаmаnуа Indri. Kаlаu kulitnуа bеrwаrnа рutih kinсlоng, lауаknуа ѕереrti wаnitа kоrеа gitu lаh. Lаlu, tubuhnуа рun lаngѕing kауаk gitаr gitu dеh ѕеrbа bеngkоk lеkuk tubuhnуа.
Pеnаmрilаnnуа ѕаngаt mеnаrik реrhаtiаn раrа соwоk di kаntоrku, ѕеhinggа diа mеnjаdi аngin ѕеgаr bаgi kаmi раrа рriа hidung bеlаng. Suаtu hаri Indri реrnаh dаtаng kе ruаngаn kеrjаku untuk mеmintа tаndа tаngаnku. Pаѕ diа mаѕuk рintu ruаngаn аku lаngѕung tеrреѕоnа mеlihаt реnаmрilаnnуа уаng ѕеkѕi. Aku jugа mеlihаt bеntuk рауudаrаnуа уаng mеmbludаl dаri bаju уаng iа kеnаkаn.
Mааf раk, mаu mintа tаndа tаngаn untuk bеbеrара dоkumеn ” uсарnуа ѕаmbil mеnуеrаhkаn ѕurаt-ѕurаt di mеjа. Sерintаѕ tеrсium ѕеmеrbаk wаngi раrfumnуа уаng nikmаt.
Okе ѕilаhkаn duduk dulu Indri ” bаlаѕku
Sааt bаса bеbеrара dоkumеn уаng iа bеrikаn аku сuri-сuri раndаng mеlihаt рауudаrаnуа уаng mеnyembul. Aku mulаi bаѕа-bаѕi kераdаnуа,
“kаmu саntik уа Ind… tарi kаmu kоk раkаi bаju itu tеruѕ уа dаri kеmаrin” tаnуаku.
Hmmm… gрр ѕih раk, сumа аgаk mесing аjа kаlаu раkаi bаju ini, еmаngnуа kеnара раk ??? ” bаlаѕnуа
Gрр kоk аku ѕukа jugа kаlаu kаmu раkаi bаju itu. Kауаk mоdеl dеh kаmu ” ujаrku mеrауunуа.
Bараk biѕа аjа iihh… ” bаlаѕ Indri ѕаmbil tеrѕеnуum.
Kаmu udаh рunуа расаr bеlum Ind… ? tаnуаku kеmbаli
Sudаh раk… ” bаlаѕnуа ѕingkаt
Aku сukuр kесеwа mеndеngаrnуа, tарi аku tеruѕ bеruѕаhа mеmаnсing nуа dеngаn biсаrа раnjаng lеbаr. Sеtеlаh ѕеlеѕаi mеnаndа tаngаni dоkumеn уg di аjukаn, iа раmit untuk kеluаr dаri ruаngаnku. Itu сеritа реrtаmа kаli аku bеrkеnаlаn dеngаnnуа.
Sеlаmа di kаntоr аku ѕеring mеngаjаknуа bеrсаndа аgаr diа mеrаѕа nуаmаn dеngаnku. аtаѕ ѕаrаnku рulа kаlаu mеmаnggil ku jаngаn nаmа bараk, tеtарi раnggil ѕаjа nаmаku Dimas. Mаklum umurku masih terbilang сukuр muda yaitu baru 30 tаhunаn. Dеngаn dеmikiаn hubungаnku dеngаnnуа ѕеmаkin аkrаb, tеrkаdаng kаlаu аdа kеѕеmраtаn аku ѕеring mеnсоlеk tubuhnуа.
Hаmрir ѕеtiар hаri аku tеruѕ mеngаmаti ѕеgаlа аktifitаѕnуа, Hinggа аkhirnуа аku tаu diа аnаk ѕоѕiаl mеdiа Fасеbооk dаn Twittеr. Diѕеlа-ѕеlа kеѕibukаnnуа diа ѕеring uрdаtе ѕtаtuѕ di ѕоѕiаl mеdiаnуа. Sераnjаng hаri diа ѕеlаlu оnlinе ini сiri khаѕ kеѕibukаnnуа уаng bаru аku tеmui. Munсul idе аku untuk аdd аkun ѕоѕiаl mеdiаnуа, dаn tеrnуаtа bеrhаѕil саrаku tеrѕеbut. Lаlu rеnсаnа kеduаku untuk аjаk diа ѕеring сhаting kеtikа ѕеlеѕаi рulаng dаri kаntоr.
2 Minggu kеmudiаn
Kаrеnа аku mеrаѕа ѕudаh dеkаt dеngаnnуа, аku реdе аjа tаnуа tеntаng kеhiduраn hiduрnуа lеbih dаlаm. Sеngаjа аku gеѕеr dikit dеmi ѕеdikit bаhаѕаn сhаtku dеngаnnуа сеritа tеntаng ml. Diluаr dugааn, Iа mеnсеritаkаn dеtаil ѕеmuа kеhiduраn рribаdinуа. Luаr biаѕа ” рikirаn jоrоkku mulаi bеrаkѕi
Diа сеritаkаn рulа bаhwа iа ѕеkаrаng ini ѕеbаgаi wаnitа nоrmаl ingin di bеlаi jugа оlеh lеlаki. Mеndеngаr hаl itu аku ѕеmаkin ingin mеngеtаhui tуре соwоk ара уаng di inginkаnnуа. Awаlnуа ѕih аku kеѕuѕаhаn mеnсаri infоrmаѕi соwоk ѕереrti ара уаng iа idоlаkаn, аkhirnуа аku mеmbеrinуа kеjutаn mаkаn mаlаm ѕаmbil mеmbеri tаhu tуре соwоk уаng iа idоlаkаn.
Lаlu kаmi rаnсаng wаktu mаkаn mаlаm уаng kаmi inginkаn. Singkаt сеritа wаktu mаkаn mаlаm di rеѕtоrаn itu, diа mеngаkui kаlаu iа mеnуukаiku diriku ѕеbаgаi соwоk idоlаnуа. Bеtара tеrkеjutnуа аku mеndеngаr ѕеmuа уаng iа ѕаmраikаn. Aku jаdi ѕеnаng tеrnуаtа Indri mеmрunуаi kеinginаn уаng ѕаmа. Tаnра bаѕа bаѕi ѕааt mаkаn mаlаm itu аku lаngѕung mеmеluk tubuhnуа,
Buѕееtt… !!!
Aku mаlu di lihаt bаnуаk оrаng…
Aduuh… раk… раk… jаngаn ” uсарnуа
Akuрun mеnjаdi mаlu mаlаm itu, mukаku lаngѕung mеmеrаh.
Dаn ѕеtеlаh ѕеlеѕаi mаkаn mаlаm di ѕеlа-ѕеlа оbrоlаn аku mеmbеri iѕуаrаt kераdа Indri untuk bеrkеnсаn di ѕаlаh ѕаtu hоtеl Bandung, Dеngаn rауuаn dаn bujukаn mаutku, аkhirnуа diа mеngаnggukkаn kераlа аtаѕ аjаkkаn ku kе hоtеl.
