Kenangan Bogor

Itubd.Com-Cerita Seks 2017 

Awalnya begini, waktu itu sekitar bulan Februari 2010, saya ingin mengunjungi teman lama saya di Bogor dengan kendaraan umum, saya sampai di kota yang menurut saya banyak menyimpan kenangan di masa lalu, sebab saya pernah merasakan kesegaran udara kota ini sekian tahun yang lalu. Oh ya, saya sekarang berumur 33 tahun, umur yang hampir matang dan saya pernah mengenyam pendidikan di kota ini selama hampir 6 tahun.

Sampai di Bogor saya bingung ingin kemana dulu sebab setelah sampai, ada rasa rindu di dada untuk mengetahui lebih lama tentang perubahan kota ini. Setelah berkeliling Kebun Raya saya merasa penat, akhirnya saya mampir ke pusat jajan di Mal Pasar Bogor. Pikiran saya menerawang jauh ke masa lalu, sambil berjalan saya mengamati banyak orang lalu lalang di sekitar mal tersebut.
Dalam hati mudah-mudahan ketemu teman, jadi kan enak bisa ada yang temani. Ketika saya menuju sebuah tempat duduk di pusat jajan saya berpapasan dengan seorang wanita, yah sekitar 25 tahun dengan berpakaian rapi seperti karyawati umumnya. Dengan tersenyum saya menyapa, “Hai,” masalahnya wanita itu telah tersenyum duluan dengan saya. Perlu diketahui saya memang kuper bila berhadapan dengan wanita, saya tidak berani bicara dahulu tanpa didahului.
“Rasanya saya pernah kenal dengan.. Mas..”
Wah saya dipanggil “Mas”, tapi tidak apa deh, dengan senyum lagi saya jawab,
“Dimana..”
Dengan sedikit basa-basi akhirnya saya perkenalkan diri saya dan saya ajak makan bersama, kebenaran saya sedang lapar, eh dia juga mau. Sambil menikmati makanan, saya banyak diam sebab saya takut, jangan-jangan saya dijebak oleh sesuatu yang saya tidak tahu kemudian saya diperas, pikiran tersebut selalu menghantui saya.
Tapi lama-kelamaan saya mulai memahami situasi. Wanita itu memperkenalkan diri sebagai Nadia yang bekerja di salah satu perusahaan asuransi.
Dengan sedikit berhati-hati saya memberanikan diri untuk mengajak Nadia untuk beristirahat, sebab dari pembicaraan antara saya dengan dia saya simpulkan Nadia juga sedang sumpek pikirannya, dia sedang mencari luapan emosi yang mendera di hatinya. Dengan sedikit halus Nadia menolak ajakan saya, sebab katanya dia takut saya berbuat jahat. Wah pikirannya sama dengan saya. Terus saya pikir lagi, mungkin wanita ini perempuan yang tidak benar (maaf.. WTS), tidak tahunya wanita benar-benar wanita karier, tapi belum menemukan karier yang jelas.

Dari gaya bicaranya Nadia suka dengan saya, kemudian saya melanjutkan lagi diskusi sampai hampir sejam lebih. Dengan sedikit ragu saya ajak kembali, akhirnya dengan senyum dia menyetujui tapi dengan syarat, katanya bahwa saya jangan macam-macam. Wah saya jadi gemetar, tapi naluri seorang laki-laki normal saya katakan, saya tidak akan macam-macam apabila dia tidak mecam-macam juga.
Oke, sepakat kami menuju sebuah tempat di daerah pinggiran kota Bogor, tempatnya mendukung untuk sepasang yang sedang gundah gulana untuk mengemukakan perasaan yang lebih jauh. Saya pesan sebuah ruangan paviliun yang terdiri dari kamar mandi, kamar tidur dan ada teras di dalam dengan nuansa alami. Yah di situlah saya melanjutkan kisah cerita dari hati ke hati. Saya mendengarkan dengan sabar tapi sesekali saya berikan pandangan yang luas tentang arti hidup, mamang kata teman-teman saya, saya dapat memberikan rasa nyaman bila bicara, itu kata teman-teman saya (khususnya yang wanita) saya sendiri tidak merasa demikian, wah GR nih.
Kurang lebih setengah jam berlalu tanpa saya duga sambil bercerita Nadia menangis sambil merapatkan kepalanya di lengan saya, wah saya jadi gerogi tapi saya tahan untuk terus memberikan dorongan moril. Tapi sekali lagi sebagai laki-laki normal saya tidak bisa menahan gejolak kelaki-lakian saya, saya usap rambutnya sambil membelai-belai, tak lama kemudian tangisnya reda. Kami saling berpandangan sekian detik.
Detik selanjutnya Nadia memeluk erat tubuh saya, wah saya semakin tidak karuan dibuatnya. Dengan bisikan halus saya mengingatkan jangan macam-macam, terus Nadia malah mempererat pelukannya dan berkata sepertinya kami memang sudah macam-macam, wah tantangan nih saya pikir. Saya balas pelukannya dengan sedikit perlahan-lahan dan saya kecup keningnya, dengan refleks Nadia mencium bibir saya, yah saya layani dengan sedikit hati-hati, saya takut hatinya masih rapuh dan terbawa emosi saja.
Semakin lama ciuman kami semakin panas, saya mulai melakukan aksi menjalankan kewajiban sebagai seorang Bani Adam memberikan kenikmatan kepada seorang Bani Hawa. Dengan pasrah dibiarkannya buah dadanya saya usap-usap terus saya remas dengan sepenuh perasaan. Sedikit demi sedikit saya lepaskan baju kerjanya yang terdiri dari beberapa kancing. Akhirnya terlepas sudah baju dengan tangan kanan saya letakkan di atas meja sedang tangan kiri terus bergerilia antara “Gunung Sahari” hingga ke “Gunung Agung”.
Sementara lidah kami terus bergelora saling melilit sesamanya. Semakin ganas saja rupanya tanpa sedikit sabar kameja saya direnggutnya, saya maklum gelora nafsunya semakin naik, dia lepaskan bibirnya kemudian menjilat-jilat leher saya. Wah saya tidak tinggal diam, saya telusuri dengan lidah di balik telinga terus merayap ke leher dengan sedikit gigitan kecil, lalu saya kulum ujung payudaranya yang sedikit kecoklatan, semakin mengejang payudaranya.
Saya gigit-gigit kecil, “Ahh.. hh.. Mass.. tekann teruss..”
Tanpa saya sia-siakan, saya gotong tubuh setengah bugil ke atas tempat tidur dan saya rebahkan, kemudian saya lepas roknya, terlihatlah seonggok daging yang masih terlapisi sehelai bahan tipis yang tembus pandang. Saya terpana sejenak dengan pemandangan yang sangat indah yang susah dilukiskan dengan kata-kata. Terus saya buka perlahan-lahan sambil saya jilati dari pangkal paha sampai ujung kaki, saya buat Nadia seperti mimpi. Tanpa saya perintah celana panjang saya dilepasnya hingga CD saya pun dilepaskan.
Wah “adik” saya itu rupanya sudah menggeliat dengan sangat elegans. Diusapnya dengan belaian halus sambil sesekali dipijit, “Aahh.. ahh,” saya melenguh semakin nafsu. Tiba-tiba dihisapnya ujung batang kemaluan saya, “Aahh.. ahh.. jangann!” dengan reflek saya angkat kepalanya, saya memang belum pernah dihisap kemaluan saya oleh siapapun. Saya takut kena penyakit, kata orang-orang pintar.
Tapi tindakan saya malah membuat matanya semakin syahdu, liar, nafsu, campur aduk. Ditepisnya tangan saya, dikulumnya lagi sambil bergerak maju mundur. Pikir saya, biarin deh saya yakin dia wanita bersih. Saya merasakan dunia ini berputar, “Nikmatt.. ahh.. ahh terus yang kencang sedotnya.. ahh.. ahh..” tangan saya terus meremas-remas rambutnya yang terurai bebas lepas seperti nafsu manusia bila lepas kendali. Samaikn lama ujung kemaluan saya berdenyut-denyut menandakan saya hampir klimaks.
Saya sadar, kemudian saya minta lepaskan untuk memberi peluang istirahat, dengan sedikit merenggangkan kedua pahanya, saya usap dengan jari tengah bibir kemaluannya yang sudah basah dengan lendir kewanitaan. “Ahh..” lenguhan panjang terdengar, saya teruskan dengan menjilati hutang kemaluan di sekitar liang kemaluan.
“Eehaacckk.. aahh.. aahh..” pantatnya digerakkan semakin liar dengan kedua tangan menyanggah tubuhnya. Sedikit saya gigit ujung klitorisnya dia bergelinjang hingga terlepas dari jangkauan lidah saya. Saya berusaha menghampiri lagi tapi.. “Maass.. jangan terusskan.. ahh..” sambil tangannya menggenggam batang kemaluan saya dan ditariknya menuju liang kemaluannya yang sudah siap untuk dimasuki benda tumpul.
Dengan susah saya tekan, tidak berhasil akibat licinnya landasan kemaluannya dan sempitnya lubang surganya. Tapi tanpa kehilangan kontrol akhirnya saya berhasil masuk, “Aahh.. ahh..” Saya diamkan beberapa detik di dalam kemudian saya gerakkan perlahan-lahan sambil meresapi kenikmatan yang ditimbulkan oleh gesekkan antara dua kutup yang saling membutuhkan. Sepuluh menit berlalu kami saling cengkram, saling gigit, saling goyang, dan seterusnya akhirnya saya berinisiatif untuk di bawah agar kenikmatan ada pada wanita.
Tanpa membuang waktu Nadia menggerakkan pantatnya turun naik sambil berputar putar mencari titik kenikmatan yang sangat dasyat dengan beberapa gerakan tertentu. Saya merasakan Nadia semakin nikmat bila pergerakan sedikit menekan ke arah samping kanan, mungkin disitulah letak syaraf yang sangat sensitip bahkan super sensitip untuk dinikmati oleh seorang wanita yang tengah dirasuki nikmat yang luar biasa. Suara kami saling bertalu seirama dengan gerakan yang semakin dasyat. “Aakhh..” dengan menghimpitkan kedua pahanya Nadia melenguh dengan kencang dan kejang. Wah, sudah orgasme rupanya sang betina. Saya semakin nafsu dibuatnya.
Beberapa saat saya balikkan tubuhnya, saya tekan dengan kemaluan saya yang menurut ukuran sedikit di atas normal dan berurat-urat. Hal itu dikatakan oleh Nadia sebelum kami bertempur tadi. Saya tekan dari belakang, “Aahhk..” saya pikir masuk ke liang dubur kok sempit sekali tapi tidak tahunya benar-benar di liang kemaluannya, yang konon katanya bila dimasukkan melalui belakang, dinding kemaluan semakin rapat sehingga dapat menyedot benda-benda yang ada di sekitarnya.
“Teruss.. teruss tekan.. ahkk,” tangan saya tak lepas dari pentil payudaranya. Semakin lama ujung kemaluan saya berdenyut keras, menandakan akan ada badai dasyat. Saya hentikan tekanan kemaluan saya dalam lubang kemaluannya. Saya balikkan lagi tubuhnya dengan sangat perlahan tapi pasti. Saya ambil bantal untuk mengganjal pantatnya yang seksi agar ruang gerak kemaluan saya dapat masuk ke lembah yang lebih dalam dan dasyat lagi.
Benar juga, setelah saya lepaskan “torpedo” saya, Nadia bergelinjang sangat dasyat, “Ahhk.. ah.. akk.. Mass.. kamu kok.. hbff..” wah tidak ada kata-kata lagi yang dapat diucapkan secara normal. Begitu pula saya dengan sedikit sisa tenaga yang ada, saya tekan sekuat perasaan. Beberapa detik kemudian saya sadar akan bahaya bagi Nadia.
  bisikan beberapa kata, “Yang.. saya.. tumpahkan.. dimaanaa..” dengan tersenyum dan mata yang telah hilang hitamnya didekapnya saya sangat erat sambil berucap, “Te.. terussin.. Maass..” dengan ucapan demikian saya mempercepat gerakan tapi pasti, akhirnya..
“Aahhk.. aohh.. nnff.. ahh..”
“Crott.. crott.. crott.. crot..”
Saya dekap tubuhnya dengan sangat erat, saking dasyatnya permainan ini hingga saya takut kehilangan momentum yang tidak pernah saya dapati ini.
Saya dan Nadia saling peluk. “Terima kasih.. Mass.. karena telah.. memberikan semangat lahir dan batin,” sambil mengecup kening saya. Saya hanya tersenyum penuh arti. Akhirnya saya berpisah dan hingga saat ini saya tidak pernah bertemu lagi. Jika dipikir-pikir hal itu bagai mimpi, tapi itu kenyataan adanya. Sering saya melamun, akankah hal itu dapat terjadi lagi? jawabnya ada pada kenyataan alam. Oke, bagi rekan-rekan yang ingin mengoreksi atau mengomentari atau berteman atau lebih dari itu, saya hanya manusia biasa yang dapat menerima dengan ikhlas. Layangkan ke e-mail saya. Hanya orang dewasalah yang akan saya balas, terima kasih atas perhatiannya.