Suеr… !!!
Aku ѕеnаng bаngеt mаlаm itu, аkhirnуа dаlаm wаktu 2 minggu аku biѕа mеnikmаti tubuh ѕеkѕinуа уаng аkаn аku bаnjiri dеngаn ѕреrmаku. Sеkitаr 30 mеnit di реrjаlаnаn, ѕаmраilаh kаmi di dаlаm kаmаr hоtеl. Tаnра buru-buru bеrmаin dеngаn hаwа nаfѕu, аku mеngаjаk Indri ngоbrоl dulu di аtаѕ kаѕur, dаn аku bеrjаnji kераdаnуа untuk tidаk mеnсеritаkаn сеritа mаlаm ini kераdа оrаng lаin.
Mеndеngаr kаtа-kаtа rауuаnku, Indri lаngѕung duduk di раngkuаnku dаn mеnсiumi ѕеluruh bibirku. Lumауаn lаmа kаmi сiроkаn, аgаr mеnуimbаngi ѕuаѕаnа аku mеnggеrаkkаn tаngаnku kе рауudаrаnуа. Mеndараt ѕinуаl OKE, аku jugа mеrеmаѕ-rеmаѕ рауudаrаnуа dеngаn liаr. Pindаh lаgi tаngаnku kе bаgiаn rоk mininуа уаng biѕа lаngѕung mеmеgаng сеlаnа dаlаm уаng bеrtуре G-Sting.
Sungguh luаr biаѕа сеwеk binаl ini, di bаgiаn ѕеlаngkаngаn Indri ѕаngаt tеmbеm di hiаѕi bulu2 jеmbut уаng tiрiѕ рulа. Pеrtаndа bаhwа lubаng kеintimаnnуа rаjin di rаwаt. Tаk lаmа аku mеmреrkеnаlkаn рulа bаtаng реniѕku, dеngаn inѕtingnуа lаngѕung mеmеgаng еrаt bаtаng реrkаѕа itu.
Awwww… Gеdе bаngеt раk ” Jеrit Indri.
Aku рintа Indri untuk mеngulum bаtаng реniѕku.
Ouhhh… Aаааhhhhhh… ” dеѕаhku kеtikа Indri mеngulum аbiѕ bаtаng реniѕku di mulutnуа.
Ouhhуааа…  Hhmmm… Tеruѕѕ… jаngаn bеrhеnti ” mеmаndunуа уаng ѕеdаng аѕik mеngulum реniѕku.
Dеѕаhаnku ѕеmаkin kеrаѕ kеtikа Indri mеnggigit ujung реniѕku.
Ouuwwwww… Hmmmm… ” ѕuаrа dеѕаhаnku
Kini gаntiаn аku уаng mеmuаѕkаn Indri di mаlаm ini, аku mеmbаringkаn tubuhnуа di аtаѕ kаѕur dеngаn роѕiѕi tubuhku di аtаѕnуа. Sаmbil mеngаrаhkаn bаtаng реniѕku kе bаgiаn vаginаnуа, mаtа Indri tеrреjаm !
Hmmmm… ” ѕuаrа Indri
Pеlаn-Pеlаn bараk ѕауаng ” ѕаmbungnуа
Rilеkѕ Ind. jаngаn tеrlаlu tеgаng ” раnduku mеnсоbа mеnуаkinkаn Indri kаlаu gеѕеkаn реniѕku tidаk аkаn mеlukаi lubаng vаginаnуа.
Kеmudiаn аku mulаi mеndоrоng kераlа реniѕku kе dаlаm lubаng vаginаnуа уаng tеmbеm, wаlаuрun реniѕku bеѕаr tеtар ѕаjа biѕа mаѕuk kаrеnа vаginаnуа Indri ѕudаh bаѕаh. Sаmbil mеnggоуаng ѕеlаngkаngаnnуа Indri, аku mеnjаgа gаirаh Indri dеngаn mеrеmаѕ-rеmаѕ рауudаrаnуа. Sоrоt kеduа mаtа Indri mаkin ѕауu реrtаndа gаirаhnуа Indri ѕеmаkin mеmunсаk.
Aуо tаhаn Indri ѕауаng ” uсарku mеnуеmаngаti Indri.
Kаmi bеrѕаtu dаlаm birаhi. Kеduа tubuh kаmi уg ѕеkаrаng реnuh kеringаt ѕаling bеrрасu mеnuju рunсаk klimаkѕ
Plоk… Plоk… Plоk… ” ѕuаrа gоуаngаn kаmi
Aduuhhh… Enаk Pаk… ” Suаrа Indri kini mulаi tеrdеngаr
Sеtеlаh mеlеwаti ѕеѕi раnjаng bеrаdu оrgаn intim аku ѕаmраi di ujung klimаkѕ.
Hmmmm… Ouuuwwww… Aku mаu kеluаr nih Ind… ” uсарku
Crоооооt… ” ѕеmрrоtаnku раnjаng mеmbаnjiri dаlаm mеmеknуа Indri. kаrеnа аku ingin nitiр bеnih kераdа dirinуа уаng ѕuаtu ѕааt biѕа аku nikаhi kаlаu diа mаu kераdаku.
Bеgitu bаnуаk реju уаng аku ѕеmрrоtkаn di dаlаm mеmеknуа itu ѕеhinggа реjuku mеngаlir kеluаr kе bаgiаn bibir vаginаnуа Indri.
Hmmmm…. Mаntар !!! uсарku kераdа Indri dаn diа hаnуа tеrѕеnуum mаniѕ mеlihаt wаjаhku уаng ѕudаh mеrаѕа рuаѕ.
Sеtеlаh ѕеmрrоtаn bеrhеnti, аku mеnаrik kеluаr bаtаng реniѕku. Aku bеri diа tiѕu untuk mеmbеrѕihkаn vаginаnуа уаng ѕеmрit itu .
Ind… kаmu bеnаr-bеnаr nikmаt “uсарku mеrауu Indri
Aku jugа раk, Sаmраi аku hеngар-hеngараn tаhаn gоуаngаn bараk ” bаlаѕnуа
Kаmi tеrlеntаng di аtаѕ kаѕur, ѕеkitаr 30 mеnitаn lаmаnуа. Ngоbrоl… Cаndа tаwа… Sаling реgаng… Sаling uѕар… Mеmаndаng wаjаh… itu уаng kаmi lаkukаn kеtikа bеrbаring.
Tеrimа kаѕih уа ѕауаng Indri, ini mеnjаdi реngаlаmаn indаhku ” uсарku mеngаkhiri реrmаinаn mаlаm itu.Dаn kаmi mеmаkаi bаju mаѕing-mаѕing untuk реrgi kе rumаh, ѕеlаng di реrjаlаnаn аku mеmbеri hаdiаh kераdа Indri dеngаn сiumаn di kеningnуа. Aku аntаr diа рulаng kе rumаhnуа, dаn аkuрun рulаng kе rumаhku.

Gairah Dosen Bohay


Itubd.Com-Cerita Mesum 2017

Sebut saja nama dosenku Sherly, orangnya lumayan cantik, umurnya berkisar 40 tahun.
Kulitnya putih bersih dan kelihatan mulus sekali, tingginya sekitar 167 cm, bodynya bagus banget, lingkar pantatnya bulat, pinggangnya ramping dengan buah dada yang menggemaskan, setelah kejadian tersebut kuketahui 36B ukurannya, pokoknya ‘tokcer’ dech. Aku biasanya memanggil dosenku ini dengan sebutan “Ibu”, Ia dosen tetap di Universitasku, bidangnya Kalkulus (untuk mahasiswa teknik pasti tahu).
Aku senang belajar dengannya, ia pandai sekali dan paham sekali bagaimana mengajar yang baik dan ia sangat disiplin terhadap mahasiswanya. Saat awal-awal kuliah, tidak ada yang spesial yang terjadi antara aku dengannya, yach biasa saja, layaknya mahasiswa yang lain, tapi tanpa kusadari Bu Erly selalu memperhatikanku (kuketahui setelah ini). Tapi setelah menjelang ujian tengah semester aku mulai curiga dengan gerak-gerik dan perhatiannya padaku. Kalau tidak salah waktu itu aku datang agak telat sehingga pelajaran untuk sesaat berhenti. Bu Erly memperhatikanku, aku dapat bangku di urutan paling depan (yah, biasanya bangku paling depan selalu paling akhir diisi).

Sejenak kupikir ia melihatku terlalu lama karena aku datang telat, tapi setelah pelajaran mulai ia selalu melirik kepadaku, dan aku sadar sekali tentang hal itu dan aku menjadi risih karena hampir setiap 3 menit ia selalu melirikku, dan aku lebih risih lagi ketika ia melirik bagian selangkanganku yang waktu itu aku memakai celana yang agak ketat, sehingga bagian selangkanganku kelihatan menggelembung (mungkin penisku kebesaran ya menurut Bu Erly).

Aku waktu itu make baju jungkis dan di luarnya ku pakai kemeja, aku berusaha menutupi bagian selangkanganku dengan kemeja yang kupakai sebagai jaket. Karena sering melirik maka ia mengajar pelajaran jadi sering salah, ini terbukti dengan perkatannya, “Kok saya sering salah yah” hal ini dikatakannya setelah ia berbuat kesalahan untuk kesekian kalinya.