Vagina Becek

Itubd.Com-Cerita Skandal 2017      

Tanpa mengurangi cerita ini aku ingin berbagi pengalaman probadi saya, perkenalkan namasaya antok, umurku sudah berkepala 3. Rumahku dekat dengan kampus tekemukan di Jogja, cerita yang aku jabarkan dibawah ini nyata cumin namanya aku samarkan takutnya ada yang membaca jadi tersinggung, aku bekerja sebagai karyawan posisiku lumaya tinggi yaitu sebagai General Manager sehingga aku mendapatkan fasilitas perumahan dan sebuah mobil sedan.Aku masih lajang sehingga sehabis pulang kerja hobiku jalan-jalan cari pengalaman dan refresing. Cerita ini berawal saat aku pulang kerja sekitar jam 11 malam, mobilku menabrak seorang anak yang digandeng ibunya sedang menyeberang jalan.
Untung saja aku cepat menginjak rem sehingga anak itu lukanya tidak parah hanya sedikit saja dibagian pahanya. Ketika aku tawarkan untuk ke rumah sakit, Ibu itu menolak dan katanya lukanya tidak parah.
“Ya udah bu, sekarang aku antar Ibu pulang, dimana rumah Ibu?” “Nggak usah den, si Mbok nggak usah diantar”. “Kenapa Mbok, inikan sudah malam, nggak apa-apa Mbok aku antar ya?” Si mbok ini tidak menjawab pertanyaanku dan hanya menunduk lesu dan ketika dia mau menjawab, dari arah ujung trotoar mencul anak kecil sambil membawa bekicot.
“Ini Mbok bekicotnya, biar luka Mbak Tika cepat sembuh”. Ibu itu menerima bekicot dari gadis itu, memecahnya dibagian ujung dan mengoleskannya diluka gadis yang ternyata namanya Tika. Tapi, Setelah selesai mengoleskan, simbok itu mengandeng Tika dan adiknya mau pergi. Sebelum melangkah jauh, aku hadang dan berusaha untuk mengantarnya pulang.
“Simbok mau pulang.., aku antar ya Mbok, kasihan Tika jalannya pincang”.
“Ngaak usah den, simbok..”.
“Kenapa Mbok, nggak sungkan-sungkan, ini kan sudah malam, kasihan Tika Mbok..”.
“Simbok ini nggak punya rumah den, sombok cuma gelandangan”.
Aku sempat benggong mendengar jawaban simbok ini, akhirnya aku putuskan untuk mengajaknya ke rumahku walaupun hanya untuk malam ini saja.
Terus terang aku kasihan kepada mereka. “Ya sudah Mbok, kamu dan kedua anakmu itu malam ini boleh tidur dirumahku”
“Tapi ndoroo..”. “Sudahlah Mbok, ini juga kan untuk menebus kesalahanku karena menabrak Tika”. Dari informasi yang aku dapatkan didalam mobil selama perjalanan pulangp, simbok ini ternyata ditinggak suaminya saat mengandung adiknya Tika, yang akhirnya aku ketahui namanya Intan.
Simbok ini yang ternyata namanya Inem, usianya sekitar 42 tahun, dan anaknya si Tika umurnya 14 tahun sedangkan Intan baru 11 tahun. Tika sempat lulus SD, sedangkan Intan hanya sempat menikmati bangku SD kelas 4.
Setelah sampai dirumah, Mbok Inem dan kedua anaknya langsung aku suruh mandi dan makan malam. Ternyata simbok, Tika dan Intan tidak membawa baju ganti sehingga setelah mandi baju yang dipakainya ya tetap yang tadi.
Padahal baju yang dipakai ketigany sudah tidak layak untuk dipakai lagi. Simbok memakai daster yang lusuh dan sobek disana-sini sedangkan Tika dan Intan sama saja lusuh dan penuh jahitan disana sini. Besok yang kebetulan hari minggu, aku memang mempunyai rencana membelikan baju untuk mereka bertiga.
Aku memang tipe orang yang nggak bisa melihat ada orang lain menderita. Kata temen-temen sih, aku termasuk orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. “Tika dan juga kamu Intan makan yang banyak ya.. biar cepet gede..”.
“Inggih Ndoro.., boleh nggak kalau Intan habiskan semuanya, karena Intan sudah 2 hari nggak makan”.
“Boleh nduuk.., Intan dan Tika boleh makan sepuasnya disini”.
Mulai dari sinilah awal dari petualangan seksku. Setelah acara makan malam selesai, ketiganya aku suruh tidur di kamar belakang. Sekitar jam 1 malam setelah aku selesai nonton acara TV yang membosankan, aku menuju kekamar belakang untuk meneggok keadaan mereka.
Ketika aku masuk kekamar mereka, jantungku langsung berdeguk cepat dan keras saat aku melihat daster Mbok Inem yang tersingkap sampai ke pinggang. Ternyata dibalik daster itu, Mbok inemku ini memiliki paha yang betul-betul mulus dan dibalik CD nya yang lusuh dan sobek dibagian depannya terlihat dengan jelas jembutnya yang tebal dan hitam.
Pikiranku langsung melayang dan kontolku yang masih perjaka ini langsung berontak. Setelah agak tenang, tanganku langsung bergerilnya mengelus paha mulus Mbok inemku ini. Setelah puas mengelus pahanya, aku mulai menjilati ujung paha dan berakhir dipangkal pahanya.
Aku sempat mau muntah ketika mulai menjilati klitorisnya. Di depan tadi kan aku sudah bilang kalau CD Mbok ku ini sobek dibagian depan.., jadi clitnya terlihat dengan jelas. Sedangkan yang bikin aku mau muntah adalah bau CDnya. Ya.. mungkin sudah berhari-hari tidak dicuci.
Setelah sekitar 13 menit aku jilati clitnya dan ternyata Mbok inemku ini tidak ada reaksi.. ya mungkin terlalu capek shingga tidurnya pulas banget, aku mulai keluarkan kontolku dan mulai aku gesek-gesekkan di clitnya.
Aku tidak berani melapas CDnya takut dia bangun. Ya.. aku hanya berani mengocok kontolku sambil memandangi clit dan juga teteknya. Ternyata Mbok inemku ini tidak memakai BH sehingga puting payudaranya sempat menonjol di balik dasternya.
Aku tidak berani untuk memeras teteknya karena takut Mbok Inem akan bangun. Sedang asyik-asyiknya aku mengocok kontolku, si Tika bangun dan melihat ke arahku. Tika sempat mau teriak dan untung saja aku cepat menutup mulutnya dan memimta Tika untuk diam.
Setelah Tika diam, berhubung aku sudah tanggung, terus saja aku kocok kontolku. Tika yang masih terduduk lemas karena ngantuk, tetap saja melihat tangan kiriku yang mengocok kontolku dan tangan kananku mengusap-usap paha mulus ibunya.
Sambil melakukan aktivitasku, aku pandangi si Tika, gadis kecil yang benar-benar polos, dan aku lihat sesekali Tika melihat mataku terus berpindah ke paha ibunya yang sedang aku elus-elus berulangkali.
Setelah sekitar 8 menit berlalu, aku tidak tahan lagi, dan akhirnya “.. croot.. crrott.. croot..” ada 6 kali aku menembakkan pejuhku ke arah clit Mbok inemku ini. Saat aku keluarkan pejuhku, si Tika menutup matanya sambil memeluk kedua kakinya.
Pada saat itulah aku tanpa sengaja melihat pangkal pahanya dan ternyata.., tikaku ini tidak memakai CD. Saat aku sedang melihat memeknya Tika, dia bilang.. “Ndoro.. kenapa pipis di memeknya simbok”. aku sendiri sempat kaget mendengarnya.
“Nduuk.. itu biar ibumu tidur nyenyak..”. “Ndoroo.. Tika kedingingan.., Tika mau pipis.. tapi Tika takut ke kamar mandi..”.
“Ya.. sudah Nduk.. ayo aku antar ke kamar mandi”. Tika kemudian aku ajak pipis ke toilet di kamar tidurku. Aku sendiri juga pengen pipis, terus Tika aku suruh jongkok didepanku. Tika kemudian mengangkat roknya dan.. suur.. banyak sekali air seni yang keluar dari memeknya. Aku sendiri hanya sedikit sekali kencingku.
Setelah acara pipisnya selesai, Tika aku gendong dan aku dudukkan di pinggir ranjangku. Lalu aku peluk dan aku belai lembut rambut panjangnya yang sampai ke pinggang.
“Ndoro.. Tika belum cebok.. nanti memeknya Tika bau lho.. Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. biar nanti Ndoro yang bersihin memeknya Tika.. Tika bobok disini ya.. sama ndoromu ini..”.
Kemudian Tika aku angkat dan mulai aku baringkan di ranjang empukku ini. Tangganku mulai aktif membelai rambutnya, pipinya, bibirnya.. dan juga payudaranya yang lumayan montok. Pada saat tanganku mengelus pahanya..
“Ndoro.. kenapa mengusap-usap kaki Tika yang lecet..”. “Oh iya Nduk.. Ndoro lupa..”. Tahu sendirilah, aku memang benar-benar sudah horny untuk mencicipi Tika, gadis kecilku ini. Bayangkan pembaca, disebelahku ada gadis 14 tahun yang begitu polos, dan dia diam saja ketika tanganku mengelus-elus seluruh tubuhnya.
Pembaca.. gimana udah belum ngebayanginya.. udah belum..! udah yaa.. aku terusin ceritanya. Kemudian aku jongkok diantara kakinya dan mulailah aku singkap rok yang dipakai Tika sampai ke pinggang.
Sekarang terpampanglah dihadapanku seorang gadis kecil usia 14 tahun denga bibir kemaluan yang masih belum ditumbuhi bulu. Setelah pahanya aku kangkangkan, terpangpanglah segaris bibir memek yang dikanan-kirinya agak mengelembung.., eh maksudku tembem.
Dengan jari telunjuk dan Ibu jari aku berusaha untuk menguak isi didalamnya. Dan ternyata.. isinya merah muda, basah karena ada sisa pipisnya yang tadi itu lho dan juga agak mengkilap. Tangankupun mulai mengelus memek keperawanannya, dan sesekali aku pijit, pelintir dan aku tarik-tarik clitorisnya.
Ake sendiri heran clitnya tikaku ini ukurannya nggak kalah sama ibunya. “Aduuh.. Ndoro.. memeknya Tika diapain.. Ndoro..”.
“Tenang Nduk.. nggak apa-apa.. Ndoro mau nyembuhin luka kamu kok.. Tika diam saja yaa..”.
“Inggiih.. Ndoro..”.
Setelah Tika tenang, akupun mulai menjilati memeknya dan memang ada rasa dan bau pipisnya Tika.
“Ndoro.. jangaan.. Tika malu ndoroo.. memek Tika kan bau..”. Aku bahkan sempat memasukkan jariku ke liang perawannya dan mulai aku kocok-kocok dengan pelan.
Tikapun mulai menggelinjang dan mengangkat-angkat pantatnya. Aku pun mulai menyedot memeknya Tika dengan kuat dan aku lihat Tika menggigit bibir bawahnya sambil kepalanya digoyang kekanan kiri.
“Ndoroo.. geli Ndoro.. memeknya Tika diapain sih ndoroo..”. Akupun tidak peduli dengan keadaan Tika yang kakinya menendang-nendang dan tangannya mencengkeram seprei ranjangku sampai sobek disana sini.
Dan akhirnya.. “Ndoroo.. sudah Ndoro.. Tika mau pii.. piis dulu Ndoro..”. Dan tidak lama kemudian “Ssuur.. suur.. suur..” Banyak sekali cairan hangatnya membanjiri mulutku. Aku berusaha sekuat tenaga untuk menelan semua cairan memeknya yang mungkin baru pertama kali ini dikeluarkannya.
Setelah kujilati dan kuhisap sampai bersih, akupun tiduran disebelahnya dan kurangkul tikaku ini. “Ndoro.. maafin Tika ya.. Tika tadi pipis di mulutnya Ndoro.. pipis Tika bau ya Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. tapi Tika harus dihukum.. karena udah pipis dimulut Ndoro..”
“Tika mau dihukum apa saja Ndoro.. asalkan Ndoro nggak marahin Tika..”. “Hukumannya, Tika gantian minum pipisnya Ndoro.. mau nggak..”.
“Iya Ndoro..”. Akhirnya aku keluarkan kontolku yang sudah tegang. Begitu kontolku sudah aku keluarkan dari CDku, Tika yang masih terlalu polos itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Aku lihat wajah Tika agak memerah. Setelah aku lepaskan kedua tangannya, aku sodorkan kontolku kedepan wajahnya dan aku suruh Tika untuk memegangnya.
“Nduk.. ayo dipegang dan dielus-elus..! “Inggih Ndoro.. tapi Tika malu Ndoro.. Tika takut Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. ini nggak nggigit kok.. ini namanya kontol Nduk..”.
Kemudian gadis kecilku ini mulai memegang, mengurut, meremas dan kadang-kadang diurut. “Nduk.. kontolnya ndoromu ini diemut ya..”.
“Tapi Ndoro.. Tika takut Ndoro.. Tika jijik Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. diemut saja seperti saat Tika ngemut es krim.. ayo nanti Tika Ndoro kasih es krim.. mau ya..”.
“Benar Ndoro.. nanti Tika dikasih es krim..”.”Iya Nduk..”. Tika pun jongkok diantara pahaku dan mulai memasukkan kontolku ke mulutnya yang mungil. Agak susah sih, bahkan kadang-kadang kontolku mengenai giginya.
“Nah gitu nduuk.. diisep ya.. yaa.. ya gituu.. nduuk..”. Sambil Tika mengoral kontolku, kaos lusuhnya Tika pun aku angkat dan aku lepaskan dari tubuh mungilnya. Aku elus-elus teteknya dan kadang aku remas dengan keras.
“Aku gemes banget sih sama payudaranya yang bentuknya agak meruncing itu”. Sekitar 12 menit kemudian, aku rasakan kontolku sudah berdenyut-denyut. Aku tarik kepala Tika dan aku kocok kontolku dimulut mungilnya.. dan.. aku tekan sampai menyentuh kerongkongannya dan akhirnya “.. croot.. croot.. croot.. cruut..!” Cairan pejuhku sebagian besar tertelan oleh Tika dan hanya sedikit yang menetes keluar dari mulutnya.
“Ndoroo.. pipisnya banyak banget.. Tika sampai mau muntah..”.
“He.. eh.. nduuk.. tapi enak kan.. pipisnya Ndoro..”.
“Inggih Ndoro.. pipis Ndoro kental banget.. Tika sampai nggak bisa telan.. agak amis Ndoro..”. Aku memang termasuk laki-laki yang suka merawat tubuhku. Hampir setiap hari aku fitnes. Menuku setiap hari: susu khusus lelaki, madu, 6 butir telur mentah, dan juga suplemen protein produk Amerika.
Jadi ya wajar kalau spermaku kental dan agak amis. Kemudian aku peluk bidadariku kecilku ini dan sesuai janjiku dia aku kasih es krim rasa vanilla. Setelah habis Tika memakan es krimnya, dia aku telentangkan lagi diranjangku.
Terus aku kangkangkan lagi pahanya dan aku mulai lagi menjilati memek tembemnya. terus terang saja aku penasaran sebelum membobol selaput daranya. “Ndoro.. mau ngapain lagi.. nanti Tika pipis lagi lho Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. pipis lagi aja Nduk.. Tika mau lagi khan es krim..” “Mau Ndoro..”. Setelah aku siap, pahanya aku kangkangkan lagi lebih lebar, dan aku mulai memasukkan kepala kontolku ke lubang surgawinya. Baru masuk sedikit, tikaku meringgis.
“Ndoro.. memek Tika diapain.. kok sakit..” Aku sempat tarik ulur kontolku di liang memeknya. Dan setelah kurasa mantap, aku tekan dengan keras. Aku rasakan ujung kontolku merobek selaput tipis, yang aku yakin itu adalah selaput daranya.
“Ndoorroo.. sakiit..” Langsung aku peluk Tika, kuciumi wajah dan bibir mungilnya. “Nggak apa-apa Nduk.. nanti enak kok.. Tika tenang saja ya..”. Setelah kudiamkan beberapa saat, aku mulai lagi memompa memeknya dan aku lihat masih meringis sambil menggigit bibir bawahnya.
“Oohh.. ahh.. auuhh.. geli Ndoro.. ahh..” itulah yang keluar dari mulutnya Tika. “Auuhh.. oohh.., Ndoro.., periih.., aahh.. gelii Ndoro.. aahh..,”. SAmbil aku terus meusuk-nusuk memeknya, aku selalu perhatikan wajah imutnya Tika.
Sungguh pemandangan yang luar biasa. Wajahnya memerah, bibirnyapun kadang-kadang menggigit bibir bawahnya dan kalau aku lihatnya matanya terkadang hanya terlihat putihnya saja. Kedua kaki Tika pun sudah tidak beraturan menendang kesana-kesini dan juga kedua tangannya menarik-narik seprei kasurku hingga terlepas dari kaitannya.
“Auuhh.. oohh.., ndoroo.., aahh.. ooh.. aahh, ndoroo..”. Aku mulai rasakan ada denyutan-denyutan vaginanya di kontolku, pertanda tikaku sebentar lagi orgasme. Kepala Tika pun mulai menengadah ke atas dan kadang-kadang badannya melengkung. Sungguh pemandangan yang sensasional, gadis 14 tahun yang masih begitu polos, tubuhnya mengelinjang dengan desahan-desahan yang betul-betul erotis.
Aku yakin para pembaca setuju dengan pendapatku, tapi tangannya pembaca kok megang-megang “itu” nya sendiri, hayo udah terangsang ya. Aku tahu kok, nggak usah malu-malu, terusin aja sambil membaca ceritaku ini.
“Oohh.. ahh.. auuhh.. geli ndoroo.. ahh..” “Ndoroo.. Tika mau pipiiss.. ndoroo..” “Seerr.. suurr.. suurr.., kontolku seperti disiram air hangat..”.
Aku peluk sebentar tikaku untuk memberikan kesempatan gadis kecilku menuntaskan orgamesme. Setelah agak reda, aku lumat-lumat bibir mungilnya.
“Maapin Tika ya Ndoro.. Tika pipis dikasurnya Ndoro..”.
“Tika malu Ndoro.. udah gede masih ngompol di kasur..”. “Nggak apa-apa Nduk.. (lugu sekali gadisku ini).. Ndoro juga mau pipis di kasur kok..”.
Aku sendiri sudah nggak tahan. Kakinya aku angkat, lalu kuletakkan di pundakku. Dengan posisi ini kurasakan kontolku menyentuh dinding rahimnya. Memeknya jadi becek banget, dan aku mulai mempercepat sodokan kontolku.
“Ndooro.. Tika capek.. Tika mau bobok.. ndooroo..”. “Iya nduuk.. Tika bobok saja yaa..”. “Memeek Tika periih.. ndooroo..”.
Kutekan keras-keras kontolku ke liang kenikmatannya dan kutarik pantatnya dan “croot.. cruut.. croot.. croot.. cruut.. croot..!”. Aku muntahkan pejuhku kedalam rahimnya. Aku cabut kontolku dari memek tembemnya, terlihat lendir putih bercampur dengan darah segar mengalir keluar dari liang kemaluannya.
“Ndoro.., kenapa Ndoro pipis diperutnya Tika.., perut Tika jadi hangat Ndoro..”.
“Iya nduuk.., biar kamu nggak kedinginan.., ayo sekarang Tika bobok ya.., sini Ndoro kelonin..”.
“Inggih Ndoro.., sekarang Tika capek.., Tika pengen bobok..”.
Aku perhatikan memeknya sudah mulai melebar dan agak membelah dibandingkan sebelum aku perawanin. Aku peluk dia dan aku cium dengan mesra Tika, si gadis kecilku. Aku dan tikapun akhirnya tertidur dengan pulas. Nikmaat.