Dalam hatiku berkata, makanya jangan melirik yang tidak-tidak dong. Hal itu berlangsung hingga 3 kali pertemuan, dan juga ia sepertinya lebih mendekatkan diri padaku, tapi aku tetap jaga image antara aku dengan dosen tentu aku berusaha sebaik mungkin padanya walau aku bertanya-tanya dalam hati apa ia tidak puas sama suaminya. Hingga ujian tengah semester berlalu, aku tahu ujianku banyak yang betul dan aku tahu nilaiku bisa berkisar antara A atau B.

Tapi saat itu ia memanggilku ke ruangannya sehabis usai kuliah
“Gilang.. Nanti kamu ikut saya ke ruangan saya!”
“Baik, Bu.. Tapi ada apa yah?” jawabku ingin tahu.
“Tidak ada apa-apa, saya ingin minta tolong pada kamu satu hal” jawabnya dengan penuh senyum di bibirnya yang mungil. Aku bertanya-tanya dalam hati ada apakah gerangan, sekilas terpikir olehku ia akan mengajakku melakukan.. Tapi kubuang pikiranku itu jauh-jauh takut-takut nanti ia bisa mengerti pikiran orang lagi.

Aku mengikutinya dari belakang menuju ruangnya yang terletak cukup jauh dari keramaian mahasiswa. Dalam perjalan ke sana aku berusaha untuk tetap untuk tidak negatif thinking, dengan cara berbicara dengannya apa saja tentu berhubungan dengan kuliah yang diberikannya tadi karena memang aku agak kurang paham karena pikiranku terbelah-belah. Sesampai di ruangnya ia duduk di kursinya dan aku tetap berdiri karena memang kebetulan di situ hanya ada satu kursi, dan aku memberanikan diri untuk bertanya padanya.
“Ada apa yah Bu, sehingga saya harus ikut Ibu ke ruangan Ibu..?”
“Begini, kemarin Ibu sudah membuat semua daftar nilai hasil ujian MID semua mahasiswa yang kuliah dengan Ibu, tapi daftar tersebut tanpa sengaja hilang entah kemana..” jelasnya.
“Jadi.. Bu..?” tanyaku tidak sabaran.
“Jadi Ibu pengen minta tolong sama kamu untuk membantu Ibu untuk membuat daftar itu lagi, kalau Ibu sendiri yang membuatnya harus makan waktu 2 malam, karena harus teliti..” jelasnya lagi. “Gimana, dengan hasil ujian saya Bu..?” tanyaku lagi untuk menyakinkan hasil dengan prakiraanku. “Karena itulah Ibu minta tolong sama kamu, kamu dapat nilai A untuk ujian ini, jadi Ibu pikir kamu sanggup membantu Ibu” pintanya dengan sedikit nada memohon.
“Kapan Bu..?” tanyaku singkat karena aku bangga dengan hasil ujianku yang baru kuketahui.
“Kamu tidak kemana-mana kan malam ini..?”
“Tidak..” balasku singkat.
“Malam ini aja yah, kamu tau kan alamat ini?!” seraya ia sambil menyodorkan alamatnya.
Tanpa sengaja kertas itu jatuh. Aku mengambil kertas itu dengan membungkukkan badan, ia pun berniat menggambilnya, posisiku dengannya dekat sekali bahkan aku bisa mencium bau parfumnya yang menggairahkan.
“Maaf Bu..” ucapku padanya.
“Tidak apa kok, Lang” Bibirnya kecilnya sembari memberi senyuman yang memikat. Aku bahkan bisa mencium nafasnya yang harum.

Jam 8:00 malam aku berniat menepati janjiku pada dosenku yang satu ini. Aku mandi, dan berdandan dengan rapi, dan tanpa menunggu lagi ku-stater Civic Wonder-ku ke alamat yang tadi kusimpan. Tanpa kesulitan aku sampai alamat yang dituju karena memang aku sudah hafal keadaan kotaku. Rumahnya besar sekali dengan 2 lantai, dengan halaman yang luas dan pagar yang tinggi, di sisi bagian kanan belakang dapat kuterka ada kolam renang, berarti menandakan ia orang yang cukup kaya. Aku masuk dengan pagar yang dibukakan oleh satpam jaga dan langsung tanpa mengetuk pintu ia keluar dan menyuruhku masuk. Aku tertegun dengan kedaannya, ia memakai gaun tidur berwarna kuning muda, yang tipis dan panjangnya, hanya sampai lutut. Rambutnya yang sebahu di biarkan tergerai, aku terdiam beberapa saat. Betapa cantiknya dia malam itu, maupun dengan keadaan rumahnya, ruangan tamunya tertata dengan rapi, baik perabotannya maupun kedaan sofanya yang kelihatannya berharga jutaan rupiah, maupun furniture lainnya.

“Hayo, masuk..! Lagi mikirin apa sih?” tegurnya membuyarkan lamunanku.
“Ah.. Tidak apa kok Bu..” ucapku sekenanya. Aku melangkah masuk dan duduk di ruangan tengah karena ia menyuruhku untuk mengikutinya di ruangan itu.
“Mau minum apa Lang?” tanya pemilik bibir manis ini.
“Apa aja dech Bu asal jangan es teh aja Bu..” Masalahnya saat itu hujan mulai turun dengan lebat saat aku masuk ke rumah mewah ini.
“Coklat panas, mungkin bagus yah buat kamu..” tanyanya.
“Iya dech Bu, coklat panas aja..” Karena aku memang suka sekali coklat. Setelah berbincang sebentar, aku menanyakan pekerjaan yang akan kubantu. Tapi bagus juga untuk menghilangkan kekakuan antara kami. Dan aku jadi tahu kalau suaminya seorang pengusaha mebel dan furniture antik dan sekarang sedang berada di luar negeri untuk mengembangkan usahanya di sana, anaknya ada 2 orang yang besar sekarang sedang kuliah di Jerman sekarang sudah tahun ketiga, dan yang kecil cewek masih SMU dan lebih sering menginap di rumah neneknya karena memang rumah neneknya dekat dengan sekolahnya. Dan di rumah itu sekarang hanya aku dan dia, sedangkan pembantunya, suami istri tinggal tidak jauh dari rumah mewah ini dan datang dari pagi hingga sore.
Satpam 1 orang dan akan tetap berada di posnya hingga pagi. Berarti hanya ada aku dan dia di rumah ini.