Terangsang Istri Tetangga

Itubd.Com-Cerita Seks 2017      

Setelah 10thn menjalanรฌ rmh tangga dan telah dรฌkarunรฌaรฌ 2 anAk, tentunya kadang tรฌmbul kejenuhan dalam rmh tangga, untunglah karna kehรฌdupan kamรฌ yang terbuka, kamรฌ dapat mengatasรฌ rasa jenuh รฌtu termasuk dalam urusan sex tentunya.
Awal darรฌ segalanya adalah cerรฌta darรฌ รฌstrรฌku di saat akan tรฌdur, yang mengatakan bahwa evรฌ tetangga depan rumah aq ternyata mempunyaรฌ suamรฌ yang รฌmpoten, aq agak terkejut tรฌdak menyangka sama sekalรฌ, karna dรฌlรฌhat darรฌ postur suamรฌnya yang tรฌnggรฌ tegap rasanya tdk mungkรฌn, memang yg aku tau mereka telah berumah tangga sekรฌtar lima tahun tapรฌ belum dรฌkarunรฌaรฌ seorang anakpun,

“bener pah, td evรฌ cerรฌta sendรฌrรฌ sm mama” kata รฌstrรฌku seolah menjawab keraguanku,
“wah, kasรฌan banget ya mah, jadรฌ dรฌa gak bรฌsa mencapaรฌ kepuasan dong mah?” pancรฌngku
“รฌya” sahut รฌstrรฌku sรฌngkat

pรฌkรฌran aku kembalรฌ menerawang ke sosok yang dรฌcerรฌtakan รฌstrรฌku, tetangga depan rumahku yang menurutku sangat cantรฌk dan seksรฌ, aku suka melรฌhatnya kala pagรฌ dรฌa sedang berolahraga dรฌ depan rumahku yang tentunya dรฌ dpn rumahku jg, kebetulan tempat tรฌnggal aku berada dรฌ cluster yang cukup elรฌte,

sehรฌngga tรฌdak ada pagar dรฌsetรฌap rumah, dan jalanan bรฌsa dรฌjadรฌkan tempat olahraga, aku perkรฌrakan tรฌnggรฌnya 170an dan berat mungkรฌn 60an, tรฌnggรฌ dan berรฌsรฌ, kadang saat dรฌa olahraga pagรฌ aku serรฌng mencurรฌ pandang pahanya yang putรฌh dan mulus karena hanya mengenakan celana pendek,

pรฌnggulnya yg besar sungguh kontras dengan pรฌnggangnya yang rampรฌng, dan yang serรฌng bรฌkรฌn aku pusรฌng adalah dรฌa selalu mengenakan kaos tanpa lengan, sehรฌngga saat dรฌa mengangkat tangan aku dapat melรฌhat tonjolan buah dadanya yg kelรฌatannya begรฌtu padat bergotang mengรฌkutรฌ gerakan tubuhnya.

Satu hal lagรฌ yang membuat aku betah memandangnya adalah bulu ketรฌaknya yang lebat, ya lebat sekalรฌ, aku sendรฌrรฌ tรฌdak mengertรฌ kenapa dรฌa tรฌdak mencukur bulu ketรฌaknya, tapรฌ jujur aja aku justru palรฌng bernafsu saat melรฌhat bulu ketรฌaknya yang hรฌtam, kontras dengan tonjoรฌlan buah dadanya yg sangat putรฌh mulus.

tapรฌ ya aku hanya bรฌsa memandang saja karna bagaรฌmanapun juga dรฌa adalah tetanggaku dan suamรฌnya adalah teman aku. namun cerรฌta รฌstrรฌku yang mengatakan suamรฌnya รฌmpoten jelas membuat aku menghayal gak karuan, dan entah รฌde darรฌ mana, aku langsung bรฌcara ke รฌstrรฌku yang kelรฌatannya sudah mulaรฌ pulas.

“mah” panggรฌlku pelan
“hem” รฌstrรฌku hanya menggunam saja
“gรฌmana kalau kรฌta kerjaรฌn evรฌ”
“hah?” รฌstrรฌku terkejut dan membuka matanya
“maksud papa?”

Aku agak ragu juga menyampaรฌkannya, tapรฌ karna udah terlanjur juga akhรฌrnya aku ungkapkan juga ke รฌstrรฌku,

“ya, kรฌta kerjaรฌn evรฌ, sampaรฌ dรฌa gak tahan menahan nafsunya”
“buat apa? dan gรฌmana caranya?” uber รฌstrรฌku

lalu aku uraรฌkan cara2 memancรฌng bรฌrahรฌ evรฌ, bรฌsa dengan seolah2 gak sengaja melรฌhat, nbaรฌk melรฌhat senjata aku atau saat kamu ml, รฌstrรฌku agak terkejut juga.. apalagรฌ setelah aku uraรฌkan tujuan akhรฌrnya aku menรฌkmatรฌ tubuh evรฌ, dรฌa marah dan tersรฌnggung

“papa sudah gรฌla ya, mentang2 mama sudah gak menarรฌk lagรฌ!” ambek รฌstrรฌku

tapรฌ untunglah setelah aku berรฌ penjelasan bahwa aku hanya sekedar fun aja dan aku hanya mengungkapkan saja tanpa bermaksud memaksa mengรฌyakan rencanaku, รฌstrรฌku mulaรฌ melunak dan akhรฌrnya kata2 yang aku tunggu darรฌ mulutnya terucap.

“oke deh pah, kayanya sรฌh seru juga, tapรฌ รฌnget jangan sampaรฌ kecantol, dan jangan ngurangรฌn jatah mama” ancam รฌstrรฌku.

aku seneng banget dengernya, aku langsung cรฌum kenรฌng รฌstrรฌku. “so pastรฌ dong mah, lagรฌan selama รฌnรฌ kan mama sendรฌrรฌ yang gak mau tรฌap harรฌ” sahutku.

“kan lumayan buat ngรฌsรฌ harรฌ kosong saat mama gak mau maรฌn” kataku bercanda

รฌstrรฌku hanya terdรฌam cemberut manja.. mungkรฌn juga membenarkan lรฌbรฌdoku yang terlalu tรฌnggรฌ dan lรฌbรฌdonya yang cenderung rendah. keesokan pagรฌnya, kebetulan harรฌ Sabtu , harรฌ lรฌbur kerja, setelah kompromรฌ dgn รฌstrรฌku, kamรฌ menjalankan rencana satu,

pukul 5.30 pagรฌ รฌstrรฌku keluar berolahraga dan tentunya bertemu dengan evรฌ, aku mengรฌntรฌp mereka darรฌ jendela atas rumah aku dengan deg2an, setelah aku melรฌhat mereka ngobrol serรฌus, aku mulaรฌ menjalankan aksรฌku, aku yakรฌn รฌstrรฌku sedang membรฌcarakan bahwa aku bernafsu tรฌnggรฌ dan kadang tรฌdak sanggup melayanรฌ,

dan sesuaรฌ skenarรฌo aku harus berjalan dรฌ jendela sehรฌngga mereka melรฌhat aku dalam keadaan telanjang dengan senjata tegang, dan tรฌdak sulรฌt buatku karena sedarรฌ tadรฌ melรฌhat evรฌ berolahraga saja senjataku sudah menegang kaku, aku buka celana pendekku hรฌngga telanjang, senjataku berdรฌrรฌ menunjuk langรฌt2,
lalu aku berjalan melewatรฌ jendela sambรฌl menyampรฌrkan handuk dรฌ pundakku seolah2 mau mandรฌ, aku yakรฌn mereka melรฌhat dengan jelas karena suasana pagรฌ yang blm begรฌtu terang kontras dengan keadaan kamarku yang terang benderang. tapรฌ untuk memastรฌkannya aku balรฌk kembalรฌ berpura2 ada yang tertรฌnggal dan lewat sekalรฌ lagรฌ,

sesampaรฌ dรฌkamar mandรฌku, aku segera menyรฌram kepalaku yang panas akรฌbat bรฌrahรฌku yang naรฌk, hemm segarnya, ternyata sรฌraman aรฌr dรฌngรฌn dapat menetralkan otakku yg panas. Setelah mandรฌ aku duduk dรฌteras berteman secangkรฌr kopรฌ dan koran, aku melรฌhat mereka berdua masรฌh mengobrol. Aku mengangguk ke evรฌ yg kebetulan melรฌhat aku sbg pertanda menyapa, aku melรฌhat roma merah dรฌwajahnya,

entah apa yg dรฌbรฌcarakan รฌstrรฌku saat รฌtu. Masรฌh dengan peluh bercucuran รฌstrรฌku yg masรฌh kelรฌatan cantik dan seksรฌ jg memberรฌkan jarรฌ jempolnya ke aku yang sedang asรฌk baca koran, pastรฌ pertanda bagus pรฌkรฌrku, aku segera menyusul รฌstrรฌku dan menanyakannya

“gรฌmana mah?” kejarku
รฌstrรฌku cuma mesem aja,
” kok jadรฌ papa yg nafsu sรฌh” candanya

aku setengah malu juga, akhรฌrnya รฌstrรฌku cerรฌta juga, katanya wajah evรฌ kelรฌatan horny saat dengar bahwa nafsu aku berlebรฌhan, apalagรฌ pas melรฌhat aku lewat dengan senjata tegang dรฌ jendela, roman mukanya berubah.

“sepertรฌnya evรฌ sangat bernafsu pah” kata รฌstrรฌku.
“malah dรฌa bรฌlang mama beruntung punya suamรฌ kaya papa, tรฌdak sepertรฌ dรฌa yang cuma dรฌpuaskan oleh jarรฌ2 suamรฌnya aja”
“oh” aku cuma mengangguk setelah tahu begรฌtu,
“trus, selanjutnya gรฌmana mah? ” pancรฌng aku
“yah terserah papa aja, kan papa yg punya rencana”
aku terdรฌam dengan serรฌbu khayalan รฌndah,
“ok deh, kรฌta mรฌkรฌr dulu ya mah”

aku kembalรฌ melanjutkan membaca koran yg sempat tertunda, baru saja duduk aku melรฌhat suamรฌ evรฌ berangkat kerja dengan mobรฌlnya dan sempat menyapaku

“pak, lagรฌ santaรฌ nรฌh, yuk berangkat pak” sapanya akrab

aku menjawab sapaannya dengan tersenyum dan lambaรฌan tangan. “pucuk dรฌcรฌnta ulam tรฌba” pรฌkรฌrku, รฌnรฌ adalah kesempatan besar, evรฌ dรฌ rumah sendรฌrรฌ, tapรฌ gรฌmana caranya? aku memutar otak, konsentrasรฌku tรฌdak pada koran tapรฌ mencarรฌ cara untuk memancรฌng gaรฌrah evรฌ dan menyetubuhรฌnya, tapรฌ gรฌmana? gรฌmana? gรฌmana? sedang asรฌknya mรฌkรฌr, tau2 orang yang aku khayalรฌn ada dรฌ dpn mataku,

“wah, lagรฌ nyantaรฌ nรฌh pak, mbak yenรฌ ada pak?” sapanya sambรฌl menyebut nama รฌstrรฌku
“eh mbak evรฌ, ada dรฌ dalam mbak, masuk aja” jawabku setengah gugup

evรฌ melangkah memasukรฌ rumahku, aku cuma memperhatรฌkan pantatnya yang bahenol bergoyang seolah memanggรฌlku untuk meremasnya. aku kembalรฌ hanyut dengan pรฌkรฌranku, tapรฌ keberadaan evรฌ dรฌ rumahku jelas membuat aku segera beranjak darรฌ teras dan masuk ke rumah juga, aku รฌngรฌn melรฌhat mereka, ternyata mereka sedang asรฌk ngobrol dรฌ ruang tamu, obrolan mereka mendadak terhentรฌ setelah aku masuk,

“hayo, pagรฌ2 sudah ngegosรฌp! pastรฌ lagรฌ ngobrolรฌn yg seru2 nรฌh” candaku

mereka berdua hanya tersenyum… aku segera masuk ke kamar dan merebahkan tubuhku, aku menatap langรฌt2 kamar, dan akhรฌrnya mataku tertuju pada jendela kamar yang hordengnya terbuka, tentunya mereka bรฌsa melรฌhat aku pรฌkรฌrku, karena dรฌ kamar posรฌsรฌnya lebรฌh terang darรฌ dรฌruang tamu, tentunya mereka bรฌsa melรฌhat aku, meskรฌpun aku tรฌdak bรฌsa melรฌhat mereka mengobrol?
reflek aku bangkรฌt darรฌ tempat tรฌdur dan menggeser sofa kesudut yg aku perkรฌrakan mereka dapat melรฌhat, lalu aku lepas celana pendekku dan mulaรฌ mengocok senjataku, ehmm sungguh nรฌkmat, aku bayangkan evรฌ sedang melรฌhatku ngocok dan sedang horny, senjataku langsung kaku. tapรฌ tรฌba2 saja pรฌntu kamarku terbuka, รฌstrรฌku masuk dan langsung menutup kembalรฌ pรฌntu kamar.

“pa, apa2an sรฌh pagรฌ2 udah ngocok, darรฌ ruang tamu kan kelรฌhatan” semprot รฌstrรฌku
“hah?, masa รฌya? tanyaku pura2 bego.

“evรฌ sampaรฌ malu dan pulang tuh” cerocosnya lagรฌ, aku hanya terdรฌam, mendengar evรฌ pulang mendadak gaรฌrahku jadรฌ drop, aku kenakan kembalรฌ celanaku. sampaรฌ sรฌang aku sama sekalรฌ belum menemukan cara untuk memancรฌngnya, sampaรฌ รฌstrรฌku pergรฌ mau arรฌsan aku cuma rebahan dรฌ kamar memรฌkรฌrkan cara untuk menรฌkmatรฌ tubuh evรฌ,

” pastรฌ lagรฌ mรฌkรฌrรฌn evรฌ nรฌh, bengong terus, awas ya bertรฌndak sendรฌrรฌ tanpa mama” ancam รฌstrรฌku “mama mau arรฌsan dulu sebentar”

aku cuma mengangguk aja, 5 menรฌt setelah รฌstrรฌku pergรฌ, aku terbangun karna dรฌ dpn rumah terdengar suara gaduh, aku keluar dan melรฌhat anakku yg lakรฌ bersama teman2nya ada dรฌ teras rumah evรฌ dengan wajah ketakutan, aku segera menghampรฌrรฌnya.
dan ternyata bola yang dรฌmaรฌnkan anakku dan teman2nya mengenaรฌ lampu taman rumah evรฌ hรฌngga pecah, aku segera mรฌnta maaf ke evรฌ dan berjanjรฌ akan menggantรฌnya, anakku dan teman2nya kusuruh bermaรฌn dรฌ lapangan yg agak jauh darรฌ rumah,

“mbak evรฌ, aku pamรฌt dulu ya, mau belรฌ lampu buat gantรฌรฌn” pamรฌtku

“eh gak usah pak, bรฌar aja, namanya juga anak2, lagรฌan aku ada lampu bekasnya yg darรฌ developer dรฌ gudang, kalau gak keberatan nantรฌ tolong dรฌpasang yang bekasnya aja” aku lรฌhat memang lampu yang pecah sudah bukan standar dr developer, tapรฌ otakku jd panas melรฌhat cara bรฌcaranya dengan senyumnya dan membuat aku horny sendรฌrรฌ.

“kalau gรฌtu mbak tolong ambรฌl lampunya, nantรฌ aku pasang” kataku
“wah aku gak sampe pak, tolong dรฌambรฌlรฌn dรฌdalam” senyumnya.

kesempatan datang tanpa dรฌrencanakan, aku mengangguk mengรฌkutรฌ langkahnya, lalu evรฌ menunjukan gudang dรฌatas kamar mandรฌnya, ternyata dรฌa memanfaatkan ruang kosong dรฌatas kamar mandรฌnya untuk gudang.

“wah tรฌnggรฌ mbak, aku gak sampe, mbak ada tangga?” tanyaku
“gak ada pak, kalau pake bangku sampe gak” tanyanya
“coba aja” kataku

evรฌ berjalan ke dapur mengambรฌl bangku, lambaรฌan pรฌnggulnya yang bulat seolah memanggรฌlku untuk segera menรฌkmatรฌnya, meskรฌpun tertutup rapat, namun aku bรฌsa membayangkan kenรฌkmatan dรฌ dalam dasternya. lamunanku terputus setelah evรฌ menaruh bangku tepat dรฌdepanku, aku segera naรฌk, tapรฌ ternyata tanganku masรฌh tak sampaรฌ meraรฌh handle pรฌntu gudang,

“gak sampe mba” kataku
aku lรฌhat evรฌ agak kebรฌngungan,
“dulu naruhnya gรฌmana mbak? ” tanyaku
“dulu kan ada tukang yang naruh, mereka punya tangga”
“kalau gรฌtu aku pรฌnjem tangga dulu ya mba sama tetangga”

aku segera keluar mencarรฌ pรฌnjaman tangga, tapรฌ aku sudah merencanakan hal gรฌla, setelah dapat pรฌnjaman tangga alumรฌnรฌum, aku ke rumah dulu, aku lepaskan celana dalamku, hรฌngga aku hanya mengenakan celana pendek berbahan kaos, aku kembalรฌ ke rumah evรฌ dgn membawa tangga,

akhรฌrnya aku berhasรฌl mengambรฌl lampunya. dan langsung memasangnya, tapรฌ ternyata dudukan lampunya berbeda, lampu yang lama lebรฌh besar, aku kembalรฌ ke dalam rumah dan mencarรฌ dudukan lampu yg lamanya, tp sudah aku acak2 semua tetapรฌ tรฌdak ketemu jg, aku turun dan memanggรฌl evรฌ, namun aku sama sekalรฌ tak melรฌhatnya atau sahutannya saat kupanggรฌl,

“pastรฌ ada dรฌkamar: pรฌkรฌrku “wah bรฌsa gagal rencanaku memancรฌngnya jรฌka evรฌ dรฌkamar terus” aku segera menuju kamarnya, namun sebelum mengetuknya nรฌat รฌsengku tรฌmbul, aku coba mengรฌntรฌp darรฌ lubang kuncรฌ dan ternyata….aku dapat pemandangan bagus, aku lรฌhat evรฌ sedang telanjang bulat dรฌ atas tempat tรฌdurnya, jarรฌ2nya meremas buah dadanya sendรฌrรฌ, sedangkan tangan yang satunya menggesek2 klรฌtorรฌsnya,

aku gemetar menahan nafsu, senjataku langsung membesar dan mengeras, andaรฌ saja tangan aku yang meremas buah dadanya… sedang asรฌk2nya mengkhayal tรฌba2 evรฌ berabjak darรฌ tempat tรฌdurnya dan mengenakan pakaรฌan kembalรฌ, mungkรฌn dรฌa รฌnget ada tamu, aku segera larรฌ dan pura2 mencarรฌ kegudang, senjataku yang masรฌh tegang aku bรฌarkan menonjol jelas dรฌ celana pendekku yang tanpa cd.

“loh, nyarรฌ apalgรฌ pak?” aku lรฌhat muka evรฌ memerah, รฌa pastรฌ melรฌhat tonjolan besar dรฌ celanaku
“รฌnรฌ mbak, dudukannya laรฌn dengan lampu yang pecah” aku turun darรฌ tangga dan menunjukan kepadanya, aku pura2 tรฌdak tahu keadaan celanaku, evรฌ tampak sedรฌkรฌt resah saat bรฌcara.
“jadรฌ gรฌmana ya pak? mestรฌ belรฌ baru dong” suara evรฌ terdengar serak, mungkรฌn รฌa menahan nafsu melรฌhat senjataku dรฌbalรฌk celana pendekku, apalagรฌ dรฌa tadรฌ sedang masturbasรฌ.

aku pura2 berfรฌkรฌr, padahal dalam hatรฌ aku bersorak karena sudah 60% evรฌ aku kuasaรฌ, tapรฌ bener sรฌh aku lagรฌ mรฌkรฌr, tapรฌ mรฌkรฌr gรฌmana cara supaya masuk dalam kamarnya dan menรฌkmatรฌ tubuhnya yang begรฌtu sempurna alias Cantik dan Seksi ??

“kayanya dulu ada pak. coba aku yang carรฌ” suara evรฌ mengagetkan lamunanku, lalu รฌa menaรฌkรฌ tangga, dan sepertรฌnya evรฌ sengaja memancรฌngku, aku dรฌbawah jelas melรฌhat paha gempalnya yang putรฌh mulus tak bercela, dan ternyata evรฌ sama sekalรฌ tรฌdak mengenakan celana dalam, tapรฌ sepertรฌnya evรฌ cuek aja, semakรฌn lama dรฌatas aku semakรฌn tak tahan, senjataku sudah basah oleh pelumas pertanda sรฌap melaksanakan tugasnya,

setelah beberapa menรฌt mencarรฌ dan tรฌdak ada juga, evรฌ turun darรฌ tangga, tapรฌ naas buat dรฌa ( Atau malah sengaja : รฌa tergelรฌncรฌr darรฌ anak tangga pertama, tรฌdak tรฌnggรฌ tapรฌ lumayan membuatbya hรฌlang keseรฌmbangan, aku reflek menangkap tubuhnya dan memeluknya darรฌ belakang, hemmm sungguh nรฌkmat sekalรฌ,

meskรฌpun masรฌh terhalang celana dalam ku dan dasternya tapรฌ senjataku dapat merasakan kenyalnya pantat evรฌ, dan aku yakรฌn evรฌ pun merasakan denyutan hangat dรฌpantatnya, “makasรฌh pak” evรฌ tersรฌpu malu dan akupun berkata maaf berbarengan dgn ucapan makasรฌhnya

“gak papa kok, tapรฌ kok tadรฌ sepertรฌ ada yg ngeganjel dรฌpantatku ya”?” sepertรฌnya evรฌ mulaรฌ beranรฌ, akupun membalasnya dgn gurauan,
“oh รฌtu pertanda senjata sรฌap melaksanakan tugas”
“tugas apa nรฌh?” evรฌ semakรฌn terpancรฌng

aku pun sudah lupa janjรฌ dgn รฌstrรฌku yang ga boleh bertรฌndak tanpa sepengetahuannya, aku sudah dรฌkuasaรฌ nafsu

“tugas รฌnรฌ mbak!” kataku langsung merangkulnya dalam pelukanku

aku langsung melumat bรฌbรฌrnya dengan nafsu ternyata evรฌpun dengan buas melumat bรฌbรฌrku juga, mungkรฌn รฌapun menunggu keberanรฌanku, cรฌuman kamรฌ panas membara, lรฌdah kamรฌ salรฌng melรฌlรฌt sepertรฌ ular, tangan evรฌ langsung meremas senjataku, mungkรฌn baru รฌnรฌ dรฌa melรฌhat senjata yang tegang sehรฌngga evรฌ begรฌtu lรฌar meremasnya,

aku balas meremas buah dadanya yang negรฌtu kenyal, meskรฌpun darรฌ luar alรฌ bรฌsa pastรฌรฌn bahwa evรฌ tรฌdak mengenakn bra, putรฌngnya langsung mencuat, aku pรฌlรฌn pelan putรฌngnya, tanganku yang satu meremas bongkahan pantatnya yang mulus, cumbuan kamรฌ semakรฌn panas bergelora.. tapรฌ tรฌba2

“sebentar mas!” evรฌ berlarรฌ ke depan ternyata รฌa menguncรฌ pรฌntu depan, aku cuma melongo dรฌpanggรฌl dengan mas yang menunjukan keakraban
“sรฌnรฌ mas!” รฌa memanggรฌlku masuk kekamarnya

aku segera berlarรฌ kecรฌl menuju kamarnya, evรฌ langsung melepas dasternya, dรฌa bugรฌl tanpa sehelaรฌ benangpun dรฌ depan mataku. sungguh keรฌndahan yang benar2 luar bรฌasa, aku terpana sejenak melรฌhat putรฌh mulusnya badan evรฌ. bulu kemaluannya yang lebat menghรฌtam kontras dengan kulรฌtnya yg bersรฌh. lekuk pรฌnggangnya sungguh รฌndah.

tapรฌ hanya sekejab saja aku terpana, aku langsung melepas kaos dan celana pendekku, senjataku yang darรฌ tadรฌ mengeras menunjuk keatas, tapรฌ ternyata aku kalah buas dengan evรฌ. dรฌa langsung berjongkok dรฌ depanku yang masรฌh berdรฌrรฌ dan melumat senjataku dengan rakusnya,

lรฌdahnya yang lembut terasa hangat menggelรฌtรฌk penรฌsku, mataku terpejam menรฌkmatรฌ cumbuannya, sungguh benar2 lรฌar, mungkรฌn karna evรฌ selama รฌnรฌ tรฌdak pernah melรฌhat senjata yang kaku dan keras. kadang รฌa mengocoknya dengan cepat,

alรฌran kenรฌkmatan menjalarรฌ seluruh tubuhku, aku segera menarรฌknya keatas, lalu mencรฌum bรฌbรฌrnya, nafasnya yang terasa wangรฌ memompa semangatku untuk terus melumat bรฌbรฌrnya, aku dorong tubuhnya yang aduhaรฌ ke ranjangnya, aku mulaรฌ mengeluarkan jurusku,

lรฌdahku kรฌnรฌ mejalarรฌ lehernya yang jenjang dan putรฌh, tanganku aktรฌf meremas2 buah dadanya lembut, putรฌngnya yang masรฌh kecรฌl dan agak memerah aku pรฌllรฌn2, kรฌnรฌ darรฌ mataku hanya berjarak sekรฌan cm ke bulu ketรฌaknya yang begรฌtu lebat, aku hรฌrup aromanya yang khas, sungguh wangรฌ. lรฌdahku mulaรฌ menjalar ke ketรฌak dan melรฌngkarรฌ buah dadanya yang benar2 kenyal,

dan saat lรฌdahku yang hangat melumat putรฌngnya evรฌ semakรฌn mendesah tak karuan, rambutku habรฌs dรฌjambaknya, kepalaku terus dรฌtekan ke buah dadanya. aku semakรฌn semangat, tรฌdak ada sejengkal tubuh evรฌ yang luput darรฌ sapuan lรฌdahku, bahkan pรฌnggul pantat dan pahanya juga, apalagรฌ saat lรฌdahku sampaรฌ dรฌ kemaluannya yang berbulu lebat,

setelah bersusah payah memรฌnggรฌrkan bulunya yang lebat, lรฌdahku sampaรฌ juga ke klรฌtorรฌsnya, kemaluannya sudah basah, aku lumat klรฌtnya dengan lembut, evรฌ semakรฌn hanyut, tangannya meremas sprey pertanda menahan nรฌkmat yang aku berรฌkan, lรฌdahku kรฌnรฌ masuk ke dalam lubang kemaluannya, aku semakรฌn asรฌk dengan aroma kewanรฌtaan evรฌ yang begรฌtu wangรฌ dan menambah bรฌrahรฌku,

tapรฌ sedang asรฌk2nya aku mencumbu vagรฌnanya, evรฌ tรฌba2 bangun dan langsung mendorongku terlentang, lalu dengan sekalรฌ sentakan pantatnya yang bulat dan mulus langsung berada dรฌatas perutku, tangannya langsung menuntun senjataku, lalu perlahan pantatnya turun, kepala kemaluanku mulaรฌ menyeruak masuk kedalam kemaluannya yang basah, namun meskรฌpun basah aku merasakan jepรฌtan kemaluannya sangat ketat. mungkรฌn karna selama รฌnรฌ hanya jarรฌ saja yang masuk kedalam vagรฌnanya,

centรฌ demรฌ centรฌ senjataku memasukรฌ vagรฌnanya berbarengan dengan pantat evรฌ yang turun, sampaรฌ akhรฌrnya aku merasakan seluruh batang senjataku tertanam dalam vagรฌnanya, sungguh pengalaman รฌndah, aku merasakan nรฌkmat yang luar bรฌasa dengan ketatnya vagรฌnanya meremas otot2 senjataku,

evรฌ terdรฌam sejenak menรฌkmatรฌ penuhnya senjataku dalam kemaluannya, tapรฌ tak lama, pantatnya yang bahenl dan mulus nulaรฌk bergoyang, kadang ke depan ke belakang, kadang keatas ke bawah, peluh sudah bercucuran dรฌ tubuh kamรฌ, tanganku tรฌdak tรฌnggal dรฌam memberรฌkan rangsangan pada dua buah dadanya yang besar, dan goyangan pรฌnggul evรฌ semakรฌn lama semakรฌn cepat dan tak beraturan,

senjataku sepertรฌ dรฌurut dengan lembut, aku mencoba menahan ejakulasรฌku sekuat mungkรฌn, dan tak lama berselang, aku merasakan denyutan2 vagรฌna evรฌ dรฌ batang senjataku semakรฌn menguat dan akhรฌrnya evรฌ berterรฌak keras melepas orgasmenya, gรฌgรฌnya menancap keras dรฌbahuku… evรฌ orgasme,

aku merasakan hangat dรฌ batang senjataku, akhรฌrnya tubuhnya yang sรฌntal terlungkup dรฌatas tubuhku, senjataku masรฌh terbenam dรฌdalam kemaluannya, aku bรฌarkan dรฌa sejenak menรฌkmatรฌ sรฌsa2 orgasmenya.. setelah beberapa menรฌt aku berbรฌsรฌk dรฌtelรฌnganya, “mba, langsung lanjut ya? aku tanggung nรฌh”

evรฌ tersenyum dan bangkรฌt darรฌ atas tubuhku, รฌa duduk dรฌpรฌnggรฌr ranjang, “makasรฌh ya mas, baru kalรฌ รฌnรฌ aku mengalamรฌ orgasme yang luar bรฌasa” รฌa kembalรฌ melumat bรฌbรฌrku.aku yang masรฌh terlentang menerรฌma cumbuan evรฌ yang semakรฌn lรฌar, benar2 lรฌar, seluruh tubuhku dรฌjรฌlatรฌn dengan rakusnya,

bahkan lรฌdahnya yang nakal menyedot dan menjรฌlat putรฌngku, sungguh nรฌkmat, alรฌran daraku sepertรฌ mengalรฌr dengan cepat, akhรฌrnya aku ambรฌl kendalรฌ, dengan gaya konvensรฌonal aku kemablรฌ memasukkan senjataku dalam kemaluannya, sudah agak mudah tapรฌ tetap masรฌh ketat menjepรฌt senjataku,

pantatku bergerak turun naรฌk, sambรฌl lรฌdahku mengรฌsap buah dadanya bergantรฌan, aku lรฌat wajah evรฌ yang cantรฌk dan seksi memerah pertanda bรฌrahรฌnya kembalรฌ naรฌk, aku atur tempo permaรฌnan, aku รฌngรฌn sebรฌsa mungkรฌn memberรฌkan kepuasan lebรฌh kepadanya, entah sudah berapa gaya yang aku lakukan,

dan entah sudah berapa kalรฌ evรฌ orgasme, aku tdk menghรฌtungnya, aku hanya รฌnget terakhรฌr aku pake gaya doggy yang benar2 luar bรฌasa, pantatnya yang besar memberรฌkan sensasรฌ tersendรฌrรฌ saat aku menggerakkan senjataku keluar masuk.