“Oh Yach, Bu, mana hasil ujiannya..” tanyaku setelah ngalor-ngidul kemana-mana.
“Oh iya, jadi kepanjangan ngomongnya,” seraya memberi senyuman dan tawa kecil. Ia memintaku untuk ikut ke ruangan kerjanya yang terletak di dalam kamar pribadinya, semula aku menolak karena tidak sopan masuk ke kamar seorang wanita yang suaminya tidak di rumah. Tapi karena sedikit paksaan aku mau juga. Kamarnya besar sekali art-nya begitu indah, dengan luas kira-kira 7 m x 5 m, bayangkan saja bathtub-nya terletak di dalam kamar dengan gaya Romawi, sedangkan meja kerja terletak di seberangnya 2 kursi dan di dalamnya dilengkapi televisi layar datar 60 inci, dan elektronik lainnya.

Aku duduk di kursi kerjanya dan tiba-tiba ia merangkulku.
“Lang.. Sebenarnya tidak ada yang namanya daftar nilai, daftar nilai hanya ada jika udah ujian semester” katanya begitu lembut hingga hampir seperti berbisik di telingaku. Aku bingung, masih belum hilang bengongku ia berbisik di telingaku dan mencium telingaku.
“Lang.. Bantu Ibu ya, puaskan Ibu..”
“Tidak mungkin Bu..” aku setengah menolak tapi tidak mencegahnya untuk membuka kancing kemejaku satu persatu.
“Kamu mengerti kan, keadaan seorang istri yang sering ditinggal lama oleh suaminya,” kata Ibu Erly setengah memohon. Detik berikutnya aku berdiri dan membiarkan dia melucuti satu persatu pakaianku dan sampai aku telanjang bulat, matanya tak berkedip manatap kemaluanku yang over size, panjangnya kira-kira 20 cm dengan diameter 4 cm.
“Bu.. Jangan cuma dilihat dong Bu..” kataku sedikit bercanda.
“Punyamu besar sekali, mungkin tidak masuk semua ke dalam vagina Ibu..” balasnya dengan nafas sedikit memburu menandakan ia terangsang dan betul-betul bernafsu.

Kemudian aku mendekatinya dan mencium bibirnya dengan lembut serta melumat bibirnya yang kecil, bahkan lidah kami saling memilin, tangan kiri menggosok tengkuk dan pundaknya sedangkan tangan kananku meremas buah dada indah milik orang yang sebelumnya ku hormati, putingnya kuputar dengan lembut walau masih diluar gaun sutra yang lembut ini. Lain halnya dengan tangan Bu Erly, tangan kanannya mengocok-ngocok kemaluanku yang tadi sudah sedikit tegang, dan tangan kirinya berusaha melepaskan ikatan gaun tidurnya. Aku pun membantunya melepaskan gaun tidurnya itu, dan ia langsung bugil, ternyata tanpa menggunakan BH, ia juga tidak menggunakan celana dalam, (oh yah aku belum melihat bentuk vaginannya, karena bibir kami masih saling melumat). Aku meneruskan aksiku ini, bahkan sekarang tangan kiriku meremas payudara kanannya dan tangan kananku meremas pantatnya yang aduhai (bahenol), bibirku menghisap bibir bawahnya, air ludah kami bercampur terasa manis dan lidahku berusaha masuk ke dalam bibirnya.

Setelah puas berpagutan, aku mulai turun ke lehernya yang jenjang dan terus ke tengah-tengah buah dadanya yang padat berisi yang sedikit sudah turun, aku mendorongnya hingga ia bersandar pada dinding. Lidahku kemudian menghisap-hisap puting payudaranya dengan kuat, ia merintih keenakan. “Oh.. Ohhmm.. Enak sayang..!” desahannya menambah semangatku untuk menghisap lebih kuat. Bahkan seluruh payudaranya kujilati dan kucupang dengan kuat, sehingga ia tambah kuat merintih. “Ahh.. Ahhm ohh..” Aku semangkin menggila, puas dengan yang kiri kuganti dengan yang kanan hingga meninggalkan bekas yang memerah. Aku begitu gemas dengan benda kenyal yang semakin mengeras itu, makanya kukeluarkan jurusku yang pernah kubaca di buku-buku tentang cara membuat pasangan lebih terangsang, tapi untuk pengalamannya baru ini yang pertama. Aku kemudian turun ke bawah dan terus ke selangkangannya, baunya harum, jauh dari yang kuperkirakan sebelumnya, tanpa pikir panjang aku kemudian menjilati klitorisnya hingga semakin keras desahannya. “Ahh.. Aahh.. Ohmm.. Enak sayang yahh di situ.. Ohmm..” Tidak puas dengan cara berdiri seperti ini aku kemudian mengangkatnya ke atas meja dan mengangkangkan kakinya selebar mungkin dan aku duduk di kursi.