dan memang aku benar2 tak sanggup lagรฌ menahan spermaku saat doggy, aku pacu sekencang mungkรฌn, pantat evรฌ yang kenyal bergoyang seรฌrama dengan hentakanku, tapรฌ aku masรฌh รฌngat satu kesadaran “mbak dรฌluar atau dรฌdalam?” tanyaku parau terbawa nafsu sambรฌl terus memompa senjataku.. evรฌpun menjawab dengan serak akรฌbat nafsunya ” Dรฌdalam aja mas, aku lagรฌ gak subur”

dan tak perlu waktu lama, selang beberapa detรฌk setelah evรฌ menjawab aku hentakan keras senjataku dalam vagรฌnanya, seluruh tubuhku meregang kaku, alรฌran kenรฌkmatan menuju penรฌsku dan memeuntahkan laharnya dalam vagรฌna evรฌ, ada sekรฌtar sepuluh kedutan nรฌkmat aku tumpahkan kedalam vagรฌnanya,

sementara evรฌ aku lรฌhat menggรฌgรฌt sprey dรฌhadapannya, mungkรฌn รฌapun mengalamรฌ orgasme yg kesekรฌan kalรฌnya

Pelarian

Itubd.Com-Cerita Dewasa 2017
    
Kisahnya begini, saat aku sedang berkeliling untuk mencari sebuah informasi untuk sebuah tugas kantor, aku tak sengaja lewat di sekitaran bundaran HI, ternyata disana banyak orang berkampanye untuk sebuah partai, perkenalkan nama aku Monray panggilan “Ray” aku bekerja di sebuah perusahaan yang bagiannya untuk meliput sebuah berita / acara.
Saat aku sedang mengambil gambar di sekitaran budaran HI. Disitulah ada gadis yang memang cantik parasnya, pandanganku tertuju kepada gadis itu, saat itu dia sedang bergerombol dengan temannya yang berkampanye kepada sebuah partai, dia memberiku senyuman kepadaku.
Gadis itu dan temannya memakai sebuah kaos partai, yang mana bagian bawahannya dan lengannya dipotong sehingga menyerupai sedang memakai tank top, sedangkan bawahannya dipadu dengan celana panjang ekstra ketat yang berwarna putih.

“Mas, Mas wartawan ya?” katanya kepadaku.
“Iya”.
“Wawancarai kita dong”, Salah seorang temannya nyeletuk.
“Emang mau?”.
“Tentu dong. Tapi photo kita dulu…”

Mereka beraksi saat kuarahkan kameraku kepada mereka. Dengan lagak dan gaya masing-masing mereka berpose.

“Kenapa sudah ada di sini, sih? Bukankah ____ (nama partai) baru besok kampanyenya?”.
“Biarin Mas, daripada besok dikuasai partai lain?”.
“Memang akan terus di sini? Sampai pagi?”.
“Iya, demi ____ (nama partai), kami rela begadang semalaman.”
“Hebat.”
“Mas di sini aja, Mas. Nanti pasti ada lagi yang ingin manjat tugu selamat datang.” Kata gadis yang menarik perhatianku itu.

Aku pun duduk dekat mereka, berbincang tentang pemilu kali ini. Harapan-harapan mereka, tanggapan mereka, dan pendapat mereka. Mereka lumayan loyal terhadap partai mereka itu, walaupun tampak sedikit kecewa, karena pemimpin partai mereka itu kurang berani bicara. Padahal diproyeksikan untuk menjadi calon presiden. Aku maklum, karena tahu latar belakang pemimpin yang mereka maksudkan itu.

“Eh, nama kalian siapa?” Tanyaku, “Aku Ray.”
“Saya Diana.” Kata cewek manis itu, lalu teman-temannya yang lain pun menyebut nama. Kami terus bercakap-cakap, sambil minum teh botol yang dijual pedagang asongan.

Waktu terus berlalu. Beberapa kali aku meninggalkan mereka untuk mengejar sumber berita. Malam itu bundaran HI didatangi Kapolri yang meninjau dan ‘menyerah’ melihat massa yang telah bergerombol untuk pawai dan kampanye, karena jadwal resminya adalah pukul 06.00 – 18.00.

Saat aku kembali, gerombolan Diana masih ada di sana.

“Saya ke kantor dulu ya, memberikan kaset rekaman dan hasil photoku. Sampai ketemu.” Pamitku.
“Eh, Mas, Mas Ray! Kantornya “x” (nama koranku), khan. Boleh saya menumpang?” Diana berteriak kepadaku.

“Kemana?”
“Rumah. Rumah saya di dekat situ juga.”
“Boleh saja.” Kataku, “Tapi katanya mau tetap di sini? Begadang?”
“Nggak deh. Ngantuk. Boleh ya? Gak ada yang mau ngantarin nih.”

Aku pun mengangguk. Tapi dari tempatku berdiri, aku dapat melihat di dalam mini bus itu ada sepasang remaja berciuman. Benar-benar kampanye, nih? Sama saja kejadian waktu meliput demontrasi mahasiswa dulu. Waktu teriak, ikutan teriak. Yang pacaran, ya pacaran. (Ini cuma sekedar nyentil, lho. Bukan menghujat. Angkat topi buat gerakan mahasiswa kita! Peace!)

Diana menggandengku. Aku melambai pada rekan-rekannya.

“Diana! Pulang lho! Jangan malah selingkuh …” Teriak salah seorang temannya.

Diana cuma mengangkat tinjunya, tapi matanya kulihat mengedip. Lalu kami pun menuju mobilku. Dengan lincah Diana telah duduk di sampingku. Mulutnya berkicau terus, bertanya-tanya mengenai profesiku. Aku menjawabnya dengan senang hati.
Terkadang pun aku bertanya padanya. Dari situ aku tahu dia sekolah di sebuah SMA di daerah Bulungan, kelas 2. Tadi ikut-ikutan teman-temannya saja. Politik? Pusing ah mikirinnya. Usianya baru 18 tahun, tapi tidak mendaftar pemilu tahun ini. Kami terus bercakap-cakap. Dia telah semakin akrab denganku.

“Kamu sudah punya pacar, belum?” Tanyaku.
“Sudah.” Nadanya jadi lain, agak-agak sendu.
“Tidak ikut tadi?”
“Nggak.”
“Kenapa?”
“Lagi marahan aja.”
“Wah.., gawat nih.”
“Biarin aja.”
“Kenapa emangnya?”
“Dia ketangkap basah selingkuh dengan temanku, tapi tidak mengaku.”

“Perang, dong?”
“Aku marah! Eh dia lebih galak.”
“Dibalas lagi dong. Jangan didiemin aja.”
“Gimana caranya?” Tanyanya polos.
“Kamu selingkuh juga.” Jawabku asal-asalan.
“Bener?”
“Iya. Jangan mau dibohongin, cowok tu selalu begitu.”
“Lho, Mas sendiri cowok.”
“Makanya, aku tak percaya sama cowok. Sumpah, sampai sekarang aku tak pernah pacaran sama cowok. Hahaha.”

Dia ikut tertawa.

Aku mengambil rokok dari saku depan kemejaku, menyalakannya. Diana meminta satu rokokku. Anak ini badung juga. Sambil merokok, dia tampak lebih rileks, kakinya tanpa sadar telah nemplok di dashboardku. Aku merengut, hendak marah, tapi tak jadi, pahanya yang mulus terpampang di depanku, membuat gondokku hilang.

Setelah itu aku mulai tertarik mencuri-curi pandang. Diana tak sadar, dia memejamkan mata, menikmati asap rokok yang mengepul dan keluar melalui jendela yang terbuka. Gadis ini benar-benar cantik. Rambutnya panjang. Tubuhnya indah. Dari baju kaosnya yang pendek, dapat kulihat putih mulus perutnya. Dadanya mengembang sempurna, tegak berisi.

Tanpa sadar penisku bereaksi.

Aku menyalakan tape mobilku. Diana memandangku saat sebuah lagu romantis terdengar.

“Mas, setelah ini mau kemana?”
“Pulang. Kemana lagi?”
“Kita ke pantai saja yuk. Aku suntuk nih.” Katanya menghembuskan asap putih dari mulutnya.
“Ngapain”

“Lihat laut, ngedengerin ombak, ngapain aja deh. Aku males pulang jadinya. Selalu ingat Ipet, kalau aku sendirian.”

“Ipet?”
“Pacarku.”
“Oh. Tapi tadi katanya ngantuk?”
“Udah terbang bersama asap.” Katanya, tubuhnya doyong ke arahku, melingkarkan lengan ke bahuku, dadanya menempel di pangkal tangan kiriku. Hangat.

“Bolehlah.” Kataku, setelah berpikir kalau besok aku tidak harus pagi-pagi ke kantor. Jadi setelah mengantar materi yang kudapat kepada rekanku yang akan membuat beritanya, aku dan Diana menuju arah utara. Ancol! Mana lagi pantai di Jakarta ini.

Aku parkirkan mobil Kijangku di pinggir pantai Ancol. Di sana kami terdiam, mendengarkan ombak, begitu istilah Diana tadi. Sampai setengah jam kami hanya berdiam. Namun kami duduk telah semakin rapat, sehingga dapat kurasakan lembutnya tubuh yang ada di sampingku.

Tiba-tiba Diana mencium pipiku.

“Terima kasih, Mas Ray.”
“Untuk apa?”
“Karena telah mau menemani Diana.”

Aku hanya diam. Menatapnya. Dia pun menatapku. Perlahan menunduk. Kunikmati kecantikan wajahnya. Tanpa sadar aku raih wajahnya, dengan sangat perlahan-lahan kudekatkan wajahku ke wajahnya, aku cium bibirnya, lalu aku tarik lagi wajahku agak menjauh.

Aku rasakan hatiku tergetar, bibirku pun kurasakan bergetar, begitu juga dengan bibirnya. Aku tersenyum, dan ia pun tersenyum. Kami berciuman kembali. Saat hendak merebahkannya, setir mobil menghalang gerakan kami. Kami berdua pindah ke bangku tengah Kijangku.

Aku cium kening Diana terlebih dahulu, kemudian kedua matanya, hidungnya, kedua pipinya, lalu bibirnya. Diana terpejam dan kudengar nafasnya mulai agak terasa memburu, kami berdua terbenam dalam ciuman yang hangat membara. Tanganku memegang dadanya, meremasnya dari balik kaos tipis dan bhnya.

Sesaat kemudian kaos itu telah kubuka. Aku arahkan mulutku ke lehernya, ke pundaknya, lalu turun ke buah dadanya yang indah, besar, montok, kencang, dengan puting yang memerah. Tanganku membuka kaitan BH hitamnya. Aku mainkan lidahku di puting kedua buah dadanya yang mulai mengeras. Yang kiri lalu yang kanan.

“Mas Ray, kamu tau saja kelemahan saya, saya paling nggak tahan kalo dijilat susu saya…, aahh…”.

Aku pun sudah semakin asyik mencumbu dan menjilati puting buah dadanya, lalu ke perutnya, pusarnya, sambil tanganku membuka mini skirtnya. Terpampanglah jelas tubuh telanjang gadis itu. Celana dalamnya yang berwarna hitam, menerawangkan bulu-bulu halus yang ada di situ. Kuciumi daerah hitam itu.

Aku berhenti, lalu aku bertanya kepada Diana

“Diana kamu udah pernah dijilatin itunya?”
“Belum…, kenapa?”.
“Mau nyoba nggak?”.

Diana mengangguk perlahan.

Takut ia berubah pikiran, tanpa menunggu lebih lama lagi langsung aku buka celana dalamnya, dan mengarahkan mulutku ke kemaluan Diana yang bulunya lebat, kelentitnya yang memerah dan baunya yang khas. Aku keluarkan ujung lidahku yang lancip lalu kujilat dengan lembut klitorisnyana.

Beberapa detik kemudian kudengar desahan panjang dari Diana

“sstt… Aahh!!!”

Aku terus beroperasi di situ

“aahh…, Mas Ray…, gila nikmat bener…, Gila…, saya baru ngerasain nih nikmat yang kayak gini…, aahh…, saya nggak tahan nih…, udah deh…”

Lalu dengan tiba-tiba ia menarik kepalaku dan dengan tersenyum ia memandangku. Tanpa kuduga ia mendorongku untuk bersandar ke bangku, dengan sigapnya tangannya membuka sabuk yang kupakai, lalu membuka zipper jins hitamku. Tangannya menggapai kemaluanku yang sudah menegang dan membesar dari tadi. Lalu ia memasukkan batang kemaluanku yang besar dan melengkung kedalam mulutnya.
“aahh…” Lenguhku

Kurasakan kehangatan lidah dalam mulutnya. Namun karena dia mungkin belum biasa, giginya beberapa kali menyakiti penisku.

“Aduh Diana, jangan kena gigi dong…, Sakit. Nanti lecet…”

Kuperhatikan wajahnya, lidahnya sibuk menjilati kepala kemaluanku yang keras, ia jilati melingkar, ke kiri, ke kanan, lalu dengan perlahan ia tekan kepalanya ke arahku berusaha memasukkan kemaluanku semaksimal mungkin ke dalam mulutnya. Namun hanya seperempat dari panjang kemaluanku saja kulihat yang berhasil terbenam dalam mulutnya.

“Ohk!.., aduh Mas Ray, cuma bisa masuk seperempat…”
“Ya udah Diana, udah deh jangan dipaksaain, nanti kamu tersedak.”

Kutarik tubuhnya, dan kurebahkan ia di seat Kijangku. Lalu ia membuka pahanya agak lebar, terlihat samar-samar olehku kemaluannya sudah mulai lembab dan agak basah. Lalu kupegang batang kemaluanku, aku arahkan ke lubang kemaluannya. Aku rasakan kepala kemaluanku mulai masuk perlahan, kutekan lagi agak perlahan, kurasakan sulitnya kemaluanku menembus lubang kemaluannya.

Kudorong lagi perlahan, kuperhatikan wajah Diana dengan matanya yang tertutup rapat, ia menggigit bibirnya sendiri, kemudian berdesah.

“sstt…, aahh…, Mas Ray, pelan-pelan ya masukkinnya, udah kerasa agak perih nih…”

Dan dengan perlahan tapi pasti kudesak terus batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Diana, aku berupaya untuk dengan sangat hati-hati sekali memasukkan batang kemaluanku ke lubang vaginanyana. Aku sudah tidak sabar, pada suatu saat aku kelepasan,

aku dorong batang kemaluanku agak keras. Terdengar suara aneh. Aku lihat ke arah batang kemaluanku dan kemaluan Diana, tampak olehku batang kemaluanku baru setengah terbenam kedalam kemaluannya. Diana tersentak kaget.

“Aduh Mas Ray, suara apaan tuh?”
“Nggak apa-apa, sakit nggak?”
“Sedikit…”
“Tahan ya.., sebentar lagi masuk kok…”

Dan kurasakan lubang kemaluan Diana sudah mulai basah dan agak hangat. Ini menandakan bahwa lendir dalam kemaluan Diana sudah mulai keluar, dan siap untuk penetrasi. Akhirnya aku desakkan batang kemaluanku dengan cepat dan tiba-tiba agar Diana tidak sempat merasakan sakit,

dan ternyata usahaku berhasil, kulihat wajah Diana seperti orang yang sedang merasakan kenikmatan yang luar biasa, matanya setengah terpejam, dan sebentar-sebentar kulihat mulutnya terbuka dan mengeluarkan suara. “sshh…, sshh…”

Lidahnya terkadang keluar sedikit membasahi bibirnya yang sensual. Aku pun merasakan nikmat yang luar biasa. Kutekan lagi batang kemaluanku, kurasakan di ujung kemaluanku ada yang mengganjal, kuperhatikan batang kemaluanku, ternyata sudah masuk tiga perempat kedalam lubang kemaluan Diana.
Aku coba untuk menekan lebih jauh lagi, ternyata sudah mentok…, kesimpulannya, batang kemaluanku hanya dapat masuk tiga perempat lebih sedikit ke dalam lubang kemaluan Diana. Dan Diana pun merasakannya.

“Aduh Mas Ray, udah mentok, jangan dipaksain teken lagi, perut saya udah kerasa agak negg nih, tapi nikmat…., aduh…, barangmu gede banget sih Mas Ray…”

Aku mulai memundur-majukan pantatku, sebentar kuputar goyanganku ke kiri, lalu ke kanan, memutar, lalu kembali ke depan ke belakang, ke atas lalu ke bawah. Kurasakan betapa nikmat rasanya kemaluan Diana, ternyata lubang kemaluan Diana masih sempit, walaupun bukan lagi seorang perawan. Ini mungkin karena ukuran batang kemaluanku yang menurut Diana besar, panjang dan kekar.

Lama kelamaan goyanganku sudah mulai teratur, perlahan tapi pasti, dan Diana pun sudah dapat mengimbangi goyanganku, kami bergoyang seirama, berlawanan arah, bila kugoyang ke kiri, Diana goyang ke kanan, bila kutekan pantatku Diana pun menekan pantatnya.

Semua aku lakukan dengan sedikit hati-hati, karena aku sadar betapa besar batang kemaluanku untuk Diana, aku tidak mau membuatnya menderita kesakitan. Dan usahaku ini berjalan dengan mulus. Sesekali kurasakan jari jemari Diana merenggut rambutku, sesekali kurasakan tangannya mendekapku dengan erat.

Tubuh kami berkeringat dengan sedemikian rupa dalam ruangan mobil yang mulai panas, namun kami tidak peduli, kami sedang merasakan nikmat yang tiada tara pada saat itu. Aku terus menggoyang pantatku ke depan ke belakang, keatas kebawah dengan teratur sampai pada suatu saat.

“Aahh Mas Ray…, agak cepet lagi sedikit goyangnya…, saya kayaknya udah mau keluar nih…”

Diana mengangkat kakinya tinggi, melingkar di pinggangku, menekan pantatku dengan erat dan beberapa menit kemudian semakin erat…, semakin erat…, tangannya sebelah menjambak rambutku, sebelah lagi mencakar punggungku, mulutnya menggigit kecil telingaku sebelah kanan, lalu terdengar jeritan dan lenguhan panjang dari mulutnya memanggil namaku.

“Mas Ray…, aahh…, mmhhaahh…, Aahh…” Dia kelojotan. Kurasakan lubang kemaluannya hangat, menegang dan mengejut-ngejut menjepit batang kemaluanku.
“aahh…, gila…, Ini nikmat sekali…” Teriakku.

Baru kurasakan sekali ini lubang kemaluan bisa seperti ini. Tak lama kemudian aku tak tahan lagi, kugoyang pantatku lebih cepat lagi keatas kebawah dan, Tubuhku mengejang.

“Mas Ray…, cabut…, keluarin di luar…”

Dengan cepat kucabut batang kemaluanku lalu sedetik kemudian kurasakan kenikmatan luar biasa, aku menjerit tertahan

“aahh…, ahh…” Aku mengerang.
“Ngghh…, ngghh..”

Aku pegang batang kemaluanku sebelah tangan dan kemudian kurasakan muncratnya air maniku dengan kencang dan banyak sekali keluar dari batang kemaluanku. Chrootth…, chrootthh…, crot…, craatthh…, sebagian menyemprot wajah Diana, sebagian lagi ke payudaranya, ke dadanya, terakhir ke perut dan pusarnya.

“Mas Ray…, nikmat banget selingkuh dan main sama kamu, rasanya beda sama kalo saya gituan sama Ipet. Enakan selingkuh sama kamu. Kalau sama Ipet, saya tidak pernah orgasme, tapi baru sekali disetubuhi kamu, saya bisa sampai, barang kali karena barang kamu yang gede banget ya?” Katanya sambil membelai batangku yang masih tegang, namun tidak sekeras tadi.

“Saya nggak bakal lupa deh sama malam ini, saya akan inget terus malem ini, jadi kenangan manis saya”

Aku hanya tersenyum dengan lelah dan berkata “Iya Diana, saya juga, saya nggak bakal lupa sama selingkuh ini”.

Kami pun setelah itu menuju kostku, kembali memadu cinta selingkuh ini. Setelah pagi, baru aku mengantarnya pulang. Dan berjanji untuk selingkuh lagi lain waktu.

Kehangatan Terpendam

Itubd.Com-Cerita Mesum 2017

Perkenalkan namaku Joni, usiaku saat ini 26 tahun, tinggi 174cm, badan atletis dan kulit putih. Kata para tetangga aku adalah anak haram dari hasil hubungan gelap ibuku dan majikannya dahulu saat bekerja menjadi TKI di singapura.

Alhasil sejak kecil aku sudah terbiasa tertekan mental, selalu diejek anak haram oleh teman-teman dan tetangga. Maklum, ayahku (suami ibuku) meninggal saat aku masih dalam kandungan dan setiap aku bertanya pada ibu, jawaban yang keluar hanya air mata.

Aku tumbuh menjadi sosok yang bermental baja dan sejak SMA aku memanfaatkan wajah indoku untuk menggaet cewek dan morotin uangnya tetapi tidak pernah sekalipun aku melakukan hubungan badan karena takut anak yang terlahir akan bernasib sama sepertiku. Tetapi hal itu berubah, saat aku memasuki kelas 2 SMA dan pindah sekolah di kota Malang bersama pamanku.

Bisa dibilang kehidupanku berangsur membaik terutama soal penampilan dan uang, karena aku memang di beri ATM khusus oleh pamanku yang bekerja di perusahaan pertambangan terbesar di Papua tanpa sepengetahuan tante Rima atau orang lain. Maklum, pamanku adalah keluarga satu-satunya ibuku dan pamanku menganggap aku anaknya sendiri. Aku kebetulan satu sekolah tetapi berbeda ruangan dengan sepupuku, namanya Vina.

Karena jaim Vina bercerita kepada teman-temanya bahwa aku anak seorang pengusaha yang kaya. Aku hanya tertawa saja, dalam hati aku ingin mengubur semua masa silamku dan menikmati kehidupan yang baru. Sepulang sekolah, aku langsung menuju rumah sementara Vina akan mengerjakan tugas dirumah temannya.

Sesampainya dirumah, aku langsung menuju kamar dan berniat untuk tidur siang tetapi hal itu urung aku lakukan karena Tante Rima berteriak-teriak kolam renangnya kotor dan menyindir aku, karena hanya aku yang ada dirumah itu sementara pembantu semua kabur karena tidak betah.

Tante Rima sangat judes, bawel dan nada bicaranya keras sangat bertolak belakang dengan penampilanya yang alim, berjilbab dan cantik tentunya. Uang kiriman pamanku yang berlebih membuat hari-harinya hanya pergi ke salon dan fitnes center.

Buru-buru aku berganti baju, hanya mengenakan kaos singlet serta celana pendek boxer dan langsung menuju kolam renang. Aku buka pipa pembuangan dan mulai membersihkan kolam dengan hati yang agak jengkel. Mendadak aku disuguhi pemandangan yang sangat indah, Tante Rima sedang beraerobik dengan pakaian super ketat sehingga melukis lekuk tubuhnya yang bohay.

Tinggi 165an, BH 36 (setelah eksekusi) berat 46kg tetapi berpantat menantang, langsing tapi mempunyai bulatan yang besar dan kenyal. Mendadak kontol ku mengeras, terus berdenyut hingga menyembul keluar dari CD dan boxer. Panjang kontol ku 15 cm dengan diameter sekitar 4,5 cm, mungkin benar aku anak haram majikanku karena ukuran ini sangat tidak mungkin dimilki orang indonesia tanpa campur tangan mak erot dkk.

Aku terus berusaha menahan diri dengan berbalik badan dan membelakangi, tetapi bayangan tubuh Tante Rima sudah terlanjur merasuk dan menjadi nafsu. Mendadak ada suara langkah kaki mendekat, tetapi aku pura-pura tidak tahu dan terus menyikat lantai kolam.

‘Jon…buruan dikit, aku mau berenang! Kata Tante Rima
“iya Tan, ini sudah dipercepat kok! Sambil tetap membelakangi.
‘kamu tidak sopan ya, bicara membelakangi Tante! Tegasnya
“iii…iyaaa..Tan maaf, aku tidak bermaksud…. jawabku

Kulihat mata Tante Rima melotot tidak berkedip dan seakan tidak menghiraukan jawabanku, hingga akhirnya aku menyadari bahwa mata Tante Rima tertuju kearah kont*lku yang tercetak jelas panjang menjulang bahkan seperempatnya terlihat jelas di kaos tipisku yang sudah basah. Karena takut dimarahi, aku langsung bergegas mengambil selang dan membilas kolam kemudian mengisinya kembali.
Agen Casino – Buru-buru aku menuju kamar untuk mandi dan berganti pakaian yang kering, saat itu yang ada dalam otakku hanya takut ketahuan kalau aku sempat mengintipnya beraerobik dan menjadi terangsang. Tanpa terasa aku ketiduran dan bermimpi basah dengan Tante Rima!

‘tok…tok…tok…Jon…mana Vina kok belum pulang?? Teriak Tante Rima
“belajar kelompok Tan! Jawabku spontan sambil berlari membuka pintu
‘Hpnya gak aktif, coba telepon temannya! Katanya sambil menyodorkan HP
“iya… jawabku singkat

Entah disengaja atau tidak, walpaper di Hpnya adalah fotonya berpakaian senam dengan kulit mengkilat karena keringat, sangat sexy dan menggairahkan. Di telepon, Vina bilang akan merayakan ultahnya yang ke 17 dengan teman-temanya dan memintaku memberi tahu mamanya bahwa dia masih belajar dan menginap karena tugasnya akan dikumpulkan besok. Tante Rima mengangguk tanda mengizinkan padahal biasanya akan marah besar.

‘Jon…ayo keruang tamu, aku ingin bicara sesuatu! Ajaknya
“iya Tan, aku ganti baju dulu!! Jawabku
‘gak usah, ayo… ajaknya setengah memaksa sambil menarik tanganku.

Sesampainya di ruang tamu, Tante Rima tanpa basa-basi langsung menyalakan TV dan DVD porno koleksinya tanpa sungkan-sungkan. Katanya, dia ingin mendengar pendapatku tentang masalah yang di hadapinya. Yaitu, tentang niat edannya mencari pemuas nafsu karena pamanku pulangnya 6 bulan sekali. Aku diajak curhat dengan harapan aku mau memahami keadaanya dan merahasiakanya dari pamanku. Dengan gugup dan terpaksa, aku mempersilahkanya asal jangan sering-sering.

‘tapi, aku takut… jawabnya
“udah niat kok takut?! Jawabku berani karena Tante Rima tidak lagi seram buatku
‘bukan itu, aku takut tertular penyakit kelamin. Jawabnya
“susah juga, walau sakit pasti ngaku sehat! Jawabku
‘kalau kamu, sudah pernah apa belum?! Tanya Tante mengejutkan aku
“belum Tan, gak berani takut kalau hamil! Jawabku
‘tapi kamu pengen gak?? Tanya Tante memaksa

Aku hanya diam dan itu diartikan Tante sebagai jawaban ‘pengen’ sehingga dengan entengnya Tante Rima bilang ingin bekerja sama denganku. Aku ditawari menjadi pemuasnya dengan iming-iming bayaran perbulan, aman, sehat dan berjanji akan meminta suaminya untuk menguliahkan aku agar bisa merubah kehidupanku dan ibuku. Aku takut dan teringat pamanku, tetapi keseksian dan alasan meraih cita-cita membuatku harus berkata iya!

Begitu aku mengangguk, tangan Tante Rima langsung memelorotkan sarungku dan mengeluarkan kont*l jumboku dari CD. Seakan belum pernah melihat kont*l, Tante Rima melihat punyaku dengan tatapan penuh kemenangan, kagum dan takjub akan besarnya serta menelan ludahnya berulang kali.

‘barang impor memang beda! Pujinya
“ajari aku Tan… jawabku asal, sebenarnya kesel juga dibilang barang impor pasti konotasinya aku anak haram lagi gumamku dalam hati.
‘pasti sayang! Tolong panggil Rima saja ya biar mesra?! jawabnya
“selamat menikmati keperjakaanku! Bisikku lirih menggodanya

Rima tersenyum memanja dan mulai menjilati palkonku dengan lahapnya. Hisapan dan lidah basahnya berkecipak memenuhi ruang tamu beriring dengan desah Asia Carera di DVD. Aaaaaahhhh….sungguh nikmat rasanya, sebuah pengalaman pertama yang berharga. Sluuuuuuuurrrrppp….sluuuuuuuuuuurrrrrrrppp….lu dah dan lidahnya menyapu palkonku tanpa henti, sementara genggaman tangannya mulai mengocok pangkal kont*lku.

‘0oohhh…yeeeessssssssssss! Baby…kont*lmu besar sekali, pasti aku akan terkapar malam ini! Katanya disela-sela hisapanya
“bukanya itu yang Tante cari… jawabku
‘kok Tanteee… protesnya!
“sori…Say…emuuuuuuuuuuaaaaaaaaaachhhh! jawabku sambil mencium keningnya

Agen Casino – Aku si pemuas nafsu mulai terangsang dan larut dalam godaan nafsunya, tanganku bergerilya menyusup baju tidurnya dan langsung menarik tali BHnya dengan keras hingga putus. Toket Rima menggantung dan kenyal sekali, toket terbesar dan terseksi yang pernah aku nikmati.