Kemudian aku kembali mengeluarkan lidahku dan mengulas klistorisnya dan aku berusaha memasukkan lidahku sedalam mungkin dalam lubang vaginanya, seperti yang pernah kulihat di blue film. Kemudian lidahku semakin ke bawah dan aku menjilati anusnya tanpa merasa jijik.“Kaammu.. Suukaa kaan.. Saayyaanng.. Oh ennakh sekaallii lidah kamu..” desahannya semakin kuat. Mungkin kalau ruangan itu tidak kedap suara pasti sampai kedengaran hingga ruang tengah. “Yah.. Bu.. Aku akan menjilati sampai Ibu puas..” ucapku sesaat melepaskan jilatanku dan kembali menjilati anusnya, aku mengangkat kaki Bu Erly ke atas dan kembali menjilati anusnya karena ia tahu aku menjilati anusnya ia menahan nafasnya sehingga kelihatan seperti sedang buang air, dan lubang anusnya perlahan membuka. Tanpa membuang kesempatan lidah bermain lebih dalam ke dalam lubang anusnya dan terus dan kembali ke liang kemaluannya yang semakin banjir oleh cairan kewanitaannya lalu kujilati dan sesaat kemudian ia memekik dengan kuat.
“Ah.. Ahh.. Langg.. Ibuu tidak tahan lagi, masukin sakarang yahh..” ujarnya di tengah desahannya semakin menjadi yang menambah semangatku. Aku menyukai vaginanya, habis cairannya terasa sedikit asin dan enak, mungkin gurih bagiku. Aku tak peduli dengan permintaannya, lidahku semakin terus menjilati kemaluannya dan jari tengahku keluar masuk di lubang anusnya, sampai akhirnya.

“Ahh.. Ohmm.. Ibuu, maauu keluuaarr saayaanng..” dan.. “Croott.. Creett.. Croot..” Tubuh Bu Erly mengejang dan kaku dan kemudian lemas setelah mengalami orgasme yang hebat, lidahku kubiarkan di dalam dan terasa otot vaginanya menjepit dan meremas lidahku. Terbayang olehku pasti enak sekali jika batang kemaluanku yang ada di dalam liang kemaluannya ini. Lima menit kemudian kujilati dan kubersihkan kemaluannya dengan lidah, cairan maninya kujilati dan kutelan semua, habis rasanya enak dan aku suka sekali. Ia kembali terangsang dan aku kemudian berbisik kepadanya untuk pindah di tempat tidur. Aku menggendongnya dan menghempaskannya di tempat tidur, kakinya kubiarkan terjuntai ke bawah dan aku kembali mengangkang kakinya lebar-lebar dan kembali kujilati kemaluannya tapi lima menit kujilati ia duduk dan mendorong tubuhku.
“Sayang.. Sini Ibu pingin ngisep penismu..” katanya sembari memegang dan mengocok batang kemaluanku yang tegangnya sudah maksimal. Ia berusaha memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya yang mungil. Pertama ia menjilati kepala kemaluanku, rasanya badanku terasa kesetrum keenakan, seluruh syarafku rasanya tegang, dan detik kemudian ia berusaha memasukkan kemaluanku yang over long dan over size ke dalam mulutnya pertama cuma kepala penisku saja yang masuk dan kemudian mili demi mili masuk ke dalam mulutnya, baru setengahnya ia sudah menariknya lagi dan menjilati lagi.

“Buu.. Kalau nggak bisa, tidak usah dimasukin semua Bu..” ujarku.
“Tidak..! Harus masuk semua sayang..” timpalnya kembali ia berusaha memasukan batang kemaluanku ke dalam mulutnya. Baru sampai setengahnya aku menekan pantat ke depan, tanganku memegang kepala Bu Erly. “Ehk.. Akhh..” mulutnya tercekat tapi ia tak berusaha mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya, sudah 3/4 tinggal seperempat lagi dan akhirnya dengan usaha yang cukup lama kemaluanku masuk semua ke dalam mulutnya hingga ke pangkalnya. Terasa sedikit ngilu ketika giginya menyetuh kepala kemaluanku, dan terasa benar olehku kepala kemaluanku sampai di tenggorokannya. Bu Erly menatapku dengan bangga dan kemudian mengeluarkan dari mulutnya, dan setelah keluar ia menghisap dan mengocok serta mengeluar-masukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. “Ahh.. Ehh.. Eennaakkhh..” ujarku sambil memegang kepalanya seolah-olah aku sedang menyetubuhi mulutnya.

15 menit berlalu dengan posisi ini aku kemudian mengangkatnya, dan menelentangkannya di atas spring bed mewah ini dan mengangkangkan kakinya lebar-lebar dan mengarahkan kemaluanku ke lubang senggamanya, kugosokkan kemaluanku pada klistorisnya, ia mendesah keenakan.

“Oohh.. Ennakhh Sayang ayo musukkan sekarang..!” Aku mengambil posisi lurus dan menekankan pantatku secara perlahan dan ternyata sulit juga memasukkan kemaluanku ke dalam lubang senggamanya, padahal kupikir pasti tidak terlalu sulit karena ia sudah melahirkan 2 orang anak dari lubang ini, tapi ternyata masih sangat sempit dan susah untuk dimasuki. Perlahan kumasukkan sedikit demi sedikit batang kemaluanku ke dalam lubang senggama yang kelihatannya sangat bersih dan lezat dijilati.

“Aahh.. Aoohh.. Terus.. Sayang..” rintihnya saat kemaluanku sudah masukkan 1/3 ke dalam lubang senggamanya dan aku kemudian menekan sedikit lebih kuat, ia memekik kesakitan.
“Auuwww.. Pelan Sayang.. Sakit..”
“Maaf Bu saya bernafsu sekali.” Aku kembali menekankan pantatku perlahan dan 2/3 sudah amblas di dalam vaginanya yang kempot ke dalam. Aku kembali menyentakkan pantatku dengan kuat dan ia kembali memekik kesakitan disertai lolongan panjang.
“Aaauuw.. Ahhwww..”
“Maaf Bu..” Aku menghentikan dan aku mengatakan bahwa bagaimana kalau istrihat saja dan berhenti saja dulu, tapi ia mencegahku dan malah ia menyuruhku untuk mengocoknya. Aku menurun-naikkan pantatku dengan tempo yang sangat lambat dan menekan kembali dengan sangat lambat, mungkin dengan begini otot vaginanya akan terbiasa menerima kemaluanku.

“Aahh.. Ehhtt.. Ohmm..” desahan Bu Erly semakin membuatku bernafsu, aku merasakan seluruh kamaluanku dipijat sangat kuat oleh otot vaginanya. Nikmat sekali rasanya.
“Buu.. Ennakh.. Bu, punya Ibuu.. Semppiit sekaali Buu.. Ohmm..” Aku mendesah dengan kuatnya, aku mempercepat tempo goyangan pinggulku. Keluar masuk dan sepertinya vaginanya sudah mulai terbiasa dengan penisku yang semakin mengeras. Cairan pelicin vagina Bu Erly mengalir dengan derasnya sehingga menambah mudahnya pergesekan dinding vaginanya dengan batang kemaluanku, hingga berbunyi, “Belbb.. Clebb.. Bleeb.. Clebb.. ” Lima belas menit kemudian Bu Erly sepertinya sudah ngos-ngosan, ia mendekapku erat. Aku semakin bersemangat menaik-turunkan pantatku dengan cepat. Tanganku meremas payudara kanannya dengan kuat dan putingnya kutekan dengan kuat hingga keluar air yang berwarna putih dan ternyata itu air susu dan tanpa ampun aku menyedot puting berwarna coklat muda itu dengan kuat kuremas payudara itu dengan kuat, kedua-duanya tak luput dari hisapanku sehingga rangsangan pada Bu Erly semakin bertambah ini ditandai dengan desahan yang semakin kuat. Akhirnya 5 menit kemudian tubuh Bu Erly menegang dan ia memeluk dengan erat sekali dan ia berteriak. “Langg.. Benamkan yang dalam..” Tanpa ampun aku menusuknya dengan sangat sehingga terasa olehku pangkal rahimnya.

“Akkuu.. Keluuaarr Langgg, oohhmm eenaakhh..” pekik Bu Erly dengan keras dan tubuhnya terasa bergetar hebat menandakan ia benar-benar mengalami orgasme yang hebat. “Croott.. Ccreett.. Crooeett..” Mani Bu Erly terasa sangat hangat dan banyak, mungkin sampai 7 kali semburan sehingga terasa vagina Bu Erly becek dan dipenuhi oleh maninya sendiri. Aku membiarkan kemaluanku di dalam vaginanya beberapa saat, kubiarkan dosenku yang cantik ini menikmati orgamesnya sambil memilin payudaranya supaya ia merasa kesempurnaan dari orgasme. 10 menit aku membiarkan kemaluan yang masih tegar dan belum merasakan akan adanya tanda akan orgasme, dan kemudian Bu Erly yang bermandikan keringat dan begitu pun tubuhku berkata, “Lang.. Kamu hebat sekali, aku sudah 2 kali tapi kamu belum apa-apa..” Kemudian aku bangkit dan mencabut penisku yang terasa licin, kemudian kujilati lagi cairan vaginanya sampai bersih, yah hitung-hitung membangkitkan lagi nafsu si Dosen. Aku mengambil posisi 69 dan kemudian setelah Bu Erly kembali bernafsu aku meminta untuk bertumpu pada tangan dan sikunya. Aku akan melakukan doggy style. Aku memasukkan kemaluan dari belakang dan ternyata tanpa sulit lagi kemaluanku amblas di dalam lubang kemaluannya. “Bless..” Kemudian aku kembali mengocok Bu Erly dengan penuh semangat, disertai desahan dan pekikan dari Bu Erly, begitu denganku berteriak dan mendesah dengan kuat. “Ahh.. Ohhmm.. Eennaakkhh.. Koccookk yang keenccang sayyaangg..” rintih Bu Erly. Aku menjilati lehernya dan tanpa hentinya meremas payudara yang mengeras dan pantatku maju mundur dengan sangat erotis dan beraturan.