Maklum biasanya toket pacarku SMA cukup imut dan putingnya susah di mainkan. Kepala Rima menggeleng tidak percaya, palkonku menthok di tenggorokanya tetapi menyisakan separuh di genggamanya. Aku hanya tersenyum bangga sambil memainkan toketnya.

Rima mendorong tubuhku hingga terlentang di Sofa mengisyaratkan untuk meniru adegan di DVD, posisi 69 yang sangat terkenal itu. Memek Rima terlihat gundul seperti baru saja dicukur, begitu tembem dengan lipatan-lipatan di bibir memeknya. aku pijit-pijit dan aku gelitikin dengan ujung lidahku,

aaaaaaaaahhhhhhhhh….ekspresi kegelian Rima tergambar jelas pada hisapanya yang kuat dan setengah menggigit. Sudah sangat becek dan licin rupanya Tanteku ini, gumamku dalam hati sambil membuka memeknya dengan dua jariku aku si pemuas nafsu memasukkan lidahku jauh kedalam batas jangkauanku.

Pantat Rima mengejang, kedua pahanya menghimpit wajahku dan kurasakan lendir asin kembali keluar dari memek indahnya. Begitu harum dan kencang, sangat terawat sekali memeknya…. uuuuuuuuuuuuhhhhhh….palkonku berulang kali menyentuh tenggorokanya, sangat hangat dan basah.

Nikmat sekali rasanya disepong dan ini adalah pengalaman pertamaku! Tak mau kalah, dengan jari telunjuk dan jari tengah aku mulai mengocok memeknya, sangat cepat dan sesekali menggelitiki dinding memeknya dengan tarian jariku.

‘aaaaaaaaaaaaaammmmmmmmmppuuuuun..Beib…aku gak kuattt!

Rengeknya dan lagi-lagi Rima mencapai orgasme

“enak kan say… kataku sambil mengoleskan lendir di jariku ke anusnya
‘masukin sekarang Beib…. katanya sambil duduk berjongkok membelakangiku.

Di geseknya palkon ke bibir memek beceknya, berulang kali hingga membuatku nyeri dan ngilu. Layaknya penthol korek yang digesekkan dan menyala, gesekan palkon di memeknya seakan serupa dan membakar gelora nafsuku.

Pelan-pelan Rima memposisikan palkon ke lubang memeknya dan perlahan mendudukinya.

BLES…BLEEEEEESSSSSSSSSSSS….BLESSSSSSSSSSSSSSSS SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS……

‘Aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh….sakit Beib…gak muat rasanya! Rengeknya
“ooohh….say…sakit… kataku meringis karena memeknya tidak mampu menampung panjang kont*lku dan pangkalnya menjadi bengkok karena di duduki pantatnya.

Agar sama-sama enak, aku si pemuas nafsu berinisiatif untuk mengarahkan tubuhnya ke posisi doggy style dengan bertumpu pada sandaran sofa. Aku menusuknya dengan sangat pelan, menikmati setiap mili dinding memeknya. membuat Rima menjerit melengking memecah keheningan malam.

‘ah…ah…ah…ah..ah..ah…ah…ah…ah…ah… aaaaaaaaaaaammmmpun Beib! Teriaknya
“bagaimana Say? Bisikku sambil memainkan lubang anusnya dengan jariku
‘hemmmmmmmmm…aku belum pernah merasakan yang senikmat ini.

Butuh tenaga extra untuk memompanya lebih cepat, karena memeknya memang press membungkus kont*lku. Aku mengambil 1 sachet madu dan coba-coba menuangkan dimemeknya dan melumuri kont*lku. Jauh lebih nikmat, lebih licin, agak lengket dan otomatis membuat dinding memeknya tertarik keluar masuk seiring drngsn goyangan kont*lku.

‘auh…ah…ah…ooooooooooooooooohhhh…. desah Rima
PLAK…PLAK…PLAK…PLAK….PLAAAAAAAAAAAKKKKKKKK K…. benturan pantatnya dan pahaku terdengar semakin jelas. Hemmmmmmmmmmmm…sangat nikmat dan dahsyat.

‘ayo Beib, buruan aku mau keluar! Desahnya
“uuuuuuuuuuuhhhhh…tunggu bentar say kita keluarin bersamaan” kataku lirih.

Dan benar saja, hanya dalam hitungan menit aku si pemuas nafsu dan Rima menyemprotkan lendir orgasme hampir bersamaan, begitu banyak dan kental sekali. Sengaja aku tidak mencabut kont*lku dan membiarkanya tetap terbenam dalam memeknya.

Aku peluk dari belakang sambil memainkan toketnya dan kemudian aku dudukkan Rima diatas pangkuanku dalam keadaan kont*l masih tetap menancap. Hingga 4 kali aku ber-ML ria, memanfaatkan rumah kosong dan memaksimalkan potensi kont*lku pada hobi baru ini. Diatas tangga, di dalam kamarnya dan di dalam kamarku.

Bahkan di pagi harinya sekitar jam 06:15 saat Rima memasak mie, aku sempatkan kembali menusuk memeknya dari belakang dengan masih berpakaian lengkap. Aku hanya membuka resleting serta menurunkan CDku saja dan langsung menyingkap dasternya kemudian memasukkanya dari sisi CD kuningnya.

Sejak saat itu, kami seperti pengantin baru yang sedang berhoney moon dengan memanfaatkan waktu-waktu dimana Vina sedang tertidur atau keluar rumah. Disisi lain, dompetku semakin tebal Tante Rima memberiku uang saku berlebih padahal tanpa sepengetahuanya Pamanku juga memberikan uang saku bahkan dengan ATM khusus. Semua tampak harmonis, bahkan Pamanku juga senang karena istri tercintanya tidak lagi bersikap kasar terhadapku.

Selama empat bulan, tiada hari tanpa ngentot dan ujung-ujungnya aku si pemuas nafsu menjadi ketagihan berat dengan apa yang namanya memek. Aku sangat tersiksa saat Pamanku pulang kerumah, walau hanya 12 hari tetapi itu sangat lama bagiku.

Lucunya, suatu hari dengan sms Rima menceritakan bahwa suaminya kaget karena memeknya longgar tidak sesempit dulu tapi dengan tanpa sesal dan dosa Rima beralibi bahwa untuk mengatasi gejolak nafsunya dia memakai dildo sambil membayangkan pamanku. Hehehehehee….ujung-ujungnya pamankulah yang merasa bersalah dan meminta maaf.

Kembali ke cerita, memasuki hari kedua diantara 12 hari itu aku sudah merasa tidak kuat. Hasratku tersendat tanpa tahu dimana tempat menyalurkan syahwat. Pada suatu malam, saat paman dan tanteku menginap di hotel untuk mencari suasana baru aku nekat mengetu kamar Vina.

Dengan melas dan sok care aku mengutarakan semua isi hatiku. Bahwa aku lagi BT ( Birahi Tinggi ) sudah 4 bulan menjomblo dan tidak dapat menyalurkan hasrat. Walau sempat terkejut dan risih, tetapi Vina memahami dan kasihan kepadaku. Hehehehee…walau sebenarnya aku hanya berakting.

Mendadak situasi menjadi terbalik, dengan bersikap care juga Vina bercerita bahwa sudah 2 minggu Dia dan pacarnya break karena pacarnya kedapatan selingkuh. Aku bersorak riang di dalam hati, memanfaatkan setiap peluang yang ada. Aku berakting sok simpatik, care, fear dan vulgar untuk memancing sejauh mana dia bercinta (sex).

Aku menceritakan, sudah biasa nge-sex dengan pacarku dulu dan sekarang lagi pengen. Aku kaget karena dia menganggap biasa dan tanpa ragu mengakui sudah tidak perawan. Akhirnya kami bersepakat untuk saling mengisi sementara waktu sebelum mendapatkan pacar yang baru. Tetapi dengan syarat, tidak lebih dari oral sex dan hanya saat berada di rumah. Its Magic!!!

Dari bawah bantal, Vina mengeluarkan sebuah diary dan ternyata itu tempat dia menyembunyikan DVD porno koleksinya. Akhirnya kami menonton aksi panas Maria Ozawa di kamar Vina sambil tidur-tiduran di kasur. adegan semakin panas, begitu juga dengan kami. Kont*lku seakan sudah membatu, mengeras menahan nafsu sementara Vina hanya diam memeluk bonekanya tetapi samar-samar mulai aku si pemuas nafsu dengar desah nafasnya tidak beraturan.

“Vin…tolong kocokin punyaku ya? Rengekku
‘tegang ya? Heheheheee… jawabnya cengengesan, padahal aku tahu dia juga lagi horny berat.
“please…. aku memohon
‘ingat ya, Cuma oral!! Jawabnya

Aku mengangguk dan langsung menyodorkan kont*lku tepat di depan wajahnya. Vina tercengang dengan ukuran kont*lku yang jumbo dan menelan ludah hingga 2 kali. Dengan agak ragu jari lentiknya meraih kont*lku dan mulai mengelunya pelan-pelan. Sungguh lembut sambutan tanganya, lambat tetapi syarat akan nikmat syahwat.

Aku merem melek dan mendesah keenakan untuk memancing nafsunya. Terus dan terus tetapi Vina tetap pada kocokanya saja. Aku ingin lebih dengan memaksanya mencium dan mengulum palkonku. Dengan agak terpaksa Vina menurut dan mulai mengurut kont*lku dengan mulut imutnya.

Sluuuuurrrrrrrrrppppp…sluuuuuuuuuuuuuurrrrrrrrpp ppp….suara becek mulai hadir diantara kami. aku belai wajah dan rambutnya, turun ke lehernya, punggungnya hingga akhirnya ke pantat sintalnya. Aku remas gemas pantatnya, sambil sesekali meraba memek yang tertindih badanya yang tengkurap.

Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh….aku mendesah ditelinganya, coba merangsangnya dari indera pendengarnya dan rupanya langsung berhasil. Kulumanya semakin cepat dan akal sehatnya seakan sudah luruh sehingga tanganku bebas meluncur ke sela-sela baju tidurnya.

Toketnya sudah sangat kenyal begitu juga dengan puting mungilnya,walau baru tumbuh tapi kurasakan putingnya cukup enak dimainkan. Kupijit dan aku pilin berulang-ulang membuat tubuh Vina mengejang hebat sampai-sampai palkonku digigitnya.

“aaaaaduuuuuuuuhhhhh…kok di gigit! Teriakku
‘sori…abis geli banget!! Jawabnya

Vina hendak beranjak dari tempat tidur dan dengan sigap aku si pemuas nafsu langsung menariknya hingga kembali jatuh di ranjang, langsung aja aku sergap dengan ciuman di leher dan remasan di kedua toketnya sambil meninndihnya.

Sementara kont*lku aku gesekkan ke selangkanganya yang otomatis merangsang memeknya. berkali-kali Vina memintaku untuk berhenti tetapi aku tidak memperdulikanya malah terus mencumbu penuh nafsu. Hanya dalam hitungan menit, Vina menyerah pasrah dengan membalas cumbuanku dengan penuh gairah.

Tangannya meraba dan meraih kont*lku kembali, mengelus serta mengocoknya dengan tempo yang cepat. Nafasnya memburu dan melenguh mengisyaratkan siap untuk cumbuan lebih lanjut. Ini saatnya, gumamku dalam hati dan langsung menarik celana tidurnya dengan cepat sehingga tidak ada kesempatan untuk melarangku.

Begitu melorot, mulutku langsung menyusuri paha mulusnya dengan ciuman, hisapan, jilatan bahkan dengan gigitan yang manja.

OOOOOOOOOOOOOOOOHHHHHH…. vina mendesah panjang sambil menjambak rambutku dan menekan kepalaku kepangkal pahanya. Aroma memek becek langsung semerbak di hidungku, aku cium dan aku raba-raba dengan jariku.

Desahanya semakin memanja, dengan mata merem-melek dia memohon agar aku terus merangsangnya. Jari telunjukku aku tusukkan ke memeknya, lendir hangat serta merta membuat laju jariku semakin dalam memasuki memeknya.

‘aaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh….enaaaaaaaaakkkk……. …..ooouuuuhhh…terussssss….uuuuuuhhhh…janga n berhenti ya…. rengeknya meracau
“iya…aku lepasin CD kamu ya?? Pintaku
‘taa….taaaaaaaaaaaapiii pakai jari aja ya?? Jawabnya
“iyaaaaa…. jawabku

Aku lepaskan CD beserta baju tidurnya kemudian aku melepaskan bajuku sendiri, sehingga aku dan Vina sudah sama-sama bugil. Aku harus mencuri kesempatan agar kont*lku bisa memasuki memeknya, pikirku. Aku kocok memeknya dengan jari telunjukku, maju-mundur dengan cepat, lebih cepat dan teruuuuussssssssss…… hampir setengah jam aku terus mengocoknya, entah berapa kali dia orgasme aku tidak peduli karena niatku memang membuatnya mabuk kepayang. Berkali-kali pantatnya bergetar-getar dengan kaki mengejang tapi aku tetap mengocoknya tanpa mau menurunkan tempo kocokanku.

Aku memintanya berposisi doggy style dengan alasan agar lebih nikmat, vina menurut saja dan menunggingkan pantatnya yang putih. Tampak belahan pantatnya mengkilat bekas aliran hangat lendir orgasme dan dua jariku kini aku masukkan, membuat memeknya kembali sesak sehingga rangsangan dari dinding memeknya terasa lebih nikmat.

Saat Vina mulai menikmati dan terbuai, aku si pemuas nafsu langsung menghentakkan kont*lku kedalam memeknya. sangat kuat hingga membuat tangannya tidak mampu menopang tubuhnya dan jatuh ke kasur sambil berteriak keras.

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAUUUUUUUUUUUUUWWWWWWW…. AAAAAAA AAAAAAAHHHHH… sakiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiitttt tttttttt… aduhhh… mmmmmmmmm… periiiiiiiiihhhhhh hhhhhh…. bajingan kamuuuuuuuuuuuuuu…….. uuuuuuuuuuuuuuuhhhhhhhhhh …. teriaknya

Aku terus menekan dan memaju-mundurkan kont*lku, sangat susah dan menyesak di memeknya. hingga kurasakan dinding memeknya berkedut-kedut menyesuaikan ukuran kont*lku. Aku tidak menghiraukan rengekan Vina, tetap fokus dan terus menekan maju dengan semangat 45. Aku membuka mulut saat aku mulai mendengar suara desahanya.

‘hemmmmmmmm…ooooooooooohhhhhhhhhhhh…aaaaaaaaaa aghhhh…gumamnya
“bagaimana enak kan? Godaku
‘kaaaaaaa….kaamuuuuu…bajingan…. tidak menepati janji! Jawabnya
“udah…jangan begitu…nikmati aja dulu, baru komentar!!! Jawabku asal

Hampir 2/3 kont*lku tertelan memeknya, masih sesak tetapi sudah sangat licin sehingga passs mantabbb buatku. Maju-mundur aku terus menggoyangkan pantatku keluar masuk memeknya, sementara jari-jariku merangsang pinggang dan punggungnya.

‘aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhh…. aaaaaaaaaaah hhh… desahnya
“hemmmmmmmmmm… memek kamu sangat nikmat Vin! Pujiku
‘emang… ooooooooohhhhh…burungmu aja yang kegedean! Jawabnya masih sewot

Mendadak Vina meminta bertukar posisi diatasku dan mulai mengambil alih pertempuran ini, pantatnya meliuk menari menggoyang kont*lku. Memutar ke kiri memutar ke kanan, goyangan Vina membuat palkonku ngilu dan berdenyut cepat. Sangat nikmat dan aku suka!! Kuakui, memeknya jauh lebih nikmat daripada memek ibunya, beruntung sekali aku dapat merasakanya.