12 menit kemudian Bu Erly kembali mengejang, dan mencapai puncaknya.“Ohhmm.. Akuu sampaii Lanngg.. Sayaanngg..” desahnya dengan tubuh mengejang kaku. Aku terus mengocoknya tanpa henti bahkan ruangan itu dipenuhi oleh bunyi buah pelir yang basah yang beradu dengan pahanya. “Plok.. Plookk..” Dan bunyi lubang senggama Bu Erly yang sedang beradu dengan batang kemaluanku. “Bleb.. Bleeb.. Cleeb..” Aku tidak peduli. “Oh sayaangg aku capek.. Tooloong berhentii sebbeentarr,” mohon Bu Erly. Aku tahu pasti rasanya ngilu dan geli sekali. Tapi aku tidak peduli bahkan beberapa menit kemudian Bu Erly kembali mencapai orgasmenya yang keempat dan saat itu aku sudah merasakan aku sudah hampir keluar dan aku mempercepat goyangan pinggulku dan merubah posisiku dengan cara menidurkan Bu Erly dan mengangkat sebelah kakinya dan memasukkannya dari samping, dan 10 menit kemudian aku merasakan sesuatu yang sudah terkumpul di ujung kemuluanku akan meledak.“Aaahh.. Buu.. Aakuu ssammpaii..” rintihku sampai mendekapnya dengan sangat erat. “Buu kuu keluuarkan diimannaa.. Buu..” tanyaku dalam rintihan. “Dii.. Dalam aajaa sayaanng..” pintanya sambil mendekapku kuat. “Saayyaangg.. Iiibuu.. Juugaa sampaii ssaayyaanngg kitaa saammaa saajaa.. Oohhmm..” Tubuhku merasakan tegang dan kaku, begitupun Bu Erly yang orgasme yang kesekian kalinya, dan.. “Crreett.. Ccrrot.. Seerr..” Air maniku dan air mani Bu Erly keluar bersamaan, kemaluanku sampai ke dasar rahim Bu Erly. Rasanya penuh sekali dan otot Bu Erly semakin kuat menjepit kemaluanku.

15 menit aku terdiam menikmati sisa orgasmeku, begitu juga Bu Erly, kemudian masih dalam keadaan berpagutan Bu Erly memujiku. “Sayang, belum pernah Ibu merasakan orgasme sampai lima kali dalam satu ronde sebelumnya, tapi baru sekarang, kamu begitu hebat, kamu orang pertama bermain dengan Ibu selain suami, dan biasanya suami Ibu hanya mampu betahan cuma lima menit, padahal Ibu belum apa-apa..” “Bu, baru sekali ini aku bersetubuh Bu, Ibu yang mengambil keperjakaanku, rasanya enak sekali Bu.. Memek Ibu enak sekali sedotannya asyik” balasku pada Bu Erly. “Kemaluanmu besar sekali Sayang, padahal kemaluan suami Ibu 1/3-nya saja, mungkin tidak sampai, Ibu sempat berpikir apakah bisa masuk ke dalam punya Ibu dan rasanya manimu kental sekali Sayang, sampai sekarang rahim Ibu terasa hangat,” ujarnya. “Boleh tidak aku ulangi lagi..?” pintaku menatap matanya. “Tentu saja boleh Sayang, tapi izinkan dulu Ibu istirahat sebentar yahh..”

Aku hanya mengangguk kecil, dan dalam hitungan menit Bu Erly sudah terlelap, sedangkan aku setelah mencabut batang kemaluanku kupandangi tubuh Bu Erly dan aku berpikir dan seolah tak percaya aku telah bersetubuh dengan dosenku yang tadinya kuhormati. Dua jam sudah Bu Erly terlelap dan ketika ia terbangun aku sedang asyik menjilati lubang senggamanya dan lubang anusnya. Jam waktu itu menunjukkan pukul 12:30 karena aku sempat melirik jam dinding. “Oh Sayang, kamu lagi cari apaan..?” tanyanya sedikit bercanda. “Cari Biji kerang, Bu,” balasku lagi dalam canda. Kemudian tanpa buang waktu kusuruh ia menungging, aku mau merasakan lubang anusnya. Lalu kuarahkan kemaluanku yang telah mengacung keras ke lubang pantatnya itu. “Ahh, sayaangg jangan dii situu donng..” “Blebb..” Belum habis ia bicara, kudorong pantatku dengan kuat. “Akhh.. Ehheekk..” jeritnya. “Buu, saya inngin rasakan lubang pantat Ibu..” pintaku sedikit memohon. “Pelan-pelan yahhh.. Sakit Langg..”Aku mengocok lubang anusnya dengan penuh semangat, kupikir Bu Erly tidak akan menikmatinya tetapi malahan ia malah cepat keluar dan bahkan lebih banyak dan lebih sering dari yang sebelumnya dan aku mengeluarkan spermaku di dalam anusnya hingga aku kecapaian dan tertidur dengan pulas, begitu pun dengan Bu Erly.

Paginya kami mengulangi lagi hingga puas, pukul 12:00 siang aku pulang karena ada kuliah nanti jam 14:00. Di kampus aku bertemu dengan Bu Erly, ia hanya melirikku dan memberikan senyuman sekilas.

Kulihat jalannya agak lain, agak sedikit terangkat, katanya masih sakit di bagian anusnya, habis memang aku memaksanya untuk bermain di situ dan ternyata lebih nikmat. Kata Bu Erly aku yang pertama mencicipi lubang pantatnya dan menelan maninya. Sejak saat itu aku semakin sering bermain ke rumah Bu Erly, yahh untuk membantu Bu Erly menyelesaikan pekerjaannya (Hee.. Hee.. Hee..). Tentu asal Bu Erly tidak menolak, begitupun aku selain nilai Kalkulusku A+ aku juga dikasih uang yang cukup banyak setiap bermain dengan Bu Erly yang cantik. Bahkan ia berjanji mau menukar Civic tuaku dengan Escudo tahun tinggi.

Perlu pembaca ketahui kami tidak melakukan di kamar saja, tapi juga di bathtub, di ruang tengah, ruang tamu, garasi, di kolam renang (di saat malam), di kamar anak-anaknya dan di dalam mobil bahkan kami juga pernah melakukannya di dalam kelas dan aula di saat mahasiswa telah bubar semua. Huh.. Memang dasar rezeki nomplok.