“Vin…aku hampir keluaaarrrrrrr….aaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh… kataku
‘aaaaaaaaaaaaaahhhhhh….. desahnya sambil menyemprotkan lendir orgasme

Dengan cekatan Vina melepaskan kont*lku dari cengkeraman memeknya dan langsung mengamankan spermaku dengan mulutnya. ujung palkonku dihisapnya kuat-kuat sementara pangkal kont*lku dikocoknya dengan cepat.

AAAAAAAH…AH…AH…AH…AH…AH…AAAAAAAAAAUUUW W… rengekku

CROT…CROT….CROT…..CROOOOOOOOOOTTTTTTTTTTT… . spermaku menyemprot kuat kedalam mulutnya bahkan ada yang langsung keluar dari hidungnya. Sangat banyak dan sangat kental! Vina terus melumat, menghisap dan menjilat tanpa jijik, tidak ada lagi kata cacian yang ada tinggal lenguhan serta puja dan puji.

Setelah puas, aku kembali menuju kamarku tanpa memakai baju karena malam ini memang hanya ada aku si pemuas nafsu dan Vina. Karena lelah, aku langsung merebahkan badan dan tidur dengan harapan bisa nyenyak dan terbawa mimpi. Tapi ternyata Vina malah menyusul aku, sehingga kami tidur bersama dalam pelukan hangat tanpa baju yang menyekat alias bugil. Kami sangat pulas, hingga akhirnya kami bangun kesiangan dan membolos sekolah.

Hingga hari ke-12 aku masih tetap menderita, ada cemburu dihatiku saat pamanku bermesraan dengan Tante Rima, melihat tapi tidak bisa menyentuh karena mereka sangat lengket penuh rindu terutama pamanku. Walau ada Vina yang membantu memuaskan nafsuku tapi tetap saja aku gelisah.

Aku kembali ceria saat Pamanku balik ke Papua karena otomatis aku yang menjadi raja dirumahnya. Rima sebagai ratuku dan Vina sebagai selirnya. Setiap hari kami memacu hasrat, memadu rindu dan mengadu nafsu.siang malam Rima dan Vina menuruti kemauanku, untungnya keduanya tidak saling tahu.

Sebulan berselang, kami mendapat kabar Pamanku meninggal dunia akibat gagal ginjal. Aku si pemuas nafsu mendadak syok, karena sifat dan sikapku yang selama ini aku lakukan apalagi dalam wasiatnya aku tercatat menerima 25% hartanya, sementara yang lainya untuk Vina dan Rima. Tapi setan tidak mau aku berlarut-larut dalam sesal, dengan modal nafsu dan harta setan kembali mengambil alih hatiku.

Aku menjadi suaminya Rima saat di ranjang dan tetap meladeni nafsu Vina yang kian hari kian menjadi, sama seperti aku. Bahkan walau sudah mempunyai pacar Vina tetap saja meminta jatah kepadaku dengan alasan kont*lku lebih berasa mantapnya.

Baiknya Vina dan ibunya (Rima), mereka tidak pernah melarang aku dekat atau pacaran dengan siapapun yang penting jatah dirumah tetap aku penuhi. Kadang aku berfikir bahwa aku tidak lebih dari seorang gigolo untuk tanteku dan selingkuhan bagi sepupu perempuanku….

Sepeninggal Pamanku semua tampak baik-baik saja terutama baik buatku, seolah-olah kini aku yang menjadi kepala keluarga semuanya hampir sepengetahuanku. Maklum aku menjadi perantara diantara Rima dan Vina, diantara Ibu dan Anak karena aku memang akrab dengan keduanya bahkan intim, tetapi dengan posisi yang terpisah.

Aku sangat leluasa terutama yang berkaitan dengan uang, sehingga sedikit banyak membuat sikap dan sifatku berubah. Aku berpenampilan modis, sering dugem dan lupa darimana aku berasal karena saat itu aku memang ingin melupakan masalalu.

Mendadak aku menjadi idola cewek-cewek disekolah dan diluar sekolah. Tetapi entah mengapa, aku kurang greget saat berpacaran dengan sebaya mungkin karena ABG seumuranku begitu munafik soal sex. Padahal mau tetapi malu, ragu dan harus berfikir ulang beribu kali.

Ada satu guru yang menjadi favorit disekolahku, namanya Nancy guru bahasa inggris, tingginya sekitar 170an, badan padat berisi, kulit putih buanget, toket 35 dan yang spesial adalah dia sudah setahun menjanda karena suaminya meninggal dalam kecelakaan pesawat.

Jujur aku sangat bingung untuk melakukan pendekatan, kalau memakai cara halus jelas tidak mungkin karena otakku biasa aja, bahasa inggris pun pas-pasan! Gumamku dalam hati. Aku si pemuas nafsu terus berfikir, bahkan sempat curhat dengan Vina.

Anehnya Vina merespon positif dan memberikan aku sebuah ide jitu dan dia mau terlibat di dalamnya. Aku dan Vina berniat meminta les privat dirumahnya bu Nancy yang kebetulan masih ada dalam satu komplek perumahan dengan kami.

Berulang kali Dia menolak, tetapi bagaimanapun juga seorang guru sangat menghargai niat muridnya untuk belajar. Akhirnya Dia mau dengan satu syarat, tidak boleh mengatakan ini kepada siapapun karena Dia tidak mau ada banyak murid.

Satu, dua, tiga hingga satu minggu aku dan Vina les dirumahnya, tetapi belum juga menemukan jalan yang terdekat dan terbaik untuk mencuri hatinya. Vina pun sudah mulai bosan dan jenuh mengikuti lesnya karena pada dasarnya tidak ada niat les.

Entah mengapa lagi-lagi Vina mau membantuku, padahal jauh di dalam hati ada suka dan cemburu dihatinya walau sebenarnya kami seorang sepupu. Tanpa sepengetahuanku, Vina membuka sebuah situs yang berisi aneka obat dan alat bantu sex serta memesan sebuah obat perangsang.

“ini apa? Tanyaku
‘ntar sore coba aja, semoga sukses!! Jawabnya sambil berlalu

Sorepun tiba, seperti biasa aku datang kerumah Bu Nancy tetapi kali ini tidak bersama Vina yang entah kemana. Entah mengapa sore itu wajah Bu Nancy tampak berbeda, terlihat letih dan tanpa senyum. Dengan sok dewasa aku bertanya dan mencoba berbincang dengannya.

“kalau ibu sakit, Lesnya libur aja…silahkan istirahat!! Kataku
‘tidak apa-apa hanya gak mood aja! jawabnya datar
“pasti ada sesuatu, kalau mau Ibu bisa berbagi cerita denganku…anggap aja aku teman Ibu?! Kataku

‘mmmm….hehehehee….thank, but its OK kok!! Jawabnya sambil tersenyum
“tuh…ibu cantik banget kalau tersenyum, pasti akan lebih cantik kalau senyumnya tidak di paksakan!! Rayuku sambil bercanda
‘berarti benar, pantesan banyak cewek yang mengidolakan kamu!! Jawabnya
“benar apanya Bu? Biasa aja kali… jawabku
‘benar-benar Play Boy!! Hahahahahaaa…jawabnya tertawa
“kok playboy?? Aku kan jomblo Bu…tapi gak apalah asal ibu bisa tersenyum terus!! Jawabku
‘tuh kan, wajah oke…rayuan mantap…pasti semua cewek klepek-klepek!! Jawabnya
“tapi…kok ibu tidak klepek-klepek??? Tanyaku dengan nada tegas
‘hmmm…emang kamu berniat merayu Ibu? Aku kan Ibu-Ibu…janda lagi!! Jawabnya
“tapi aku memang berniat merayu Ibu! Jawabku

Mendadak Bu Nancy terdiam, matanya berkaca-kaca dan beberapa detik kemudian air matanya berlinang. Pelan-pelan Dia bercerita bahwa adik suaminya berniat melamarnya untuk menyambung kembali silaturahmi karena memang belum dikaruniai anak.

Tetapi setiap melihat wajahnya dan mendengar nama belakang keluarganya, dia selalu teringat suaminya. Sambil terus mendengarkan ceritanya, aku mengambil segelas air dan dengan tegang memasukkan tiga tetes obat perangsang kedalam gelas.

“ini Bu…silahkan diminum, biar lebih tenang!
‘thank… jawabnya singkat
“habiskan aja Bu…biar air matanya tidak kering!! Candaku

Segelas air telah habis tertelan, sambil menunggu reaksinya aku terus berbincang dan mendekatkan diri tepat berada disihnya. Belum apa-apa aku sudah dag-dig-dug tidak menentu, aku si pemuas nafsu sangat terangsang saat melihat belahan dadanya yang sepintas terlihat dari celah kancing bajunya.

Belum juga hilang gugupku, tiba-tiba kepalanya bersandar dipundakku. Aroma tubuhnya seakan merasuk ke jiwaku, begitu wangi dan menggugah birahi. Aku mencoba untuk membelai rambutnya, tetapi jarum jam belum menunjukkan 15 menit dimana obat itu akan efektif bekerja. Baru 7 menit dan tanganku ingin segera menyentuh halus kulitnya….

“kalau tidak cinta ya tolak saja, daripada terbebani! Kataku sambil mengelus pundaknya
‘iya…tapi aku tidak tega mengatakanya! Jawabnya
“tidak tega berarti kasihan, bukan cinta! Kataku tegas
‘iya…aku…aku…. katanya terbata
“kenapa Bu?? Tanyaku
‘aaaa…aku… jawabnya tidak jelas
“emuaaaach…pandanglah aku sebagai seorang pria, lupakanlah bahwa aku ini muridmu! Bisikku sambil mencium belakang telinganya

Kulirik kearah jam, 15 menit sudah terlewati dan inilah saatnya! Pikirku dalam hati dan dengan segenap percaya diri aku si pemuas nafsu mulai berani membelai, mengelus dan merayunya dengan sejuta gombalan dan pujian. Pelan-pelan Nancy semakin hanyut dalam manisnya rayuanku, tapi saat kucium bibirnya Nancy berusaha mengelak tetapi aku terus memaksa dan dengan sok PeDe aku berkata semauku.

“walau belum mengalami, tapi aku bisa merasakan bagaimana setahun tanpa belaian! Aku sayang kamu mbak… kataku lirih
‘sudah Jon, jangan teruskan ini! Jawabnya sambil melepaskan pelukanku dan berlari ke kamarnya dengan derai air mata.

Bagaimana obat perangsangnya, apa mungkin belum maksimal?? Tanyaku dalam hati sambil berjalan menuju kamarnya. Kulihat Nancy terisak sambil terbaring di tempat tidur dengan belahan rok yang menganga memamerkan paha mulusnya. Aku si pemuas nafsu menjadi semakin bernafsu dan tanpa sepengetahuanya aku melepaskan semua bajuku tanpa sisa hingga nampaklah kont*lku yang sudah menegang panjang dan keras.

Aku dekati Nancy dan langsung aku tindih pinggangnya dengan posisi duduk. Lagi-lagi Nancy berontak dan berhasil membalikkan badan. kembali aku harus memaksanya, terjadi tarik menarik diantara kami dan tentu akulah pemenangnya.

Secara tidak sengaja aku menarik kerah bajunya dan itu membuat semua kancing bajunya terlepas paksa hingga tampaklah dua bukit bulat miliknya terombang ambing mengikuti gerak badanya. BHnya seakan tak mampu menampung bulatan kenyal miliknya.

‘Jon…hentikan in! Teriaknya
“ayolah Mbak…nikmati saja!! Jawabku

Mendadak matanya tertuju pada kont*lku yang berada ditengah-tengah bulatan toketnya, aku si pemuas nafsu jepit dan aku tekan-tekan dengan kedua toketnya sambil meremas dan memilin putingnya. Praktis hanya kedua kakinya yang meronta, sedang tubuh atasnya tidak karena kedua tangannya aku tindih dengan lututku. Akhirnya Nancy menyerah juga, matanya menutup pasrah dengan nafas yang terengah. Melihat sebagai sebuah peluang, aku langsung memasukkan palkon kedalam mulutnya disaat menganga mengambil nafas.

Hhuuuuggghhhh….mmmmmmmmmmm…heemmmmmmmmmm….

Nancy hanya bisa bergumam karena mulutnya penuh sesak oleh kont*lku. Pelan-pelan aku mulai menggoyangkan kont*lku maju mundur. Semakin hangat, semakin lahap dan kurasakan mulai ada respon dari lidahnya yang menjilat palkon.

Aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh…aku melenguh menikmati bibir sensualnya melumat kont*lku.

Kedua tanganku semakin inten memainkan kedua toketnya dengan cubitan dan elusan yang lembut dan sesekali kasar. Kulihat wajahnya nampak merah merona, begitu menggairahkan dengan butir-butir peluh yang mulai jatuh.

AC dalam kamarnya tidak mampu memadamkan kobaran nafsu kami. Aku si pemuas nafsu tari kont*lku dari mulutnya dan menggesernya kebawah melewati tengah toketnya, perutnya dan sampai ditengah-tengah kedua pahanya sementara mulutku menjelajah bibir, leher dan bagian atas lainya. Posisi push-up membuat tubuhku sejajar diatas tubuhnya sehingga dari ujung kaki hingga ubun-ubun dipenuhi kehangatan dan kenikmatan.

Naik turun aku si pemuas nafsu gesekkan kont*lku diantara kedua pahanya, menggesek CDnya dan merasakan sentuhan kecil namun bertubi dari ujung jembutnya yang menerobos pori-pori CDnya. Bulu halus disekujur tubuh putihnya melukiskan betapa besar nafsunya dan itu terlihat dari beceknya CD yang menutupi memeknya.

Tanpa berlama-lama aku rentangkan kedua kakinya hingga membentuk huruf ‘M’ dan menyelipkan palkon ke sisi CDnya. Aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh….gumamnya Nancy, aku dorong pelan-pelan, terus menusuk masuk dengan maju-mundur, maju-mundur teraatur. Begitu sudah masuk separuh, dengan sekuat tenaga aku menghentakkan kont*lku masuk lebih dalam, lebih dalam terus dan terus hingga menthok di memeknya.
‘aaaaaaaaaaaaaaaaaauuuwww….perih…Jon…Fuck… oooohhhhFuck…. rintihnya
“uuuuhhhh…tahan sedikit Mbak!! Kataku sambil terus menggoyangkan pantatku semakin cepat.

Toket Nancy yang kenyal terpental kesana kemari, matanya ternuka dan kedua tanganya memegang kedua lututnya. Sungguh pemandangan yang indah, biasanya hanya ada diotakku kini ada di bawahku sedaang menikmati kont*l jumboku!

‘AAAAAAAAAAAAHHHH…AH…AH…AH…AH…AH…AH… AH…AH…AH…. penismu enak banget Jon… aaaaaaaauuuuuwww…jangan cepat-cepat, dadaku ( toket ) hampir copot nih! Rengeknya
“mmmm…hari ini akulah suamimu!! Kataku sambil menghisap putingnya.
‘kamu hebat Jon…penismu enak…ooohhhh…I LIKE it. Jawabnya

Dengan posisi kont*l yang masih tertelan memeknya, aku si pemuas nafsu menariknya agar bangun dan berganti aku yang terlentang. Nancy yang telah berpindah diatasku seakan ingin mengekspresikan kerinduan dan hangatnya cinta.

Goyangan liarnya membuat palkonku terasa ngilu. Maju-mundur, kiri-kanan dan memutar menjadi andalanya.